Anda di halaman 1dari 38

Tugas Ranguman

Nabati

Nama

: Evi Hutria

NIM

: 1512029

Kelas

: KA01

Dosen

: IR. Roosmariharso, MBA

Politeknik STMI Jakarta


Jl. Letjen Suprapto No.26 Cempaka Putih, Jakarta Pusat 10510
Telp : (021)42886064 Ext. 119, 115 dan 107
Fax : (021) 42888206
NABATI

A. INDUSTRI KELAPA
Tanaman kelapa menghasilkan buah kelapa yang dimanfaatkan semua bagiannya menjadi
produk yang bernilai tambah. Daging Buah kelapa biasanya diolah menjadi kopra, yang
merupakan produk semi raw material yang digunakan sebagai bahan baku industri
pengolahan minyak. Tanaman kelapa dikenal sebagai pohon yang mempunyai banyak
kegunaan, mulai dari akar sampai daun, untuk digunakan sebagai bahan baku produk nonkuliner.

Gambar Kelapa dan Kopra

KOMPOSISI KIMIA TEMPURUNG KELAPA

POHON INDUSTRI KELAPA

Produk Produk Pusat Pengolahan Kelapa Terpadu


Hasil produksi Pusat Pengolahan Kelapa Terpadu telah dijual di pasar dan sesuai dengan
standar yang disaratkan baik dari aspek regulasi maupun pasar. Produk tersebut merupakan
Produk hasil Olahan, Daging Kelapa, Sabut, Tempurung dan Air Kelapa .
Virgin Coconut Oil
Virgin Coconut Oil atau dikenal dengan VCO merupakan Produk utama dari Daging Kelapa,
Dari Virgin Coconut Oil dikembangkan Produk turunan seperti Minyak Goreng dan Aneka
Kosmetik, Produk VCO telah mendapatkan sertifikat Obat Tradisonal (jamu) dari BPOM
Republik Indonesia, hasil Produk yang bernilai tinggi dari kelapa ini adalah minyak kelapa
virgin (virgin coconut oil). Dibuat tanpa proses pemanasan/ penambahan bahan-bahan kimia,
sehingga kandungan dalam VCO tidak rusak, karena proses pembuatan. Proses ini dikenal
dengan proses pancingan atau perubahan emulsi. Proses tanpa pemanasan ini disebut juga
Cold Expelled Coconut Oil (minyak kelapa ektrak dingin). Karena tanpa pemanasan, maka

kandungan asamlemak (trans) menjadi tidak ada. Minyak Kelapa Murni atau Virgin Coconut
Oil mengandung asam laurat tinggi lebih dari 48 % yang merupakan asam lemak Rantai
Menengah (Mediun Chain Fatty Acid) sangat bermanfaat untuk kesehatan karena tidak
terdeposit dalam Tubuh dan dipercaya sebagai anti Viral, Bacterial, dan Jamur.
Minyak Goreng Sehat (Healty Coconut Cooking Oil)
Minyak Goreng Sehat dengan merek BioVirgin dan Virna di buat dari Virgin Coconut Oil di
Proses dengan suhu rendah dibawah 100 C dan dinetralisasi untuk menghilangkan Asam
lemak bebasnya (FFA) sehingga minyak ini tidak Rusak ketika dipanaskan dan tidak tengik
meskipun disimpan dalam waktu yang lama (> 2 Tahaun), Minyak sehat ini berwarna bening
Jernih dan memiliki aroma segar Khas minyak kelapa, tidak banyak terserap kedalam
makanan, karenanya lebih hemat dan makanan tidk berminyak dan renyah, selain itu minyak
sehat ini masih baik untuk digunakan lebih dari 2 kali pemakaian.
Biochar
BioChar atau Arang tempurung kelapa yang dibuat untuk Arang Pertanian diproses dengan
Sistim pirolisis pada suhu 400 600 C menghasilkan arang kualitas tinggi yang sangat baik
digunakan bersama dengan Pupuk (Kimia maupun Organik) karena dapat menambat pupuk
sehingga pupuk tidak mudah menguap dan terlindih di dalam tanah , dengan menngunakan
BioChar Pemupukan menjadi Efektif dan Efisien selain itu pemanfaatan Biochar dapat
membantu meningkatkan kebersihan Udara karena Biochar mampu menambat Gas Co dari
udara.
Beriket Arang
Tempurung yang telah mengalami proses pirolisis menghasilkan arang tempurung memiliki
keunggulan pembakaran tanpa asap. Sangat cocok digunakan pada hotel-hotel yang memiliki
ruang tertutup, sehingga tidak terpolusi oleh asap. Aman jika digunakan sebagai bahan bakar
tungku penghangat ruangan. Arang Briket diproduksi menggunakan screw press tekanan
tinggi sehingga briket yang dihasilkan sangat padat. Briket yang padat akan memperlama usia
pembakaran, berdasarkan percobaan pembakaran briket arang tempurung yang dilakukan,
satu briket ukuran 10 cm dengan diameter 2,5 mampu bertahan selama satu jam dengan titik
panas sampai 7000 Cal
BioShell Asap Cair Pangan

Asap cair ini mempunyai kegunaan yang sangat besar sebagai pemberi rasa dan aroma yang
spesifik juga sebagai pengawet karena sifat antimikrobia dan antioksidannya. Dengan
tersedianya asap cair maka proses pengasapan tradisional dengan menggunakan asap secara
langsung yang mengandung banyak kelemahan seperti pencemaran lingkungan, proses tidak
dapat dikendalikan, kualitas yang tidak konsisten serta timbulnya bahaya kebakaran, yang
semuanya tersebut dapat dihindari, Asap cair Pangan telah melalui Proses dan Uji yang ketat
di BPOM RI menjadikan asap cair aman untuk Pangan hal ini dibuktikan dengan Sertifikat
Bahan Tambahan Pangan Perisa Asap dari BPOM RI, dan manajemen Produksi untuk
Keamanan Pangan dengan memperoleh Sertifikat HACCP ,manfaat lain asap cair adalah
mampu memperlama daya simpan makanan, sehingga sangat baik digunakan untuk Mie,
Bakso, Sosis, Ikan dll tanpa perlu memakai Pengawet berbahaya seperti Formalin, Borax dan
sebagainya.
ShellCo Asap Cair Non Pangan
Selain sebagai Perisa dan memperpanjang Umur simpan Makanan Asap cair dapat digunakan
untuk keperluan Non Pangan seperti ,sebagai koagulan lateks dengan sifat fungsional asap
cair seperti anti jamur, antibakteri dan antioksidan tersebut dapat memperbaiki kualitas
produk karet yang dihasilkan. Untuk Industri Kayu, kayu yang diolesi dengan asap cair
mempunyai ketahanan terhadap serangan rayap daripada kayu yang tanpa diolesi asap cair
(Darmadji, 1999), juga dapat mencegah serangan Bubuk kayu dan kayu lebih awet dan tidak
mudah retak. Selain itu Asap cair dapat digunakan sebagai Pengusir Hama di lahan
pertanian (Insectisida) dan pemberantas penyakit yang disebabkan Oleh Bakteri Jamur
maupun Virus (Pestisida), sangat baik juga untuk digunakan dalam Industri pengawetan dan
Penyamakan Kulit
Gula Semut
Gula semut adalah Gula Kelapa Kristal yang diproses dari Gula maupun Nira Kelapa, Gula
semut lebih praktis digunakan baik untuk pemanis minuman, makanan atau produk Olahan
seperti Kue, Minuman Instan berasa Rempah, Jahe dan lain-lain , Gula semut sangat Cocok
digunakan Orang yang sedang menjalani Program Penurunan Berat Badan karena dapat
menghambat penyerapa Karbohidrat. Gula semut berwarna Coklat muda sampai Tua dan
bertekstur butiran kristal kecil.
Aneka Produk Sabut Kelapa

Sabut Kelapa dapat dijadikan bermacam-macam Produk, Produk Utama dari Sabut Kelapa
adalah Serat (Coco Fiber) dan Serbuk Sabut ( Coco dust), dari Coco Fiber didapat produkproduk seperti Coco Rope (Tali Sabut Kelapa), Coco Mesh atau Coco Net (Jaring Sabut
Kelapa), Coir Log ( Balok Sabut Kelapa, Matras, Keset, Sapu dan Aneka anyaman untuk
Kerajinan, sedangkan dari Serbuk Kelapa dapat dihasilkan Produk diantaranya Coco Peat
(Media Tanam Serbuk), dan Partikel Board (papan Serbuk)
Coco Rope (Tali Sabut Kelapa)
Coco Rope dibuat dengan teknologi Pintal (Spiner) sederhana baik manual maupun dengan
Mesin produk ini yang disebut tali menjadi bahan baku pembuatan produk lain seperti Coco
Mesh dan Coir log, Keset atau digunakan saja sebagai tali pengikat yang sangat kuat dan
awet.
Coco Mesh (Jaring Sabut Kelapa)
Coco Mesh adalah Tali sabut Kelapa yang dianyam menjadi Jaring dengan ukuran tertentu,
Coco Mesh banyak digunakan di bekas lahan pertambangan sebagai Pencegah Longsor dan
Erosi, sehingga tanah tanah bekas pertambngan dapat direklamasi dan di reboisasi dengan
baik. Coco Mesh juga digunakan pada fondasi Pembagunan Jalan Aspal pada Daerah-daerah
yang tanahnya labil, serta daerah dengan kemiringan untuk mencegah longsor seprti tebing
sungai.
Coir Log ( Balok Sabut Kelapa)
Coir Log atau Balok Sabut Kelapa dibuat dari Cocomes yang dibentuk seperti Balok Kayu
dan diisi dengan Serat sabaut Kelapa atau Biomasa lainnya (jerami dll), Coir log banyak
digunakan sebagai tanggul penahan erosi dipinggir sungai maupun Abrasi di pantai, berbeda
dengan menggunakan beton pemanfaatan Coir Log sebagai penahan Abrasi memiliki nilai
lebih karena tahan terhadap terjangan Ombak dan dapat menjadi media tumbuh Mangrove,
keunngulan lainnya Pemakainan Coir log dapat menumbuhkan Biota laut yang dapat menjadi
makanan bagi Ikan, udang maupun Kepiting.
Aneka Kerajinan Tempurung
Bermacam Jenis Kerajinan dibuat dari Tempurung Kelapa baik sebagai Hiasan (Lampu Hias,
Lampu Tidur,Hiasan Dinding dll), Souvenir ( Pernikahan, Pin, Perkantoran dan lain-

lainmaupun) untuk Alat Rumah Tangga (Mangkuk, Sendok, Garpu, Cangkir, Muk, dan lainlain)
Aneka Kerajinan Kayu Kelapa
Sealain Kerajinan dari Tempurung dan Sabut Pusat Pengolahan Kelapa Terpadu (Coconut
Center Indonesia) juga mengembangkan aneka Produk dari Kayu Kelapa, Untuk
Melestarikan Kelapa Indonesia perlu ada peremajaan tanaman kelapa, Pohon kelapa yang
telah berumur diatas 50 Tahun sudah mulai tidak produktif berbuah lagi, sangat tinngi dan
sulit sekali untuk panen buahnya, akan tetapi kayu kelapa yang berumur tua ini memiliki
kualitas yang baik karena kayunya keras dan seratnya sangat bagus sehingga cocok untuk
dijadikan beraneka Produk, Kerajinan maupun Meubelair.

B. INDUSTRI KELAPA SAWIT


Oleokimia
Oleokimia adalah bahan kimia yang diturunkan dari minyak atau lemak melalui proses
splitting trigliserida (triacylgliserol) menjadi turunan asam-asam lemaknya dan gliserol.
Proses tersebut dapat dilakukan secara kimia maupun enzymatis. Keunggulan oleokimia dari
petrokimia ialah bahwa oleokimia adalah produk yang terbarukan, biodegradable, lebih aman
(tidak beracun). Oleokimia dasar yang banyak diproduksi antara lain fatty acids, , fatty
alcohols, fatty methyl ester, fatty amines dan gliserol. Oleokimia dasar tersebut dapat
diproses lebih lanjut menjadi produk akhir yang mempunyai nilai lebih tinggi.
Produksi oleokimia dasar yang telah dilakukan dalam industri adalah melalui proses termal,
yaitu, melalui proses pemecahan lemak (fat splitting), esterifikasi, transesterifikasi dan
hidrogenasi (Gambar.). .Diagram proses pembuatan oleokimia dari minyak sawit maupun inti
sawit melalui proses splitting dapat dilihat pada Gambar

Gambar Diagram proses pembuatan Oleokimia Dasar


Produksi fatty acids melibatkan pretreatment dengan asam phospat untuk menghilangkan
phosphatida. Umumnya untuk minyak inti sawit tidak memerlukan pre-treatment, karena
minyak tersebut relatif bersih. Namun untuk minyak sawit mentah (CPO) diperlukan proses
pre-treatment untuk menghilangkan gum dan bahan padatan lainnya. Selanjutnya minyak
dilakukan splitting dengan menggunakan demineralized water. Produk yang dihasilkan
berupa campuran asam lemak dan glyserin sekitar 15%. Campuran asam lemak dan gliserin
dimurnikan untuk menghilangkan warna, glyserida, bahan tak tersabunkan dan asam lemak
yang terpolimer dengan cara distilasi atau pemisahan asam-asamnya dengan distilasi
fraksinasi
-Proses hidrogenasi dapat juga dilakukan untuk menghasilkan asam lemak jenuh dengan
kualitas tinggi. Asam lemak tersebut diatas dapat direaksikan lebih lanjut menjadi produk
oleokimia dasar lainnya seperti fatty methyl ester dan fatty alcohol.
-Pembuatan methyl ester dapat melalui jalur esterifikasi yaitu reaksi antara asam lemak dan
methanol menggunakan katalis asam atau jalur transesterifikasi antara minyak sawit dan
methanol menggunakan katalis basa. Transesterifikasi minyak menjadi methyl ester dapat
dilakukan dalam satu step atau dua step tergantung pada kualitas bahan baku yang digunakan.
Jika bahan baku mengandung asam lemak bebas > 5% maka proses perlu dilakukan dalam
dua step yaitu step pertama merubah asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak

menjadi esternya dan kedua merubah minyak netral menjadi fatt methyl ester. Fatty alcohol
dapat dibuat dengan mereaksikan fatty methyl ester dengan hydrogen menggunakan katalis
logam.
-Biodiesel dibuat melalui suatu proses kimia yang disebut transesterifikasi dimana gliserin
dipisahkan dari minyak nabati. Proses ini menghasilkan dua produk yaitu metil esters
(biodiesel)/mono-alkyl esters dan gliserin yang merupakan produk samping. Bahan baku
utama : minyak nabati, lemak hewani, lemak bekas/lemak daur ulang. Sedangkan sebagai
bahan baku penunjang : alkohol. Pada ini pembuatan biodiesel dibutuhkan katalis untuk
proses esterifikasi, katalis dibutuhkan karena alkohol larut dalam minyak. Alkohol yang
digunakan sebagai pereaksi untuk minyak nabati adalah methanol, namun dapat pula
digunakan ethanol, isopropanol atau butyl, tetapi perlu diperhatikan juga kandungan air
dalam alcohol tersebut. Bila kandungan air tinggi akan mempengaruhi hasil biodiesel
kualitasnya rendah, karena kandungan sabun, ALB dan trig;iserida tinggi. Katalisator
dibutuhkan pula guna meningkatkan daya larut pada saat reaksi berlangsung, umumnya
katalis yang digunakan bersifat basa kuat yaitu NaOH atau KOH atau natrium metoksida.
Blok diagram proses pembuatan biodiesel dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar Blok Diagram Proses Biodiesel

Bahan Baku Oleokimia


Feedstock atau bahan baku dari industri oleokimia dasar adalah Crude Palm Oil (CPO).
Indonesia adalah penghasil CPO kedua terbesar di dunia.
Komposisi Kelapa Sawit
Minyak kelapa sawit dan inti minyak kelapa sawit merupakan susunan dari fatty acids,
esterified, serta glycerol yang masih banyak lemaknya. Didalam keduanya tinggi serta penuh
akan fatty acids, antara 50% dan 80% dari masingmasingnya.

Pohon Industri Kelapa Sawit

Proses Pengolahan Kelapa Sawit

Gambar Alur proses pengolahan minyak kelapa sawit


Berikut ini uraian secara singkat beberapa tahapan dalam Proses Pengolahan dari Kelapa
Sawit sampai menjadi CPO(Crude Palm Oil).
Proses Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit
Kualitas hasil minyak CPO (Rendemen) yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisis
buah (TBS) yang diterima dan diproses oleh pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam
pabrik hanya berfungsi meminimalkan kehilangan (loses) dalam proses pengolahannya.
-Jembatan Timbang fungsiny amengetahui berat tbs dari selisih berat truk membawa tbs dan
truk kosong
-Penyortiran fungsinya memeriksa tingkat kematangan tbs

-Perebusan dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim yang dapat menurunkan kualitas


minyak CPO
-Tujuan mesin Threser adalah untuk memisahkan brondolan dari tangkai tandan.

Pengolahan Minyak dari Daging Buah


Tujuan dari penggunaan Digester adalah untuk memisahkan daging buah sawit terlepas dari
biji (nut) nya.
-Fungsi dari Screw Press adalah untuk memeras berondolan yang telah dicincang, dilumat
dari digester untuk mendapatkan minyak kasar. Oleh adanya tekanan screw yang ditahan
oleh cone, massa tersebut diperas sehingga melalui lubang lubang press cage minyak
dipisahkan dari serabut dan biji. Selanjutnya minyak menuju stasiun clarifikasi, sedangkan
ampas dan biji masuk ke stasiun kernel.

Proses Pemurnian Minyak Kelapa Sawit


Setelah melewati proses Screw Press maka didapatlah minyak kasar / Crude Oil dan ampas
press yang terdiri dari fiber. Kemudian Crude Oil masuk ke stasiun Clarifikasi.
Proses pengolahan nya adalah sebagai berikut :
-Fungsi dari Sand Trap Tank adalah untuk menampung pasir.
-Fungsi dari Vibro Separator adalah untuk menyaring Crude Oil dari serabut dan atau kotoran
lain nya yang dapat mengganggu proses pemisahan / pemurnian minyak.
-Fungsi dari VCT adalah untuk memisahkan minyak, air dan kotoran (NOS) secara gravitasi.
-Fungsi dari Oil Tank adalah untuk tempat penampungan sementara Crude Oil sebelum
diolah oleh Purifier. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan Steam Coil untuk
mendapatkan temperatur yang diinginkan yakni 95 derajat Celcius. Kapasitas yang dapat
diolah Oil Tank sekitar 10 Ton / Jam.
-Fungsi dari Oil Purifier adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak dengan cara
sentrifugal. Pada saat alat ini dilakukan proses diperlukan temperatur suhu 95 derajat Celcius.

-Fungsi dari Vacuum Dryer adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak produksi.
Sistem kerjanya sendiri adalah minyak disimpan kedalam bejana melalui Nozel. Suatu jalur
resirkulasi dihubungkan dengan suatu pengapung didalam bejana. Vacuum dryer lalu
melakukan proses sedemikian rupa sehinggan kadar air yang masih terkandung didalam
minyak dapat diserap dan dibuang melalui pipa pembuangan.
-Fungsi dari Sludge Tank adalah tempat sementara sludge (bagian dari minyak kasar yang
terdiri dari kotoran padatan dan zat cair yang masih mengandung minyak) sebelum diolah
oleh sludge seperator.
-Fungsidari Sand Cyclone adalah untuk menangkap pasir yang terkandung dalam sludge dan
untuk memudahkan proses selanjutnya.
-Fungsi dari Brush Strainer adalah untuk mengurangi serabut yang terdapat pada sludge
sehingga tidak mengganggu kerja Sludge Seperator. Alat ini terdiri dari saringan dan sikat
yang berputar.
-Fungsi dari Sludge Seperator adalah untuk mengambil minyak yang masih terkandung
dalam sludge dengan cara sentrifugal.
-Fungsi dari Storage Tank adalah untuk penyimpanan sementara minyak produksi yang
dihasilkan sebelum dikirim atau dijual.

Proses Pengolahan Biji Sawit dan Fiber


Telah dijelaskan sebelum nya bahwa setelah proses pengepresan akan menghasilkan Crude
Oil, biji sawit / nut dan Fiber. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat proses pengolahan
biji sawit dan fiber / Serabut sawit.
-Fungsi dari Cake Breaker Conveyor adalah untuk membawa dan membantu memisahkan
gumpalan yang terdiri dari biji sawit / nut dan Fiber (serabut) yang berasal dari stasiun Press
ke depericarper.
-Fungsi dari Depericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan nut dan membawa fiber
untuk menjadi bahan bakar boiler.

-Fungsi dari Nut Polishing Drum adalah membersihkan biji dari serabut serabut yang
masih melekat.
-Fungsi dari Nut Silo adalah tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah pada proses
berikutnya.
-Fungsi dari riplle Mill adalah untuk memecahkan nut.
-Fungsi dari Claybath adalah untuk memisahkan cangkang dan inti sawit pecah yang besar
dan beratnya hampir sama dengan menggunakan cairan Calsium Carbonat. Proses pemisahan
dilakukan berdasarkan kepada perbedaan berat jenis.
-Fungsi dari Hydro Cyclone adalah mengutip kembali inti sawit yang ikut terbawa ke
cangkang dan mengurangi losis (inti cangkang) dan kadar kotoran.
-Fungsi dari Kernel Dryer adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti
produksi.
-Kernel Storage fungsinaya adalah untuk tempat penyimpanan inti produksi sebelum dikirim
keluar untuk dijual.

Proses penyulingan dikerjakan untuk penjernihan dan penghilangan bau atau RBDPO
(Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil). kemudian diuraikan lagi menjadiminyak sawit
padat (RBD Stearin) dan untuk produksi minyak sawit cair (RBD Olein).Secara keseluruhan
proses penyulingan minyak kelapa sawit tersebut dapat menghasilkan 73% olein, 21%
stearin, 5% PFAD ( Palm Fatty Acid Distillate) dan 0.5% buangan. Berikut ini bagan proses
penyulingan minyak kelapa sawit dan pengolahan kelapa sawit.

Gambar Alur Proses Penyulingan minyak kelapa sawit

C. INDUSTRI TEBU
Tebu-tebu dari perkebunan diolah menjadi gula di pabrik-pabrik gula (PG). Dalam proses
produksi di pabrik gula, ampas tebu (bagasse) dihasilkan sebesar 35~40% dari setiap tebu
yang diproses, gula yang termanfaatkan hanya 5%, sisanya berupa tetes tebu (molase),
blotong, dan air. Selama ini, produk utama yang dihasilkan dari tebu adalah gula; sementara
buangan atau hasil samping yang lain tidak begitu diperhatikan. Kecuali tetes tebu yang
sudah lama dimanfaatkan untuk pembuatan etanol dan bahan pembuatan monosodium
glutamate (MSG, salah satu bahan untuk membuat bumbu masak), atau ampas tebu yang
dimanfaatkan untuk makanan ternak; bahan baku pembuatan pupuk, pulp, particle board; dan
untuk bahan bakar boiler di pabrik gula.

KOMPONEN YANG TERDAPAT DALAM BATANG TEBU

POHON INDUSTRI GULA

PROSES PENGOLAHAN TEBU MENJADI GULA


Pemanenan
Pemanenan dapat dilakukan baik secara manual dengan tangan ataupun dengan mesin.
Ekstraksi
Tahap pertama pengolahan adalah ekstraksi jus atau sari tebu. Di kebanyakan pabrik, tebu
dihancurkan dalam sebuah serial penggiling putar yang berukuran besar. Cairan tebu manis
dikeluarkan dan serat tebu dipisahkan, untuk selanjutnya digunakan di mesin pemanas
(boiler). Jus dari hasil ekstraksi mengandung sekitar 15% gula dan serat residu,
dinamakan bagasse, yang mengandung 1 hingga 2% gula, sekitar 50% air serta pasir dan
batu-batu kecil dari lahan yang terhitung sebagai abu. Sebuah tebu bisa mengandung 12
hingga 14% serat dimana untuk setiap 50% air mengandung sekitar 25 hingga 30
ton bagasse untuk tiap 100 ton tebu atau 10 ton gula.

Gambar Ekstraksi nira tebu melalui penggilingan


Pengendapan kotoran dengan kapur (Liming)
Pabrik dapat membersihkan jus dengan mudah dengan menggunakan semacam kapur (slaked
lime) yang akan mengendapkan sebanyak mungkin kotoran untuk kemudian kotoran ini dapat
dikirim kembali ke lahan.
Evaporasi
Setelah mengalami proses liming, jus dikentalkan menjadi sirup dengan cara menguapkan air
menggunakan uap panas dalam suatu proses yang dinamakan evaporasi. Evaporasi dalam

evaporator majemuk (multiple effect evaporator) yang dipanaskan dengan steam merupakan
cara yang terbaik untuk bisa mendapatkan kondisi mendekati kejenuhan (saturasi).
Kristalisasi
Pada tahap akhir pengolahan, sirup ditempatkan ke dalam panci yang sangat besar untuk
dididihkan. Di dalam panci ini sejumlah air diuapkan sehingga kondisi untuk pertumbuhan
kristal gula tercapai. Pembentukan kristal diawali dengan mencampurkan sejumlah kristal ke
dalam sirup. Sekali kristal terbentuk, kristal campur yang dihasilkan dan larutan induk
(mother liquor) diputar di dalam alat sentrifugasi untuk memisahkan keduanya, bisa
diumpamakan seperti pada proses mencuci dengan menggunakan pengering berputar. Kristalkristal tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum disimpan.
Larutan induk hasil pemisahan dengan sentrifugasi masih mengandung sejumlah gula
sehingga biasanya kristalisasi diulang beberapa kali. Sayangnya, materi-materi non gula yang
ada di dalamnya dapat menghambat kristalisasi. Hal ini terutama terjadi karena keberadaan
gula-gula lain seperti glukosa dan fruktosa yang merupakan hasil pecahan sukrosa. Olah
karena itu, tahapan-tahapan berikutnya menjadi semakin sulit, sampai kemudian sampai pada
suatu tahap di mana kristalisasi tidak mungkin lagi dilanjutkan.
Penyimpanan
Gula kasar yang dihasilkan akan membentuk gunungan coklat lengket selama penyimpanan
dan terlihat lebih menyerupai gula coklat lunak yang sering dijumpai di dapur-dapur rumah
tangga dan memiliki rasa yang berbeda maka gula ini biasanya tidak diinginkan orang. Oleh
karena itu gula kasar biasanya dimurnikan lebih lanjut ketika sampai di negara pengguna.
Afinasi (Affination)
Tahap pertama pemurnian gula yang masih kasar adalah pelunakan dan pembersihan lapisan
cairan induk yang melapisi permukaan kristal dengan proses yang dinamakan dengan afinasi.
Gula kasar dicampur dengan sirup kental (konsentrat) hangat dengan kemurnian sedikit lebih
tinggi dibandingkan lapisan sirup sehingga tidak akan melarutkan kristal, tetapi hanya
sekeliling cairan (coklat). Campuran hasil (magma) di-sentrifugasi untuk memisahkan kristal
dari sirup sehingga pengotor dapat dipisahkan dari gula dan dihasilkan kristal yang siap untuk
dilarutkan sebelum perlakuan berikutnya (karbonatasi).

Cairan yang dihasilkan dari pelarutan kristal yang telah dicuci mengandung berbagai zat
warna, partikel-partikel halus, gum dan resin dan substansi bukan gula lainnya. Bahan-bahan
ini semua dikeluarkan dari proses.
Karbonatasi
Tahap pertama pengolahan cairan (liquor) gula berikutnya bertujuan untuk membersihkan
cairan dari berbagai padatan yang menyebabkan cairan gula keruh. Pada tahap ini beberapa
komponen warna juga akan ikut hilang. Karbonatasi dapat diperoleh dengan menambahkan
kapur/ lime [kalsium hidroksida, Ca(OH)2] ke dalam cairan dan mengalirkan gelembung gas
karbondioksida ke dalam campuran tersebut. Gas karbondioksida ini akan bereaksi
denganlime membentuk partikel-partikel kristal halus berupa kalsium karbonat yang
menggabungkan berbagai padatan supaya mudah untuk dipisahkan. Supaya gabungangabungan padatan tersebut stabil, perlu dilakukan pengawasan yang ketat terhadap kondisikondisi reaksi. Gumpalan-gumpalan yang terbentuk tersebut akan mengumpulkan sebanyak
mungkin materi-materi non gula, sehingga dengan menyaring kapur keluar maka substansisubstansi non gula ini dapat juga ikut dikeluarkan. Setelah proses ini dilakukan, cairan gula
siap untuk proses selanjutnya berupa penghilangan warna.
Penghilangan warna
Ada dua metoda umum untuk menghilangkan warna dari sirup gula, keduanya mengandalkan
pada teknik penyerapan melalui pemompaan cairan melalui kolom-kolom medium. Salah
satunya dengan menggunakan karbon teraktivasi granular [granular activated carbon, GAC]
yang mampu menghilangkan hampir seluruh zat warna.
Pendidihan
Sejumlah air diuapkan di dalam panci sampai pada keadaan yang tepat untuk tumbuhnya
kristal gula. Sejumlah bubuk gula ditambahkan ke dalam cairan untuk mengawali/memicu
pembentukan kristal.
Pengolahan sisa (Recovery)
Cairan sisa baik dari tahap penyiapan gula putih maupun dari pembersihan pada tahap afinasi
masih mengandung sejumlah gula yang dapat diolah ulang. Cairan-cairan ini diolah di ruang
pengolahan ulang (recovery) yang beroperasi seperti pengolahan gula kasar, bertujuan untuk
membuat gula dengan mutu yang setara dengan gula kasar hasil pembersihan setelah afinasi.

Seperti pada pengolahan gula lainnya, gula yang ada tidak dapat seluruhnya diekstrak dari
cairan sehingga diolah menjadi produk samping: molase murni. Produk ini biasanya diolah
lebih lanjut menjadi pakan ternak atau dikirim ke pabrik fermentasi seperti misalnya pabrik
penyulingan alcohol
Diversifikasi produk di pabrik gula
1. Pucuk Tebu
Pucuk tebu adalah ujung atas batang tebu berikut 5-7 helai daun yang dipotong dari tebu
giling ataupun bibit. Dari pengamatan yang dilakukan diperkirakan dari 100 ton tebu dapat
diperoleh sekitar 14 ton pucuk tebu segar. Pucuk tebu segar maupun dalam bentuk awetan,
sebagai silase atau jerami dapat menggantikan rumput gajah yang merupakan pakan ternak
yang sudah umum digunakan di Indonesia.
2. Ampas Tebu
Tebu diekstrak di stasiun gilingan menghasilkan nira dan bahan bersabut yang disebut ampas.
Ampas terdiri dari air, sabut dan padatan terlarut. Komposisi ampas rata-rata terdiri dari kadar
air : 46 52 %; Sabut 43 50 %; padatan terlarut 2 6 %. Umumnya ampas tebu digunakan
sebagai bahan bakar ketel (boiler) untuk pemenuhan kebutuhan energi pabrik. Pabrik gula
yang efisien dapat mencukupi kebutuhan bahan bakar boilernya dari ampas, bahkan berlebih.
Ampas yang berlebih dapat dimanfaatkan untuk pembuatan briket, partikel board, bahan baku
pulp dan bahan kimia seperti furfural, xylitol, methanol, metana, dll.
3. Blotong
Pada proses pemurnian nira yang diendapkan di clarifier akan menghasilkan nira kotor yang
kemudian diolah di rotary vacuum filter. Di alat ini akan dihasilkan nira tapis dan endapan
yang biasanya disebut blotong (filter cake). Blotong dari PG Sulfitasi rata-rata berkadar air
67 %, kadar pol 3 %, sedangkan dari PG. Karbonatasi kadar airnya 53 % dan kadar pol 2 %.
Blotong dapat dimanfaatkan antara lain untuk pakan ternak, pupuk dan pabrik wax.
Penggunaan yang paling menguntungkan saat ini adalah sebagai pupuk di lahan tebu.
4. Tetes
Tetes (molasses) adalah sisa sirup terakhir dari masakan (massecuite) yang telah dipisahkan
gulanya melalui kristalisasi berulangkali sehingga tak mungkin lagi menghasilkan gula

dengan kristalisasi konvensional. Penggunaan tetes antara lain sebagai pupuk dan pakan
ternak dan pupuk. Selain itu juga sebagai bahan baku fermentasi yang dapat menghasilkan
etanol, asam asetat, asam sitrat, MSG, asam laktat dll.
5. Gula (Sukrosa)
Gula pasir atau sukrosa sebagai produk utama pabrik gula dikonsumsi sebagai sumber
karbohidrat dan bahan pemanis. Selain penggunaan untuk industri pangan, gula juga dipakai
untuk keperluan industri non pangan. Sebagai contoh pemakaiannya adalah untuk mengatur
viskositas pasta dalam industri textile

D. INDUSTRI JAGUNG
Penggunaan jagung sebagai bahan baku industri didasarkan atas komponen dan komposisi
kimia penyusunnya.
ANATOMI BIJI JAGUNG

KOMPOSISI KIMIA BIJI JAGUNG

Komposisi asam amino hasil hidrolisa asam dari protein endosperm biji jagung

Komposisi mineral biji jagung

POHON INDUSTRI JAGUNG


Sesuai dengan perkembangan pembangunan nasional yang pada intinya menuju kearah
industri berbasis sumberdaya alam (natural resources based industrially country), jagung dan
sumber pati lain seperti singkong, sagu, garut menjadi komoditas pertanian Indonesia yang
penting. Selain dibudidayakan oleh sbagian besar petani, pengolahan lebih lanjut ke hilir
pascapengolahan tepung jagung dan hasilsampingnya (by product) dapat meningkatkan nilai
tambah lebih tinggi dan merupakan produk industri yang penting, baik untuk keperluan
dalam negeri maupun untuk tujuan ekspor. Produk jagung ini dengan penerapan teknologi
yang tepat dan layak dapat dikonversi menjadi produk generasi kedua, ketiga, dan seterusnya
dengan nilai tambah (added value) tinggi dan menjadi bahan baku industri lain (kimia,
kosmetika, kertas, tekstil, pangan, farmasi/kedokteran). Berikut gambar pohon industri
jagung.

PENGOLAHAN PATI JAGUNG DAN MINYAK JAGUNG


Di perusahaan besar umumnya pengolahan pati dan minyak jagung merupakan kegiatan
proses yang terpadu, bahkan tak jarang disertai pengolahan pati menjadi gula. Pada system
pengolahan terpadu ini, pada lini pertama merupakan pengolahan tepung jagung dari biji
jagung, yang dihasilkan antara lain hasil sampingan embrio (germ) yang kandungan
minyaknya cukup tinggi. Embrio ini merupakan masukan untuk lini pengolahan minyak
jagung, sedangkan apabila tepung jagung akan diproses lebih lanjut menjadi gula, maka
tepung ini akan masuk ke lini ketiga : pengolahan gula. HasH samping pengolahan pati
jagung antara lain adalah gluten, serat (fiber meal) sedangkan dari lini pengolahan minyak,
akan dihsilkan produk sampingan: ampas embrio (germ meal)
Pengolahan biji jagung menjadi tepung dapat dilakukan mengikuti dua cara, yaitu cara basah
(wet corn milling) dan cara pengolahan kering (dry corn milling). Pengolahan pati jagung

secara proses basah (Corn wet milling process) Proses ini terdiri atas tiga tahapan, yaitu
pembersihan biji, perendaman, pemisahan embrio, penggilingan, pemisahan serat, pemisahan
gluten, pencucian, penyaringan dan pengeringan.
DIAGRAM PROSES WET CORN MILLING

DIAGRAM PROSES DRY CORN MILLING

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PROSES KERING DAN BASAH

Pengolahan Minyak Jagung.


Embrio yang dipisahkan dari hidrosiklon merupakan bahan baku minyak jagung. Suspensi
embrio ini dialirkan ke unit ekstraksi, berupa expeller yang berfungsi untuk memeras dan
mengekstraksi minyak. Minyak kasar yang dihasilkan dari expeller di saring, didinginkan dan
disimpan untuk selanjutnya dilakukan pemurnian (refining).
INDUSTRI BERBASIS JAGUNG GENERASI KEDUA : DARI PAPROTI, GULA
SAMPAI PATI TERMODIFIKASI.
Paproti, pakan ternak berprotein tinggi Paproti adalah singkatan (dari Penulis) untuk Pakan
Berprotein Tinggi untuk membedakan dengan pakan (yang diolah secara) konvensional.
Pakan konvensional yang bahan bakunya antara iain biji jagung -masuk generasi pertama
-diolah secara pencampuran (formulasi) dengan bahan lain" sebagai sumber protein, mineral
dan vitamin. Pakan konvensional ini dapat berupa pellet, yang juga merupakan komoditas
ekspor. Sayang bahan pencampur pakan ini berupa kedelai dan bungkilnya harus diimport.
Pengolahan Gula dari Pati Jagung
Industri pakan, minuman dan farmasi memerlukan beragam jenis gula -bukan sekedar sebagai
pemanis. Banyak fungsi lain seperti : penstabil, penahan air, pembentuk emulsi, pelapis dan
pengikat, cairan infus -dapat dilakukan oleh gula yang diolah dari patio Gula jenis ini, hampir
90 % lebih kebutuhan dalam negeri masih diimpor. Perkembangan industri pang an dan
farmasi yang pesat sepuluh tahun terakhir, tentu saja merupakan peluang yang baik untuk

industri gula ini. Pati jagung dan pati lainnya -secara kimia tersusun atas amilosa dan
amilopektin -yang unit penyusun terkecilnya (monomer) adalah glukosa. Secara hidrolisis
dan proses kimia lain pati ini dapat diubah menjadi gula dan senyawa lebih sederhana.
Sebagai ukuran berapa kandungan gula sederhana (dekstrosa) yang menyusun produk
pecahan pati digunakan DE (dextrose -equivalent). Produk-produk tersebut : dekstrin,
maltodekstrin, high maltose syrups, glucose syrups, high fructose syrups, dextrose.

E. INDUSTRI CASSAVA/ SINGKONG


Pati adalah salah satu substansi penting di dunia yang dapat diperbaharui dan merupakan
sumber daya yang tidak terbatas. Pati dihasilkan dari biji bijian atau umbi akar. Sebagian
besar dari Pati digunakan sebagai bahan pangan namun dengan berbagai proses fisika, kimia
dan biologi dapat dikonversi menjadi beragam produk lain. Saat ini Pati digunakan sebagai
bahan pangan, kertas, tekstil, perekat, minuman, farmasi dan bahan bangunan.
Singkong memiliki banyak karakteristik unggul sebagai bahan dasar Pati, antara lain :

Tingkat kemurnian yang tinggi


Karakter
Pengental

Rasa yang Netral


Tekstur lembut
Merupakan bahan mentah yang murah sekaligus mengandung kadar Pati yang tinggi
Mudah diekstrak dengan proses yang mudah dibandingkan dengan sumber pati yang

lain sehingga layak untuk diproduksi dengan skala kecil dan kapital yang terbatas
Lebih diminati oleh industri perekat karena membuat perekat lebih cair, halus dan

stabil
Pasta yang Lebih jernih

KOMPOSISI CASSAVA/SINGKONG

yang

sangat

baik

Produk turunan dari singkong dapat berupa :


a. Sebagai bahan makanan (FOOD), antara lain modified cassava flour, glucose
syrup/dried glucose
b. Sebagai pakan ternak (FEED)
c. Sebagai Bahan Bakar (FUEL) dan Chemical/pharmaceuticalantra lain, sorbitol/sorbitol
powder, maltitol, maltodextrine, dextrose monohydrate, xylitol, bahan tambahan diproses
kertas, perekat pewarna pada tekstil, lem untuk plywood, biodegradable plastic, polymer lain
d. Sebagai pupuk (Bio-FERTILIZER), kompos, biochar.
Pati Murni ( Native Starch )
Pati murni diproduksi melalui proses pemisahan secara alamiah tanpa penambahan zat
ataupun kimiawi lain. Pati murni dapat digunakan secara langsung dalam memproduksi
beberapa jenis makanan seperti Mie.
Pati yang telah dimodifikasi ( Modified Starch )
Agar dapat digunakan untuk kebutuhan industri Pati Murni tadi diproses kembali mulai dari
merubah pola granula sampai merubah bentuk dan komposisi dari amilase dan molekul
amilopectin, merubah temperatur pasta, rasio kekentalan, ketahanan terhadap asam, panas
dan atau agitasi mekanik hingga sifat ion. Modifikasi tersebut bertujuan untuk memenuhi
standar tertentu agar sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan industri. Contoh Modified
Starch dari singkong yaitu :

Cassava flake merupakan salah satu jenis pati termodifikasi yang terbuat dari pati ubi
kayu dan tapioka dengan modifikasi secara fisis. Modifikasi dilakukan dengan teknik
ekstruksi menggunakan perlakuan panas dan tekanan sedemikian rupa sehingga
mempunyai sifat fungsional yang diperlukan sebagai bahan baku industri pangan
olahan. Cassava flake dapat digunakan sebagai bahan substitusi tepung kentang
(modified potato starch) karena kemiripan karakteristiknya, sehingga dapat
menghemat biaya produksi dalam industri pangan. Selain itu, cassava flakejuga dapat
digunakan sebagai bahan baku pangan olahan lain.

Dekstrin merupakan salah satu produk diversifikasi pati yang mempunyai potensi
pasar cukup baik. Produk ini digunakan pada industri makanan, minuman, tekstil,
kertas, dan industri perekat. Ada 3 (tiga) jenis dekstrin apabila ditinjau dari proses
pembuatannya, yaitu: (1) White Dextrin, (2) Canary Dextrin, (3) British Gum.

Pada industri tepung tapioka, teknologi yang digunakan dapat dikelompokkan menjadi tiga
yaitu :
1. Tradisional yaitu industri pengolahan tapioka yang masih mengandalkan sinar
matahari dan produksinya sangat tergantung pada musim,
2. Semi modern yaitu industri pengolahan tapioka yang menggunakan mesin
pengering(oven) dalam melakukan proses pengeringan
3. Full otomate yaitu industri pengolahan tapioka yang menggunakan mesin dari proses
awal sampai produk jadi. Industri tapioka yang menggunakan peralatan full otomate
ini memiliki efisiensi tinggi, karena proses produksi memerlukan tenaga kerja yang
sedikit, waktu lebih pendek dan menghasilkan tapioka berkualitas.
PROSES PRODUKSI TEPUNG PATI SINGKONG
Pengupasan
dilakukan dengan cara manual yang bertujuan untuk memisahkan daging singkong dari
kulitnya. Selama pengupasan, sortasi juga dilakukan untuk memilih singkong berkualitas

tinggi dari singkong lainnya. Singkong yang kualitasnya rendah tidak diproses menjadi dan
dijadikan pakan ternak.
Pencucian
dilakukan dengan cara manual yaitu dengan meremas-remas singkong di dalam bak yang
berisi air, yang bertujuan memisahkan kotoran pada singkong.
Pemarutan
Pemarutan bertujuan untuk memecah singkong agar lebih mudah diproses lebih lanjut
Pemerasan/Ekstraksi
Pemerasan bubur singkong yang dilakukan dengan cara manual menggunakan kain saring,
kemudian diremas dengan menambahkan air di mana cairan yang diperoleh adalah pati yang
ditampung di dalam ember.
Pemerasan bubur singkong dengan saringan goyang (sintrik). Bubur singkong diletakkan di
atas saringan yang digerakkan dengan mesin. Pada saat saringan tersebut bergoyang,
kemudian ditambahkan air melalui pipa berlubang. Pati yang dihasilkan ditampung dalam
bak pengendapan.
Pengeringan
Proses pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa teknik :
a. Penjemuran
Setelah endapan dikumpulkan, pati lalu dijemur di atas lembaran plastik atau tampah dari
bambu untuk dijemur selama lebih kurang 48 jam hingga didapatkan MC ( moisture content )
= 14 % Teknik ini membutuhkan luasan lahan untuk menjemur yang sangat luas karena
menggunakan sinar matahari untuk mengeringkan Pati. Pada musim hujan penjemuran tidak
mungkin dilakukan kecuali dibuat semacam green house yang didayagunakan sebagai
oven

b. Pengeringan Hibrida
Pengeringan dilakukan dengan cara menjemur selama 1 hari lalu ditambah alat bantu
misalnya oven atupun dengan cara mengalirkan udara panas ke area pengeringan indoor
c. Pengeringan Mekanis
Pengeringan dengan 100 % menggunakan mesin yang digerakkan oleh generator atau listrik
Dalam hal ini proses ekstrak pati singkong jauh lebih sederhana karena hanya sedikit sekali
substansi sekunder seperti misalnya protein, pada singkong ditambah lagi hasil terbaik dalam
ekstraksi Pati Singkong dapat dihasilkan hanya dengan tambahan air, hal ini
membuatpengolahan singkong sebagai Pati dan Tepung sangat sesuai untuk negara
berkembang dan industri rural

POHON INDUSTRI SINGKONG

F. INDUSTRI COCOA

Adapun pengelompokkan Industri Ka kao dan Coklat Olahan terdiri dari :


Industri Hulu : buah coklat, biji coklat,liquor (MASS)
Industri Antara : Cake dan Fat, cocoa liquor, coco a cake, cocoa butter, dan cocoa powder
(kakao olahan)
Industri

Hilir

Industri

cokelat,

confectionary/kembang gula cokelat)

industri

makanan

berbasis

coklat

(roti,kue,

Istilah-istilah
Cacao (kakao) untuk menjelaskan biji kakao yang menjadi sumber atau bahan untuk coklat
pasta (chocolate liquor), minyak coklat (cocoa butter), dan tepung coklat (cocoa powder).
Chocolate liquor (coklat pasta) - adalah dihasilkan dengan menggiling nib dari kakao (inti
biji kakao) menjadi cairan yang halus, di Amerika coklat pasta kadang-kadang juga disebut
coklat, atau coklat pahit, coklat masak, atau coklat tanpa gula. Sementara di Kanada dan
Eropa dinamai coklat masa (cocoa liquor)
Cocoa butter (minyak coklat) - adalah kandungan minyak alami yang terdapat pada biji
kakao. Kandungan minyak coklat pada biji coklat umunya berkisar antara 50 to 60%, dengan
sisanya ampas yang tidak mengandung (sedikit) minyak.
Cocoa or cocoa powder (tepung coklat) - adalah produk yang dihasilkan dari ampas biji
kakao yang telah diambil minyaknya yang kemudian digiling menjadi tepung yang halus.

Plant diatas dilengkapi dengan :


1. System Pembersihan Biji Kakao
Begitu proses pengolahan biji kakao dimuali, biji kakao tersebut pertama-tama harus
dibersihkan dari benda-benda lain seperti kotoran, debu, besi, batu, dan lain-lain dengan
menggunakan mesin yang dilengkapi dengan saringan, pemisah besi (magnet) dan juga
pemisah debu yang dilengkapi dengan ducting.
System Permbersihan Biji Kakao terdiri dari : Mesin Ayakan, Mesin Pemisah Besi (magnet),
Mesin Pemisah Debu dan Kotoran, Tempat Bahan Baku Biji Kakao, Bucket Elevator, Screw
Conveyor, Pipa Ducting untuk Cyclone + Rotary Valve juga Blower, dan Rangka

2. System Pengeringan Biji Kakao (Infra-Red)


Biji kakao kemudian dimasukkan kedalam tabung yang berputar yang dilengkapi dengan
lapisan keramik pemanas sehingga menghasilkan sinar infra merah (infra-red) sehingga
terjadi effect "popping" pada biji kakao tersebut sehingga antara nib dan kulit terpisah. Pada
proses ini juga terjadi proses sterilisasi segala kontaminan yang masih terbawa dari proses
sebelumnya.
System Pengeringan Biji Kakao terdiri dari : Bucket Elevator, Screw Conveyor, Infrared
Dryer, Tempat Bahan Baku Biji Kakao, Pipa Ducting untuk Cyclone + Rotary Valve juga
Blower, dan Rangka
3. System Pemisah Nib dan Kulit (Winnowing/Dehulling)
Biji kakao yang sudah dikeringkan tersebut kemudian dipecahkan dengan menggunakan
suatu alat sehingga pecah berkeping-keping, kemudian diayak menjadi beberapa ukuran
sambil kulitnya dipisahkan dengan menggunakan system hisapan udara. Inti biji kakao yang
diperolah disebut nib.
Winnowing terdiri dari : Bucket Elevator, Mesin Pemecah Biji Kakao, Mesin Pemisah Nib
dan Kulit, Tempat Bahan Baku Biji Kakao, Pipa Ducting untuk Cyclone + Rotary Valve juga
Blower, dan Rangka
4. System Proses Alkali dan Penggarangan
Dengan menambahkan larutan Potash (K2CO3) atau setara maka pH dari nib menjadi naik
sehingga menyebabkan terjadinya perubahan warna. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan
berbagai macam warna coklat yang nantinya akan dihasilkan terutama pada produk akhir
yang berupa tepung coklat. Nib tersebut kemudian digarang dan disterilisasi. Pada proses ini
warna dan aroma akan terbentuk. Lamanya waktu penggarangan dan panas yang diberikan
menjadi faktor penentu utama dan penting untuk mendapatkan produk yang optimal dan
diinginkan.
Proses Alkali dan Penggarangan tediri dari : Alkalizer, Bucket Elevator, Screw Conveyor,
Mesin Penggarang (Roaster), Mesin Pendingin (Cooler), Tempat Bahan Baku Biji Kakao,
Pipa Ducting untuk Cyclone + Rotary Valve juga Blower dan Rangka

5. System Penggilingan Nib


Nib yang sudah digarang kemudian dihancurkan (digiling) hingga menjadi halus melalui 3
(tiga) tahapan proses penggilingan. Hasil gilingan yang didapat disebut coklat pasta (cocoa
liquor).
Penggilingan Nib terdiri dari : Bucket Elevator, Screw Conveyor, Pre-Grinding (Gilingan
tahap 1), Intermediatte Grinding / Ball Mill (Gilingan tahap 2), Fine Grinding / Ball Mill
(Gilingan tahap 3), Mesin Ayakan, Tanki Penampungan, System Transport berupa Pompa dan
Pemipaan
6. System Pengempaan (Press) Minyak Coklat
Sebelum dikempa (Press) coklat pasta yang dihasilkan harus terlebih dahulu dikondisikan
dengan cara di mixer dan dipanaskan. Kemudian setelah itu barulah bisa dikempa (Press)
sehingga diperoleh minyak coklat yang optimal. Ampas sisa dari proses kempa (Press)
menjadi padat yang disebut "Cocoa Cake" yang kemudian disalurkan ke conveyor.
Pengempaan (Press) Minyak Coklat terdiri dari : System Penanganan Coklat Pasta, Tangki
Bahan Baku, System Transport berupa Pompa dan Pemipaan, Mesin Kempa (Press) Minyak
Coklat, Conveyor untuk Cake, Mesih Pemecah Cake, Screw Conveyor, Mesin Penyaring
(Filter Press)
7. System Pembuatan Minyak Coklat atau Coklat Pasta Blok
Minyak coklat yang diperoleh kemudian disaring dan di "deodorized" untuk menghilangkan
partikel padat yang mungkin masih terbawa, minyak ini kemudian didinginkan dan dikemas,
yang mana untuk coklat pasta akan langsung didinginkan dan dikemas saja.
System Pembuatan Minyak Coklat Blok terdiri dari : system Penanganan Minyak Coklat,
Tangki Penyimpanan, System Transport berupa Pompa dan Pemipaan, Mesin Tempering,
System Penimbangan dan Pengepakan, System Air Panas dan Dingin, Cooling Tunnel
8. System Pembuatan Tepung Coklat
Cocoa Cake yang dihasilkan dari mesin kempa (Press) kemudian di salurkan ke mesin
penghancur cake, kemudian hasilnya disalurkan ke mesin giling untuk digiling sehingga
diperoleh tepung yang kemudian dimasukkan ke "Crystallizer" untuk mendapatkan tepung

coklat yang mempunyai struktur kristal dan warna akhir yang stabil untuk mencegah
terjadinya perubahan struktur.
Cocoa Powder Plant consist of : System Penanganan Cocoa Cake, Screw Cooling, Bucket
Elevator, Mesin Giling Cake, Tanki Penampungan, Crystallizer, Pipa Ducting untuk Cyclone
+ Rotary Valve juga Blower, dan System Penimbangan dan Pengepakan

DAFTAR PUSTAKA

http://sawit-cpo.blogspot.co.id/2015/06/proses-pengolahan-sawit-menjadi-cpo.html
http://www.deltatechma.com/kakao.html
http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/Teknologi-Pengolahan-Jagung-Teoridan-Praktek.pdf
https://ocw.ipb.ac.id/file.php/20/Teknologi_Industri_Pertanian/Pages_from_modul33_peluang_industri_cassava.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15389/1/tkp-jul2005-%20(2).pdf

Anda mungkin juga menyukai