Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PBL BLOK 234

Tungkai Bengkak

Disusun oleh :
KELOMPOK 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Akroman
Ayu Himatul Falah
Erwin Setiawan
Nadia Indri Wulandari
Noviana Estikasari
Nuramalah
Rezziamalia Hidayati
Rifky Akbar
Unique Hardianti Pratiwi

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2011

TUNGKAI BENGKAK
Seorang laki laki berumur 25 th dibaawa ke UGD, setelat kecelakaan sepeda
motor. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran pasien penuh, tanda vital dalam

batas normal,pemeriksaan fisik tungkai kanan didapatkan luka memar dan lecet
lecet tampak bengkak dan teraba panas. Pada pemeriksaan penunjang tidak
ditemukan pada tulang kemudian pasien diberikan obat dan diperbolehkan pulang.
STEP I
1. Luka memar : suatu jenis cedera pada jaringan tubuh yang menyebabkan
aliran darah mengendap pada jaringan sekitarnya pendarahan yang terjadi
dalam jaringan kulit atau penggumpalan warna ( kebiru biruan pada
jaringan yang terkena relative berlangsung selama beberapa waktu.
2. Lecet : luka superficial pada permukaan kulit dikarenakan cedera.
3. Bengkak : bertambahnya ukuran beberapa bagian tubuh yang tidak
semestinya dan merupakan salah satu dari cirri utama peradangan yang
biasanya berisi cairan ekstraselular.
STEP II
1. Reaksi inflamasi? ( mediator, mekanisme, penggolongan, macam macam
2.
3.
4.
5.

inflamasi )
Penyebab terjadinya inflamasi?
Cirri cirri inflamasi?
Tujuan inflamasi?
Tempat pengumpulan cairan pada suatu pembengkakan?

STEP III
1. a.Inflamasi adalah suatu reaksi fisiologis lokal jaringan tubuh terhadap
jejas yang merupakan upaya pertahanan tubuh untuk menghilangkan
penyebab dan akibat dari suatu jejas.
Respon protektif yang ditujukan untuk menghilangkan penyebab awal
jejas sel serta membuang jaringan nekrotik yang diakibatkan oleh
kerusakan sel.
Reaksi delensif terhadap cedera berupa reaksi vaskuler yang hasilnya
merupakan pengiriman cairan zat zat dan sel sel di sirkulasi darah ke
interstisial pada daerah cedera atau nekrosis dan memiliki respon radang
terdiri dari sel dan protein plasma dalam sirkulasi sel dinding pada sel
matriks ekstraselular jaringan sekitarnya.
Respon utama kekebalan tubuh terhadap infeksi dan iritasi.
b.Inflamasi di bagi atas
lokal

sistemik
akut = 1 sampai dengan 3 minggu,muncul tiba tiba.
Kronik = lebih dari 3 minggu.

c.Mekanisme luka : terdapat jejas darah keluar jaringan terjadi aktivitas


sistem pembekuan darah fibrinotik dan perubahan vaskuler pada
neurotrofil menempel di endotel lalu migrasi neutrofil ke luar pembuluh
darah ke jaringan untuk memakan pathogen lalu melepas mediator dan
terjadi inflamasi.
Mediator : leukotien, lipoksin, sitokin, khemokin, kinin, histamin,
prostaglandin.
Mediator dibagi atas :
Lokal : mediator proformasi : histamin
Baru disintesis seluler : prostaglandin
Sistemik : hepar : plasma : aktivitas : faktor 12
Faktor hagemen
Aktivasi komplemen
2. Infeksi virus dapat menyebabkan peradangan dengan cara merusak sel
sel
Bakteri dapat melepas racun endokrin ke dalam tubuh
Plasma terhadap agen yang berpotensi toksik
Penyakit auto imun
Trauma ( benda tajam atau tumpul )
Radiasi ( panas atau dingin )
3. Rubor = warna
Kolor = panas
Dolor = nyeri
Tumor = bengkak
Function laesa = kehilangan fungsi
4. Mengisolasi, menghancukan dan menon aktifkan benda asing yang masuk.
5. Pembuluh darah membawa darah dan membanjiri kapiler lalu masuknya
cairan dari sel ke jaringan lalu terjadi akumulasi cairan dalam jaringan
6. Rest
Ices
Compres = pakai air hangat( untuk mempercepat pengeliminasian
pathogen, mempercepat metatabolisme )
Obat obatan anti inflamasi : NSAID, kortekosteroid
Antibiotic bila ada infeksi

STEP IV
Reaksi inflamasi

ciri inflmasi

tempat pengumpulan cairan

INFLAMASI

Penyebab

tujuan

penatalaksanaan

inflamasi

inflamasi

inflamasi

STEP V
1.
2.
3.
4.
5.

Penyebab inflamasi ?
Mekanisme inflamasi?
Macam macam luka?
Mekanisme penyembuhan luka?
Penatalaksanaan luka?

1. Penyebab terjadinya inflamasi


Suatu inflamasi adalah stimulus awal radang yang memicu pelepasan
mediator kimiawi dari plasma atau dari sel jaringan ikat. Mediator terlarut itu,
bekerja sama atau secara berurutan, memperkuat respon awal radang dan
memengaruhi perubahannya dengan mengatur respon vakuler dan seluler
berikutnya. Respon radang diakhiri ketika stimulus yang membahayakan
menghilang dan mediator radang telah hilang dikatabolisme.
a. Menurut sebabnya inflamasi :
Infeksi virus
Infeksi intrasel apa pun secara khusus memerlukan limfosit dan makrofag
untuk mengidentifikasi dan mengeradikasi sel yang terinfeksi
b. Infeksi mikroba persisten
Sebagian besar ditandai dengan adanya serangkai mikroorganisme terpilih,
termasuk

mikobakterium

(basilus

tuberkel),

treponema

pallidum

(organisme penyebab sifilis), dan fungus tertentu. Organisme ini memiliki


patogenesitas

langsungyang

lemah,

tetapi

secara

khusus

dapat

menimbulkan respon imun yang disebut hipersensivitas lambat yang bisa


berpuncak pada suatu reaksi granulomatosa
c. Pajanan yang lama terhadap antigen yang berpotensi toksis
Contohnya adalah material eksogen yang tidak dapat didegradasi seperti
partikel silika terinhalasi, yang dapat menginduksi respons radang kronik
pada paru(silikosis) dan agen endogen, seperti komponen lipid plasma
yang meningkat secara kronik, yang berperan pada aterosklerosis.
d. Penyakit autoimun
Seseorang mengalami respons imun terhadap antigen dan jaringan
tubuhnyakarena antigen yang bertanggung jawab sebagian besar
diperbaharui secara konstan, terjadi reaksi imun terhadap dirinya sendiri
yang berlangsung terus menerus( misalnya: artritis rheumatoid atau
sklerosis multipel)

2. MEKANISME INFLAMASI

Inflamasi merupakan reaksi kompleks yang mulai terjadi pada pembuluh


darah sebagai respons terhadap cedera, diikuti oleh akumulasi cairan dan
leukosit di jaringan ekstravaskuler. Respons inflamasi ini berlangsung
bersamaan

dengan

proses

perbaikan.

Inflamasi

bertujuan

merusak,

melarutkan, atau membatasi penyebab cedera, dan proses ini pada gilirannya
dapat berubah

menjadi suatu rangkaian proses yang sebisa mungkin

memperbaiki jaringan yang rusak dan menyembuhkannya. Perbaikan dimulai


pada fase awal inflamasi dan biasanya selesai pada saat efek cedera berhasil
dinetralisasi. Selama proses perbaikan, pada jaringan yang mengalami cedera,
terjadi regenerasi sel parenkim dan pengisian daerah yang rusak oleh jaringan
fibroblastik.
Inflamasi dapat berlangsung akut maupun kronis. Inflamasi akut berlangsung
relatif singkat, berakhir dalam beberapa menit, jam, atau hari dengan
gambaran utama adanya eksudasi cairan dan protein plasma (oedem) dan
emigrasi dari leukosit, terutama neutrofil. Inflamasi kronis berlangsung lebih
lama disertai gambaran histologist berupa adanya limfosit, makrofag,
penambahan pembuluh darah, fibrosis, dan jaringan nekrosis.
Inflamasi akut merupakan respons awal dan segera terhadap cedera. Ada tiga
komponen utama pada inflamasi akut, yaitu perubahan vaskuler yang
menyebabkan peningkatan aliran darah, perubahan struktur mikrovaskuler
yang memungkinkan leukosit dan protein plasma meninggalkan sirkulasi, dan
migrasi leukosit dari mikrosirkulasi dan akumulasinya di daerah yang
mengalami cedera.
Perubahan ukuran dan aliran vaskuler terjadi segera setelah cedera dan
berkembang pada berbagai tingkat bergantung pada bergantung pada berat
cedera. Vasodilatasi arteriol terjadi setelah adanya vasokontriksi berulang yang
tidak menetap dalam beberapa detik. Vasodilatasi awalnya melibatkan arteriol
yang selanjutnya diikuti dengan pembukaan dinding kapiler baru di daerah
cedera sehingga terjadi peningkatan aliran darah yang menyebabkan
peningkatan suhu dan kemerahan di daerah inflamasi. Lama vasodilatasi
bergantung pada stimulus cedera, tetapi biasanya langsung diikuti perlambatan
sirkulsi.

3. MACAM-MACAM LUKA
Macam macam Luka :
a. Luka lecet
Terkelupasnya permukaan kulit akibat pergesekan dengan benda keras dan
kasar. Tindakan :
Bersihkan dengan air atau obat anti septic
Tutup luka
Bila luas beri Antibiotika, Anti Tetanus Serum (ATS) (Dokter/Rumah
Sakit)
b. Luka memar
Kerusakan jaringan di bawah kulit akibat pukulan benda tumpul, tanpa
kerusakan yang berarti di permukaan kulit. Tandanya adalah membiru dan
membengkak. Tindakan :
Kompres dengan air dingin/es
Bila bengkak beri zalf lasonil/ trombopob
c. Luka iris
Luka yang ditimbulkan oleh irisan benda yang bertepi tajam. Tanda :
Bentuk luka memanjang
Tepi luka merupakan garis lurus
Jaringan sekitar luka tidak rusak
Tindakan :
Bersihkan luka dengan air/ antiseptic
Pada luka iris yang pendek dan dangkal, tempelkan plaster (plaster
kupu kupu)

d. Luka robek
Luka yang ditimbulkan oleh goresan benda yang tidak terlalu tajam.

Tanda :
Tepi luka tidak teratur
Jaringan sekitar luka rusak
Tindakan pada umumnya memerlukan jahitan (Dokter/Rumah Sakit)
Pertolongan :
Bersihkan sekitar luka dengan cairan anti septic
Bersihkan bagian dalam luka dengan H2O2
Tutup luka dengan sufratule dan kasa steril, bila tidak ada cukup tutup
dengan kain yang bersih
Balut yang agak menekan
Berikan antibiotik, ATS (Dokter/Rumah Sakit)
e. Luka tusuk
Luka yang ditimbulkan oleh tusukan benda berujung runcing.
Tanda :
Mulut luka lebih sempit daripada dalamnya
Tepi luka ikut terdorong kedalam luka. Bahaya infeksi dan tetanus lebih
besar. Letak luka harus diperhatikan, misalnya : di daerah jantung akan
menimbulkan kematian lebih cepat.
1. Luka tusuk di Dada
Bila tidak mengenai jantung dapat menembus hingga paru paru
sehingga menimbulkan perdarahan dalam rongga paru paru dan
udara masuk ke dalam rongga paru paru sehingga paru paru
pada sisi yang sakit akan mengempis
Tanda :
Kesakitan waktu bernafas
Mendadak sesak
Gerakan iga di sisi yang luka berkurang
Tindakan :

Tutup luka dengan kasa steril yang dibasahi cairan steril


Balut luka dengan plester (kedap udara)
Bersihkan saluran pernafasan
Beri obat pengurang rasa sakit
Bawa ke RS terdekat
2.

Luka Tusuk di Perut


Tindakan :
Bersihkan sekitar luka dengan antiseptic
Tutup luka dengan kasa steril yang agak tebal dan sudah
dibasahi cairan steril
Balut yang menekan
Bila usus terlihat keluar jangan dimasukkan
Bila pisau belum tercabut biarkan saja segera bawa ke RS

3.

Luka Tusuk di Anggota Badan


Tindakan :
Bersihkan luka dengan antiseptic
Bila luka dalam bersihkan dengan H2O2
Tutup luka dengan kasa steril
Balut yang menekan
Beri antibiotik, ATS (Dokter/Rumah Sakit)

f. Luka tembak
Bentuknya antara luka tusuk dengan luka robek. Pada luka tembak ini
harus dicari tempat keluarnya peluru. Bila tidak ditemukan kemungkinan
peluru tertinggal di dalam tubuh. Pada pinggir luka tempat peluru masuk
sering terdapat jeluga biru panasnya peluru
Tindakan :
Bersihkan sekitar luka

Tutup luka

Kirim RS.

Pada setiap luka yang sudah terinfeksi akan timbul peradangan yang
disusul pernanahan. Tindakan pada luka infeksi :
Bersihkan luka dan sekitarnya dengan antiseptic
Keluarkan kotoran/ pus dalam luka dengan cara menekan dari pinggir
luka kearah tengah
Setelah kotoran terkumpul dibagian tengah luka bersihkan daerah luka
dengan antiseptik dan H202
Berikan kompres Revanol 5x sehari
Bila luka sudah agak mengering berikan zalf antibiotic
Sebaiknya diberikan obat : anti biotik dan pengurang rasa sakit
Indikasi suntikan ATS (Anti Tetanus Serum)
Luka luka yang luas
Luka di leher dan muka
Luka tusuk dan gigitan binatang yang cukup dalam
Ada gejala gejala terkena tetanus
Luka yang terlambat mendapat perawatan
Luka tembak yang sudah disertai jaringan mati.
4. MEKANISME PENYEMBUHAN LUKA
Tubuh yang sehat mempunyai kemampuan alami untuk melindungi dan
memulihkan dirinya. Peningkatan aliran darah ke daerah yang rusak,
membersihkan sel dan benda asing dan perkembangan awal seluler bagian dari
proses penyembuhan. Proses penyembuhan terjadi secara normal tanpa
bantuan, walaupun beberapa bahan perawatan dapat membantu untuk
mendukung proses penyembuhan. Sebagai contoh, melindungi area yang luka
bebas

dari

kotoran

dengan

menjaga

meningkatkan penyembuhan jaringan.


Fase Inflamasi

kebersihan

membantu

untuk

Fase inflamasi berlangsung sejak terjadinya luka sampai kira kira hari
kelima.. pembuluh darah yang terputus pada luka akan menyebabkan
perdarahan dan tubuh akan berusaha menghentikannya dengan vasokonstriksi,
pengerutan ujung pembuluh yang putus (retraksi), dan reaksi hemostasis.
Hemostasis terjadi karena trombosit yang keluar dari pembuluh darah saling
melengket, dan bersama dengan jala fibrin yang terbentuk membekukan darah
yang keluar dari pembuluh darah. Sementara itu terjadi reaksi inflamasi.
Sel mast dalam jaringan ikat menghasilkan serotonin dan histamine yang
meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga terjadi eksudasi cairan,
penyebukan sel radang, disertai vasodilatasi setempat yang menyebabkan
udem dan pembengkakan. Tanda dan gejala klinik reaksi radang menjadi jelas
berupa warna kemerahan karena kapiler melebar (rubor), suhu hangat (kalor),
rasa nyeri (dolor), dan pembengkakan (tumor).
Aktifitas seluler yang terjadi adalah pergerakan leukosit menembus dinding
pembuluh darah (diapedesis) menuju luka karena daya kemotaksis. Leukosit
mengeluarkan enzim hidrolitik yang membantu mencerna bakteri dan kotoran
luka. Limfosit dan monosit yang kemudian muncul ikut menghancurkan dan
memakan kotoran luka dan bakteri (fagositosis). Fase ini disebut juga fase
lamban karena reaksi pembentukan kolagen baru sedikit dan luka hanya
dipertautkan oleh fibrin yang amat lemah.
Fase Proliferasi
Fase proliferasi disebut juga fase fibroplasia karena yang menonjol adalah
proses proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi
sampai kira kira akhir minggu ketiga. Fibroblast berasal dari sel mesenkim
yang

belum

berdiferensiasi,

menghasilkan

mukopolisakarida,

asama

aminoglisin, dan prolin yang merupakan bahan dasar kolagen serat yang akan
mempertautkan tepi luka.
Pada fase ini serat dibentuk dan dihancurkan kembali untuk penyesuaian diri
dengan tegangan pada luka yang cenderung mengerut. Sifat ini, bersama
dengan sifat kontraktil miofibroblast, menyebabkan tarikan pada tepi luka.
Pada akhir fase ini kekuatan regangan luka mencapai 25% jaringan normal.

Nantinya, dalam proses penyudahan kekuatan serat kolagen bertambah karena


ikatan intramolekul dan antar molekul.
Pada fase fibroplasia ini, luka dipenuhi sel radang, fibroblast, dan kolagen,
membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan permukaan yang berbenjol
halus yang disebut jaringan granulasi. Epitel tepi luka yang terdiri dari sel
basal terlepas dari dasarnya dan berpindah mengisi permukaan luka.
Tempatnya kemudian diisi oleh sel baru yang terbentuk dari proses mitosis.
Proses migrasi hanya bisa terjadi ke arah yang lebih rendah atau datar, sebab
epitel tak dapat bermigrasi ke arah yang lebih tinggi. Proses ini baru berhenti
setelah epitel saling menyentuh dan menutup seluruh permukaan luka. Dengan
tertutupnya permukaan luka, proses fibroplasia dengan pembentukan jaringan
granulasi juga akan berhenti dan mulailah proses pematangan dalam fase
penyudahan.
Fase Penyudahan (Remodelling)
Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan kembali
jaringan yang berlebih, pengerutan sesuai dengan gaya gravitasi, dan akhirnya
perupaan kembali jaringan yang baru terbentuk. Fase ini dapat berlangsung
berbulan bulan dan dinyatakan berkahir kalau semua tanda radang sudah
lenyap. Tubuh berusaha menormalkan kembali semua yang menjadi abnormal
karena proses penyembuhan. Udem dan sel radang diserap, sel muda menjadi
matang, kapiler baru menutup dan diserap kembali, kolagen yang berlebih
diserap dan sisanya mengerut sesuai dengan regangan yang ada. Selama
proses ini dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis, dan lemas serta mudah
digerakkan dari dasar. Terlihat pengerutan maksimal pada luka. Pada akhir
fase ini, perupaan luka kulit mampu menahan regangan kira kira 80%
kemampuan kulit normal. Hal ini tercapai kira kira 3-6 bulan setelah
penyembuhan.
5. PENATALAKSANAAN LUKA
a. lakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah ada pendarahan yang
harus dihentikan

b. tentukan jenis trauma, tajam atau tumpul, luas kematian jaringan,


banyaknya kontanisasi dan berat ringan luka.
c. Lakukan anesthesia setempat atau umum ( tergantung berat dan letak luka
serta keadaan penderita ).
d. Luka dan sekitarnya dibersihkan dengan antiseptik, kalau perlu dicuci
dengan air sebelumnya. Bisa digunakan larutan yodium povidon 1% dan
larutan klorheksidin % . Larutan yodium 3% atau alcohol 70% hanya
digunakan untuk membersihkan kulit disekitar luka.
e. Daerah luka ditutup dengan kain steril dan secara steril dilakukan kembali
pembersihan luka ( pembuangan jaringan mati dengan gunting/pisau
(debridement).
f. Bersihkan dengan guyuran NaCl.
g. Dilakukan penjahitan penjahitan bila perlu dibuat penyaliran untuk
mengeluarkan berlebih. Luka ditutup dengan kain kasa, misalnya yang
mengandung vaselin, ditambah dengan kasa penyerap dan dibalut dengan
pembalut elastis.
h. Memakai anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti
neoplasmik, mempengaruhi penyembuhan luka. Penggunaan antibiotic
yang lama dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi luka.
i. steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap
cedera
j. antikoagulan : mengakibatkan pendarahan.
k. antibiotic : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri
penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka
pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravascular.
l. citotoxic agent seperti povidine lodine, asam asetat, seharusnya tidak
secara sering digunakan untuk membersihkan luka karena dapat
menghambat penyembuhan dan mencegah reepitalisasi.

DAFTAR PUSTAKA
Braunwald, E.; Isselbacher, K.J.; dkk. 2000. Harrison Prinsip Prinsip Ilmu
Penyakit Dalam. EGC : Jakarta.
Robbins, Kumar C. 2007. Buku Ajar Patologi ed.7 jilid I. EGC : Jakarta.
Sudoyo AW., Setiyohadi B., dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi
4 jilid I. FKUI : Jakarta.
Sjamsuhidajat, R. 2006. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC : Jakarta
Gunawan, Sulistiana Gan. 2009. Farmakologi dan Terapi ed. 5. FKUI :
Jakarta
Katzung, Bertram G. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik
Jakarta.

ed.1. EGC :

Anda mungkin juga menyukai