aorta
desendens.
(karena
a.
b.
c.
b.
a.
c.
d.
e.
a.
dikalkukasi
melalui
pengawasan
secara
simultan
dari
anaurisme aorta)
Aneurisma aorta atau abdominal
Penyakit kalsifi kasi aorta-iliaka yang berat atau penyakit vaskular perifer
Pasien dengan penyakit terminal
Gangguan pembekuan darah yang berat
Penyakit sistemik nonkardiak berat
Trauma berat
Pasien-pasien dengan perintah jangan diresusitasi
SAM mitral dengan obstruksi jalur aliran keluar dinamik
The ACC/AHA guidelines for revascularization in shock, which recommend surgery for extensive
disease. Staged multivessel PCI may be performed if surgery is not an option, and a single-stage
procedure may be considered if the patient remains in shock after PCI of the infarct-related artery
and if the other vessel has a lesion that is flow limiting at rest and supplies a large risk region.
4. Insersi IABP
Pada perkembangan IABP awal, insersi adalah dengan akses bedah
pada pembuluh darah femoral. Pada akhir tahun 1970, perbaikan pada desain
IABP memungkinkan perkambangan teknik insersi perkutan. Saat ini teknik ini
paling sering digunakan, insersi IABP perkutan dilakukan dengan cepat dengan
kit yang tersedia secara komersial. Ateria femoralis dengan pulsa yang lebih
tinggi terlihat dengan palpasi yang hati-hati. Panjang balon untuk diinsersikan
diperkirakan dengan meletakkan ujung balon pada dada pasien pada sudut Louis
dan secara tepat menandai titik distal yang sesuai dengan arteria femoralis.
Perhatian harus diberikan saat melepas balon dari bungkus untuk mengikuti
prosedur pabrik dengan tepat sehingga tidak menyebabkan perforasi balon
sebelum insersi. Balon yang tersedia terbungkus dan membutuhkan hanya
dengan tepat dikempiskan sebalum pelepasan dari bungkus. Arteria femoralis
dimasuki dengan jarum yang disediakan, guidewire J-tippes dimasukkan
setingkat arkus aorta, dan jarum dicabut. Lokasi penusukan arteri diperbesar
dengan penempatan berturut-turut dilator 8Fr dan kemudian dilator 10.5-atau 12Fr dan kombinasi sarung. Pada balon ukuran dewasa (30 sampai 50 mL), hanya
dilator yang perlu dilepas, meninggalkan sarung dan guidewire dalam arteri.
Balon disusupkan di atas guidewire ke dalam aorta sentral dan ke dalam posisi
yang benar yang diperkirakan sebelumnya pada segmen proksimal aorta
descenden. Sarung secara halus ditarik kembali untuk dihubungkan dengan
manset tahan-bocor pada pusat balon, idealnya sehingga seluruh sarung keluar
dari lumen arteri untuk meminimalkan risiko untuk komplikasi sistemik pada
ekstremitas distal.
Kesalahan
penentuan
waktu
mengakibatkan
perbedaan
diastolik
kurang
op!
mal
dan
mengurangi
periode
diastolik
(diastolic
augmentation).
Deflasi
dini
jantung dari 1:2, 1:3, 1:4 dan 1:8. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika
melakukan penyapihan dari IABP :
a. Monitor ketat hemodinamik pasien sewaktu dilakukan penyapihan yang
meliputi :
-
EKG
Laju nadi
Tekanan darah
Produksi urine
Kesadaran pasien
Ventricular ectopic beats kurang dari 6 kali per menit dan unifokal
6. Komplikasi
Beberapa komplikasi telah dihubungkan dengan penggunaan IABP.
Komplikasi yang paling sering terlihat adalah lesi vaskuler, malfungsi balon, dan
infeksi. Tatalaksana untuk masalah respektif tersebut adalah terus-terang. Flap,
diseksi, perforasi, kejadian emboli, dan pseudoaneurisma seharusnya ditangani
secara langsung dengan intervensi dan perbaikan operatif. Steal syndrome atau
iskemia, jika tidak berat, dapat ditangani dengan harapan, namun jika terdapat
compromise ekstremitas yang berat, balon sebaiknya dipindahkan ke tempat
lainya. Cara alternatif dari terapi adalah graft crossover femoral-ke-femoral yang
ditempatkan secara bedah untuk membantu meringankan ekstremitas yang
terkena.
Masalah-masalah terkait dengan balon adalah pengaturan secara
langsung dengan pencabutan atau penggantian atau, jika diperlukan, resposisi.
Embolisasi udara, meskipun jarang, telah dengan sukses diterapi dengan
oksigen hiperbarik.
Vaskuler
Lesi
arteri
diseksi)
Perforasi aortik
Diseksi aorta
Trombosis arteri femoralis
Trombositopenia
Infeksi
Klaudikasio
benar
Embolisasi udara
Embolisasi perifer
(postpencabutan)
Perdarahan
Paraplegia
Jebakan (entrapment)
Iskemia visceral
interna
Perburukan obstruksi jalur
Daftar Pustaka
Ammons MA, Moore EE, Moore FA. Intraaor! c balloon pump for combined
myocardial contusion and thoracic aortic rupture. J Trauma. 1993;30:1606 .
Anwar A, Mooney MR, Sterzer SH. Intra-aortic balloon counterpulsation support
for elective coronary angioplasty in the seing of poor left ventricular
function: A two center experience. J.Invas.Cardiol. 1990;4:175.
Bolooki H. Emergency cardiac procedures in patients in cardiogenic shock due to
complica! ons of coronary artery disease. Circulation. 1989;79:1-13
Caplan L.R.200.Caplans Stroke : A Cliniacl Approach 3rd ed Boston :
Butterworth-Heinemann ; 2000
Christenson JT. Intra aortic balloon counterpulsation in coronary artery disease:
indica! ons, complications and current prac! ce. Kuwait Medical Journal.
2002;34:183-94.
Darovic GO. Intraaor! c balloon pumping counter pulsation. Handbook of
Hemodinamik Monitoring. 2004;14:194-208.
Khir AW, Price S, Henein MY, Parker KH, Pepper JR. Intra-aorti c balloon
pumping: effects on left ventricular diastolic function. Eur J Cardiothorac
Surg. 2003;24:277-82.
Mueller DK, Stout M, Blakeman BM. Morbidity and mortality of intra-aor! c balloon
pumps placed through the aortic arch. Chest. 1998;114:85-8.
Rian EW, Foster E. Augmenta! on of coronary blood flow with intra-aortic balloon
pump counter-pulsation. Circulation. 2000;102:364-5.
Tatar H, Cicek S, Demirkilic U, Ozal E, Aslan M, Ozturk OY. Vascular complica!
ons of intraaortic balloon pumping: unsheathed versus sheathed insertion.
The Annals of Thoracic Surgery. 1993;55:1518-21.
Weil KM. On guard for intra-aor! c balloon pump problems. Juli Nursing.
2007;37:1-2.