1. Definisi
Intra-aortik Baloon Pump (IABP) merupakan suatu alat yang didesain untuk
menambah perfusi miokard dengan meningkatkan aliran darah koroner selama
diastolik dan unloading ventrikel kiri selama sistolik. Ini dilakukan dengan
pemindahan massa dari volume darah (biasanya 30 sampai 50 mL) dengan
mengembangkan dan mengempiskan balon yang diposisikan pada segmen proksimal
dari aorta descenden.
Teknik pemasangan IABP dilakukan dengan insersi balon yang diisi gas
helium dengan ukuran 8-9.5 Fr melalui arteri femoralis ke dalam aorta desendens. Gas
yang digunakan untuk tujuan ini adalah karbon dioksida (karena solubilitasnya dalam
darah yang besar) atau helium (karena inertial properties dan koefisien difusi yang
cepat). Alat tersebut dimasukkan melalui jalur pembuluh darah untuk mengurangi
komplikasi pada pembuluh darah dan perdarahan. Balon dideflasi secara sinkronisasi
sewaktu awal sistolik sehingga menurunkan after load ventrikel kiri sedangkan fraksi
ejeksi ventrikel kiri dan stroke volume ditingkatkan sehingga mengurangi konsumsi
oksigen miokard. Inflasi balon terjadi sewaktu awal diastolik yang meningkatkan
aliran darah koroner dan perfusi perifer
IABP biasanya dimulai dengan rasio augmentasi 1:1. Setelah efek terapi dari
IABP tercapai kemudian dilakukan penyapihan rasio augmentasi secara bertahap
mulai dari 1:2 sampai 1:3 setelah lebih dari 6-12 jam. Hasil dari penggunaan IABP
yang efektif seringkali cukup dramatik. Perbaikan pada cardiac output, fraksi ejeksi,
aliran darah koroner, dan MAP sering terlihat, sebaliknya penurunan pada tekanan
sistolik aorta dan ventrikuler, tekanan end-diastolik ventrikuler kiri, tekanan desakan
kapiler pulmonal, LAP, HR, frekuensi kontraksi ventrikuler prematur, dan supresi
aritmia atrial.
2. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
Pada mulanya IABP diindikasikan pada kasus syok kardiogenik atau gagal
ventrikel, termasuk stabilisasi pasien jantung preoperatif atau pasien jantung yang
mengalami pembedahan nonjantung. Saat ini indikasi penggunaan IABP lebih luas, di
antaranya:
a. Indikasi medik :
- Sindrom pre-syok
- Unstable (refractory) angina
- Intractable ventricular dysrhythmias
- Sindrom syok septik
- Kontusio kardiak
- Komplikasi mekanik pasca MI
- Stenosis katup mitral, Insufi siensi katup mitral, defek septal ventrikuler,
ruptur muskulus papilaris, penunjang untuk : Angiografi koronerAngioplasti;
koronerTerapi trombolitik; Prosedur intervensi dengan risikotinggi
b. Indikasi bedah :
- Disfungsi miokard pascaoperasi
- Penyapihan (weaning) CPD
- Dukungan jantung sewaktu koreksi defek anatomis
- Mempertahankan patensi draft pascaoperasi CABG
- Pulsatile flow selama CPB
Sedangkan kontraindikasi absolut pemasangan IABP reltif sedikit, diantaranya:
a. Insufiensi aorta yang berat (severe aortic insuffi ciency) (Diseksi aorta dan
anaurisme aorta)
b. Aneurisma aorta atau abdominal
c. Penyakit kalsifi kasi aorta-iliaka yang berat atau penyakit vaskular perifer
d. Pasien dengan penyakit terminal
e. Gangguan pembekuan darah yang berat
f. Penyakit sistemik nonkardiak berat
g. Trauma berat
h. Pasien-pasien dengan perintah jangan diresusitasi
i. SAM mitral dengan obstruksi jalur aliran keluar dinamik
3. INSERSI IABP
Insersi adalah dengan akses bedah pada pembuluh darah femoral. Pada akhir
tahun 1970, perbaikan pada desain IABP memungkinkan perkambangan teknik
insersi perkutan. Saat ini teknik ini paling sering digunakan, insersi IABP perkutan
dilakukan dengan cepat dengan kit yang tersedia secara komersial. Panjang balon
untuk diinsersikan diperkirakan dengan meletakkan ujung balon pada dada pasien
pada sudut Louis dan secara tepat menandai titik distal yang sesuai dengan arteria
femoralis. Arteria femoralis dimasuki dengan jarum yang disediakan, guidewire J-
tippes dimasukkan setingkat arkus aorta, dan jarum dicabut. Lokasi penusukan arteri
diperbesar dengan penempatan berturut-turut dilator 8Fr dan kemudian dilator 10.5-
atau 12-Fr dan kombinasi sarung. Pada balon ukuran dewasa (30 sampai 50 mL),
hanya dilator yang perlu dilepas, meninggalkan sarung dan guidewire dalam arteri.
Balon disusupkan di atas guidewire ke dalam aorta sentral dan ke dalam posisi yang
benar yang diperkirakan sebelumnya pada segmen proksimal aorta descenden.
4. MEGONTROL IABP
a. Triggering
Untuk mendapatkan efek optimal dari counter pulsation, inflasi dan deflasi
memerlukan waktu yang tepat sesuai dengan siklus jantung pasien. Hal itu dapat
dicapai dengan menggunakan EKG pasien, gelombang arteri, atau ritme pompa
intrinsik. Metode paling umum yang digunakan untuk triggering IABP adalah dari
gelombang R pada EKG pasien. Inflasi balon diatur secara otomatis, mulai pada
pertengahan dari gelombang T dan deflasi sewaktu akhir dari komplekd QRS.
Takiaritmia, fungsi pacemaker jantung, dan gambaran EKG yang kurang baik
dapat menyebabkan gangguan sinkronisasi pada gambaran EKG yang digunakan
Dapus
Davidson, J. JOURNAL OF THE NATIONAL MEDICAL ASSOCIATION,VOL.90,NO.3
Sedana, I ketut Y. 2016. Laporan Pendahuluan Intra Aortic Ballon Pump. Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya. Malang
Weil KM. On guard for intra-aortic balloon pump problems. Juli Nursing. 2007;37:1-2.