1. Aditya Winata
2. Sakina Lumbessy
3. Mushab Manday Dwi S.
4.Trias Ditia Bunga Pratiw
5. Rintianingsih
6. Ummi Fariqa
7. Septiawan Tanusaputra
8. Herlina Suryaningrum
9. Ni Putu Devi Handayani
10.Ni Luh Yunita Sari
11.Alfiani Jamilah
12.Noor Rosvalina Istiqomah
(12700033)
(12700035)
(12700037)
(12700039)
(12700041)
(12700043)
(12700045)
(12700047)
(12700049)
(12700051)
(12700053)
(12700055)
PEMBIMBING TUTOR : Dr. Minarni W., M. Kes
BAB I
SKENARIO 2
Bu Mega berusia 40 tahun, bekerja sebagi pembuat kue. Sering
mencampur adonan roti dengan menggunakan sendok yang
dipakai
di
tangan
kananya.
Bu
Mega
mengeluh
merasa
BAB II
KATA KUNCI
Kesemutan
suatu gejala manifestasi dari gangguan sistem saraf sensorik akibat rangsangan listrik di
sistem itu tidak tersalur secara penuh karena bermacam-macam sebab, salah satu
contohnya adalah tertutupnya peredaran darah karena ada bagian tubuh ditekuk
atau terlipat pada waktu yang lama, jadi darah yang mengalir ke bagian tubuh itu
tidak lancar.
Kelemahan Otot
Kelemahan Otot Kelemahan Otot merupakan masalah yang sering terjadi, tetapi
seringkali memberikan arti yang berbeda kepada setiap penderitanya. Beberapa
penderita hanya merasakan lelah. Tetapi pada kelemahan otot yang sejati, meskipun
sudah berusaha sekuat tenaga, kekuatan yang normal tidak akan dicapai. Kelemahan
bisa terjadi di seluruh tubuh, atau hanya terbatas disatu lengan, tungkai, tangan atau
jari tangan.
Nyeri
Nyeri merupakan perasaan tidak menyenangkan akibat adanya suatu kerusakan
jaringan, baik yang sedang berlangsung maupun yang telah terjadi. Nyeri saraf
terjepit di telapak tangan, banyak terjadi pada orang yang pekerjaannya banyak
menggunakan tangan dalam posisi menggenggam. Urat saraf bisa rusak dan
menimbulkan gejala nyeri.
Trauma
berarti suatu benturan atau suatu kejadian yang dialami seseorang dan meninggalkan
bekas.Biasanya bersifat negative,
BAB III
PROBLEM
Apa yang terjadi pada jari telunjuk dan jari tengah
sehingga terasa kesemutan ?
Mengapa pada tangan kanan Bu Mega kadangkadang terasa nyeri dan ototnya melemah?
Bagaimana penyakit ini bisa timbul ?
Bagaimana mekanisme cara mendiagnosis
penyakit yang di derita ?
Bagaimana cara penyembuhan pada kasus ini ?
Bagaimana pencegahan penyakit tersebut ?
BAB IV
PEMBAHASAN
JENIS-JENIS PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN
a. Artritis reumatoid
Radang sendi atau artritis reumatoid (bahasa Inggris: Rheumatoid Arthritis, RA)
merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh
sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu
lama pada sendi.
Tanda dan Gejala
Kekakuan pada dan sekitar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di pagi hari
Bengkak pada 3 atau lebih sendi pada saat yang bersamaan
Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan
Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri pada sendi yang sama
di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi pergelangan tangan
Gejala-Gejala Konstitusional Beberapa gejala tersebut meliputi lelah, anoreksia, berat badan
menurun dan demam. Bahkan terkadang kelelahan yang sangat hebat.
PATOFISIOLOGI
Artritis reumatoid adalah proses inflamasi kompleks yang merupakan hasil reaksi dari
berbagai populasi sel imun dengan aktivasi dan proliferasi dari fibroblas sinovial. Respon
inflamasi ini menyerang cairan sinovial pada persendian, bursa dan tendon, serta jaringan lain
di seluruh tubuh. Orang-orang yang menderita penyakit ini menunjukkan tanda-tanda klinik
yang bermacam-macam dan distribusinya pada muskuloskeletal. Dalam jaringan sinovial,
proses inflamasi terjadi secara jelas, menimbulkan edema dan proliferasi kapiler dan sel
mesenkim. Pada jaringan sendi dan cairan sinovial, terjadi akumulasi dari leukosit yang
menghasilkan enzim lisosom dan proinflamasi lain, serta mediator-mediator toksik.
Kemudian, dengan teraktivasinya sel-sel imun dan fibroblas sinovial, mediator ini dapat
merusak kartilago persendian yang bedekatan. Jika proses ini terus berlanjut dan tidak
dikendalikan, permukaan sendi akan hancur, dan secara bertahap terjadi fibrosis pada
jaringan fibrosa kapsul persendian dan jaringan sendi.
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi :
Edema
Perubahan warna , kulit akan terlihat memerah
Deformitas, perubahan bentuk dari normal bandingkan dengan keadaan
normal pergelangan tangan.
Ruang gerak terbatas, Bagaimana gerak pergerakan pergelangan tangan
penuh atau tidak
Palpasi :
Pada saat palpasi Nyeri ketika di tekan
Perubahan suhu, biasanya suhu di sekitar daerah yang bengkak akan terasa
hangat atau panas karena peradangan akan dapat di ketahui ketika di palpasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Radiologi
dapat terlihat penyempitan ruang sendi karena hilangnya rawan sendi. Juga dapat
terjadi erosi tulang pada tepi sendi dan penurunan densitas tulang.
2. CT Scan
CT scan berguna dalam memperlihatkan patologi dari tulang, erosi pada sendi-sendi
kecil di tangan yang sangat baik dievaluasi dengan kombinasi dari foto polos dan
MRI.
3. Ultrasonografi
Ultrasonografi dengan resolusi tinggi serta pemeriksaan dengan frekuensi tinggi
digunakan untuk mengevaluasi sendi-sendi kecil pada artritis reumatoid.
4. MRI
Magnetic Resonance Imaging (MRI) menyediakan gambaran yang baik dengan
penggambaran yang jelas dari perubahan jaringan lunak, kerusakan kartilago, dan
erosi tulang-tulang yang dihubungkan dengan artritis reumatoid.
b. Cervical Spondylosis
Cervical spondylosis merupakan perubahan degenerasi dari bantalan (disk) tulang belakang
leher, hipertrofi hyperplasia tulang belakang leher dan cedera leher .
Tanda dan Gejala
Nyeri pada leher dan bahu akan menyebar ke kepala dan lengan/tangan.
Satu sisi dari bahu belakang terasa berat, lengan/tangan tidak bertenaga/lemas, jari tangan
kesemutan.
Perasaan dari kulit lengan/tangan menurun, tangan memegang benda terasa tidak
bertenaga/lemas.
Paha/kaki tidak bertenaga/lemas, berjalan tidak mantap, kedua kaki merasa kesemutan.
Muncul gejala buang air besar dan kecil yang tak terkendali, disfungsi seksual bahkan tangan
dan kaki lumpuh.
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN FISIK
Sebuah tes lain kadang kadang berguna seperti tes otot pectoralis reflexs.
Hal ini dilakukan dengan menekan tendon pectoralis dialur deltopektoralis,
yang menyebabkan adduksi dan internal rotasi bahu jika hiperaktif. Hasil
yang positif menunjukkan kompresi ditulang belakang leher bagian atas
(C2-C4).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Electromyography (EMG) :
Cocok untuk pasien cervical spondylosis dengan gejala kelemahan otot, dapat
memastikan diagnosis posisi lesi neuromuscular dan dapat membedakan dengan
lateral sclerosis, neurodegenerative dan penyakit departemen neurologi lainnya.
PATOFISIOLOGI
Tulang- tulang carpal dan ligamentum karpalis transversal
membentuk terowongan karpal yand dalam bahasa inggris
carpal tunnel . Inflamasi atau fibrosis pada selubung tendon
yang
melintasi
menyebabkan
terowongan
edema
dan
karpal
kompresi
ini
bisanya
nervus
akan
medianus.
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi (Look) :
Luthy's sign (bottle's sign).
Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya pada botol atau gelas.
Bila kulit tangan penderita tidak dapat menyentuh dindingnya dengan rapat, tes
dinyatakan positif dan mendukung diagnosa.
Palpasi :
Wrist extension test. Penderita melakukan ekstensi tangan secara maksimal,
sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga dapat dibandingkan. Bila
dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti STK, maka tes ini menyokong diagnosa
STK.
Phalen's test.
Penderita melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila dalam waktu 60 detik
timbul gejala seperti STK, tes ini menyokong diagnosa. Beberapa penulis
berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif untuk menegakkan diagnosa STK.
Pressure test.
Nervus medianus ditekan di terowongan karpal dengan menggunakan ibu
jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detik timbul gejala seperti STK, tes
ini menyokong diagnose
Perkusi :
Tinel's sign. Tes ini mendukung diagnosa bila timbul parestesia atau nyeri
pada daerah distribusi nervus medianus kalau dilakukan perkusi pada
terowongan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan neurofisiologi (elektrodiagnostik)
Pemeriksaan EMG dapat menunjukkan adanya fibrilasi, polifasik, gelombang
positif dan berkurangnya jumlah motor unit pada otot-otot thenar.
Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan sinar X terhadap pergelangan tangan dapat membantu melihat apakah
ada penyebab lain seperti fraktur atau artritis. Foto palos leher berguna untuk
menyingkirkan adanya penyakit lain pada vertebra. USG, CT scan dan MRI
dilakukan pada kasus yang selektif terutama yang akan dioperasi.
Pemeriksaan laboratorium.
Bila etiologi STK belum jelas, misalnya pada penderita usia muda tanpa adanya
gerakan tangan yang repetitif, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan seperti kadar
gula darah , kadar hormon tiroid ataupun darah lengkap arpal dengan posisi tangan
sedikit dorsofleksi.
BAB V
HIPOTESA AWAL
a. Artritis reumatoid
Radang sendi atau artritis reumatoid (bahasa Inggris: Rheumatoid
Arthritis, RA) merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi
pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri)
yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi.
Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak
sendi, yang ditandai dengan radang pada membran sinovial dan
struktur-struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang.
b. Cervical Spondylosis
Cervical spondylosis merupakan perubahan degenerasi dari bantalan
(disk) tulang belakang leher, hipertrofi hyperplasia tulang belakang
leher dan cedera leher yang menyebabkan hyperplasia tulang
belakang leher atau slipped disk tulang belakang,
c. Carpal Tunnel Syndrome
CTS adalah penyakit yang terjadi pada pergelangan tangan serta jari
yang disebabkan oleh tekanan yang sering terjadi pada bagian
tersebut.
BAB VI
ANALISIS DIFFERENSIAL DIAGNOSIS
BAB VII
HIPOTESA AKHIR
ETIOLOGI
Terowongan karpal yang sempit selain dilalui oleh nervus medianus juga dilalui
oleh beberapa tendon fleksor. Setiap kondisi yang mengakibatkan semakin padatnya
terowongan ini dapat menyebabkan terjadinya penekanan pada nervus medianus
sehingga timbullah Carpal Tunnel Syndrome.
BAB VIII
MEKANISME DIAGNOSIS
1 Anamnesa
Data Pasien
Nama
: Bu Mega
Umur
: 40 tahun
Keluhan Utama :
Rasa kesemutan
Riwayat Penyakit Dahulu : Kolesterol Riwayat Sosial
2. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran
: Compos mentis
Vital Sign :
Tensi
: 120/70
Nadi
: 115 x / menit
RR : 30 x / menit
Suhu
: 37 C
GCS
: 456
Inspeksi (Look) :
Luthy's sign (bottle's sign).
Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya pada botol
atau gelas. Bila kulit tangan penderita tidak dapat menyentuh
dindingnya dengan rapat, tes dinyatakan positif dan mendukung
diagnosa.
Palpasi :
Phalen's test. Penderita melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila dalam waktu
60 detik timbul gejala seperti STK, tes ini menyokong diagnosa. Beberapa peneliti
berpendapat bahwa tes ini sangat sensitif untuk menegakkan diagnosa STK.
Perkusi :
Tinel's sign. Tes ini mendukung diagnosa bila timbul parestesia atau nyeri pada
daerah distribusi nervus medianus kalau dilakukan perkusi pada terowongan k2.
Pemeriksaan neurofisiologi (elektrodiagnostik)
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan neurofisiologi (elektrodiagnostik)
Pemeriksaan EMG dapat menunjukkan adanya fibrilasi, polifasik, gelombang positif dan
berkurangnya jumlah motor unit pada otot-otot thenar. Pada beberapa kasus tidak dijumpai
kelainan pada otot-otot lumbrikal. EMG bisa normal pada 31 % kasus STK.
Kecepatan Hantar Saraf(KHS). Pada 15-25% kasus, KHS bisa normal. Pada yang lainnya
KHS akan menurun dan masa laten distal (distal latency) memanjang, menunjukkan adanya
gangguan pada konduksi safar di pergelangan tangan. Masa laten sensorik lebih sensitif dari
masa laten motorik.
b. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan sinar X terhadap pergelangan tangan dapat membantu melihat apakah ada
penyebab lain seperti fraktur atau artritis. Foto palos leher berguna untuk menyingkirkan
adanya penyakit lain pada vertebra. USG, CT scan dan MRI dilakukan pada kasus yang
selektif terutama yang akan dioperasi.
c. Pemeriksaan laboratorium.
Bila etiologi STK belum jelas, misalnya pada penderita usia muda tanpa adanya gerakan
tangan yang repetitif, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan seperti kadar gula darah , kadar
hormon tiroid ataupun darah lengkap arpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi.
BAB IX
STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH
A. PENATALAKSANAAN
1.Terapi
Langsug
Syndrome
Terapi Konservatif
Terapi Operatif
terhadapKarpal
Tunnel
Terapi Operatif
Tindakan operasi paca Karpal Tunnel Syndrome disebut neurolisis nervus medianus
pada pergelangan tangan. Operasi hanya dilakukan pacta kasus yang tidak
mengalami perbaikan dengan terapi konservatif atau bila terjadi gangguan sensorik
yang berat atau adanya atrofi otot-otot thenar. Pada Karpal Tunnel Syndrome
bilateral biasanya operasi pertama dilakukan pada tangan yang paling nyeri
walaupun dapat sekaligus dilakukan operasi bilateral. Bila terapi konservatif gagal
atau bila ada atrofi otot-otot thenar, sedangkan indikasi relatif tindakan operasi
adalah hilangnya sensibilitas yang persisten.
BAB X
PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI
A. Cara Penyampaian Prognosis Kepada Pasien/ Keluarga
Pada kasus STK ringan, dengan terapi konservatif pacta umumnya prognosa
baik. Secara umum prognosa operasi juga baik, tetapi karena operasi
hanya melakukan pada penderita yang sudah lama menderita STK
penyembuhan post ratifnya bertahap. Perbaikan yang paling cepat
dirasakan adalah hilangnya rasa nyeri yang kemudian diikuti perbaikan
sensorik. Biasanya perbaikan motorik dan otot- otot yang mengalami atrofi
baru diperoleh kemudian. Keseluruhan proses perbaikan STK setelah
operasi ada yang sampai memakan waktu 18 bulan Bila setelah dilakukan
tindakan operasi, tidak juga diperoleh perbaikan maka dipertimbangkan
kembali kemungkinan berikut ini
1. Kesalahan menegakkan diagnosa, mungkin jebakan/tekanan terhadap
nervus medianus terletak di tempat yang lebih proksimal.
2. Telah terjadi kerusakan total pada nervus medianus.
3. Terjadi STK yang baru sebagai akibat komplikasi operasi seperti akibat
edema,perlengketan, infeksi, hematoma atau jaringan parut hipertrofik..
B. Komplikasi
1. Penggunaan pergelangan tangan yang sakit secara terus menerus dapat
meningkatkan inflamsi tendon, kompresi dan iskemia neural sehingga terjadi
penurunan fungsi tangan
2. CTS yag tidak ditangani dengan baik menimbulkan kerusakan saraf yang permanen
disertai gangguan gerak dan sensibilitas.
C. Tanda untuk Merujuk Pasien
1. Jika keadaan pasien yang diobati oleh dokter umum tidak menunjukkan adanya
proses penyembuhan.
2. Langsung dirujuk ke dokter bedah karena membutukan tindakan medis yang lebih
spesifik dari dokter spesialis bedah bukan dokter umum.
3. Kurangnya fasilitas yang memadai
4. Menyertakan surat keterangan merujuk pasien ke dokter bedah yang berisi tentang
tindakan yang telah kita lakukan sebelumnya kepada pasien.
KESIMPULAN
Menurut analisis diagnosis dan gejala-gejala yang terlihat dari Bu Mega terkena
Carpal Tunnel Sindrom yakni gejala-gejala fisik yakni merasa kesemutan pada
jari telunjuk dan jari tengah kanan selama 3 bulan lebih, adanya kelemahan otot
pada pergelangan tangan, terdapat kekakuan otot pada pergelangan tangan
kanan, terasa nyeri pada daerah telapak tangan kanan . Selain itu dengan
pemeriksaan dilakukan Perkusi : Tinel's sign. Tes ini mendukung diagnosa bila
timbul parestesia atau nyeri pada daerah distribusi nervus medianus kalau
dilakukan perkusi pada terowongan . Pemeriksaan neurofisiologi
(elektrodiagnostik) .
Lalu diperkuat dengan hasil pemeriksaan penunjang Pemeriksaan
laboratorium. misalnya pada penderita usia muda tanpa adanya gerakan tangan
yang repetitif, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan seperti kadar gula darah ,
kadar hormon tiroid ataupun darah lengkap arpal dengan posisi tangan sedikit
dorsofleksi.