Anda di halaman 1dari 2

Nama: Kholistya Nur Annisa

Kelas/No: 9E/13

Siswa dan Sarapan Pagi


Sarapan pagi sangat diperlukan oleh tubuh, terutama siswa. Namun,
pada kenyataannya banyak siswa yang tidak melakukan aktivitas itu. Saat
datang ke sekolah para siswa beramai-ramai mengunjungi kantin di
sekolahnya. Para siswa membeli berbagai makanan yang tersedia di
kantin. Beberapa siswa ada yang membeli gorengan, membeli nasi ,
mie instan, ada pula sekedar membeli minuman softdrink. Aktivitas ini
mereka lakukan secara rutin setiap hari. Fenomena ini mungkin telah
menjadi kebiasaan. Namun, apakah kebiasaan tersebut merupakan suatu
kebaikan bagi tubuh kita?
Tahukah siswa, bahwa mereka berangkat ke sekolah mempunyai
tujuan utama, yakni belajar. Proses belajar memerlukan aktivitas otak. Otak
tidak dapat bekerja dengan maksimal jika tidak diberi nutrisi dengan baik.
Hal ini tentu akan mempengaruhi selama proses belajar berlangsung. Ada
perbedaan sikap dan kesiapan antara siswa yang telah sarapan dengan
yang belum sarapan. Siswa yang telah sarapan cenderung lebih tenang.
Tetapi siswa yang belum sarapan kelihatan gelisah dan tidak siap
menerima materi pelajaran. Wajahnya terlihat lesu dan kurang
bersemangat. "Salah besar kalau sarapan diabaikan, karena sarapan
memberikan energi yang dibutuhkan untuk beraktivitas seharian. Kalau
tidak sarapan, tubuh jadi mudah lemas," ujar DR dr Saptawati Bardosono,
MSc, spesialis gizi medik dari FKUI-RSCM.
Riset para ahli dari Universitas Swansea Wales yang dimuat di
Kompas.com tanggal 15 Oktober 2015 membuktikan bahwa pelajar yang
selalu sarapan mencatat rata-rata skor 22 persen lebih tinggi ketimbang
rekannya yang tidak sarapan. Ketika bangun pagi, sebagian besar energi
- dalam bentuk glukosa dan glikogen - telah habis terkuras oleh aktivitas
sehari sebelumnya. Menurut para ahli, glukosa adalah satu-satunya bahan

bakar yang dibutuhkan otak. Tanpa glukosa yang cukup, Anda merasa
lelah dan berkunang-kunang.Penelitian menunjukkan pelajar yang rutin
makan pagi memiliki daya ingat dan konsentrasi lebih baik dibanding yang
berangkat dari rumah dengan perut kosong.
Menu sarapan sebaiknya tidak berlebihan. "Kalau sarapannya
terlalu banyak, semua aliran darah akan menuju ke saluran cerna dan
hanya sedikit yang mengalir ke otak sehingga kita malah mengantuk," kata
dr.Inge Permadhi, Sp.GK, ahli gizi dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Menu sarapan yang bisa dikategorikan
sebagai "bahan bakar" otak adalah yang kaya serat, mengandung
karbohidrat serta vitamin.
Selain fungsi di atas banyak hal yang dapat diambil dari aktivitas
sarapan pagi. Pertama, sarapan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
Kedua, sarapan pagi dapat menurunkan berat badan. Menurut ahli nutrisi
penulis buku The F-Factordiet Tanya Zuckerbrot, R.D., sarapan pagi
setelah perut kosong semalaman dapat meningkatkan metabolisme, yang
artinya pembakaran kalori sepanjang hari menjadi lebih efisien Makanan
dengan kadar serat tinggi dan rendah gula akan dicerna dengan lambat,
sehingga menyediakan energi yang konstan dan membuat tdak cepat
lapar.
Siswa memang sebaiknya merubah kebiasaan tidak sarapan pagi
menjadi pola disiplin untuk sarapan pagi setiap hari. Hal ini tentu sangat
diperlukan. Kesiapan fisik siswa harus dijaga dalam keadaan baik. Fisik
yang prima akan memberikan dampak baik bagi prestasi dalam belajar.
Prestasi belajar yang cemerlang merupakan jalan untuk meraih
kesuksesan.

Anda mungkin juga menyukai