Anda di halaman 1dari 7

BAB II TINJAUAN UMUM

2.1

Genesa Bijih Emas di Daerah Penelitian


Dalam melakukan pengujian flotasi ini, bijih emas yang digunkan berasal

dari PT. Aneka Tambang Pongkor, Bogor, Jawa Barat. Sebagai jalur perlintasan gunungapi daerah Pongkor sebagian besar merupakan struktur batuan beku sebagai akibat pengaruh dari banyak terdapatnya gunung api di daerah tersebut, sehingga daerah tersebut kaya akan zona pemineralan berupa urat-urat kuarsa yang diindikasikan mengandung bijih emas. Pemineralan yang terjadi di daerah Pongkor yang merupakan sistem urat (vein) terdapat di Ciguha dan Kubang Cicau sedangkan untuk urat tunggal berada di daerah Ciurug. Urat (vein) yang terbentuk tersebut memiliki tipe epitermal dengan jenis urat yang mengandung Au dan Ag adalah urat Qadularia, adapun suhu pembentukan urat mineralisasinya yaitu 290o C. Ciguha Zona pemineralan Ciguha terletak disekitar Sungai Ciguha, dengan ukuran panjang 800 meter dan lebar 200 meter. Ketebalan rata-rata dari zona pemineralan ini berkisar 4,9 meter dengan ketebalan maksimum adalah 11,2 meter dan memiliki sebaran menerus.

Kubang Cicau Lokasi zona pemineralan Kubang Cicau ini berada 500 meter sebelah Barat zona pemineralan Ciguha. Panjang zona pemineralan ini adalah 1000 meter dan lebar 250 meter. Ketebalan zona pemineralan Kubang Cicau ini adalah sekitar 7,7 meter dengan ketebalan maksimum 15 meter. Ciurug Zona pemineralan Ciurug berada 1100 meter sebelah Barat Daya zona pemineralan Ciguha. Panjang zona pemineralan Ciurug ini adalah 1000 meter dan lebarnya 200 meter. Ketebalan rata-rata zona ini adalah 7,7 meter dengan tebal maksimum 15 meter. Adapun jenis mineral yang ada terdiri dari mineral pengganggu (gangue) dan bijih. Mineral gangue : kuarsa, adularial, karbonat, smektit, kaolinit, dan sedikit barit, klorit dan albit sedangkan mineral bijih : elektrum, argenit, pirit dan sedikit sulfide. Endapan emas yang terdapat di daerah Pongkor merupakan hasil dari larutan sisa magma yang masuk kedalam rekahan-rekahan dalam batuan beku yang telah terbentuk sebelumnya sehingga hasilnya dapat dilihat dalam bentuk urat-urat kuarsa yang ada.

2.2

Kegiatan Penambangan di Daerah Penelitian


Metode penambangan yang digunakan oleh PT. ANTAM menggunakan

metode penambangan bawah tanah, dengan cara cut and fill dan runtuhan. Kegiatan penambangan yang dilakukan meliputi beberapa tahap, antara lain sebagai berikut :

Pemboran permuka kerja dengan jack leg drill; Peledakan lubang maju yang akan di bongkar (blasting); Pembersihan asap hasil peledakan (smoke clearing); Pencongkelan batu gantung (scalling); Pengangkutan bijih emas atau buangan hasil ledakan; Penyanggaan/pemasangan rel bila diperlukan. Pemboran permukaan kerja Peralatan Pemboran Alat bor yang digunakan untuk membuat lubang tembak pada penyiapan berupa jack leg merk SIG type PLB 29 K. Sedangkan untuk pembuatan lubang naik (raise) untuk man way dan sill drive untuk persiapan lombong digunakan alat bor yang lebih ringan yaitu air leg Toyo 24 LD. Batang bor yang digunakan jenis hexagonal integrall drill steel, panjang 0,8 m, 1,6 m, 2,4 m dengan mata bor jenis chisel set bit garis tengah 39 mm. Sedangkan batang bor (IDS) yang sering digunakan untuk pemboran adalah panjang 1,6 m. Pola pemboran Dalam pembuatan lubang bukaan pada tambang bawah tanah, bentuk dan dimensi lubang bukaan merupakan sesuatu yang harus diperhatikan, maka pekerjaan yang paling utama yang harus dikerjakan adalah membuat atau menciptakan bidang bebas dengan cara membuat lubang kosong (cut hole). Pola pemboran yang digunakan untuk pembuatan lubang maju pada tambang emas Pongkor adalah burn cut, yang merupakan salah satu tipe paralel cut. Pada pemboran ini umumnya lubang tembak dibuat saling sejajar dalam satu pola tertentu dengan satu

atau lebih di antaranya tidak diisi dengan bahan peledak, dengan tujuan menambah bidang bebas sehingga dapat diharapkan hasil peledakan yang optimal.

Peldakan lubang maju yang akan dibongkar Bahan peledak yang digunakan berupa gelatin dynamit 75% strength dengan garis tengah 30 mm x 175 mm atau damotin garis tengah 25 mm x 210 mm dan power gel magnum 3151 garis tengah 30 mm x 20 mm buatan Dahana Tasikmalaya. Damotin digunakan sebagai primer untuk menambah kekuatan detonasi dari detonator listrik dengan half second delay standar 6. Nomor tunda (delay) yang tersedia 08, dengan panjang leg wire 1,8 m dan 3 m. Untuk keperluan khusus pada tambang ini juga tersedia Nonel detonator standar strength No. 8 dengan waktu tunda mili detik dan perlengkapan peledakan lain berupa mesin ledak nippon T 200, sumbu ledak 5 gram/m dan connecting wire/kabel PVC.

Pembersihan Asap Hasil Peledakan (smoke Clearing) Waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan asap peledakan selama 0,5 1 jam. Tetapi lebih bergantung kepada sudah berapa jauh kemajuan

terowongan/stoping dan sistem ventilasi yang ada. Sistem ventilasi yang digunakan pada tambang ini adalah kombinasi antara sistem ventilasi alam (raise boring) dan sistem ventilasi mekanis dengan menggunakan kombinasi kipas isap dan penghembus. Untuk memenuhi udara bersih serta untuk membuang udara kotor akibat kegiatan penambangan, baik pada Ciguha Utama maupun pada pembuatan lubang maju ke urat Kubang Cicau digunakan kipas

tambahan sedangkan pada masa produksi pengaliran udara pada penambangan ini digunakan dua sistem yaitu :

Ventilasi Penyediaan udara segar dilakukan baik pada penyiapan lubang maju utama (main haulage level) maupun pelombongan Ciguha Utama dan penyiapan Kubangcicau. Pengaliran udara segar dan pengisapan udara kotor pada masa penyiapan digunakan beberapa kipas ukuran 2 x 11 kW yang digunakan pada jalan utama secara seri yang dihubungkan dengan pipa ukuran 600 mm yang terbuat dari alumunium sedangkan udara kotor hasil kegiatan penambangan diisap dengan kipas isap dari permuka penambangan dengan pipa fleksibel yang ditempatkan pada lokasi-lokasi tertentu pada jalan utama (main haulage level). Pada waktu penyiapan Ciguha Utama baik udara segar maupun udara kotor, sarana ventilasi yang digunakan berupa kipas 2 x 11 kW yang hanya dihubungkan dengan pipa fleksibel. Pada masa produksi ini lokasi lorong naik 2 (CGRB2) ditempatkan satu buah kipas isap 75 kW merk Korfmann secara permanen sebagai pengisap udara kotor hasil kegiatan penambangan Ciguha Utama sedangkan Ciguha lorong naik 1 sebagai lubang masuk udara bersih.

Pemboran Lorong Naik sebagai Lubang Masuk Udara Bersih Pembuatan lorong naik (raise boring) sebagai sarana ventilasi dan transportasi direncanakan sebanyak enam buah dengan lokasi masing-masing tiga buah di Ciguha Utama dan tiga buah di Kubangcicau. Pada saat ini telah selesai dibuat sebanyak enam buah lorong naik. Pada lokasi Ciguha Utama, lorong naik yang telah dibuat sebanyak tiga buah sedangkan pada lokasi

Kubangcicau juga telah selesai sebanyak dua buah.

Pencongkelan Batu Gantung (scalling) Permukaan atau dinding-dinding terowongan/lombong setelah peledakan akan meninggalkan batu-batu gantung. Untuk mengamankan permuka kerja dari batu-batu gantung digunakan linggis yang khusus dibuat untuk pekerjaan scalling.

Pengangkutan Pengangkutan adalah pemindahan bijih remuk ataupun buangan (broken ore/waste) hasil bongkaran atau hasil peledakan dari dalam tambang, baik dari permuka kerja penyiapan maupun lombong hingga sampai keluar tambang atau sampai ke kilang peremukan. Pada masa produksi ini, pemuatan buangan pada drift foot wall baik pada urat Ciguha Utama maupun Kubang Cicau menggunakan alat muat berupa rocker shovel sedangkan alat angkut berupa granby car 3 m3 yang ditarik oleh lokomotif battery 80 volt yang kemudian pada tiap persimpangan kedua urat (Ciguha Utama dan Kubangcicau) akan dilanjutkan penarikan oleh trolley locomotif (lokomotif listrik) ke kilang peremukan.

Penyanggaan Penyanggan ditujuakan untuk menambah kekuatan batuan di sekitar lubang bukaan agar dapat menyangga dirinya sendiri. Hal ini sangat penting dilakukan karena dengan adanya kegiatan penggalian pada tambang bawah tanah, maka pada lubang bukaan tersebut. Untuk batuan yang lemah dan mudah ambruk dibutuhkan tiang-tiang penyangga yang terbuat dari baja dengan sistem tiga

buah tiang yang disusun menjadi tiang penyangga (tree pieces setting). Antara tiang yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan besi baja siku dan bagian atas serta dinding ditutup dengan papan serta di-stapling menggunakan buangan atau material lain. Bila batuannya hanya retak-retak diperlukan perkuatan didnding terowongan dengan menggunaka split set stabilizers (rock bolt dengan panjang 1,8 m atau 2,4 m) dan wire mesh supporting apabila batuan tersebut berupa blok-blok yang kecil. Sedangkan untuk menambah kekuatan permukaan dinding-dinding terowongan memakai alat shotcrete machine. Pada lombong penambangan untuk menambah kekuatan batuan bijih digunakan penyanggaan menggunakan baud kawat (cable bolt). Peralatan yang dipakai berupa mesin bor simba junior merk Atlas Copco; pekerjaan pemasangan cable bolt terdiri dari dua tahap yaitu pemboran lubang bor dengan menggunakan mesin mesin bor BBC 120 sedalam yang direncanakan 20 m dan pemasukan cable type birdcage atau standard yang telah dilengkapi dengan bearing plate ke dalam lubang bor dengan tensioner cable bolt, yang kemudian dilakukan groting dengan menggunakan grout mixer dan pompa

11

Anda mungkin juga menyukai