Di Sekolah
PEMBAHASAN:
A.
B.
MENTAL HYGIENE
C.
D. KESIMPULAN
A. Mental Hygiene
Gagasan
ini
didasarkan
pada
asumsi
bahwa
perkembangan
kesehatan
mental
peserta
didik
dipengaruhi oleh iklim sosio-emosional di sekolah. Oleh
karena itu pimpinan sekolah guru-guru (terutama guru BK
atau konselor) perlu memahami mental hygiene.
Ketidaksiapan dalam menghadapi ujian, bullying,
ketidakpercayaan diri, kehamilan di luar nikah, bolos, serta
melanggar aturan-aturan sekolah merupakan beberapa
indikasi adanya ketidakmampuan pada pribadi siswa dalam
menangani masalah pada dirinya, juga merupakan tanda
adanya gangguan kesehatan mental.
Gangguan kesehatan mental berakibat pada timbulnya
perilaku
menyimpang
(maladjusment)
yang
tidak
diinginkan, baik oleh diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
Menurut Samsu Yusuf cakupan kesehatan mental itu
berupa : Bagaimana kita memikirkan, merasakan,
menjalani
kehidupan
sehari-hari;
bagaimana
kita
memandang diri sendiri dan orang lain; dan bagaimana kita
mengevaluasi
berbagai
alternatif
dan
mengambil
3. Gangguan Kecemasan
Anak dengan gangguan kecemasan biasanya
menanggapi hal-hal tertentu dengan rasa takut, serta
dengan tanda-tanda fisik seperti denyut jantung yang
cepat dan berkeringat.
4. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Anak yang ADHD umumnya memiliki masalah dalam hal
berkonsentrasi, tidak bisa mengikuti petunjuk, mudah
bosan dan frustasi dengan tugas-tugas. Mereka juga
cenderung bergerak secara terus menerus dan impulsif.
Gangguan ini ditandai dengan adanya ketidakmampuan
anak untuk memusatkan perhatian pada sesuatu yang
dihadapi.
5. Gangguan Perilaku yang Mengganggu
Anak-anak dengan gangguan ini cenderung menentang
aturan dan sering mengganggu dalam lingkungan
terstruktur seperti sekolah. Misalnya anak yang bolos,
tidak memakai pakaian yang rapih, tidak mengerjakan
tugas, dan lain sebagainya.
K
e
s
i
m
p
u
l
a
n