Disusun Oleh :
Umi Sufaeroh
130101082
TBK B
KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN RI
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
POLITEKNIK ATK
YOGYAKARTA
2015
PRESIPITASI KASEIN
A. Tujuan
Maksud dan tujuan dari praktikum pemanfaatan enzym ini adalah :
1. Mengetahui aktivitas atau kekuatan enzym
2. Mengetahui dan menguji aktivitas enzym pada bating agent
B. Dasar Teori
Pankreas merupakan suatu organ yang menghasilkan tiga jenis enzim
yaitu protease, lipase dan karohidratase. Protease berupa enzim tripsin dan
khemitripsin yaang berfungsi menghidrolisi protein. Tripsin yang tidak aktif
berupa
tripsinogen.
Lipase
berupa
lipase
pankreas
yang
berfungsi
pada
proses
perombakan
pati
menjadi
glukosa.
kwartener dari molekul potein tersebut. Oleh karena itu factor lingkungan
sangat mempengaruhi aktifitas enzim. Kunci dari factor lingkungan adalah
terletak pada pH dan suhu (Shahid, 1992). Menurut Winarno (1983), enzim
merupakan senyawa makromolekulyang spesifik yang mempercepat reaksi
biologis. Tidak seluruhh permukaan enzim aktif, dan bagian aktif relative kecil.
Bagian aktif enzim adalah bagian enzim yang dapat mengikat substrat dan
gugus prostetik bila ada. Sedangkan menuut Girindra Enzim merupakan suatu
kelompok protein yang berperan sangat penting dalam proses aktivitas
biologis. Enzim ini berfungsi sebagai katalisator sel yang sangat khas, artinya
suatu enzim hanya mampu menjadi katalisator untuk reaksi tertentu saja
(Girindra, 1986). Enzim didefinisikan sebagai ferman yang bentuknya tidak
tertentu dan tidak teratur yang berkerja tanpa adanya mikrobia. Enzim lengkap
disebut dengan Holoenzim; bagian terpenting disebut dengan Apoenzim dan
yang bukan protein disebut dengan Kofaktor. Senyawa yang diubah dalam
reaksi yang dikatalisis enzim disebut dengan substrat. Dalam reaksi enzim,
substrat bergabung dengan Holoenzim dan dilepas dalam bentuk dimodifikasi.
Pengertian enzim dari pendapat Rex Montgomery dan kawan-kawan
mengatakan bahwa enzim meningkatkan laju reaksi yang mungkin terjadi
dalam jaringan. Seperti diterangkan bahwa enzim sebagai protein, memiliki
berat molekul yang besar. Bila enzim tidak ada, maka reaksi-reaksi akan
berjalan terlalu lambat untuk dapat menopang kehidupan atau reaki-reaki
tersebut akan memerlukan kondisi-kondisi non-fisiologis (Montgomery dkk,
1993).
Hampir semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung
dengan cukup cepat.
Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat
yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan
terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya
akan mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara
khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam
senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap
enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim -amilase hanya dapat
digunakan
pada
proses
perombakan
pati
menjadi
glukosa.
pangan,
dan
cabang-cabang
ilmu
pertanian.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH
(tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein,
yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di
luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau
strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim
kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul
lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan
aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim.
Beberapa enzim disintesis dalam bentuk precursor atau calon enzim
yang tidak aktif dapat diaktifkan dalam limngkungan dan kondisi yang tepat.
Suatu contoh ialah tripsinogen disintesis dalam pancreas dan diaktifkan dengan
memecah salah satu ikatan peptidanya dalam usus kecil untuk membentuk
enzim aktif tripsin. Cara-cara perubahan tersebut disebut modifikasi kovalen.
Bentuk enzim yang tidak aktif disebut juga zimogen. Cara pemecahan
glikogen dikendalikan oleh enzim. Enzim ini keaktifannya ditentukan oleh
melekat dan lepasnya gugus fosfat pada residu serin dalam molekul enim. Ada
enzim tertentu yang dapat mengatur pdan pelepasan gugus fosfat tersebut.
Kekhususan aktivitas enzim adalah peranannya sebagai katalis hanya
terhadap satu reaksi atau beberapa reaksi yang sejenis saja. Jadi dapat
melibatkan beberapa jenis substrat. Contohnya : glukosa oksidase yang banyak
digunakan dalam industri pangan mempunyai kekhususan yang lumayan.
Glukosa oksidase yang diisolasi dari jamur Penicillium notatum misalnya
hanya dapat mengkatalisis oksidasi glukosa dan 2-dioksiglukosa, tetapi hanya
sedikit saja atau tidak mempunyai keaktifan sama sekali terhadap
metilglukosida, manosa, xilosa, atau disakarida.
Daya kerja enzim proteinase, seperti tripsin dan pepsin, terhadap ikatan
peptide protein berbeda. Tripsin tinggi sekali derajat aktivitas spesifiknya,
karena kadang-kadang hanya menghidrolisis ikatan peptide tertentu dalam
protin
maupun
menghidrolisisester
asam
amono
dan
alcohol.
3.
pada ikatan peptide pada sisi karboksil dari arginin dan lisin.
Spesifisitas yang rndah, tidak membedakan jenis substrat hanya
spesifik pada ikatan yang aka dipecah.
4.
menunjukkan
tingkat
stereospesifisitas,
regioselektivitas,
dan
dengan butir sekreta mengumpul didaerah kutub bebas. Inti di basal dan
tampak sel sentroasiner. Pulau langerhans relatif lebih banyak dari pada
mammalia, bahkan dapat dibedakan 2 bentuk yaitu pulau betha yang
mengandung sel alpha tapi sedikit sel betha. Secara mikroskopik pulau
alpha lebih besar dan pada jaringan interlobuler pankreas banyak terdapat
jaringan limfoid.
Pankreas adalah kelenjar kedua setelah hati yang berperan penting
dalam pencernaan makanan, bahkan lebih penting lagi karena ikut
mengatur metabolisme hidrat arang. Pankreas adalah kelenjar ganda, yakni
sebagai:
a. Kelenjar esokrin:
Kelenjar pankreas sendiri mampu menghasilkan getah pankreas yang
mengandung berbagai macam enzim, dan dialirkan kedalam
Duodenum.
b. Kelenjar endokrin:
Terdiri dari pulau Langerhans yang tersebar secara merata. Hormon
yang dihasilkan berperan dalam metabolisme hidrat arang.
Kelenjar pankreas terletak menempel pada Duodenum, kapsula
kurang jelas karena mengandung jaringan ikat longgar dna lobulus
yang cukup jelas.
Bangun Histologi :Pankreas merupakan kelenjar tubuloasineus.
Lobulasi cukup jelas dengan jaringan ikat yang mengandung
pembuluh darah dan saraf, dan saluran getah pankreas. Struktur
ujung kelenjarnya mirip dengan kelenjar parotis. Adapun ciri-ciri
kelenjar pankreas ini adalah sebagai berikut :
a. Epitel ujung kelenjar berbentuk piramid yang dapat dibedakan
adanya dua daerah. Sitoplasma daerah basal mengambil warna
gelap dengan biru metilin (basa) klarena mengandung banyak
ribonukleoprotein, sedangkan sitoplasma daerah apeks berwarna
agak cerah karena banyak mengandung butir skreta (zymogen).
b. Pada lumen ujung kelenjar terdapat sel sentroasiner yang
merupakan bagian dari duktus interkalatus yang menjorok ke
dalam.
suhu
tinggi
(1000C
atau
lebih).
Hidrolisis
dengan
asam
dalam banyak organisme untuk bekerja. Banyak enzim bekerja hanya pada
kondisi sangat tepat; bila pH bergerak ke luar dari rentang yang sempit,
maka kerja enzim melambat atau bahkan berhenti dan dapat mengalami
denaturasi atau kehilangan sifat alaminya. Dalam banyak kasus denaturasi
dapat melumpuh-kan aktivitas katalitiknya secara permanen (Anonim,
2014).
Bating Agent
Menurut Bienkiewiez (1983) bahwa proses pengikisan protein
dikerjakan dalam cairan yang sama dengan proses pembuangan kapur.
Proses ini merupakan penghilangan akhir dari komponen kulit yang
bukancollagen,meliputi protein globular, elastin dan sisa struktur sel. Dahulu
proses pengikisan protein menggunakan bahan enzim dari produk alami
(kotoran dan urine). Jumlah enzim yang digunakan untukbating adalah
sangat kecil bila dibandingkan dengan berat kulit. Proses enzimatik harus
dikontrol dengan hati-hati, karena dalam waktu yang lama akan
membahayakan
terhadap
kulit.
Pengunaan
enzim
berlebihan
dan
1. Enzym, yaitu bahan katalis biologi yang mengatur reaksi tanpa mengalami
perubahan sendiri. Enzym yang aktivitasnya khusus pada protein disebut
2.
3.
4.
5.
protease.
Serbuk kayu sebagai zat pembawa (carrier).
Garam-garam amonium.
Garam-garam netral sebagai bahan buffer.
Bahan deliming
Bating agent adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengikis
protein pada kulit atau penghilangan akhir pada komponen kulit yang bukan
kolagen meliputi protein globular, elastin dan sisa struktur sel.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Neraca analitik
b. Beaker glass
c. Pengaduk kaca
d. Labu takar 100 ml
e. Pipet volum 25 ml
f. Erlnmeyer
g. Oven
h. Kertas saring
i. Corong
2. Bahan
a. Kasein
b. Larutan Buffer 1
c. Larutan Buffer II
d. Akuades
e. Oropon
f. amonium sulfat/ZA
g. Pankreas ayam
D. Cara Kerja
1. Pembuatan Kasein
a. Menimbang kasein sebanyak 2,5 gram
b. Melarutkan kasein dalam 100 ml larutan buffer 1 dalam beaker glass,
memindahkan dalam labu ukur 100 ml ditambah akuades sampai tanda
tera.
c. Memanaskan diatas water bath dibawah suhu 450 C
2. Pembuatan Larutan Bating dengan Oropon
a. Menimbang oropon sebanyak 5 gram an ZA 5 gram
b. Menambahkan air keran, memindahkan dalam labu ukur 500 ml,
menera sampai tanda batas.
3. Pembuatan Larutan Bating dengan Pankreas Ayam
E. Data Pengamatan
Presipitasi dengan Oropon
Waktu
Perlakuan
0 menit
30 menit
60 menit
Kode
KS
1
2
3
KS
KS+residu
kosong
0,9130
0,9022
0,9180
(gr)
0,9710
0,9562
0,9759
Residu
(gram)
Residu
(mg)
0,064
0,054
0,0579
64
54
57,9
Kasein
terdigesti
181,2 UE
170,664
UE
Kode
KS
1
2
KS
KS+residu
kosong
0,9483
0,9207
(gr)
0,8906
0,8881
Residu
(gram)
Residu
(mg)
0,0577
0,0326
57,7
32,6
Kasein
terdigesti
102,4 UE
1109,3139
UE
F. Perhitungan
Presipitasi kasein dengan Oropon
Kode KS 1
massa residu ( mg )
100
% kasein residu = massa kaseindalam 25 ml ( mg )
=
64
100
62,5
= 102,4%
Kode KS II
% kasein residu =
=
massa residu ( mg )
100
massa kaseindalam 25 ml ( mg )
54
100
62,5
= 86,4%
%Kasein terdigesti = (100 86,4 )%
= 13,6 %
Untuk tiap 30% mssa kasein terdigesti =100 UE
13,6 1 gr ( berat BA per 100 ml )
100UE
1
= 30
gr ( berat Ba per 25 ml )
4
= 0,453 4 100 UE
= 181,2 UE
Kode KS III
Massa kasein terdigesti
= massa kasein dalam 25 ml (mg) massaresidu (mg )
= 62,5 57,5
= 4,6 mg
Untuk tiap 1,725 mg massa casein terdigesti = 1 UE
massa kaseinterdigesti ( mg )
100 mg
1
1000
= massa kaseindalam 25 ml ( mg ) 250 mg 1,725
=
4,6 1000
579,710
62,5
25
= 170,66368 UE
Presipitasi kasein dengan Pankreas Ayam
Kode KS 1
massa residu ( mg )
100
% kasein residu = massa kaseindalam 25 ml ( mg )
=
57,7
100
62,5
= 92,32%
%Kasein terdigesti = (100 92,32 )%
= 7,68 %
Untuk tiap 30% mssa kasein terdigesti =100 UE
7,68 1 gr ( berat BA per 100 ml )
100UE
30
1
=
gr ( berat Ba per 25 ml )
4
= 0,256 4 100 UE
= 102,4 UE
Kode KS II
Massa kasein terdigesti
= massa kasein dalam 25 ml (mg) massaresidu (mg )
= 62,5 32,6
= 29,9 mg
Untuk tiap 1,725 mg massa casein terdigesti = 1 UE
massa kaseinterdigesti ( mg )
100 mg
1
1000
= massa kaseindalam 25 ml ( mg ) 250 mg 1,725
29,9 1000
579,710
62,5
25
= 1109,3139 UE
G. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui waktu optimum dalam
prepisitasi enzim serta mengetahui kekuatan dan aktivitas enzim. Presipitasi
protein adalah pengendapan yang terjadi karena penggumpalan yang parsial,
presipitasi disebabkan oleh berkurangnya kelarutan protein (perubahan fisik)
yang terjadi karean perubahan kimia. Presipitasi protein merupakan
fenomena berkurangnya kelarutan suatu protein yang disebabkan oleh
perubahan struktur kimia (Puspita, 2015). Aktivitas enzim didefinisikan
sebagai laju reaksi kimia berkatalis enzim dalam mengubah substrat menjadi
produk. Aktivitas bergantung pada konsentrasi enzim dan keadaan reaksi
seperti pH, suhu. Aktivitas enzim sering diukur dengan mengikuti
munculnya produk berwarna atau menghilangnya substrat warna dalam
waktu beberapa waktu (Ayu, 2012).
Praktikum ini menggunakan variabel perbedaan waktu, waktu yang
digunakan dalam pengamatan kelarutan dan presipitasi kasein adalah 0
menit, 30 menit, dan 60 menit pada uji aktivitas enzim dari oropon dan
waktu 30 menit, 60 menit pada uji aktivitas enzim dari pankreas ayam.
Digunakan waktu tersebut untuk mengetahui bagaimana kondisi awal larutan
kasein sebelum didiamkan yaitu pada menit ke 0, kemudian setelah 30 menit,
dan setelah 60 menit.
Unit enzim adalah jumlah enzim yang dapat menghasilkan enzim
sebanyak sekian mol setiap detik pada kondisi optimum. 1 unit spektivitas
unit enzim didefinisikan sebagai jumlah enzim yang dapat menghasilkan
sekian mol produk setiap detik per gram protein enzim.
Praktikum ini dimulai dengan pembuatan larutan kasein, yaitu
dengan melarutkan 2,5 gram kasein dengan 100 ml larutan buffer I dalam 1
Liter air. Larutan penyangga adalah larutan yang bersifat mempertahankan
pH-nya, jika ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa atau diencerkan.
Larutan penyangga merupakan campuran asam lemah dengan basa