MENYUSUN PUZZEL
Disusun Oleh:
Eka Fitri Cahyani
Khonaah Toyyibah
Shinta Ardiana P
Pokok bahasan
Sub pokok bahasan
Waktu
: 20 menit
Hari/tanggal
Tempat
Sasaran
Pelaksana
: PSIK UB Kelompok 2
A.
tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut
merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor
yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan
terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan
anak akan depat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi
melalui kesenangannya melakukan permainan (Whaley, 2008).
Oleh karena itu, dalam melakukan permainan, anak lebih bebas, spontan, dan
menunjukkan otonomi baik dalam memilih mainan maupun dalam aktivitas bermainnya. Anak
mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Oleh karena itu seringkali mainannya dibongkarpasang, bahkan dirusaknya. Untuk itu harus diperhatikan keamanan dan keselamatan anak
dengan cara tidak memberikan alat permainan yang tajam dan menimbulkan perlukaan
(Kalpan, 2009).
Anak usia preschool yang dirawat di Ruang 7b sebanyak 45%. Anak tersebut terlihat
jenuh dan bosan. An. Z rewel apabila bertemu dengan orang baru dan petugas kesehatan.
Selama dirumah sakit anak belum pernah dilakukan terapi bermain. Dapat disimpulkan bahwa
anak mengalami kecemasan akibat hospitalisasi.
B.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 20 menit agar dapat mencapai
tugas perkembangan secara optimal sesuai tahap perkembangan walaupun dalam
kondisi sakit.
2.
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selam 20 menit anak mampu:
a.
b.
c.
C.
1.
Metode
a.
Bermain bersama
b.
2.
Media
a.
Puzzel
b.
Buku dongeng
c.
Hadiah
D.
Kegiatan
1.
Pengorganisasian
Pemimpin bermain
: Khonaah Toyyibah
Pemimpin bermain bertugas untuk memimpin jalannya acara terapi bermain dari
awal hingga berakhirnya terapi. Pemimpin bermain juga harus membuat suasana
bermain agar lebih tenang dan kondusif.
Fasilitator
: Ni Made Ardaningsih
Observer
2.
O
bs
er
ve
r
TIM A
Pemimpin
Fas
ilit
ato
r
TIM B
O
bs
er
ve
r
3.
Kegiatan bermain
No
1
Uraian
Pembukaan
(5 menit)
Kegiatan
bermain (15
menit)
Evaluasi (15
menit)
Kegiatan perawat
a. Salam pembukaan
b. Perkenalan
c.
Mengkomunikasikan
tujuan
d. Menjelaskan aturan
permainan
a. Bermain perkenalan
b. Meminta respon dan
tanggapan anak.
c. Memberikan
reinfocement positif jika
anak bisa mengikuti
permainan
a. Mengakhiri permainan
b. Melakukan evaluasi
E.
Evaluasi
1.
Kegiatan klien
a.
Memperhatikan dan
merespon
b.
memperhatikan
c.
Memperhatikan
d.
Memperhatikan
a.
Menanggapi
b.
Menanggapi dan merespon
c.
Mendengarkan dan
merespon
a.
b.
Memperhatika
Menanggapi
3.
Pembimbing Akademik
Pembimbing Lapangan
Lampiran materi:
TERAPI BERMAIN MENYUSUN PUZZEL DENGAN
KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK
A.
Pengertian Perkembangan
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1998).
Menurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah anakanak yang berusia berkisar 3-6 tahun. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan
untuk mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu.
a.
b.
c.
d.
e.
Aspek fisik
Aspek motorik
Aspek bahasa
Aspek kognitif
Aspek sosialisasi
Bermain dengan cara menyusun puzzel pada dasarnya tidak hanya membantu
mengembangkan kemampuan motorik anak saja tetapi juga berperan penting dalam proses
pengembangan kognitif klien dan emosional klien, serta membantu klien untuk
menggunakan kemampuan bahasanya dengan bertanya sehingga klien akan terbiasa
dengan proses sosialisasi dengan orang, lingkungan dan kondisi disekitarnya.
Ketika anak sudah mampu bermain menyusun puzzel secara lancar maka dia sudah
siap untuk meningkatkan kemampuannya ke tingkat yang lebih lanjut seperti bersosialisasi
dengan orang lain seperti mengenalkan diri
B.
baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukan validitas
yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan DDST secara efektif 85100% bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambangan perkembangan
(Soetjiningsih, 2008).
Frankenburg dkk (2009) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang
dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu: Personal Sosial (kepribadian/
tingkah laku sosial) yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya; Gerakan Motorik Halus yaitu
aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubh tertentu saja dan dilakukan
otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Misalnya kemampuan untuk
menggambar,
memegang
sesuatu
benda;
Bahasa
adalah
kemampuan
untuk
merangkai
berkembangnya
ataupun
keterampilan
memposisikan
berikutnya.
benda,
Diwaspadai
dapat
kemungkinan
menghambat
mengalami
keterlambatan.
Factor penyebabnya yaitu:
1.
2.
3.
E.
tumbuh kembang anak yaitu faktor genetik (instrinsik) dan faktor lingkungan (ekstrinsik).
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh
kembang anak. Faktor ini adalah bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, suku
bangsa / bahasa, gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh
faktor ini, sedangkan di negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain di
akibatkan oleh faktor genetik juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh
kembang anak yang optimal.
F.
Separation ansiety
Tergantung pada orang tua
Stress bila berpisah dengan orang yang berarti
Tahap putus asa : berhenti menangis, kurang aktif, tidak mau makan, main, menarik
e.
G.
1.
Terapi bermain menyusun balok dapat merangsang keterampilan proses berfikir dan
2.
motorik anak.
Meningkatkan hubungan antara klien (anak dan keluarga) dan perawat
3.
Perawatan di rumah sakit akan membatasi kemampuan anak untuk mandiri. Aktivitas
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Immanuel, R. (2006). Permainan Edukatif dalam Perkembangan Logic-Smart Anak. Terdapat
pada:
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01fd/325abfcd.dir/doc.pdf.
Diakses pada 25 Desember 2013.
Kaplan H.I, Sadock. B.J Grebb J.A. 2009. Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku,
Psikiatri. Klinis, Alih Bahasa : Kusuma W,edisi Wiguna .
Veltman M,W Browne K.D. 2008. An Evaluation of Favorite Kind of Day Drawing from
Psychially Maltreated Children. Child Abuse and Neglect.
Whaley L.F, Wong D.L. 2008. Nursing Care of infants and children in-ed. St Louis : Mosby year
book