LAPORAN AKHIR
PENELITIAN INTERNAL POLTEKKES RS dr. SOEPRAOEN
Oleh:
Nama: Dian PitalokaP,S.Kep.Ners
NIDN : (0720038502)
8
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Penelitian
Ketua Peneliti
Ni Made Suntari,S.Kep,M.M.Kes
Letnan Kolonel CKM(K) NRP. 34055
Menyetujui,
DirekturPoltekes RS dr. Soepraoen Malang
RINGKASAN
Tonsilitis merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak-anak. Tonsilitis
adalah peradangan pada jaringan tonsil yang disebabkan oleh bakteri dan virus.
Keluhan yang sering dirasakan oleh penderita tonsilitis adalah nyeri saat menelan dan
badan terasa meriang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pengetahuan ibu tentang tonsilitis dengan sikap ibu dalam upaya pencegahan
tonsilitis pada anak usia sekolah (6-12) tahun.
Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional
dengan pendekatan Cross Sectional. Populasinya adalah semua ibu yang memiliki
anak usia sekolah(6-12) tahun yang sedang diperiksakan di Poli THT Rumkit Tk. II
dr. Soepraoen Malang sejumlah 33 orang. Metode sampling yang digunakan adalah
consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 20 responden yaitu sebagian
ibu yang memiliki anak usia sekolah (6-12) tahun yang sedang diperiksakan di Poli
THT Rumkit Tk. II dr. Soepraoen Malang pada 4-6 Pebruari 2013. Variabel yang
diteliti adalah pengetahuan ibu dan sikap ibu dalam pencegahan tonsilitis. Data
penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesioner kemudian data yang ada di
tabulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang
tonsilitis adalah pada kategori baik yaitu sebanyak 70%, kategori cukup sebanyak
20%, kategori kurang baik 10% dan tidak satupun pengetahuan ibu yang tidak baik.
Sikap ibu yang mendukung dalam pencegahan tonsilitis pada anak usia sekolah(6-12)
tahun yaitu sebanyak 55% dan sikap ibu yang tidak mendukung yaitu sebanyak 45%.
Berdasarkan tabel Kontigensi Hubungan didapatkan hasil ada pengaruh antara
pengetahuan ibu tentang tonsilitis dengan sikap ibu dalam pencegahan tonsilitis pada
anak usia sekolah( 6-12) tahun.
Melihat hasil penelitian ini maka perlu adanya peningkatan
pengetahuan ibu tentang tonsilitis agar ibu dapat bersikap positif (mendukung) dalam
pencegahan tonsilitis pada anak.
Kata kunci
10
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian Internal
Dosen yang berjudul Pengaruh Pengetahuan Ibu Tentang Tonsilitis Terhadap Sikap
Ibu Dalam Upaya Pencegahan Tonsilitis Pada Anak Usia Sekolah (6-12) tahun di Poli
THT RS dr. Soepraoen Malang.
Dalam penyusunan Laporan Penelitian Internal Dosen
ini, penulis
Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
11
Halaman Judul.......................................................................................................
i
Lembar Pengesahan............................................................................................... ii
Ringkasan............................................................................................................... iii
Kata Pengantar...................................................................................................... iv
Daftar Isi................................................................................................................. v
Daftar Gambar....................................................................................................... viii
Daftar Tabel............................................................................................................ ix
Daftar Lampiran.................................................................................................... x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum................................................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus...............................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................
1.4.1 Bagi Rumah Sakit..........................................................................................
1.4.2 Bagi Tenaga Kesehatan.................................................................................
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan...............................................................................
1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya..............................................................................
1
4
5
5
5
5
5
5
6
6
7
7
7
9
10
10
10
12
12
12
13
14
14
15
15
16
16
17
18
18
18
12
2.4.2 Struktur Sikap................................................................................................
2.4.3 Komponen Pokok Sikap................................................................................
2.4.4 Pembentukan Sikap.......................................................................................
2.4.5 Berbagai Tingkatan Sikap.............................................................................
2.4.6 Pengukuran Sikap..........................................................................................
2.4.7 Keterkaitan antara Pengetahuan dengan Sikap..............................................
2.5 Konsep Perkembangan Anak Usia Sekolah......................................................
2.5.1 Pengertian Perkembangan.............................................................................
2.5.2 Ciri Perkembangan Anak Usia Sekolah........................................................
2.5.3 Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah.....................................................
2.5.4 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan..................................................
2.6 Kerangka Konsep..............................................................................................
2.6.1 Deskriptif Kerangka Konsep.........................................................................
2.7 Hipotesa............................................................................................................
20
20
20
22
23
25
26
26
27
30
32
36
37
37
38
39
40
40
40
40
41
41
41
42
42
45
48
51
51
51
52
53
53
54
57
59
59
13
4.2.2 Sikap Ibu dalam Pencegahan Tonsilitis pada Anak Usia Di bawah
10 tahun......................................................................................................... 60
4.2.3 Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Tonsilitis dengan Sikap Ibu dalam
Pencegahan Tonsilitis pada Anak Usia Di bawah 10 tahun di Poli THT
RS dr. Soepraoen Malang.............................................................................. 61
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan........................................................................................................... 63
5.2 Saran................................................................................................................. 63
Daftar Pustaka....................................................................................................... 65
Lampiran
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
15
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
17
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tonsilitis adalah peradangan dari jaringan tonsil yang disebabkan oleh
18
anaknya dapat menjadi sehat dan dengan pengetahuan tersebut maka ibu
akan dapat mengambil sikap tertentu terhadap objek agar anak mereka dapat
mencapai suatu keadaan sehat (Notoadmodjo 2003 : 125)
Angka kejadian penyakit tonsillitis di salah satu rumah sakit di
Indonesia yaitu RSUP Dr.Sardjito pada tahun 2011 tercatat 59 kasus,tahun
2012 hingga bulan Agustus sebanyak 45 kasus dengan indikasi tersering
adalah tonsilitis kronis dan tonsilektomi merupakan tindakan pembedahan
terbanyak dengan jumlah lebih dari separoh dari kasus penyakit THT di Poli
THT.
(http//www.mail.archive.com/mills_Nikita@news_Gramedia_ Majalah.com
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal
1 Agustus 2012 di poli THT Rumkit Tk II Dr. Soepraoen Malang, didapatkan
data 3 bulan terakhir
terdapat 40 orang
Mei
kepada 5 orang
ibu
ibu
menjawab bahwa mereka tidak setuju jika anaknya sering jajan sembarangan
. Mereka lebih memilih membawakan anaknya bekal dari rumah karena takut
amandelnya kambuh. Dan 3 orang ibu mengatakan tidak tahu jajan yang
19
sering dibeli anaknya sehingga ibu takut terjadi apa-apa dengan kesehatan
anaknya.
Untuk menghindari terjadinya penyakit tonsilitis pada anak, maka perlu
pencegahan terhadap penyakit tonsilitis tersebut. Pencegahan penyakit
tonsilitis pada anak perlu adanya peran keluarga terutama ibu karena anak
cenderung lebih dekat dengan ibunya daripada ayahnya. Maka dari itu
pengetahuan ibu tentang tonsilitis sangatlah penting karena dengan adanya
pengetahuan ibu tentang tonsilitis akan membawa ibu untuk berfikir dan
berusaha agar anaknya terhindar dari penyakit tonsilitis tersebut dan dengan
pengetahuan tersebut maka ibu akan dapat mengambil sikap tertentu untuk
mencegah terjadinya tonsilitis pada anak.
Dengan adanya pengetahuan ibu tentang tonsilitis diharapkan hal ini
dapat mengurangi banyaknya kejadian tonsilitis pada anak, selain itu
pengetahuan dapat membawa ibu untuk berfikir dan berusaha agar anakanaknya menjadi sehat, maka ibu perlu belajar dari pengalaman-pengalaman
orang lain, mencari informasi dari orang lain maupun media masa sehingga
ibu dapat mengambil suatu sikap yang positif dalam upaya pencegahan
penyakit tonsilitis pada anak.
Dari fenomena diatas peneliti tetarik untuk meneliti pengaruh
pengetahuan
upaya
pencegahan tonsilitis pada anak usia sekolah(6 12) tahun di poli THT
Rumah Sakit dr. Soepraoen Kota Malang.
20
1.2 Perumusan Masalah
Usia sekolah adalah masa-masa dimana anak mengalami
perkembangan fisik dan mental yang pesat. Hampir sebagian besar
waktu anak dipergunakan untuk kegiatan yang bersifat pendidikan
melalui
sekolah.
Anak
usia
sekolah
memiliki
karakteristik
Soepraoen Malang?
1.2.2 Bagaimanakah sikap ibu dalam pencegahan tonsilitis pada anak
usia sekolah (6-12) tahun di poli THT Rumah sakit Dr. Soepraoen
Malang?
1.2.3 Adakah pengaruh pengetahuan ibu tentang tonsilitis terhadap
sikap ibu dalam upaya pencegahan tonsilitis pada usia sekolah
(6-12) tahun di poli THT Rumah sakit Dr. Soepraoen Malang?
21
1.3
Tujuan
Soepraoen Malang.
2.
Mengidentifikasi sikap ibu dalam pencegahan tonsilitis pada
anak usia sekolah (6-12) tahun di poli THT Rumah sakit Dr.
Soepraoen Malang.
3. Menganalisa pengaruh
1.4.1
22
Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan tentang pentingnya
pengetahuan ibu dalam mencegah penyakit tonsilitis sehingga tenaga
kesehatan dapat berperan aktif dalam memberikan penyuluhan kepada orang
tua terutama ibu.
1.4.3
kesempatan
pada
peneliti
selanjutnya
untuk
23
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia yakni:indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga.
2.1.2 Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior)
(Notoadmodjo, 2003:121)
1. Jenjang C1 (Tahu/Know)
Tahu diartikan mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap sesuatu yang special dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain:
menyebutkan, mengucapkan, menyatakan dan sebagainya.
24
2. Jenjang C2 (Memahami /Comprehensive)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan,
7
meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
3. Jenjang C3 (Aplikasi/Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Jenjang C4 (Analisis/Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat
menggambarkan
(membuat
bagan),
membedakan,
memisahkan,
25
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek penelitian. Penelitian ini
berdasarkan suatu kriteria-kriteria yang ada.
2.1.3
1. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada
aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis
besar ada empat kategori: perubahan pertama, perubahan ukuran, kedua
perubahan proporsi., ketiga hilangnya ciri-ciri lama., keempat timbulnya ciriciri baru. Ini terjadi akibat kematangan fungsi organ pada aspek psikologis
atau mental taraf berfikir seseorang matang dan dewasa.
2. Minat
Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni sesuatu
hal, dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
3. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang
lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat
dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula
menerima informasi. Dan pada akhirnya semakin banyak pula pengetahuan
yang dimilikinya. Dan sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya
26
rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap
penerimaan informasi, dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
4. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
5. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman
yang kurang baik seseorang akan berusaha melupakan, namun pengalaman
terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul
kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaanya.
6. Kebudayaan Lingkungan sekitar
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh
besar terhadap pembentukan sikap kita.
7. Informasi
Kemudahan
untuk
memperoleh
informasi
dapat
membantu
27
tumbuh kembang anak yaitu: asah, asih dan asuh. Sesuai dengan program
BKB yaitu meningkatkan peran ibu dan anggota keluarga lainnya untuk sedini
mungkin
memberikan
stimulasi
pada
tumbuh
kembang
anak
yang
28
10. Sumber persahabatan atau teman bermain bagi anak sampai cukup usia
untuk mendapatkan teman diluar rumah atau apabila persahabatan diluar
rumah tidak memungkinkan (Yusuf, 2002:38)
Sedangkan
berikut:
1. Sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya.
2. Ibu mempunyai peran untuk mengurus rumah tangga.
3. Sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak-anaknya.
4. Pelindung dan sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, salah
satu kelompok dari peranan sosial.
5. Disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarga.
2.2.3 Sikap dan perilaku ibu yang baik
1. Memberikan kasih sayang yang ikhlas.
2. Bersikap respek atau menghargai pribadi anak.
3. Memelihara anak sebagaimana biasanya.
4. Mau mendengar pandapat maupun keluhan anak.
5. Memaafkan kesalahan anak, minta maaf bila orang tua atau ibu sendiri
yang bersalah pada anak.
6. Meluruskan kesalahan anak dengan pertimbangan atau alasan yang tepat
(Hurlock, 2001:221)
29
2.2.4 Definisi Pengasuhan
Menurut Efendi (1998:36 ) Asuh adalah menuju pemeliharaan dan
perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga diharapkan
mereka menjadi yang sehat fisik, mental, sosial dan spiritual.
1. Fisik meliputi :
a. Pangan atau gizi
b. Perawatan kesehatan dasar seperti ASI
c. Papan atau pemukiman yang layak
d. Hygiene perorangan atau sanitasi lingkungan
e. Sandang atau pakaian
2. Mental atau psikis meliputi:
a. Kecerdasan,
keterampilan,
kemandirian,
kreativitas,
agama,
30
mempengaruhi tugas pengasuhan ini. Pada dasarnya tujuan pengasuhan
adalah :
1. Mempertahankan kehidupan fisik anak dan meningkatkan kesehatannya.
2. Memfasilitasi anak untuk mengembangkan kemampuan sejalan dengan
tahap perkembangannya.
3. Mendorong peningkatan kemampuan berperilaku sesuai dengan nilai
agama dan budaya yang diyakini.
2.2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengasuhan
1. Usia
Semakin cukup usia, tingkat kematangan dan kemampuan seorang
ibu dalam menjalankan pengasuhan diharapkan dapat berjalan secara
optimal sesuai dengan tahap-tahap perkembangan.
2. Budaya
Adanya perbedaan budaya dalam suatu mnasyarakat atau kelompok
dapat mempengaruhi model pengasuhan ibu terhadap anak.
3. Pengalaman sebelumnya
Pengalaman dan pengasuhan ini tidak bisa dipelajari melalui
pendidikan formal, melainkan berdasarkan mempelajari pengalaman orang
tua ibu terdahulu.
4. Rentang usia anak
31
Usia anak yang terlalu dekat antara satu dengan yang lainya dan tidak
dibatasi dapat menjadikan perhatian ibiu terbagi sehinnga pengasuhan ibu
tidak bisa secara optimal.
5. Penghasilan
Penghasilan yang rendah akan mengurangi kemampuan keluarga
untuk memenuhi kebutuhan keluarga atau anak terhadap gizi, pendidikan
serta kebutuhan lainnya sehingga berdampak pada pengasuhan anak
(Efendi, 1998: 40)
2.3 Konsep Tonsilitis
2.3.1 Pengertian Tonsilitis
Tonsilitis adalah peradangan dari jaringan tonsil yang disebabkan oleh
bakteri streptococus Hemolitikus grup A maupun streptococcus non
hemolitikus sehingga menyebabkan pengumpulan leukosit sel-sel epitel mati
dan bakteri patogen dalam kripta (Boies, 1997:330)
Tonsilitis
menginlfiltrasi
akut
penularannya
terjadi
melalui
droplek,
kuman
32
timbul perlekatan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris (Mansjoer arif,
2001:119-120)
2.3.2 Penyebab Tonsilitis
Penyakit tonsilitis disebabkan oleh kuman streptococcus hemolitikus
grup A, streptococcus viridans dan streptococcus pyogenes adalah penyebab
terbanyak dan juga disebabkan oleh virus (Mansjoer arif, 2001:119)
Selain itu juga disebabkan oleh pnemococus, stafilococus dan
haemophilus influenzae dan juga virus pathogen yang dilibatkan (Boies,
1997:330)
Pada dasarnya kuman-kuman tersebut sudah berada dilaring yang
hidup secara komensial dan setelah adanya penurunan daya tahan tubuh
maka kuman menjadi aktif (Depkes RI,1997:174)
2.3.3 Tanda dan Gejala
Pada penderita
tonsil
membengkak,
33
5. Hipersaliva (Banyak ludah)
6. Rinolalia (Suara sengau)
7. Trismus (Sukar membuka mulut).
(Arsyad efiaty, 2001:174)
8. Kelenjar Submandibula membengkak dan nyeri tekan, khususnya pada
anak-anak.
9. Suhu tubuh meningkat 40 C
10.
11.
12.
Tonsil membengkak.
terjadi
pembendungan
radang
Abses Parafaring
Toksemia
dengan
infiltrasi
leukosit
34
-
Rinitis Kronik
Sinusitis
Septikemia
Bronkitis
Endokarditis
Artritis
Miositis
Nefritis
Urtikaria
Uveitis
Iridosiklitis
Dermatitis
Pruritis
2.3.6 Penatalaksanaan
1. Istirahat yang cukup, pemberian cairan yang cukup dan pemberian
makanan yang lunak.
2. Kasus yang meragukan diharapkan diobati sebagai difteri.
3. Terapi lokal untuk hygieni mulut dengan obat kumur atau obat isap.
4. Anti biotika, penicillin terutama pada strain B streptococus hemolitikus
untuk mencegah rematik.
5. Sedatif dan anagesik.
35
6. Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medika mentosa dan terapi
konservatif tidak berhasil.
2.3.7 Pencegahan Tonsilitis
1. Selalu menjaga kebersihan mulut dan gigi.
2. Selalu mempertahankan sistem kekebalan tubuh, terutama pada anakanak.
3. Istirahat yang cukup.
4. Mengkonsumsi makanan-makanan yang sehat dan bergizi.
5. Menghindari makanan-makanan yang dapat merangsang timbulnya
peradangan pada jaringan tonsil seperti makanan yang mengandung:
bahan pengawet, penyedap rasa, makanan pedas dan juga es.
6. Menghindari kontak langsung dengan alergen penyebab tonsillitis.
36
2. Sikap adalah kesediaan reaksi terhadap suatu hal mengandung
komponen kognitif, komponen afektif dan juga konatif (Notoadmodjo,
2003 : 124)
3. Menurut newcom yang dikutip Notoadmodjo (2003), sikap itu merupakan
kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu.
Dari batasan diatas dapat disimpulkan bahwa sikap itu merupakan
organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai obyek secara terusmenerus (kontinyu), disertai dengan adanya perasaan tertentu, dan
memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat
respon atau
37
2.4.2 Struktur sikap
Sikap mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap
yaitu :
1. Komponen Kognitif (Komponen perceptual) yaitu: komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsikan terhadap obyek
sikap.
2. Komponen afektif (kpomponen emosional) yaitu: komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap obyek
sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak
senang merupakan al yang negatif, komponen ini menunjukan arah sikap
yaitu positif dan negatif.
3. Komponen konatif (komponen perilaku atau action component) yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak atau
berperilaku seseorang terhadap obyek sikap (Walgito B, 2003 : 131)
2.4.3 Komponen pokok sikap
Dalam bagian all port (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai
tiga komponen pokok yaitu:
1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu obyek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu obyek
3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave) (Notoadmodjo, 2003 :
125)
38
2.4.4 Pembentukan sikap
Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh
individu, diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap
adalah:
1. Pengalaman pribadi
Apa yang telah dan sedang kita alami akan membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Untuk dapat
mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai
pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis. Tidak adanya
pengalaman sama sekali dengan suatu objek psikologis cenderung akan
membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut. Untuk dapat menjadi dasar
pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang
kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman
pribadi tersebut terjadi dengan melibatkan faktor emosional.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Orang yang dianggap penting bagi individu adalah orang tua, orang
status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja,
istri atau suami. Individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau
searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Hal ini dimotivasi oleh
keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting
tersebut.
3. Pengaruh kebudayaan
39
Kebudayaan dimasna kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh
besar terhadap pembentukan sikap.
4. Media masa
Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, selain
mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan
orang, media masa juga membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang
dapat mengarahkan opini seseorang yang apabila cukup kuat akan memberi
dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap
tertentu.
5. Lembaga Pendidikan dan Agama
Lembaga pendidikan dan lembaga keagamaan sebagai suatu sistem
mempunyai
pengaruh
dalam
pembentukan
sikap
karena
keduanya
40
Sikap yang ada pada seseorang memberikan warna corak pada
perilaku atau perbuatan orang yang bersangkutan dengan mengetahui sikap
seseorang, orang dapat menduga bagaiman respon atau perilaku yang akan
diambil oleh orang yang bersangkutan, terhadap suatu masalah atau
keadaan yang diharapkan kepadanya. Jadi dengan mengetahui sikap
seseorang, orang akan mendapatkan gambaran kemungkinan perilaku yang
timbul dari orang yang bersangkutan (Walgito B,2003)
Beberapa tingkatan sikap, antara lain:
1. Menerima (receiving)
Diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan (obyek).
2. Merespon (Responding)
Memberikan
jawaban
apabila
ditanya,
mengerjakan
dan
41
2.4.6 Pengukuran Sikap
Mengukur suatu sikap bukanlah suatu pelajaran yang mudah karena
tidak
tampak
sehingga
diperlukan
alat
ukur
yang
standard
untuk
42
tetapi interprestasi sikap harus sangat berhati-hati apabila hanya didasarkan
dari pengamatan terhadap perilaku yang ditampakkan oleh sesorang.
2. Penanyaan langsung
Pengungkapan
sikap
dengan
penanyaan
langsung
memiliki
43
2.4.7 Keterkaitan antara pengetahuan dengan sikap
Pengetahuan dan keyakinan seseorang terhadap suatu obyek tertentu
merupakan dasar pembentukan sikap seseorang dalam berperilaku terhadap
obyek tertentu. Dalam psikologi sosial, banyak penelitian yang menyatakan
bahwa perilaku seseorang yang nyata, sering kali tidak sesuai dengan sikap.
Hal ini tergantung sejauh mana pengetahuan dan keyakinan seseorang
terhadap obyek tertentu. Seseorang akan memiliki sikap yang lebih kuat
terhadap suatu obyek sikap bila memiliki pengalaman langsung dan
pengetahuan dengan obyek tersebut (Sears, 1992:153)
Maran dalam suyantik (2001:33) mengemukakan bahwa proses
belajar akan mengarah pada pembentukan sikap tertentu, karena sikap
merupakan proses dari berfikir, keyakinan dan pengetahuan. Hal ini dapat
dimengerti bahwa semakin baik pengetahuan diharapkan sikapnya semakin
baik.
Dalam penentuan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan
dan emosi memegang peranan penting, suatu contoh misalnya: seseorang
ibu telah mendengar tentang penyakit polio (penyebab,akibat, pencegahan,
dsb) Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berfikir dan berusaha supaya
anaknya tidak terkena polio. Dalam berfikir ini komponen emosi dan
keyakinan ikut bekerja sehingga ibu tersebut berniat mengimunisasikan
anaknya untuk mencegah supaya anaknya tidak terkena polio. Ibu ini
mempunyai sikap tertentu terhadap obyek yang berupa penyakit polio
(Notoadmodjo, 2003: 125-126)
44
2.5
Konsep Perkembangan Anak Usia Sekolah
2.5.1 Pengertian Perkembangan
yang
berlangsung
secara
sistematis,
progresif
dan
perubahan
dalam
perkembagan
itu
bersifat
saling
2. Progresif
Adalah perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan
mendalam (meluas) baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis).
Contoh : perubahan proporsi dan ukuran fisik anak (pendek menjadi tinggi).
3. Berkesinambungan
Adalah perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung
secara beraturan dan berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat
loncat. Contoh : untuk dapat berdiri, anak harus melampaui tahapan
sebelumnya yaitu duduk dan merangkak.
45
2.5.2 Ciri Perkembangan Anak Usia Sekolah
1.
Perkembangan Intelektual
a.
b.
c.
(mengelompokkan),
menyusun,
mengasosiasikan
2.
Perkembangan Bahasa
a.
b.
c.
46
d.
b.
Proses belajar
Anak telah matang untuk berbicara lalu mempelajari bahasa orang lain
dengan jalan mengimitasi atau meniru ucapan yang didengarnya
3.
Perkembangan Sosial
a.
b.
Anak
mulai
memiliki
kesanggupan
menyesuaikan
diri
sendiri
4.
Perkembangan Emosi
a.
47
b.
c.
Emosi yang secara umum dialami adalah marah, takut, cemburu, iri
hati, kasih sayang, rasa ingin tahu dan kegembiraan (senang, nikmat
atau bahagia)
5.
Perkembangan Moral
a.
b.
Anak dapat mengikuti pertautan atau tuntutan dari orang tua atau
lingkungan sosialnya
c.
Pada akhir usia ini, anak mudah dapat mendalami alasan yang
mendaari tentang peraturan
d.
6.
terhadap agama dan berhasil membentuk pribadi dan akhlak anak, maka
untuk mengembangkan sikap itu pada masa remaja akan mudah dan anak
telah
memiliki
pegangan
atau
bekal
dalam
menghadapi
berbagai
Perkembangan Motorik
a.
48
b.
a.
Melalui pertumbuhan fisik dan otak, anak belajar dan berlari semakin
stabil, makin mantap dan cepat
b.
2.
b.
3.
49
4.
menerima pengajaran. Oleh karena itu, paling sedikit anak harus tamat dari
SD karena anak sudah memperoleh keterampilan dasar membaca, menulis
dan berhitung.
6.
melalui
pengalaman
yang
telah
lalu
adalah
konsep
sendiri dalam arti dapat membuat rencana, berbuat untuk masa sekarang
dan masa yang akan dating bebas dari pengaruh orang tua dan orang lain
50
9.
b.
Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang tinggi menjadi tinggi, yang gemuk
menjadi gemuk
c.
Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan dan masa remaja
d.
Jenis Kelamin
51
Wanita lebih cepat dewasa dibanding laki-laki. Pada masa pubertas,
wanita tumbuh lebih cepat dari pada anak laki laki dan setelah melewati
masa pubertas, laki laki tumbuh lebih cepat
e.
Kelainan Genetik
Contoh : Achondroplasia menyebabkan dwarfisme
Sindroma marfan terdapat pertumbuhan tinggi badan berlebihan
f.
Kelainan Kromosom
Umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti sindroma
down dan sindroma turner
(Suganda, 2002 : 9)
Faktor Prenatal
1)
Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin
2)
Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan congenital seperti
club foot
3)
Zat Kimia/Toxin
Aminopterin
dan
obat
kontrasepsi
Endokrin
dapat
menyebabkan
kelainan
52
DM dapat menyebabkan makrosomi, kardiomegali, hyperplasia abnormal
5)
Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH dan PMS
menyebabkan kelainan pada janin (katarak, bisu tuli, retardasi mental, dll)
6)
Kelainan imunologi
Eritroblastosis fectalis timbul karena perbedaan golongan darah antara
janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah
janin lalu masuk melalui plasenta dan menyebabkan hemolisis
7)
Psikologi Ibu
Kehamilan yang tidak dikehendaki, perlakuan salah atau kekerasan
mental pada ibu hamil
b.
Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma pada kepala dan
asfiksia dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak
c.
1)
Pasca Natal
Gizi
Untuk tumbang bayi, perlu zat makanan yang adekuat
2)
3)
4)
Psikologis
53
Hubungan dengan orang sekitar, anak yang tidak diinginkan orang tua
atau anak yang selalu tertekan akan mengalami hambatan dalam
tumbangnya
5)
Sosio ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang buruk.
6)
Stimulasi/rangsangan
Perkembangan perlu rangsangan khususnya dalam keluarga. Contoh :
penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, perlakuan ibu terhadap perilaku
anak.
(Suganda, 2002 : 11)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan :
- Usia
- Minat
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Pengalaman
- Kebudayaan lingkungan
- Informasi
Faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap :
- Pengalaman pribadi
- Pengaruh budaya
- Media massa
- Lembaga pendidikan
- Faktor ekonomi
Pola Pengasuhan :
- Mempertahankan kehidupan fisik
dan meningkatkan kesehatan
- Favorable (positif)
- Unfavorable
(negatif)
Baik
Cukup baik
Kurang baik
Tidak baik
Keterangan :
: variabel yang diteliti
berhubungan
berpengaruh
36
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Pengaruh Pengetahuan Ibu tentang Tonsilitis terhadap Sikap Ibu Dalam Upaya Pencegahan
Tonsilitis pada Anak Usia Sekolah (6-12) tahun di Poli THT Rumah Sakit dr. Soepraoen Malang.
37
3.6
penyakit tonsillitis. Dan sikap ibu tersebut akan berpengaruh juga pada pola
pengasuhan ibu dalam mempertahankan kehidupan fisik dan meningkatkan
kesehatan bagi anak.
38
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
Design Penelitian
Desain
penelitian
yang
digunakan
dalam
penelitian
pengaruh
Pencegahan Tonsilitis Pada Anak Usia Sekolah (6-12) tahun di Poli THT RS
dr. Soepraoen Malang. Pendekatan yang dipakai dalam proses penelitian ini
adalah cross sectional.
39
3.2
Kerangka Kerja
Sampling : Consecutive
sampling
Desain penelitian : Korelatif
Pengumpulan data
Kuesioner
Pengumpulan data
Kuesioner
40
3.3
Populasi,Sampel dan Sampling
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak
usia sekolah 6-12 tahun yang sedang diperiksakan di Poli THT RS
dr.Soepraoen Malang berjumlah 30 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang memiliki anak
usia sekolah (6-12) tahun yang sedang diperiksakan di Poli THT Rs. Dr.
Soepraoen Malang yang memenuhi kriteria sejumlah 20 orang.
3.3.3 Sampling
Cara
pengambilan
sampel
pada
penelitian
ini
menggunakan
2.
41
3.4.2
Definisi Operasional
Variabel
Dependent:
Sikap ibu dalam
upaya
pencegahan
tonsilitis
pada
anak
usia
sekolah (6-12)
tahun
Definisi Operasional
Interpretasi
pengetahuan
mengenai segala
sesuatu yang
diketahui ibu yang
memiliki anak usia
sekolah(6-12) tahun
yang sedang
diperiksakan di poli
THT RS.
dr.Soepraoen
Malang, tentang
tonsilitis.
Tanggapan atau
pernyataan ibu yang
memeriksakan
anaknya usia
sekolah(6-12) tahun
kepoli THT RS.
Dr.Soepraoen
Malang, dalam upaya
pencegahan tonsilitis.
Indikator
Kemampuan dalam
menjawab pertanyaan
dengan benar,
mengenai :
1. Pengertian tonsilitis.
2. Penyebab tonsilitis.
3. Tanda dan gejala
tonsilitis
4. Pencegahan tonsilitis
5. Penatalaksanaan
tonsilitis
6. Komplikasi tonsilitis
Alat Ukur
Kuesioner
Kuesioner
Pernyataan
ibu
dalam
memberikan
tanggapan
yang sesuai dengan sifat
pernyataan:
1. Komponen Kognitif
1) Pengertian tentang
pencegahan
tonsilitis.
2) Cara pencegahan
tonsilitis.
2. Komponen afektif :
Upaya yang
dilakukan ibu untuk
mencegah
terjadinya tonsilitis.
3. Komponen Konatif :
- Tindakan yang biasa
dilakukan ibu untuk
mencegah tonsilitis.
Skala
Ordinal
Nomina
l
Skor
Benar : 1
Salah : 0
Kemudian data diinterpretasikan :
Baik
: 76-100%
Cukup
: 56-75%
Kurang :41-55%
Tidak baik
: < 40%
Skor pernyataan :
1. Mendukung
Sangat setuju
:5
Setuju
:4
Ragu-ragu
:3
Tidak setuju
:2
Sangat Tidak Setuju
:1
2. Tidak mendukung
Sangat setuju
:1
Setuju
:2
Ragu-ragu
:3
Tidak setuju
:4
Sangat tidak setuju
:5
Kemudian data diinterprestasikan
1. Mendukung : jika selisih nilai T > mean
T yaitu : 50 dan selisih tersebut
mempunyai deviasi standar (ST) > 10
2. Tidak mendukung : jika selisih nilai T <
mean T yaitu : 50 dan selisih tersebut
mempunyai deviasi standar (ST) < 10
42
41
42
3.5
c.
d.
Memberikan
inform
consent
kepada
responden.
e.
Menyebarkan
kuesioner
atau
angket
43
soal
selesai
dikerjakan
oleh
responden,
maka
soal
44
pengukuran
kevalitan
dari
sebuah
instrumen
dapat
xy
( x 2 )( y 2 )
cukup
menunjuk
pada
dapat dipercaya
suatu
pengertian
untuk digunakan
bahwa
sebagai
suatu
alat
45
rxy
N x
N xy - x y
2
N y
Dengan keterangan :
x: skor item ganjil
y: skor item genap
xy : skor item genap dikali ganjil
Kemudian hasil dimasukan rumus Spearman-Brown :
rii
2xr1/2 1/2
1 r1/2 1/2
Keterangan :
rii = reliabilitas instrumen
r
instrumen
(Sugiono, 2005 : 212)
Hasil rxy hit > rxy tab dikatakan valid dan reliable. Dari hasil uji
validitas menunjukan bahwa rxy semuanya lebih dari 0,632 jadi butir soal
dikatakan valid. Sedangkan hasil uji coba reliabilitas didapatkan hasil
menurut harga yang ditentukan, jika diambil 10 responden, r xy : 0,648 atau
lebih. Jadi hasil yang didapat dikatakan reliable karena 0,9182 > 0,648.
4. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4-6 Pebruari 2013, lokasi
tempat dan penelitian dilakukan di Poli THT RS dr. Soepraoen Malang.
5.5.2
Analisa Data
46
47
Sp
100%
Sm
Keterangan:
N: nilai yang didapat
Sp: skor yang didapat
Sm: skor maksimal
Harga prosentase dari pemberian skor dan penilaian dari tiap
subvariabel diinterprestasikan menggunakan kriteria kualitatif:
76-100%
: Baik
56-75%
: Cukup
40-55%
: Kurang baik
< 40%
: Tidak baik
(Arikunto, 1998 : 245)
48
T = 50 + 10
x -x
s dengan s =
n( x 1 ) - ( x 1 )
N (n - 1)
Keterangan:
T
:skor T
: mean skor T
x1
: nilai pengamatan
: jumlah pengamatan
n -1
2
Jika selisih nilai T > mean T yaitu 50 dan selisih deviasi standart
(ST) >10 maka interpretasi sikap responden mendukung (favorabel)
Dalam penelitian ini maksudnya adalah sebagian ibu-ibu yang
memeriksakan anaknya usia di bawah 10 tahun di Poli THT
Rs.Dr.Soepraoen Malang.
49
Kemudian
hasil
dari
interpretasi
sikap
ibu
dikelompokkan
Tabulating
Tabulating adalah menyusun proses perhitungan frekuensi yang
50
(N10 x N ij )
N
Keterangan
Nio : jumlah nilai kolom
Nij : jumlah nilai baris
N : jumlah total
Tabel 5.2 Analisa Hubungan
Pengetahuan ibu
tentang tonsillitis
Baik
Cukup
Kurang baik
Tidak baik
Jumlah
3. Menghitung nilai x2 hitung yaitu dengan rumus:
x2 =
(fo - fh) 2
fh
Keterangan:
fo :frekuensi yang diperoleh berdasarkan data
fh : frekuensi yang diharapkan
4. Menghitung nilai x2 tabel dengan rumus :
x2 = (1 )(dk)
Keterangan:
Jumlah
51
3.5.3
Dalam
melakukan
penelitian
ini
peneliti
telah
mengajukan
permohonan ijin kepada pihak terkait yaitu : Kepala Tata Usaha, Kepala
Bagian Umum, Kepala Poli THT Rs. Dr. Soepraoen Malang sebagai
tempat penelitian. Kemudian kuesioner dikirim ke subjek yang diteliuti
dengan menekankan masalah etika meliputi :
1.
52
untuk
diteliti
maka
peneliti
tidak
memaksa
dan
tetap
tidak
akan
menghormati hak-haknya.
2.
Untuk
menjaga
kerahasiaan
subjek,
peneliti
Kerahasiaan (Confidentiality)
3.5.4
Keterbatasan
Peneliti menyadari penelitian ini masih banyak kekurangan mulai
53
42
66
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
53
67
jalan. Departemen rawat jalan terdiri dari : Poli Paru, Poli Jantung, Poli
Penyakit Dalam, Poli Syaraf, Poli Kulit dan Kelamin, dan UGD.
Selain itu rumah sakit ini juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang lain
diantaranya:
Laboratorium
Klinik,
Laboratorium
Patologi
Anatomi,
68
responden
berpendidikan SD.
(25%) dan
yang
69
3.
didapat
70
Pengetahuan
Jumlah
Prosentase
1.
Baik
14
70%
2.
Cukup baik
20%
3.
Kurang baik
10%
4.
Tidak baik
0%
20
100%
Jumlah
(Sumber : Kuesioner 2013)
Pengetahuan
Jumlah
Prosentase
1.
Favorable
(Mendukung)
11
55%
2.
Unfavorable
(Tidak
mendukung)
45%
20
100%
Jumlah
71
Pengetahuan
Sikap
Baik Cukup
Kuran
Tdk. Baik
g
Jumla
h
1.
Favorable
(Mendukung)
10
11
2.
Unfavorable
(Tidak mendukung)
14
20
Jumlah
(Sumber : Kuesioner 2013)
72
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengetahuan Ibu tentang Tonsilitis
Hasil analisa penelitian kuantitatif dari pengetahuan ibu
tentang tonsilitis pada anak usia di bawah 10 tahun di Poli THT RS dr.
Soepraoen Malang menunjukkan bahwa dari 20 responden, 14 responden
(70%) memiliki pengetahuan baik dan 2 responden (10%) memiliki
pengetahuan yang kurang baik.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin
tinggi pula pengetahuan yang didapat oleh orang tersebut, yang akhirnya
dapat mempengaruhi terhadap pola pikir dan daya nalar seseorang, dan
semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih matang dan bekerja. (Notoatmodjo 2003:128)
Dengan
bertambahnya
umur
seseorang
akan
terjadi
yang
diterima
seseorang
juga
dapat
mempengaruhi
pekerjaan
dapat
menjadikan
seseorang
73
Sehingga
hal
ini
akan
berpengaruh
pada
pengetahuan
seseorang.
4.2.2 Sikap Ibu dalam Upaya Pencegahan Tonsilitis pada Anak Usia
Sekolah (6-12) tahun .
Dari tabel 4.7 tentang distribusi frekuensi responden
berdasarkan sikap ibu dalam pencegahan tonsilitis pada anak usia di
bawah 10 tahun, didapatkan hasil yaitu 11 responden (55%) bersikap
74
baik
pengetahuan
yang
dimiliki
seseorang
maka
akan
anak usia sekolah (6-12) tahun di Poli THT RS dr. Soepraoen Malang.
75
5.1
Simpulan
Dari hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan
76
5.2 Saran
Saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan hasil penelitian yang
ditemukan adalah sebagai berikut :
5.2.1 Bagi Rumah Sakit
Dengan diketahuinya hasil penelitian diharapkan rumah sakit dapat
mengaktifkan program penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan
pengetahuan ibu pasien tentang pencegahan penyakit menular
tonsilitis.
5.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan kepada tenaga kesehatan dapat berperan aktif dalam
memberikan penyuluhan kepada orang tua terutama ibu pasien
tentang bagaimana cara pencegahan penyakit tonsilitis.
5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
77
informasi
bagi
institusi
pendidikan
agar
dapat
lebih
bahan
masukan
untuk
peneliti
selanjutnya
tentang
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
_________________. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arsyad, Efiaty. 2003. Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT. Edisi 5. Jakarta:
FKUI.
78
Boies, Higier. 1997. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: FKUI.
Depkes RI. 1997. Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Depkes RI.
_________. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Depkes RI.
Effendi, Nasrul. 1998. Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2.
Jakarta : EGC.
Iqbal Mubarok, Wakhid. 2007. Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan. Edisi
1. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Kurniasih, Deden. 2006.
www.mail.archive.com
Angka
Kejadian
Tonsilitis.
Surabaya
66
No
Jenis Kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
okt
nop
X
X
X
des
jan
peb
mar
apr
mei
jun
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
66
66
81
Lampiran 2
JUSTIFIKASI ANGGARAN
1. Honor
Honor
Ketua
Anggota 1:
Mahasiswa
Honor/Jam
(Rp)
5.000
2.000
Waktu
(jam/minggu)
10
10
Minggu
24
24
Total Honor
1.200.000
480.000
1.680.000
2. Peralatan penunjang
Justifikasi
Pemakaian
Material
Peralatan Penunjang 1
Harga
Satuan
(Rp)
Kuantitas
-
Total Harga
Penunjang
Material
Kertas HVS A4 70gr
Kertas HVS A4 80 gr
Bolpoint
Tinta Printer hitam
Tinta Printer warna
Kuantitas
3 rim
3 rim
2 pak
1 pak
3 botol
Harga
Total Biaya
Satuan
Bahan
(Rp)
35.000
105.000
45.000
135.000
15.000
30.000
20.000
20.000
15.000
45.000
Sub Total (Rp) 335.000
4. Perjalanan
Justifikasi
Perjalanan
Material
Perjalanan ke
tempat/kota-A
Perjalanan ke
tempat/kota-n
Harga
Satuan
(Rp)
Kuantitas
-
Total Biaya
Perjalanan
-
Kuantitas
3 bendel
Harga
Satuan
(Rp)
15.000
45.000
3 kotak
15.000
45.000
3 bendel
20.000
60.000
3 kotak
15.000
45.000
Kegiatan
Fc draft untuk seminar
proposal
Konsumsi seminar
Proposal
Fc draft untuk seminar
hasil
Konsumsi seminar
hasil
Total Biaya
Lain-lain
82
Lampiran 3
Nama
NIDN/
NUPN
Dian Pitaloka
072003
P,S.Kep.ners
8502
Asal
Program Studi
Staf
Dosen
Bidang
Ilmu
Prodi Kepera
Keperawatan
Alokasi
Waktu
(jam/ming
gu)
Uraian Tugas
10 jp/mgg 1. Menyusun
judul
2.Membuat
watan
Anak
proposal
dan laporan
Dwi Mei H.
Mahasiswa Prodi
10 jp/mgg Pencacah
Keperawatan
Lampiran 4
BIODATA KETUA DAN ANGGOTA PENELITIAN
83
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Keperawatan Anak
Etika keperawatan
Promosi Kesehatan
KDM I
B. Riwayat Pendidikan
S-1
Universitas TriBhuwana Tunggadewi
Malang
Keperawatan
2008-2011
Perbedaan Tingkat kecemasan Ibu
Inpartu Kala I antara yang didampingi
dan yang Tidak didampingi
Suami/keluarga
S-2 S-3
Nama
1. NS.Ngesti W.Utami,S.Kep.M.Kes
2. NS.Erlisa,S.Kep
Pembimbing/Promotor
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apablia dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Penelitian Internal Poltekkes RS dr. Soepraoen
Malang.
Malang, 28 Mei 2013
Pengusul,
(Dian Pitaloka P,S.Kep.Ners)
Lampiran 5
84
NIDN/NUPN
: 0720038502
Pangkat/Golongan
:Penata Muda/IIIa
Jabatan Fungsional
: Tenaga Pengajar
Yang Menyatakan
Ni Made Suntari,SKp,MMKes
Letnan Kolonel CKM(K) NRP. 34055
Lampiran 6
FORMULIR DESK EVALUASI PROPOSAL
PENELITIAN INTERNAL DOSEN POLTEKKES RS dr. SOEPRAOEN
85
Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap
b. NIDN/NUPN
c. Jabatan Fungsional
Judul Penelitian
3
4
Kriteria Penilaian
Perumusan Masalah :
a. Ketajaman Perumusan Masalah
b. Tujuan Penelitian
Peluang luaran penelitian
a. Publikasi ilmiah
b. Pengembanngan Ipteks
c. Pengayaan Bahan Ajar
Metode penelitian
(ketepatan dan kesesuaian metode yang
digunakan)
Tinjauan pustaka
a. Relevansi
b. Kemutakhiran
c. Penyusunan daftar pustaka
Kelayakan penelitian
a. Kesesuaian rekam jejak penelitian
b. Kesesuaian waktu
c. Kesesuaian biaya
d. Kesesuaian personalia
Jumlah
Bobot (%)
Skor
Nilai
25
25
25
15
10
100
Saran/rekomendasi ....................................................................................................
...................
.......................................................................................................................
Malang, September 2012
Reviewer I,
Reviewer II,
Kumoro AL,M.Kep
Lampiran 7
86
Tanggapan Reviewer I:
.............................................................................................................................
87
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Malang,
April 2013
Reviewer I,
Kumoro AL,M.Kep
Lampiran 8
88
Kepada Yth.
Ibu-ibu Responden
Di Poli THT RS dr. Soepraoen, Malang
Sebagai syarat tugas Dosen Dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi Negeri
Politeknik Kesehatan Sakit Tk. II dr. Soepraoen Malang, saya akan melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Ibu Tentang Tonsilitis Terhadap
Sikap Ibu dalam Upaya Pencegahan Tonsilitis Pada Anak Usia Sekolah (6-12)
Tahun Di Poli THT RS dr.Soepraoen Malang.
Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Anda untuk menjadi
responden dalam penelitian ini. Dan peneliti menjamin kerahasiaan atas informasi
yang Anda berikan tersebut.
Demikian atas bantuan dan partisipasinya kami sampaikan terima kasih.
Malang,
Pebruari 2013
Peneliti
Lampiran 9
89
Malang,
Pebruari 2013
Responden,
(.)
Lampiran 10
KISI-KISI KUISIONER
No
Variabel
1.
Pengetahuan
Indikator
Kemampuan ibu dalam menjawab
No
Soal
Skor
Jawaban
Maksimal
90
ibu tentang
tonsillitis
2.
Sikap ibu
dalam
pencegahan
tonsillitis pada
anak usia < 10
tahun
Lampiran 11
LEMBAR ANGKET
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
B
A
D
C
A
D
D
A
A
A
1
2
3
4
5
5
5
5
Positif
Positif
Positif
Positif
5
6
5
5
Positif
Positif
7
8
9
10
5
5
5
5
Positif
Negatif
Negatif
Positif
91
Pengaruh Pengetahuan Ibu Tentang Tonsilitis Terhadap Sikap Ibu dalam Upaya
Pencegahan Tonsilitis Pada Anak Usia Sekolah (6-12) Tahun Di Poli THT RS
dr.Soepraoen Malang.
A. Petunjuk pengisian
1. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X) pada salah
satu jawaban yang tersedia pada soal pilihan ganda.
2. Jawaban tidak boleh lebih dari satu, jawaban harus diisi sendiri oleh
responden dan tidak boleh diwakilkan.
3. Beri tanda chek () pada pernyataan yang sesuai dengan pendapat anda
B. Identitas Responden
1. Nama (Inisial) :
2. Umur Ibu
3. Pendidikan ibu : a. SD
4. Pekerjaan ibu :
c. SMU
b. SLTP
d. PT / DIII / DII / DI
a. PNS
d. Swasta
b. TNI
e. dll ....
c. Wiraswasta
5. Pekerjaan ayah : a. PNS
d. Swasta
b. TNI
e. dll .
c. Wiraswasta
6. Usia anak yang periksa
8. Tanggal pengisian
9. Kunjungan ke
92
93
94
Pernyataan
5
6
7
8
9
10
SS
KS
TS
STS
Ket
SS = sangat
setuju
S = setuju
KS =
kurang
setuju
TS = tidak
setuju
STS =
sangat tidak
setuju
81
Lampiran 12
Umu
r
25
Tk.
Pendidika
n
Pekerjaan
Frekuesi
Kunjunga
n
Informasi
Kesehata
n
PT
PNS
Kriteri
a
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
Total
Belum
1 1 1 1 1 1 1 1 1
10
100
%
Baik
26
PT
PNS
Belum
1 1 1 1 1 1 1 1 0
90%
Baik
25
PT
PNS
Sudah
1 1 1 1 1 1 1 1 1
10
100
%
Baik
28
PT
PNS
Belum
1 1 0 1 1 1 0 1 0
70%
Cukup
45
SLTP
Swasta
Belum
1 0 1 1 1 0 1 1 0
60%
Cukup
32
SMU
PNS
Belum
1 1 1 1 1 1 1 1 1
10
100
%
Baik
40
SMU
PNS
Sudah
1 1 1 1 1 1 0 1 0
80%
Baik
32
SMU
PNS
Belum
1 1 1 0 1 1 1 1 1
90%
Baik
22
SMU
Swasta
Sudah
1 1 1 0 1 1 1 1 1
90%
Baik
10
29
SLTP
Wiraswast
a
Belum
0 0 1 1 1 1 1 1 0
70%
Cukup
11
27
SLTP
Tdk Bekerja
Belum
0 0 0 1 0 1 1 1 0
50%
Kurang
82
12
26
PT
PNS
Sudah
1 1 1 1 1 1 1 1 1
10
100
%
Baik
13
28
PT
PNS
Sudah
1 1 1 1 0 1 0 1 0
70%
Cukup
14
25
SLTP
Tdk Bekerja
Belum
1 1 0 1 1 1 1 1 1
90%
Baik
15
33
SMU
Tdk Bekerja
Sudah
1 1 1 1 1 1 1 1 1
10
100
%
Baik
16
27
PT
Swasta
Belum
1 1 1 1 1 1 1 1 0
90%
Baik
17
24
SMU
Swasta
Sudah
1 1 1 1 1 1 1 1 0
90%
Baik
18
29
SLTP
Swasta
Belum
1 0 1 1 1 1 1 1 1
90%
Baik
19
23
PT
Swasta
Sudah
1 1 0 1 1 1 0 1 1
80%
Baik
20
34
SMU
Wiraswast
a
Belum
1 1 0 1 0 0 1 0 1
50%
Kurang
83
Lampiran 13
Skor
Responden
(X1)
(X1)2
Skor T
Kriteria
43
1849
66
Favorable
40
1600
56
Favorable
37
1369
47
Unfavorable
42
1764
63
Favorable
35
1225
40
Unfavorable
36
1296
43
Unfavorable
40
1600
56
Favorable
35
1225
40
Unfavorable
39
1521
53
Favorable
10
35
1225
40
Unfavorable
11
33
1089
33
Unfavorable
12
36
1296
43
Unfavorable
13
35
1225
40
Unfavorable
14
43
1849
66
Favorable
15
40
1600
56
Favorable
16
39
1521
53
Favorable
No
Resp
83
84
17
39
1521
53
Favorable
18
38
1444
50
Favorable
19
41
1681
60
Favorable
20
33
1089
33
Unfavorable
81
84
82
Lampiran 14
PERHITUNGAN SKOR T
X1
759, X12
n x1 x1
n n 1
20 28.989 576081
20 20 1
579.780 576.081
380
3.699
380
SD =
9,7
3,1
=
28,989
X 1 759
37,95 38
n
20
83
SKOR T
Soal No. :
1. T =
2. T =
3. T =
43 38
50 + 10
8. T =
50 + 10 1,6
50 + 10 1
66 (Favorable)
40
40 38
50 + 10
=
50 + 10 0,6
56 (Favorable)
37 38
(Unfavorable)
9. T =
50 + 10
=
50 + 10 0,3
47
10. T =
(Unfavorable)
4. T =
5. T =
42 38
50 + 10
=
50 + 10 1,3
63 (Favorable)
35 38
50 + 10
=
50 + 10 1
40
36 38
50 + 10
=
50 + 10 0,6
43
11. T =
40 38
50 + 10
=
50 + 10 0,6
56 (Favorable)
50 + 10 0,3
53 (Favorable)
35 38
50 + 10
=
50 + 10 1
40
33 38
50 + 10
=
50 + 10 1,6
33
(Unfavorable)
12. T =
36 38
50 + 10
=
50 + 10 0,6
43
(Unfavorable)
13. T =
(Unfavorable)
7. T =
39 38
50 + 10
(Unfavorable)
(Unfavorable)
6. T =
35 38
50 + 10
35 38
50 + 10
=
50 + 10 1
40
(Unfavorable)
14. T =
43 38
50 + 10
=
50 + 10 1,6
84
=
15. T =
16. T =
17. T =
18. T =
19. T =
20. T =
40 38
50 + 10
3
50 + 10 0,6
56 (Favorable)
39 38
50 + 10
=
50 + 10 0,3
53 (Favorable)
39 38
50 + 10
=
50 + 10 0,3
53 (Favorable)
38 38
50 + 10
=
50 + 10 0
50 (Favorable)
41 38
50 + 10
=
50 + 10 1
60 (Favorable)
33 38
50 + 10
=
50 + 10 1,6
33
(Unfavorable)
66 (Favorable)