Nabati
Nama
: Evi Hutria
NIM
: 1512029
Kelas
: KA01
Dosen
A. INDUSTRI KELAPA
Tanaman kelapa menghasilkan buah kelapa yang dimanfaatkan semua bagiannya menjadi
produk yang bernilai tambah. Daging Buah kelapa biasanya diolah menjadi kopra, yang
merupakan produk semi raw material yang digunakan sebagai bahan baku industri
pengolahan minyak. Tanaman kelapa dikenal sebagai pohon yang mempunyai banyak
kegunaan, mulai dari akar sampai daun, untuk digunakan sebagai bahan baku produk nonkuliner.
kandungan asamlemak (trans) menjadi tidak ada. Minyak Kelapa Murni atau Virgin Coconut
Oil mengandung asam laurat tinggi lebih dari 48 % yang merupakan asam lemak Rantai
Menengah (Mediun Chain Fatty Acid) sangat bermanfaat untuk kesehatan karena tidak
terdeposit dalam Tubuh dan dipercaya sebagai anti Viral, Bacterial, dan Jamur.
Minyak Goreng Sehat (Healty Coconut Cooking Oil)
Minyak Goreng Sehat dengan merek BioVirgin dan Virna di buat dari Virgin Coconut Oil di
Proses dengan suhu rendah dibawah 100 C dan dinetralisasi untuk menghilangkan Asam
lemak bebasnya (FFA) sehingga minyak ini tidak Rusak ketika dipanaskan dan tidak tengik
meskipun disimpan dalam waktu yang lama (> 2 Tahaun), Minyak sehat ini berwarna bening
Jernih dan memiliki aroma segar Khas minyak kelapa, tidak banyak terserap kedalam
makanan, karenanya lebih hemat dan makanan tidk berminyak dan renyah, selain itu minyak
sehat ini masih baik untuk digunakan lebih dari 2 kali pemakaian.
Biochar
BioChar atau Arang tempurung kelapa yang dibuat untuk Arang Pertanian diproses dengan
Sistim pirolisis pada suhu 400 600 C menghasilkan arang kualitas tinggi yang sangat baik
digunakan bersama dengan Pupuk (Kimia maupun Organik) karena dapat menambat pupuk
sehingga pupuk tidak mudah menguap dan terlindih di dalam tanah , dengan menngunakan
BioChar Pemupukan menjadi Efektif dan Efisien selain itu pemanfaatan Biochar dapat
membantu meningkatkan kebersihan Udara karena Biochar mampu menambat Gas Co dari
udara.
Beriket Arang
Tempurung yang telah mengalami proses pirolisis menghasilkan arang tempurung memiliki
keunggulan pembakaran tanpa asap. Sangat cocok digunakan pada hotel-hotel yang memiliki
ruang tertutup, sehingga tidak terpolusi oleh asap. Aman jika digunakan sebagai bahan bakar
tungku penghangat ruangan. Arang Briket diproduksi menggunakan screw press tekanan
tinggi sehingga briket yang dihasilkan sangat padat. Briket yang padat akan memperlama usia
pembakaran, berdasarkan percobaan pembakaran briket arang tempurung yang dilakukan,
satu briket ukuran 10 cm dengan diameter 2,5 mampu bertahan selama satu jam dengan titik
panas sampai 7000 Cal
BioShell Asap Cair Pangan
Asap cair ini mempunyai kegunaan yang sangat besar sebagai pemberi rasa dan aroma yang
spesifik juga sebagai pengawet karena sifat antimikrobia dan antioksidannya. Dengan
tersedianya asap cair maka proses pengasapan tradisional dengan menggunakan asap secara
langsung yang mengandung banyak kelemahan seperti pencemaran lingkungan, proses tidak
dapat dikendalikan, kualitas yang tidak konsisten serta timbulnya bahaya kebakaran, yang
semuanya tersebut dapat dihindari, Asap cair Pangan telah melalui Proses dan Uji yang ketat
di BPOM RI menjadikan asap cair aman untuk Pangan hal ini dibuktikan dengan Sertifikat
Bahan Tambahan Pangan Perisa Asap dari BPOM RI, dan manajemen Produksi untuk
Keamanan Pangan dengan memperoleh Sertifikat HACCP ,manfaat lain asap cair adalah
mampu memperlama daya simpan makanan, sehingga sangat baik digunakan untuk Mie,
Bakso, Sosis, Ikan dll tanpa perlu memakai Pengawet berbahaya seperti Formalin, Borax dan
sebagainya.
ShellCo Asap Cair Non Pangan
Selain sebagai Perisa dan memperpanjang Umur simpan Makanan Asap cair dapat digunakan
untuk keperluan Non Pangan seperti ,sebagai koagulan lateks dengan sifat fungsional asap
cair seperti anti jamur, antibakteri dan antioksidan tersebut dapat memperbaiki kualitas
produk karet yang dihasilkan. Untuk Industri Kayu, kayu yang diolesi dengan asap cair
mempunyai ketahanan terhadap serangan rayap daripada kayu yang tanpa diolesi asap cair
(Darmadji, 1999), juga dapat mencegah serangan Bubuk kayu dan kayu lebih awet dan tidak
mudah retak. Selain itu Asap cair dapat digunakan sebagai Pengusir Hama di lahan
pertanian (Insectisida) dan pemberantas penyakit yang disebabkan Oleh Bakteri Jamur
maupun Virus (Pestisida), sangat baik juga untuk digunakan dalam Industri pengawetan dan
Penyamakan Kulit
Gula Semut
Gula semut adalah Gula Kelapa Kristal yang diproses dari Gula maupun Nira Kelapa, Gula
semut lebih praktis digunakan baik untuk pemanis minuman, makanan atau produk Olahan
seperti Kue, Minuman Instan berasa Rempah, Jahe dan lain-lain , Gula semut sangat Cocok
digunakan Orang yang sedang menjalani Program Penurunan Berat Badan karena dapat
menghambat penyerapa Karbohidrat. Gula semut berwarna Coklat muda sampai Tua dan
bertekstur butiran kristal kecil.
Aneka Produk Sabut Kelapa
Sabut Kelapa dapat dijadikan bermacam-macam Produk, Produk Utama dari Sabut Kelapa
adalah Serat (Coco Fiber) dan Serbuk Sabut ( Coco dust), dari Coco Fiber didapat produkproduk seperti Coco Rope (Tali Sabut Kelapa), Coco Mesh atau Coco Net (Jaring Sabut
Kelapa), Coir Log ( Balok Sabut Kelapa, Matras, Keset, Sapu dan Aneka anyaman untuk
Kerajinan, sedangkan dari Serbuk Kelapa dapat dihasilkan Produk diantaranya Coco Peat
(Media Tanam Serbuk), dan Partikel Board (papan Serbuk)
Coco Rope (Tali Sabut Kelapa)
Coco Rope dibuat dengan teknologi Pintal (Spiner) sederhana baik manual maupun dengan
Mesin produk ini yang disebut tali menjadi bahan baku pembuatan produk lain seperti Coco
Mesh dan Coir log, Keset atau digunakan saja sebagai tali pengikat yang sangat kuat dan
awet.
Coco Mesh (Jaring Sabut Kelapa)
Coco Mesh adalah Tali sabut Kelapa yang dianyam menjadi Jaring dengan ukuran tertentu,
Coco Mesh banyak digunakan di bekas lahan pertambangan sebagai Pencegah Longsor dan
Erosi, sehingga tanah tanah bekas pertambngan dapat direklamasi dan di reboisasi dengan
baik. Coco Mesh juga digunakan pada fondasi Pembagunan Jalan Aspal pada Daerah-daerah
yang tanahnya labil, serta daerah dengan kemiringan untuk mencegah longsor seprti tebing
sungai.
Coir Log ( Balok Sabut Kelapa)
Coir Log atau Balok Sabut Kelapa dibuat dari Cocomes yang dibentuk seperti Balok Kayu
dan diisi dengan Serat sabaut Kelapa atau Biomasa lainnya (jerami dll), Coir log banyak
digunakan sebagai tanggul penahan erosi dipinggir sungai maupun Abrasi di pantai, berbeda
dengan menggunakan beton pemanfaatan Coir Log sebagai penahan Abrasi memiliki nilai
lebih karena tahan terhadap terjangan Ombak dan dapat menjadi media tumbuh Mangrove,
keunngulan lainnya Pemakainan Coir log dapat menumbuhkan Biota laut yang dapat menjadi
makanan bagi Ikan, udang maupun Kepiting.
Aneka Kerajinan Tempurung
Bermacam Jenis Kerajinan dibuat dari Tempurung Kelapa baik sebagai Hiasan (Lampu Hias,
Lampu Tidur,Hiasan Dinding dll), Souvenir ( Pernikahan, Pin, Perkantoran dan lain-
lainmaupun) untuk Alat Rumah Tangga (Mangkuk, Sendok, Garpu, Cangkir, Muk, dan lainlain)
Aneka Kerajinan Kayu Kelapa
Sealain Kerajinan dari Tempurung dan Sabut Pusat Pengolahan Kelapa Terpadu (Coconut
Center Indonesia) juga mengembangkan aneka Produk dari Kayu Kelapa, Untuk
Melestarikan Kelapa Indonesia perlu ada peremajaan tanaman kelapa, Pohon kelapa yang
telah berumur diatas 50 Tahun sudah mulai tidak produktif berbuah lagi, sangat tinngi dan
sulit sekali untuk panen buahnya, akan tetapi kayu kelapa yang berumur tua ini memiliki
kualitas yang baik karena kayunya keras dan seratnya sangat bagus sehingga cocok untuk
dijadikan beraneka Produk, Kerajinan maupun Meubelair.
menjadi esternya dan kedua merubah minyak netral menjadi fatt methyl ester. Fatty alcohol
dapat dibuat dengan mereaksikan fatty methyl ester dengan hydrogen menggunakan katalis
logam.
-Biodiesel dibuat melalui suatu proses kimia yang disebut transesterifikasi dimana gliserin
dipisahkan dari minyak nabati. Proses ini menghasilkan dua produk yaitu metil esters
(biodiesel)/mono-alkyl esters dan gliserin yang merupakan produk samping. Bahan baku
utama : minyak nabati, lemak hewani, lemak bekas/lemak daur ulang. Sedangkan sebagai
bahan baku penunjang : alkohol. Pada ini pembuatan biodiesel dibutuhkan katalis untuk
proses esterifikasi, katalis dibutuhkan karena alkohol larut dalam minyak. Alkohol yang
digunakan sebagai pereaksi untuk minyak nabati adalah methanol, namun dapat pula
digunakan ethanol, isopropanol atau butyl, tetapi perlu diperhatikan juga kandungan air
dalam alcohol tersebut. Bila kandungan air tinggi akan mempengaruhi hasil biodiesel
kualitasnya rendah, karena kandungan sabun, ALB dan trig;iserida tinggi. Katalisator
dibutuhkan pula guna meningkatkan daya larut pada saat reaksi berlangsung, umumnya
katalis yang digunakan bersifat basa kuat yaitu NaOH atau KOH atau natrium metoksida.
Blok diagram proses pembuatan biodiesel dapat dilihat pada gambar berikut
-Fungsi dari Vacuum Dryer adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak produksi.
Sistem kerjanya sendiri adalah minyak disimpan kedalam bejana melalui Nozel. Suatu jalur
resirkulasi dihubungkan dengan suatu pengapung didalam bejana. Vacuum dryer lalu
melakukan proses sedemikian rupa sehinggan kadar air yang masih terkandung didalam
minyak dapat diserap dan dibuang melalui pipa pembuangan.
-Fungsi dari Sludge Tank adalah tempat sementara sludge (bagian dari minyak kasar yang
terdiri dari kotoran padatan dan zat cair yang masih mengandung minyak) sebelum diolah
oleh sludge seperator.
-Fungsidari Sand Cyclone adalah untuk menangkap pasir yang terkandung dalam sludge dan
untuk memudahkan proses selanjutnya.
-Fungsi dari Brush Strainer adalah untuk mengurangi serabut yang terdapat pada sludge
sehingga tidak mengganggu kerja Sludge Seperator. Alat ini terdiri dari saringan dan sikat
yang berputar.
-Fungsi dari Sludge Seperator adalah untuk mengambil minyak yang masih terkandung
dalam sludge dengan cara sentrifugal.
-Fungsi dari Storage Tank adalah untuk penyimpanan sementara minyak produksi yang
dihasilkan sebelum dikirim atau dijual.
-Fungsi dari Nut Polishing Drum adalah membersihkan biji dari serabut serabut yang
masih melekat.
-Fungsi dari Nut Silo adalah tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah pada proses
berikutnya.
-Fungsi dari riplle Mill adalah untuk memecahkan nut.
-Fungsi dari Claybath adalah untuk memisahkan cangkang dan inti sawit pecah yang besar
dan beratnya hampir sama dengan menggunakan cairan Calsium Carbonat. Proses pemisahan
dilakukan berdasarkan kepada perbedaan berat jenis.
-Fungsi dari Hydro Cyclone adalah mengutip kembali inti sawit yang ikut terbawa ke
cangkang dan mengurangi losis (inti cangkang) dan kadar kotoran.
-Fungsi dari Kernel Dryer adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti
produksi.
-Kernel Storage fungsinaya adalah untuk tempat penyimpanan inti produksi sebelum dikirim
keluar untuk dijual.
Proses penyulingan dikerjakan untuk penjernihan dan penghilangan bau atau RBDPO
(Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil). kemudian diuraikan lagi menjadiminyak sawit
padat (RBD Stearin) dan untuk produksi minyak sawit cair (RBD Olein).Secara keseluruhan
proses penyulingan minyak kelapa sawit tersebut dapat menghasilkan 73% olein, 21%
stearin, 5% PFAD ( Palm Fatty Acid Distillate) dan 0.5% buangan. Berikut ini bagan proses
penyulingan minyak kelapa sawit dan pengolahan kelapa sawit.
C. INDUSTRI TEBU
Tebu-tebu dari perkebunan diolah menjadi gula di pabrik-pabrik gula (PG). Dalam proses
produksi di pabrik gula, ampas tebu (bagasse) dihasilkan sebesar 35~40% dari setiap tebu
yang diproses, gula yang termanfaatkan hanya 5%, sisanya berupa tetes tebu (molase),
blotong, dan air. Selama ini, produk utama yang dihasilkan dari tebu adalah gula; sementara
buangan atau hasil samping yang lain tidak begitu diperhatikan. Kecuali tetes tebu yang
sudah lama dimanfaatkan untuk pembuatan etanol dan bahan pembuatan monosodium
glutamate (MSG, salah satu bahan untuk membuat bumbu masak), atau ampas tebu yang
dimanfaatkan untuk makanan ternak; bahan baku pembuatan pupuk, pulp, particle board; dan
untuk bahan bakar boiler di pabrik gula.
evaporator majemuk (multiple effect evaporator) yang dipanaskan dengan steam merupakan
cara yang terbaik untuk bisa mendapatkan kondisi mendekati kejenuhan (saturasi).
Kristalisasi
Pada tahap akhir pengolahan, sirup ditempatkan ke dalam panci yang sangat besar untuk
dididihkan. Di dalam panci ini sejumlah air diuapkan sehingga kondisi untuk pertumbuhan
kristal gula tercapai. Pembentukan kristal diawali dengan mencampurkan sejumlah kristal ke
dalam sirup. Sekali kristal terbentuk, kristal campur yang dihasilkan dan larutan induk
(mother liquor) diputar di dalam alat sentrifugasi untuk memisahkan keduanya, bisa
diumpamakan seperti pada proses mencuci dengan menggunakan pengering berputar. Kristalkristal tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum disimpan.
Larutan induk hasil pemisahan dengan sentrifugasi masih mengandung sejumlah gula
sehingga biasanya kristalisasi diulang beberapa kali. Sayangnya, materi-materi non gula yang
ada di dalamnya dapat menghambat kristalisasi. Hal ini terutama terjadi karena keberadaan
gula-gula lain seperti glukosa dan fruktosa yang merupakan hasil pecahan sukrosa. Olah
karena itu, tahapan-tahapan berikutnya menjadi semakin sulit, sampai kemudian sampai pada
suatu tahap di mana kristalisasi tidak mungkin lagi dilanjutkan.
Penyimpanan
Gula kasar yang dihasilkan akan membentuk gunungan coklat lengket selama penyimpanan
dan terlihat lebih menyerupai gula coklat lunak yang sering dijumpai di dapur-dapur rumah
tangga dan memiliki rasa yang berbeda maka gula ini biasanya tidak diinginkan orang. Oleh
karena itu gula kasar biasanya dimurnikan lebih lanjut ketika sampai di negara pengguna.
Afinasi (Affination)
Tahap pertama pemurnian gula yang masih kasar adalah pelunakan dan pembersihan lapisan
cairan induk yang melapisi permukaan kristal dengan proses yang dinamakan dengan afinasi.
Gula kasar dicampur dengan sirup kental (konsentrat) hangat dengan kemurnian sedikit lebih
tinggi dibandingkan lapisan sirup sehingga tidak akan melarutkan kristal, tetapi hanya
sekeliling cairan (coklat). Campuran hasil (magma) di-sentrifugasi untuk memisahkan kristal
dari sirup sehingga pengotor dapat dipisahkan dari gula dan dihasilkan kristal yang siap untuk
dilarutkan sebelum perlakuan berikutnya (karbonatasi).
Cairan yang dihasilkan dari pelarutan kristal yang telah dicuci mengandung berbagai zat
warna, partikel-partikel halus, gum dan resin dan substansi bukan gula lainnya. Bahan-bahan
ini semua dikeluarkan dari proses.
Karbonatasi
Tahap pertama pengolahan cairan (liquor) gula berikutnya bertujuan untuk membersihkan
cairan dari berbagai padatan yang menyebabkan cairan gula keruh. Pada tahap ini beberapa
komponen warna juga akan ikut hilang. Karbonatasi dapat diperoleh dengan menambahkan
kapur/ lime [kalsium hidroksida, Ca(OH)2] ke dalam cairan dan mengalirkan gelembung gas
karbondioksida ke dalam campuran tersebut. Gas karbondioksida ini akan bereaksi
denganlime membentuk partikel-partikel kristal halus berupa kalsium karbonat yang
menggabungkan berbagai padatan supaya mudah untuk dipisahkan. Supaya gabungangabungan padatan tersebut stabil, perlu dilakukan pengawasan yang ketat terhadap kondisikondisi reaksi. Gumpalan-gumpalan yang terbentuk tersebut akan mengumpulkan sebanyak
mungkin materi-materi non gula, sehingga dengan menyaring kapur keluar maka substansisubstansi non gula ini dapat juga ikut dikeluarkan. Setelah proses ini dilakukan, cairan gula
siap untuk proses selanjutnya berupa penghilangan warna.
Penghilangan warna
Ada dua metoda umum untuk menghilangkan warna dari sirup gula, keduanya mengandalkan
pada teknik penyerapan melalui pemompaan cairan melalui kolom-kolom medium. Salah
satunya dengan menggunakan karbon teraktivasi granular [granular activated carbon, GAC]
yang mampu menghilangkan hampir seluruh zat warna.
Pendidihan
Sejumlah air diuapkan di dalam panci sampai pada keadaan yang tepat untuk tumbuhnya
kristal gula. Sejumlah bubuk gula ditambahkan ke dalam cairan untuk mengawali/memicu
pembentukan kristal.
Pengolahan sisa (Recovery)
Cairan sisa baik dari tahap penyiapan gula putih maupun dari pembersihan pada tahap afinasi
masih mengandung sejumlah gula yang dapat diolah ulang. Cairan-cairan ini diolah di ruang
pengolahan ulang (recovery) yang beroperasi seperti pengolahan gula kasar, bertujuan untuk
membuat gula dengan mutu yang setara dengan gula kasar hasil pembersihan setelah afinasi.
Seperti pada pengolahan gula lainnya, gula yang ada tidak dapat seluruhnya diekstrak dari
cairan sehingga diolah menjadi produk samping: molase murni. Produk ini biasanya diolah
lebih lanjut menjadi pakan ternak atau dikirim ke pabrik fermentasi seperti misalnya pabrik
penyulingan alcohol
Diversifikasi produk di pabrik gula
1. Pucuk Tebu
Pucuk tebu adalah ujung atas batang tebu berikut 5-7 helai daun yang dipotong dari tebu
giling ataupun bibit. Dari pengamatan yang dilakukan diperkirakan dari 100 ton tebu dapat
diperoleh sekitar 14 ton pucuk tebu segar. Pucuk tebu segar maupun dalam bentuk awetan,
sebagai silase atau jerami dapat menggantikan rumput gajah yang merupakan pakan ternak
yang sudah umum digunakan di Indonesia.
2. Ampas Tebu
Tebu diekstrak di stasiun gilingan menghasilkan nira dan bahan bersabut yang disebut ampas.
Ampas terdiri dari air, sabut dan padatan terlarut. Komposisi ampas rata-rata terdiri dari kadar
air : 46 52 %; Sabut 43 50 %; padatan terlarut 2 6 %. Umumnya ampas tebu digunakan
sebagai bahan bakar ketel (boiler) untuk pemenuhan kebutuhan energi pabrik. Pabrik gula
yang efisien dapat mencukupi kebutuhan bahan bakar boilernya dari ampas, bahkan berlebih.
Ampas yang berlebih dapat dimanfaatkan untuk pembuatan briket, partikel board, bahan baku
pulp dan bahan kimia seperti furfural, xylitol, methanol, metana, dll.
3. Blotong
Pada proses pemurnian nira yang diendapkan di clarifier akan menghasilkan nira kotor yang
kemudian diolah di rotary vacuum filter. Di alat ini akan dihasilkan nira tapis dan endapan
yang biasanya disebut blotong (filter cake). Blotong dari PG Sulfitasi rata-rata berkadar air
67 %, kadar pol 3 %, sedangkan dari PG. Karbonatasi kadar airnya 53 % dan kadar pol 2 %.
Blotong dapat dimanfaatkan antara lain untuk pakan ternak, pupuk dan pabrik wax.
Penggunaan yang paling menguntungkan saat ini adalah sebagai pupuk di lahan tebu.
4. Tetes
Tetes (molasses) adalah sisa sirup terakhir dari masakan (massecuite) yang telah dipisahkan
gulanya melalui kristalisasi berulangkali sehingga tak mungkin lagi menghasilkan gula
dengan kristalisasi konvensional. Penggunaan tetes antara lain sebagai pupuk dan pakan
ternak dan pupuk. Selain itu juga sebagai bahan baku fermentasi yang dapat menghasilkan
etanol, asam asetat, asam sitrat, MSG, asam laktat dll.
5. Gula (Sukrosa)
Gula pasir atau sukrosa sebagai produk utama pabrik gula dikonsumsi sebagai sumber
karbohidrat dan bahan pemanis. Selain penggunaan untuk industri pangan, gula juga dipakai
untuk keperluan industri non pangan. Sebagai contoh pemakaiannya adalah untuk mengatur
viskositas pasta dalam industri textile
D. INDUSTRI JAGUNG
Penggunaan jagung sebagai bahan baku industri didasarkan atas komponen dan komposisi
kimia penyusunnya.
ANATOMI BIJI JAGUNG
Komposisi asam amino hasil hidrolisa asam dari protein endosperm biji jagung
secara proses basah (Corn wet milling process) Proses ini terdiri atas tiga tahapan, yaitu
pembersihan biji, perendaman, pemisahan embrio, penggilingan, pemisahan serat, pemisahan
gluten, pencucian, penyaringan dan pengeringan.
DIAGRAM PROSES WET CORN MILLING
industri gula ini. Pati jagung dan pati lainnya -secara kimia tersusun atas amilosa dan
amilopektin -yang unit penyusun terkecilnya (monomer) adalah glukosa. Secara hidrolisis
dan proses kimia lain pati ini dapat diubah menjadi gula dan senyawa lebih sederhana.
Sebagai ukuran berapa kandungan gula sederhana (dekstrosa) yang menyusun produk
pecahan pati digunakan DE (dextrose -equivalent). Produk-produk tersebut : dekstrin,
maltodekstrin, high maltose syrups, glucose syrups, high fructose syrups, dextrose.
lain sehingga layak untuk diproduksi dengan skala kecil dan kapital yang terbatas
Lebih diminati oleh industri perekat karena membuat perekat lebih cair, halus dan
stabil
Pasta yang Lebih jernih
KOMPOSISI CASSAVA/SINGKONG
yang
sangat
baik
Cassava flake merupakan salah satu jenis pati termodifikasi yang terbuat dari pati ubi
kayu dan tapioka dengan modifikasi secara fisis. Modifikasi dilakukan dengan teknik
ekstruksi menggunakan perlakuan panas dan tekanan sedemikian rupa sehingga
mempunyai sifat fungsional yang diperlukan sebagai bahan baku industri pangan
olahan. Cassava flake dapat digunakan sebagai bahan substitusi tepung kentang
(modified potato starch) karena kemiripan karakteristiknya, sehingga dapat
menghemat biaya produksi dalam industri pangan. Selain itu, cassava flakejuga dapat
digunakan sebagai bahan baku pangan olahan lain.
Dekstrin merupakan salah satu produk diversifikasi pati yang mempunyai potensi
pasar cukup baik. Produk ini digunakan pada industri makanan, minuman, tekstil,
kertas, dan industri perekat. Ada 3 (tiga) jenis dekstrin apabila ditinjau dari proses
pembuatannya, yaitu: (1) White Dextrin, (2) Canary Dextrin, (3) British Gum.
Pada industri tepung tapioka, teknologi yang digunakan dapat dikelompokkan menjadi tiga
yaitu :
1. Tradisional yaitu industri pengolahan tapioka yang masih mengandalkan sinar
matahari dan produksinya sangat tergantung pada musim,
2. Semi modern yaitu industri pengolahan tapioka yang menggunakan mesin
pengering(oven) dalam melakukan proses pengeringan
3. Full otomate yaitu industri pengolahan tapioka yang menggunakan mesin dari proses
awal sampai produk jadi. Industri tapioka yang menggunakan peralatan full otomate
ini memiliki efisiensi tinggi, karena proses produksi memerlukan tenaga kerja yang
sedikit, waktu lebih pendek dan menghasilkan tapioka berkualitas.
PROSES PRODUKSI TEPUNG PATI SINGKONG
Pengupasan
dilakukan dengan cara manual yang bertujuan untuk memisahkan daging singkong dari
kulitnya. Selama pengupasan, sortasi juga dilakukan untuk memilih singkong berkualitas
tinggi dari singkong lainnya. Singkong yang kualitasnya rendah tidak diproses menjadi dan
dijadikan pakan ternak.
Pencucian
dilakukan dengan cara manual yaitu dengan meremas-remas singkong di dalam bak yang
berisi air, yang bertujuan memisahkan kotoran pada singkong.
Pemarutan
Pemarutan bertujuan untuk memecah singkong agar lebih mudah diproses lebih lanjut
Pemerasan/Ekstraksi
Pemerasan bubur singkong yang dilakukan dengan cara manual menggunakan kain saring,
kemudian diremas dengan menambahkan air di mana cairan yang diperoleh adalah pati yang
ditampung di dalam ember.
Pemerasan bubur singkong dengan saringan goyang (sintrik). Bubur singkong diletakkan di
atas saringan yang digerakkan dengan mesin. Pada saat saringan tersebut bergoyang,
kemudian ditambahkan air melalui pipa berlubang. Pati yang dihasilkan ditampung dalam
bak pengendapan.
Pengeringan
Proses pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa teknik :
a. Penjemuran
Setelah endapan dikumpulkan, pati lalu dijemur di atas lembaran plastik atau tampah dari
bambu untuk dijemur selama lebih kurang 48 jam hingga didapatkan MC ( moisture content )
= 14 % Teknik ini membutuhkan luasan lahan untuk menjemur yang sangat luas karena
menggunakan sinar matahari untuk mengeringkan Pati. Pada musim hujan penjemuran tidak
mungkin dilakukan kecuali dibuat semacam green house yang didayagunakan sebagai
oven
b. Pengeringan Hibrida
Pengeringan dilakukan dengan cara menjemur selama 1 hari lalu ditambah alat bantu
misalnya oven atupun dengan cara mengalirkan udara panas ke area pengeringan indoor
c. Pengeringan Mekanis
Pengeringan dengan 100 % menggunakan mesin yang digerakkan oleh generator atau listrik
Dalam hal ini proses ekstrak pati singkong jauh lebih sederhana karena hanya sedikit sekali
substansi sekunder seperti misalnya protein, pada singkong ditambah lagi hasil terbaik dalam
ekstraksi Pati Singkong dapat dihasilkan hanya dengan tambahan air, hal ini
membuatpengolahan singkong sebagai Pati dan Tepung sangat sesuai untuk negara
berkembang dan industri rural
F. INDUSTRI COCOA
Hilir
Industri
cokelat,
industri
makanan
berbasis
coklat
(roti,kue,
Istilah-istilah
Cacao (kakao) untuk menjelaskan biji kakao yang menjadi sumber atau bahan untuk coklat
pasta (chocolate liquor), minyak coklat (cocoa butter), dan tepung coklat (cocoa powder).
Chocolate liquor (coklat pasta) - adalah dihasilkan dengan menggiling nib dari kakao (inti
biji kakao) menjadi cairan yang halus, di Amerika coklat pasta kadang-kadang juga disebut
coklat, atau coklat pahit, coklat masak, atau coklat tanpa gula. Sementara di Kanada dan
Eropa dinamai coklat masa (cocoa liquor)
Cocoa butter (minyak coklat) - adalah kandungan minyak alami yang terdapat pada biji
kakao. Kandungan minyak coklat pada biji coklat umunya berkisar antara 50 to 60%, dengan
sisanya ampas yang tidak mengandung (sedikit) minyak.
Cocoa or cocoa powder (tepung coklat) - adalah produk yang dihasilkan dari ampas biji
kakao yang telah diambil minyaknya yang kemudian digiling menjadi tepung yang halus.
coklat yang mempunyai struktur kristal dan warna akhir yang stabil untuk mencegah
terjadinya perubahan struktur.
Cocoa Powder Plant consist of : System Penanganan Cocoa Cake, Screw Cooling, Bucket
Elevator, Mesin Giling Cake, Tanki Penampungan, Crystallizer, Pipa Ducting untuk Cyclone
+ Rotary Valve juga Blower, dan System Penimbangan dan Pengepakan
DAFTAR PUSTAKA
http://sawit-cpo.blogspot.co.id/2015/06/proses-pengolahan-sawit-menjadi-cpo.html
http://www.deltatechma.com/kakao.html
http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/Teknologi-Pengolahan-Jagung-Teoridan-Praktek.pdf
https://ocw.ipb.ac.id/file.php/20/Teknologi_Industri_Pertanian/Pages_from_modul33_peluang_industri_cassava.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15389/1/tkp-jul2005-%20(2).pdf