Anda di halaman 1dari 11

Gangguan Kesehatan Mental

Di Sekolah

RIFQAH FADHILAH SUYUTI


140202439

PEMBAHASAN:
A.

B.

MENTAL HYGIENE

BENTUK-BENTUK GANGGUAN KESEHATAN MENTAL

C.

PENYEBAB GANGGUAN KESEHATAN MENTAL

D. KESIMPULAN

A. Mental Hygiene
Gagasan
ini
didasarkan
pada
asumsi
bahwa
perkembangan
kesehatan
mental
peserta
didik
dipengaruhi oleh iklim sosio-emosional di sekolah. Oleh
karena itu pimpinan sekolah guru-guru (terutama guru BK
atau konselor) perlu memahami mental hygiene.
Ketidaksiapan dalam menghadapi ujian, bullying,
ketidakpercayaan diri, kehamilan di luar nikah, bolos, serta
melanggar aturan-aturan sekolah merupakan beberapa
indikasi adanya ketidakmampuan pada pribadi siswa dalam
menangani masalah pada dirinya, juga merupakan tanda
adanya gangguan kesehatan mental.
Gangguan kesehatan mental berakibat pada timbulnya
perilaku
menyimpang
(maladjusment)
yang
tidak
diinginkan, baik oleh diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
Menurut Samsu Yusuf cakupan kesehatan mental itu
berupa : Bagaimana kita memikirkan, merasakan,
menjalani
kehidupan
sehari-hari;
bagaimana
kita
memandang diri sendiri dan orang lain; dan bagaimana kita
mengevaluasi
berbagai
alternatif
dan
mengambil

Surya menjelaskan beberapa gejala gangguan mental di


sekolah, yaitu:
a. Masalah kesulitan belajar
Sebagai masalah kesehatan mental, kesulitan belajar
merupakan salah satu gejalanya. Artinya, anak yang
mengalami
gangguan
mental
seperti
adanya
pertentangan batin, konflik dengan orang tua dan merasa
rendah diri akan menimbulkan gangguan kesehatan pada
mentalnya.
Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang
luas, diantaranya:
. Learning Disorder atau kekacauan belajar, yaitu
keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu
karena timbulnya respon yang bertentangan. Pada
dasarnya, potensi dasar siswa yang mengalami
kekacauan belajar tidak dirugikan, tetapi belajarnya
menjadi terganggu oleh adanya respon-respon yang
bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya
lebih rendah dari potensi yang dimilikinya.
. Learning Disfunction, yaitu proses belajar yang
dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun

Underachiever yaitu kondisi dimana siswa yang


sesungguhnya memiliki IQ yang tergolong di atas
normal, namun prestasi belajarnya rendah.
Slow Learner, yaitu siswa yang membutuhkan waktu
lama dibandingkan siswa lain yang memiliki taraf potensi
intelektual yang sama.
Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar yaitu
siswa tidak mampu belajar sehingga hasil belajar di
bawah potensi intelektualnya.
b.Masalah kenakalan remaja
Gejala kenakalan tampak seperti bersikap agresif,
mengganggu, pergaulan bebas, perkelahian, dsb. Anak
yang melakukan gejala kenakalan dapat diperkirakan
mengalami gangguan kesehatan mental. Berikut ini
faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja,
yaitu:
1.Kurangnya didikan agama
Bila sejak kecil anak tidak ditanamkan jiwa agama
seperti menghormati orang lain, jujur, suka menolong,
ramah, maka hati nurani (super-ego) anak pun akan
lemah. Sehingga anak akan mudah terperosok ke

2. Kurangnya perngertian orangtua terhadap anaknya


Yang terpenting dalam pendidikan anak adalah
keseluruhan perlakuan-perlakuan yang diterima oleh
anak dari orangtuanya, dimana ia merasa disayangi,
tidak dibanding-bandingkan dengan saudaranya yang lain
dan diperhatikan oleh keluarganya. Apabila anak merasa
tidak disayangi oleh orangtuanya, maka ia akan berusaha
mencari kesayangan itu dengan bermacam-macam jalan.
Misalnya menarik perhatian, sering mengeluh, berkelahi,
mengganggu orang lain, membantah kepada orangtua,
dsb. Maka anak-anak yang menjadi nakal itu akibat dari
perasaan tertekan karena kurangnya perhatian dari
orangtua.
3. Kurang teraturnya pengisian waktu
Sesungguhnya cara pengisian waktu terluang itu sangat
mempengaruhi kelakuan-kelakuan anak-anak. Dalam
masyarakat kita, jarang diperhatikan cara yang baik
untuk mengisi waktu terluang bagi anak. Bahkan ada
orang tua yang menginginkan bahwa seluruh waktu anak
harus diisi dengan sesuatu yang bermanfaat misalnya
belajar, kerja atau menolong orangtua. Bermain-main,
menyalurkan hobby-nya dianggap membuang waktu.

4. Tidak stabilnya keadaan sosial, politik dan ekonomi


Apabila keadaan sosial, politik & ekonomi tidak stabil atau
terdapat perubahan maka masyarakat akan merasa
gelisah dan susah untuk menyesuaikan dirinya.
Kegoncangan dan kegelisahan para orang tua atau
anggota
masyarakat
pada
umumnya
akan
mempengaruhi tindakan dan perlakuan mereka terhadap
anak-anaknya.
Misalnya
mereka
akan
kurang
memperhatikan problem-problem yang dihadapi anaknya,
orang tua akan melampiaskan kegelisahan hatinya
kepada anaknya seperti memarahinya. Sehingga yang
akan terjadi pada anaknya pun juga akan ikut merasa
gelisah, pikiran-pikirannya pun akan terganggu, bahkan
akan mengganggu kesehatan fisiknya.
c. Masalah disiplin
Anak yang melanggar disiplin sekolah disebabkan oleh
adanya gangguan mental pada dirinya seperti tertekan,
rasa takut & cemas. Gejala pelanggaran disiplin yaitu
mencontek, datang terlambat, mencuri, dsb.
d.Masalah gangguan mental
Gejala gangguan mental yang cukup kuat seperti

B. Bentuk-bentuk Gangguan Kesehatan Mental


1.Gangguan Depresi
Seorang anak yang mengalami gangguan depresi akan
menunjukkan gejala-gejala seperti perasaan sedih yang
berkepanjangan, suka menyendiri, sering melamun, lesu,
merasa lelah, sulit konsentrasi, dll. Anak yang mengalami
gejala depresi akan memperlihatkan kreativitas, inisiatif
dan motivasi belajar yang menurun sehingga akan
menimbulkan kesulitan belajar yang membuat prestasi
belajarnya terus menurun.
2. Sindroma Ujian Nasional (UN)
Stres, tegang, gelisah, panik, khawatir merupakan gejala
psikologis yang kerap mendominasi hati dan pikiran
siswa. Sindroma UN tentu perlu dicermati oleh diri
sendiri, orang tua, maupun guru. Upaya mengatasi dan
meminimalisasi sindroma UN memerlukan upaya
persiapan dan dukungan integral dari aspek material,
moral, mental psikologis, spiritual, intelektual dan
emosional yang dilakukan semua pihak yang terkait
terutama pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan.

3. Gangguan Kecemasan
Anak dengan gangguan kecemasan biasanya
menanggapi hal-hal tertentu dengan rasa takut, serta
dengan tanda-tanda fisik seperti denyut jantung yang
cepat dan berkeringat.
4. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Anak yang ADHD umumnya memiliki masalah dalam hal
berkonsentrasi, tidak bisa mengikuti petunjuk, mudah
bosan dan frustasi dengan tugas-tugas. Mereka juga
cenderung bergerak secara terus menerus dan impulsif.
Gangguan ini ditandai dengan adanya ketidakmampuan
anak untuk memusatkan perhatian pada sesuatu yang
dihadapi.
5. Gangguan Perilaku yang Mengganggu
Anak-anak dengan gangguan ini cenderung menentang
aturan dan sering mengganggu dalam lingkungan
terstruktur seperti sekolah. Misalnya anak yang bolos,
tidak memakai pakaian yang rapih, tidak mengerjakan
tugas, dan lain sebagainya.

C. Penyebab Gangguan Kesehatan Mental


Penelitian menunjukkan bahwa penyebab gangguan mental
disebabkan karena kombinasi faktor, yaitu:
1.Keturunan (Genetik)
Banyak gangguan mental yang berada dalam sebuah
keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa gangguan mungkin
diturunkan dari orang tua kepada anak-anak melalui gen.
2. Biologi
Beberapa gangguan mental telah dikaitkan dengan
bahan
kimia,
khusus
di
otak
yang
disebut
neurotransmitter. Neurotransmitter membantu sel-sel
saraf di otak untuk berkomunikasi satu sama lain.
3. Trauma Psikologis
Gangguan mental dipicu oleh trauma psikologis seperti
emosional, fisik, seksual, penelantaran, dsb.
4. Stres Lingkungan
Peristiwa stres dapat memicu gangguan seseorang
dengan kerentanan terhadap gangguan mental.

K
e
s
i
m
p
u
l
a
n

Siswa adalah salah satu kelompok masyarakat yang tidak


terlepas dari gangguan mental. Bentuk-bentuk gangguan
mental yang sering dialami siswa yaitu masalah kesulitan
belajar, kenakalan remaja, masalah displin dan gangguan
mental.
Meskipun tugas sekolah dalam menciptakan mental yang sehat
bagi anak-anak adalah tidak ringan. Maka dari itu, dari sudut
pandang psikologis guru harus dapat berperan sebagai:
1. Pakar psikologis pendidikan, artinya seseorang yang
memahami
psikologis
pendidikan
dan
mampu
mengamalkannya dalam melaksanakan tugas sebagai
pendidik.
2. Seniman dalam hubungan antar manusia, artinya seorang
guru adalah orang yang memiliki kemampuan menciptakan
suasana hubungan antar manusia khususnya dengan siswa
sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan.
3. Pembentuk
Kelompok,
yaitu
mampu
membentuk,
menciptakan kelompok sebagai cara untuk mencapai tujuan
pendidikan
4. Inovator, yaitu orang yang mampu menciptakan suatu
pembaharuan untuk suatu hal yang lebih baik.
5. Petugas kesehatan mental, artinya guru bertanggungjawab

Anda mungkin juga menyukai