Anda di halaman 1dari 26

LUKA BAKAR

PENDAHULUAN

Luka bakar merupakan suatu jenis trauma


dengan morbiditas dan mortalitas tinggi yang
memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal

ETIOLOGI
Luka bakar pada kulit diakibatkan terkenanya
benda/bahan panas, dingin, atau kimia ke kulit
Apabila benda panas mengenai kulit, kedalaman
luka sesuai dengan suhu benda tersebut, lama
kontak, dan ketebalan kulit

Penyebab Luka Bakar :

Luka bakar Kering : Api, Benda Panas,


Gesekan
Basah : Uap, Cairan Panas, Minyak
Panas
Listrik : Arus Lemah, Arus Kuat, Petir
Hawa Dingin : Menyentuh Logam
Dingin, Nitrogen Cair, Oksigen Cair
Zat Kimia : Asam Kuat dan Basa Kuat
Radiasi : Sumber Radioaktif, Sinar
Matahari, Lampu Ultra violet

ANATOMI
KULIT
Secara anatomis kulit

terdiri dari 3 lapisan :

* Epidermis
* Dermis

* Subcutan

PENILAIAN PENDERITA LUKA


BAKAR

Anamnesis
Sewaktu

menyelamatkan diri dari tempat


kebakaran cedera penyerta
Ledakan melemparkan penderita
Waktu terjadinya
Ruangan tertutup trauma inhalasi
Penyakit-penyakit penyerta
Obat-obatan yang sedang dipakai
Riwayat alergi
Status imunisasi tetanus

PENILAIAN PENDERITA LUKA


BAKAR

Luas Luka Bakar


Estimasi

menggunakan luas permukaan palmar


pasien. Luas telapak tangan = 1% luas permukaan
tubuh.

Kepala = 9%
Dada bagian depan =
9%
Perut bagian depan =
9%
Punggung = 18%
Setiap tangan = 9%
Setiap kaki = 18%
Daerah genitalia = 1%.

Pada anak dan bayi


digunakan rumus lain
luas relatif
permukaan kepala
anak jauh lebih besar
dan luas relatif
permukaan kaki lebih
kecil.
Rumus 10 untuk bayi
Rumus 10-15-20 untuk
anak.

PENILAIAN PENDERITA LUKA


BAKAR
Kedalaman Luka Bakar

Superficial Thickness
(Derajat I)
Kerusakan

terbatas pada bagian

epidermis
Kulit kering, eritema
Nyeri
Tidak ada bula

Partial Thickness
Superficial (Derajat II)
Meliputi

epidermis dan
sebagian dermis
Terdapat proses eksudasi
Ada bula
Dasar luka berwarna
merah/pucat
Nyeri

Full Thickness
(Derajat III)
Kerusakan

meliputi seluruh
dermis dan lapisan yg lebih
dalam

Tidak
Kulit

ada bula

berwarna abu-abu dan

pucat
Kering
Terdapat
Tidak

eskar

nyeri

Panas
menyebabkan
denaturasi
protein,
Nekrose
jaringan. Mulai kulit yang paling
superfisial sampai jauh kedalam tergantung
tingginya panas dan lamanya kontak.
Temp > 47 C sudah menyebabkan kerusakan.
Nyeri pada 1st degree karena vasodilatasi
prostaglandin. Pada 2nd degree superf.-- Nerve
ending yang exposed. Pada 3rd degree, kurang
nyeri karena nerve damage.

Pedoman Rujukan ke Pusat Luka


Bakar
(Burn Center)

Luka bakar derajat II/III > 10% pada usia < 10


th atau usia > 50 th
Luka bakar derajat II/III > 20 % di luar usia di
atas
Luka Bakar yang melibatkan wajah, tangan,
kaki, kemaluan, perineum, atau sendi utama
Luka bakar derajat III > 5 % pada semua usia
Luka bakar Listrik, termasuk cedera petir
Luka bakar Kimia

Trauma inhalasi
Luka bakar dengan riwayat penyakit yang
berat
Luka bakar dan trauma penyerta yang
menambah resiko mortalitas, ditangani dahulu
di ER Rujuk
Luka bakar pada anak yang dirawat di RS
tanpa petugas dan peralatan yang memadai
Rujuk
Trauma luka bakar pada pasien yang
membutuhkan intervensi sosial, emosional,
atau rehabilitasi khusus

ATLS

Kontrol suhu tubuh dan jauhkan dari


sumber panas
Airway and C spine control
Intubasi

Breathing

O2 dosis tinggi (non rebreathing mask)


pasien keracunan CO

Circulation

Baxter / parkland formula


(3-4cc/kgBB/%LB)

Resusitasi

Ringers Lactat (kristaloid)


MAP > 60 mmHg

Pasang cateter urine

0,5-1 cc/kgBB/jam (dws)


1-1.5 cc/kgBB/jam (anak dg BB<30
kg)

Early enteral feeding

Cara Evans

%TBSA x Wt (kg) x 1 ml NaCl 0,9% per 24


jam (kristaloid)
+
%TBSA x Wt (kg) x 1 ml Plasma (FFP) per
24 jam (koloid)
+
2.000 cc glukosa 5% per 24 jam

Parkland Formula
= 4 ml Ringer Lactate %TBSA Wt (kg)
half over 8 hrs
half over 16 hrs

Modified Brooke Formula

= 2 ml Ringer Lactate %TBSA Wt (kg)

PENGOBATAN LUKA
Antimikroba topikal

Silver sulfadiazin
Basitrasin, neomycin, and polymycsin B oint

Biomembrane

Profilaksis

tetanus
Dekompresi Gaster dg Nasogastric Tube
mengurangi resiko ulkus gaster, mencegah
ileus
Kontrol nyeri, menggunakan dosis kecil opiat
sampai analgesia adekuat tanpa menimbulkan
hipotensi
Kebutuhan psikososial pasien

PEMBEDAHAN

Escharotomies
Fasiotomi
Eksisi
Grafting

Compartemen
syndrom

Eksisi dini tindakan pembuangan


jaringan nekrosis dan debris
(debridement) yang dilakukan dalam
waktu < 7 hari pasca cedera termis

Skin grafting
Tujuan dari metode ini:

Menghentikan evaporate heat loss


Mengupayakan agar proses penyembuhan
terjadi sesuai dengan waktu
Melindungi jaringan yang terbuka

Teknik mendapatkan kulit pasien


secara autograft dapat dilakukan secara
split thickness skin graft atau full
thickness skin graft

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai