Presentan :
Fahmi Maulana Iqbal, S.Ked
J510155074
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN
KELAMIN
RSUD KARANGANYAR
PROGRAM PROFESI DOKTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
B
S
A
U
B TAT
S
A
P
I
S
N
E
IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien
: An. C
Umur
: 9 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
:
No. RM
: 355xxx
Pekerjaan
: Pelajar
Status perkawinan : Belum menikah
Suku
: Jawa
Tanggal pemeriksaan : 28 Desember 2015
ANAMNESIS
The Chief Complain
History of
previous
illness
History of
Family
disease
History of
Treatment
History of
Social
Habits
DERMATOLOGICAL STATUS
DIAGNOSIS
Dermatitis
atopi
TREATMENT
R/ Lamodex
cream tb II
Ligadeth 7%
Mfla 3 dd ue
R/ Cetirizin tab
10mg v
3 dd tab1 /2
Edukasi :
1. Jangan menggaruk
bagian yang gatal
2. Harus rutin dalam
pemberian obat
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
Quo ad sanactionam
: dubia ad bonam
THANK
YOU..!
II
N
B
A
A
U
B INJA
T
U
P
A
T
A
K
DEFINISI
Dermatitis atopik (DA) : peradangan kulit kronis
residif disertai gatal yang umumnya sering terjadi
selama masa bayi dan anak sering berhubungan
dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan
riwayat atopi (D.A., rhinitis, alergik, dan atau asma
bronchial).
Sinonim : Ekzema atopik, ekzema konstitusional,
ekzema fleksural, neurodermatitis diseminata,
prurigo Besnier.
EPIDEMIOLOGI
Wanita dan pria adalah 1,3:1
Faktor lingkungan jumlah keluarga kecil,
pendidikan ibu makin tinggi, penghasilan meningkat,
migrasi dari desa ke kota dan meningkatnya
penggunaan antibiotik berpotensi menaikkan
jumlah penderita DA
Faktor lingkungan Rumah yang berpenghuni
banyak, meningkatnya jumlah keluarga, urutan lahir
makin belakang, sering mengalami infeksi sewaktu
kecil akan melindungi kemungkinan timbulnya DA
pada kemudian hari.
Resiko genetik : yang menderita DA, Ibu >> ayah
ETIOLOGI
Faktor genetik
Lingkungan
Sawar kulit
Farmakologik
Imunologik
Riwayat Atopik
Rhinitis
Faktor Pemicu
Makanan
Telur, susu, gandum, kedele dan kacang tanah
Alergen hirup
Tungau debu rumah (TDR), bulu binatang,
kapang
Infeksi kulit
Staphylococcus aureus, virus dan jamur.
Stafilokokus dapat ditemukan pada 90% lesi
penderita DA
PATOGENESIS
IL 12
(makrofag)
IL 4
(sel T)
Th 0
Th 1
Th 2
IFN
IL 4
IL 13
Non Atopik
Sel B
Ig E
Atopik
Fase
Sensitisasi
Fase
Aktivasi
GEJALA KLINIK
Tempat Predileksi
Manifestasi Klinis
Bayi (infantil)
Plakat eritematosa
berbatas difus,
papulovesikular,
eksudatif, kadang
dengan skuama halus
Anak
Simetris di fleksural
ekstremitas, fosa kubiti
dan poplitea, lipatan
leher, pergelangan kaki
Plakat eritematosa
berbatas
difus, papulofolikular,
skuama,
hiper-keratosis, kadang
disertai likenifikasi
Dewasa
Plakat papular,
hiperkeratosis,
hiperpigmentasi dan
likenifikasi.
DA INFANTIL
DA ANAK
DA DEWASA
DASAR
DIAGNOSIS
Kriteria Mayor
1. Pruritus
2.Dermatitis di muka atau
ekstensor bayi dan anak
3.Dermatitis di fleksura pada
dewasa
4.Dermatitis kronis atau residif
5.Riwayat atopi pada penderita
atau keluarganya
Kriteria Minor
1. Xerosis
2. Infeksi kulit (khususnya oleh S. aureus dan virus H.
simpleks)
3. Dermatitis non spesifik pada tangan dan kaki
4. Iktiosis/hiperlinearis palmaris/keratosis pilaris
5. Pitiriasis alba
6. Dermatitis di papila mammae
7. White dermatografism dan delayed blanched
response
8. Keilitis
9. Lipatan infra orbital Dennie Morgan
10.Konjungtivitis berulang
Kriteria Minor
11. Keratokonus
12.Katarak subkapsular anterior
13.Orbita menjadi gelap
14.Muka pucat dan eritema
15.Gatal bila berkeringat
16.Intolerans perifolikular
17.Hipersensitif terhadap makanan
18.Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh faktor
lingkungan atau emosi
19.Tes alergi kulit tipe dadakan positif
20.Kadar IgE dalam serum meningkat
21.Awitan pada usia dini
DASAR
DIAGNOSIS
3 KRITERIA MAYOR
+
3 KRITERIA MINOR
DIAGNOSA BANDING
Dermatitis seboroik
Dermatitis kontak
Dermatitis numularis
Skabies
Iktiosis
Cont
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Prinsip pemeriksaan uji kulit terhadap
alergen ialah adanya reaksi wheal and
flare pada kulit untuk membuktikan
adanya IgE spesifik
Uji tusuk (prick test),
Uji gores (scratch test) dan
Uji temple (pacth test).
Pemeriksaan IgE (antibodi
imunoglobulin E)
KOMPLIKASI
1.
2.
3.
4.
5.
PENATALAKSANAAN
Pencegahan :
Menghindarkan pemakaian bahan-bahan iritan (deterjen,
alkohol, astringen, pemutih, dll)
Menghindarkan suhu yang terlalu panas dan dingin,
kelembaban tinggi.
Menghindarkan aktifitas yang akan mengeluarkan
banyak keringat.
Menghindarkan makanan-makanan yang dicurigai dapat
mencetuskan DA.
Melakukan hal-hal yang dapat mengurangi jumlah
TDR/agen infeksi, seperti Menghindari penggunaan
kapuk/karpet/mainan berbulu.
Menghindarkan stres emosi.
Mengobati rasa gatal.
MEDIKAMENTOSA
Pengobatan topikal
:
Hidrasi kulit
Melembabkan kulit:
- krim hidrofilik urea 10% + hidrokortison
1 % - Pelembab yang mengandung asam
laktat < 5%
Kortikosteroid topikal
- Kortikosteroid potensi rendah bayi,
daerah intertriginosa dan daerah
genitalia.
- Kortikosteroid potensi menengah
pada anak dan dewasa
Cont
Imunomodulator topikal
Imunomodulator topikal
a. Takrolimus
a. Takrolimus
Bekerja sebagai penghambat calcineurin
Bekerja sebagai penghambat calcineurin
Salep 0,03% untuk anak usia 2 15 thn, dewasa 0,03% dan
Salep 0,03% untuk anak usia 2 15 thn, dewasa 0,03% dan
0,1%
0,1%
b. Pimekrolimus
b. Pimekrolimus
Imunomodulator golongan makrolactam, yang pertama
Imunomodulator golongan makrolactam, yang pertama
ditemukan dari hasil fermentasi streptomyces
ditemukan dari hasil fermentasi streptomyces
hygroscopicus var. ascomyceticus
hygroscopicus var. ascomyceticus
Preparat
ter
Preparat ter
anti pruritus & anti inflamasi LCD 5%-10%
anti pruritus & anti inflamasi LCD 5%-10%
Antihistamin
topikal
Antihistamin topikal
Pengobatan Sistemik
Kortikosteroid
Prednison : dewasa 5-10 mg/dosis, sehari 2-3x
anak 1 mg/KgBB/hr
Dexamethason : dewasa 0,5-2mg/dosis, sehari
2-3x
anak 0,1 mg/kgBB/hr
Antihistamin
Diphenhydramine : dewasa 10-20 mg/dosis,
sehari 3x
anak 0,5 mg/kg/dosis, sehari 3x
Loratadine 10 mg/dosis, sehari 1 kali p.o
Anti infeksi
Erythromycine : dewasa 250-500 mg/dosis,
sehari 3-4x
anak 15-25 mg/dosis, sehari 3x
Cont
Interferon
Dosis 5 mg/kg BB/oral.
Efek sampingnya adalah peningkatan
kreatinin dalam serum dan bisa terjadi
penurunan fungsi ginjal dan hipertensi.
Siklosporin
Dosis jangka pendek p.o 5 mg/kgBB.
Obat imunosupresif kuat yang terutama
bekerja pada sel T akan terikat dengan
calcineurin sehingga transkripsi sitokin akan
ditekan.
PROGNOSIS
Prognosis kurang baik, adalah :
DA yang luas pada anak.
Menderita rinitis alergika dan asma bronkiale.
Riwayat DA pada orang tua atau saudaranya.
Awitan (onset) DA pada usia muda.
Anak tunggal.
Kadar IgE serum sangat tinggi.
30 35% penderita DA infantil berkembang
menjadi asma bronkiale atau hay fever.
Penderita DA mempunyai resiko tinggi DKI
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Barnes. 2008. Asthma and COPD basic mechanisms and clinical management, 2nd ed.
Academic Press.
Corwin, Elizabeth J. 1997. Buku saku patofisiologi/Handbook of Pathophysiology. Alih Bahasa:
Brahm U. Pendit. Cetakan 1. Jakarta: EGC.
Daili, Emmy S. Sjamsoe; Menaldi, Sri Linuwih; Wisnu, I Made. 2009. Panduan Bergambar
Penyakit Kulit yang Umum di Indonesia . Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin
Fkui/Rsupn Cipto Mangunkusumo. PT MEDICAL MULTIMEDIA INDONESIA. Jakarta Pusat
Judarwato, Widodo. 2010. Allergy testing. Children Allergy CenterInformation Education
Network.
Nettina, Sandra M. 2000. Pedoman praktek keperawatan/Lippincotts Pocket Manual of
Nursing Practice. Alih Bahasa: Setiawan, sari Kurnianingsih, Monica Ester. Cetakan 1.Jakarta:
EGC.
Polaski, Arlene L. 1996. Luckmanns core principles and practice of medical-surgical. Ed.1.
Pennsylvania: W.B Saunders Company.
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku ajar medikal bedah Brunner Suddarth/Brunner Suddarths
Texbook of Medical-surgical. Alih Bahasa:Agung Waluyo. Ed 8 Vol 3 Jakarta: EGC
Sutedja, Endang; Sudigdoadil; Soebono, Hardyanto; Idjradinata, Ponpon S.
Ketidakseimbangan Th-2 Dan Th-1 Pada Dermatitis Atopik. Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin Fakultas Kedokteran. Universitas Pandjadjaran/RS. Hasan Sadikin Bandung.
Universitas Gajah Mada/RSUP Dr. Sardjito Jogjakarta. Universitas Padjadjaran/RS. Hasan
Sadikin Bandung.
Tanjung, Chairiyah. Dermatitis Atopik.