Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 4

BLOK XI1 MUSKULOSKELETAL

Tutor : dr. Susiyadi, Sp. An

Ketua : Ade Dian Shah Putri 2113010025

Sekretaris : Salsa Evva Nurjanah 2113010067

Anggota : Abhista Farrel Devara A. 2113010012

Bintang Jaya Kusuma 2113010024

Muhammad Satrio Yuwono 2113010041

Faishal Hanif 2113010051

Shafiya Salsabila 2113010079

Shakira Salsabila 2113010084

Grahita Candra Kirana 2113010091

Diptya Seta Bagaskara 2113010112

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………….. 2

KATA PENGANTAR…………………………………………………… 3

SKENARIO……………………………………………………………… 4

BAB I. KLARIFIKASI ISTILAH……….…………………….………… 5

BAB II. IDENTIFIKASI MASALAH…………………………………… 6

BAB III. BRAINSTORMING…………………………………....……… 7

BAB IV ANALISIS MASALAH……………………………………….. 8

BAB V. LEARNING OBJECTIVE.……….……………………………. 14

BAB VI. BELAJAR MANDIRI…………………………………………. 15

BAB VII. REPORTING……..…………………………………………… 16

PENUTUP……………………………………………………………….. 26

DAFTAR PUSTAKA…………………………...…………..…………….. 27

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
ridho dan karunia-Nya Laporan Skenario 4 Blok XII ini dapat terselesaikan
dengan baik. Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang
merupakan bagian dari sistem pembelajaran Program Studi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dr. Susiyadi ,


Sp.An selaku tutor serta semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan tutorial ini. Kami menyadari laporan ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca
akan sangat kami harapkan guna perbaikan di masa mendatang.

3
SKENARIO 4

JARI TANGAN SAYA KAKU

Seorang perempuan berusia 50 tahun datang ke puskesmas dengan


keluhan nyeri di jari tengah tangan kanan sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan
dirasakan terutama jika menggenggam. Setelah menggenggam saat akan
meluruskan jari, terasa seperti ada sensasi “klik” pada jari tersebut. Satu minggu
terakhir nyeri bertambah hebat dan jari tengah susah untuk diluruskan. Tidak ada
kesemutan. Pasien memiliki riwayat kencing manis namun tidak dikontrol.
Riwayat trauma disangkal. Pasien bekerja sebagai buruh cuci.

Pada pemeriksaan didapatkan keadaan umum baik, kesadaran


composmentis. Tanda-tanda vital, tekanan darah 130/90 mmHg, denyut nadi
84x/menit, frekuensi napas 18x/menit, suhu 36,5°C. Gaya jalan normal gait. Hasil
pemeriksaan status generalis dalam batas normal, status lokalis pada pemeriksaan
palmar dextra jari tengah terasa nyeri dan kaku. Sulit untuk ditekuk dan
diluruskan kembali serta terdengar suara “klik”. Teraba nodul pada palmar sendi
metacarpo phalangeal jari III dekstra. Tinel test dan phalen test (-).

Bagaimana Anda menjelaskan kasus tersebut?

4
STEP I

KLARIFIKASI ISTILAH

1. Kesemutan : kondisi diarea bagian tangan dan kaki terasa sensasi seperti
tertusuk jarum dan mati rasa (laras,2018)

2. Tinel test : suatu tes pf yang digunakan mengevaluasi kelainan pada saraf
baik berupa iritasi peradangan atau kompresi.

3. Normal gait : cara berjalan memiliki 2 siklus yaitu fase berdiri dan
mengayun dimana fase berdiri lebih lama dari fase mengayun.

4. Phalen tes : tes untuk menguji standar fleksi pada pergelangan tangan
untuk mengevaluasi CTS

Dilakukan dengan fleksi pada pergelangan tangan dg sudut 90 derajat


selama 1 menit jika positif akan menimbulkan gejala CTS

5. Kaku : kondisi dimana gerakan organ tubuh terbatas atau sulit digerakkan

6. Metacarpal : tulang panjang pada tangan yang terhubung ke carpal dan


falang atau tulang jari

7. Nyeri : pengalaman sensorik dan emosional yang tdk menyenangkan


akibat kerusakan jaringan baik aktual atau potensial yang digambarkan
dalam bentuk kerusakan

8. Nodul : suatu simpul kecil atau benjolan kecil

5
STEP II

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Mengapa pasien mengeluhkan jari tengah sulit di luruskan?


2. Mengapa nyeri jari tengah bertambah saat memegang sesuatu?
3. Apa hubungan pekerjaan dengan keluhan pasien?
4. Mengapa keluhan pasien disertai dengan kekuatan yang lemah?
5. Kenapa pada keluhan pasien didapatkan bunyi “klik”?
6. Apa hubungan keluhan pasien dengan riwayat kencing manis?
7. Apa hubungan usia dengan keluhan pasien?
8. Bagaimana dokter mengedukasi kasus tsb ke pasien?
9. Bagaimana tatalaksana pada kasus tersebut?

6
STEP III
BRAIN STORMING

1. Karena adanya gerakan berulang pada jari tangan sehingga memicu


adanya peradangan tendon jari
2. Ketika menggenggam sesuatu, aktifitas pada jari akan meningkat
3. Karena pekerjaan pasien sebagai buruh cuci mengakibatkan over use pada
jari tangan setiap harinya
Karena adanya kelemahan otoT pada jari tangan yang sering digunakan
untuk mencuci
4. Karena banyakan gerakan yang terus menerus sehingga mengakibatkan
peradangan
5. Adanya klik sound disebabkan karena penebalan tendon dan penyempitan
retikulum akibat inflamasi
Karena adanya pembengkakan yg disebabkan karena tendon yang terjepit
6. Karena komplikasi dari keluhan pasien
7. Usia antara 30-50 tahun manusia mengalami kehilangan masa otot rangka
yang progresif
8. Dokter sebaiknya menjelaskan apa saja pada pasien saat sebelum tindakan,
saat akan tindakan, dan setelah tindakan. Yang dilakukan pada pasien.
9. Farmakologi : NSAID, injeksi steroid, bedah
Non farmakologi : istirahat sendi, deker

7
STEP IV
ANALISIS MASALAH

1. Pasien sering mengeluhkan bunyi klik yang menyakitkan pada jari. Pasien
juga dapat mengalami pembengkakan jari selama ekstensi, atau
ketidakmampuan untuk menggerakkan jari dari posisi fleksi tetap. Gejala
dapat berkembang secara bertahap atau mungkin akut. Pasien mungkin
datang dengan rasa kaku atau tidak nyaman jika trigger finger melibatkan
tangan dominan mereka dan mengganggu pekerjaan mereka.

Pemeriksaan fisik dapat mengungkapkan nodul lembut di lipatan palmar


distal. Angka yang terkena mungkin tertekuk dan terkunci. Upaya
menggerakkan jari dapat menyebabkan rasa sakit dan atau patah.

Rebecca Jeanmonod ; Seneca Harberger ; Muhammad Waseem .

Informasi Penulis dan Afiliasi

Terakhir Pembaruan: 7 Agustus 2022

2. Ketika menggenggam sesuatu, aktivitas dan tekanan pada jari tengah


meningkat. Gerakan fleksi dan ekstensi jari tengah saat menggenggam dapat
memicu pergeseran tendon yang mungkin saja terjepit, menyebabkan sensasi
"klik" dan meningkatkan rasa nyeri. Selain itu, menggenggam sesuatu juga
dapat mengakibatkan peningkatan tekanan pada sendi dan jaringan di sekitar
jari tengah, yang dapat memperparah gejala nyeri dan kaku

(Makkouk et al, 2008)

3. Penggunaan jari tangan yang terus menerus mengakibatkan kontraksi otot


berlebihan. jika hal ini berlangsung dalam waktu yang lana akan
mengakibatkan peradangan pada tendon yang disertai peradangan pada
selubung pelindung disekeliling tendon. ketika jari digunakn terus menerus
maka akan mempengaruhi malfungsi pada tendon sehingga dapat
menyebabkan pergesekan dan tekanan pada sendi metacarpophalangeal 3 dan
menyebabkan proliferasi jaringan ikat fibrosa sehingga mengakibatkan
gerakan tendon terbatas karena jaringan ikat memenuhi tendon sheat
sehingga hal tersebut merangsang nervus & menyebkan nyeri. (Noor Helmi,
Zairin. 2013. Buku Ajar Gangguan Muskuluskeletal. Jakarta: Medika salemb)

8
Terjadi kontraksi otot berlebihan, penumpukkan asam laktat, karena asam
laktat, dan juga terjadi spasme otot dan pengeluaran mediator inflamasi, dapat
merangsang nyeri, dan mentrasferkan ke otak terjadinya proses nyeri. Akibat
nyeri tersebut penderita melakukan pembatasan Gerakan, sehingga otot
jarang dipakai schingga terjadi kelemahan otot. Pasien mengeluhkan
kemerahan pelepasan mediator prostaglandin dan histamin, pembengkakan
terjadinya karena pemerabilitas kapiler, dolor karen terjadinyaa, fungsiolesa
pasien nyeri sehingga pasien jarang menggunakannya akibatnya terjadi
kelemahan otot.

Rahma Putri Utami, trigger finger DEPARTEMEN REHABILITASI MEDIK

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. MUHAMMAD HOESIN


FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SRIWIJAYA,2018

4. Kelemahan otot disebabkan karena adanya inflamasi pembungkus tendon.


Pembungkus tendon akan menurunkan produksi cairan sinovial yang
berfungsi sebagai lubrikan sehingga dapat mengakibatkan gesekan antara otot
dan pembungkus tendon. Proses gesekan yang terus menerus menyebabkan
poliferasi jaringan ikat fibrosa, gesekan merangsang saraf di sekitar otot
dan sehingga timbul nyeri saat jari tengah di gerakkan

(Ardeliana, 2020)

5. Inflamasi -terbentuk jaringan baru(ada jaringan yng tertinggal)-penebalan


Selubung tendon- penyempitan selubung retinakulum- bunyi "klik" atau klik
sound yang terjadi akibat gesekan / gaya yng terlalu kuat.

Green DP,Hortchkiss RN,Green's oprative hand surgery,Ed 5 2005

Mekanisme terjadinya keadaan ini adalah adanya aktifitas-aktifitas fisik yang


berat dan berulang-ulang pada orang yang mempunyai kecenderungan
pengumpulan cairan di sekitar tendon dan sendinya seperti pasien diabetes
mellitus dan rheumatoid artritis. Pengumpulan cairan di sekitar tendon ini
menyebabkan terjadiya penebalan nodul tendon (biasanya pada tendon m.
flexor digitorum profundus) sehingga tendon yang bengkak in bisa
mengganggu gerakan normal pada tendon. Adanya pembengkakan in mudah
sekali menyebabkan tendon terjepit sehingga jari susah untuk difleksikan

9
(macet) atau terkunci pada posisinya dan mengakibatkan jar terasa sakit dan
mengeluarkan suara "klik" apabila gaya lebih keras diberikan.

Rahma Putri Utami, _trigger finger _DEPARTEMEN REHABILITASI


MEDIK RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. MUHAMMAD HOESIN
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SRIWIJAYA, 2018

6. Trigger finger merupakan komplikasi muskuloskeletal pada penderita DM,


karena Konsentrasi glukosa darah tinggi secara langsung bertanggung jawab
atas peningkatan ikatan silang kolagen melalui produk akhir glikosilasi, yang
menurunkan kelarutan dan daya cerna kolagen. Hal ini pada akhirnya
meningkatkan kekakuan baik kolagen maupun struktur yang dibangun di atas
kolagen kerangka (misalnya tendon), sehingga membuatnya lebih rentan
terhadap kontraktur (CDK-231/ vol. 42 no. 8, th. 2015)

7. Antara usia 30-50, manusia mengalami kehilangan massa otot rangka yang
progresif, lambat yang banyak digantikan oleh jaringan ikat fibrosa dan
jaringan adiposa. Diperkirakan 10% massa otot hilang selama tahun-tahun
ini. Sebagian, penurunan ini dapat disebabkan oleh penurunan tingkat
aktivitas fisik. Bersamaan hilangnya massa otot terjadi penurunan tingkat
kekuatan maksimal, pelambatan refleks otot, dan hilangnya fleksibilitas.
Seiring penuaan, jumlah relatif serat oksidatif lambat (slow oxidative, SO)
tampak meningkat. Hal ini dapat disebabkan oleh atrofi jenis serat lain atau
konversinya menjadi serat oksidatif lambat. Sebanyak 40% otot yang lain
biasanya hilang antara usia 50 dan 80. Hilangnya kekuatan otot biasanya
tidak dirasakan oleh sampai mereka mencapai usia 60–65. Pada titik tersebut
otot ekstrimitas bawah paling sering melemah sebelum otot ekstremitas atas.
Sebab itu, kemandirian orang tua dapat terpengaruh ketika orang tua sulit
naik tangga atau bangun dari posisi duduk. (Tortora, 2017)

8. Penjelasan tentang tindakan kedokteran sebagaiman dijelaskan dalam


Permenkes Republik Indonesia Nomor 290/Menkes/Per/III/2008 Tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran pada pasal 7 ayat 3 sekurang-kurangnya
mencakup:

1) Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran.

2) Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan.


10
3) Alternatif tindakan lain, dan risikonya.

4) Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi.

5) Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.

6) Perkiraan pembiayaan.

Penjelasan-penjelasan tersebut harus diberikan secara lengkap dengan bahasa


yang mudah dimengerti atau cara lain yang bertujuan untuk mempermudah
pemahaman. Penjelasan tersebut juga harus dicatat dan didokumentasikan
dalam berkas rekam medis oleh dokter yang memberikan penjelasan dengan
mencantumkan tanggal, waktu, nama, dan tanda tangan pemberi penjelasan
dan penerima penjelasan. Jika suatu penjelasan dapat merugikan kepentingan
kesehatan pasien atau pasien menolak diberikan penjelasan, maka dokter
dapat memberikan penjelasan tersebut kepada keluarga terdekat dengan
didampingi tenaga kesehatan lain sebagai saksi.

9. Penatalaksanaan trigger finger bergantung pada tingkat keparahan dan


lokasi peradangan :

1. Trigger finger ringan

a. Trigger finger ringan menyebabkan pembengkakan skala kecil dapat


diobati dengan kompres es selama lima sampai lima belas menit pada area
yang bengkak dan nyeri

b. Hindari aktivitas yang mengakibatkan tendon mudah teriritasi, seperti


latihan jari-jari yang berulang-ulang.

c. Jika jari-jari menekuk dan terkunci sepanjang malam dan nyeri di pagi hari
ketika diluruskan, barang kali akan membantu jika anda memakai splint yang
berfungsi menjaga jari-jari tetap lurus ketika tidur

d. Berikan pengobatan non-steroid anti-inflammatory drugs (NSAID) seperti


aspirin, ibuprofen, naprosin, atau ketoprofen. Terapi fisik okupasi atau
mungkin juga dapat bermanfaat dalam mengurangi gejala

e. Fisioterapi membantu menghilangkan masalah-masalah bengkak, nyeri,


dan kekakuan gerak pada bagian-bagian tangan yang lain, di mana tidak bisa
dihilangkan dengan tindakan operasi.
11
2. Trigger finger berat

a. Suntikan cortison bisa menghilangkan nyerinya, akan tetapi sifatnya


temporer dan tidak mengatasi masalah.

b. Terapi bedah. Fungsi operasi biasanya bertujuan melonggarkan jalan bagi


tendon yaitu dengan cara membuka selubungnya. Dalam penyembuhannya,
kedua ujung selubung yang digunting akan menyatu lagi, tetapi akan
memberikan ruang yang lebih longgar sehingga tendon akan bisa bebas
keluar masuk. Mayoritas pasien yang dilakukan operasi akan menghilangkan
permasalahan secara permanen sehingga jari tidak akan lagi terkunci atau
macet.

(Zairin Noor, (2016). Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal)

12
SKEMA

ANALISIS
Wanita, 50 tahunMASALAH
ke Puskesmas

Anamnesis Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Keluhan utama : Nyeri pada jari Pf :


tengah tangan KU: Baik ; Kesadaran : kompos mentis
Lokasi : Jari tengah tangan TD: 130/90; RR : 18x/menit; N:
kanan 84x/menit ; Suhu : 36,5 derajat celcius.
Onset : 1 bulan yang lalu Kepala, Mata, Thorax, Abdomen,
Ekstremitas, Kulit : DBN
Kuantitas : Mengganggu hingga
sulit diluruskan Gaya berjalan : Normal gait

Gejala penyerta : Saat Status Lokalis


meluruskan jari terasa sensasi Nyeri dan kaku pada palmar dextra jari
“klik” pada jari tersebut. tengah, sulit untuk ditekuk dan diluruskan
kembali, serta terdengar suara “klik” : (+)
Kesemutan (-) Trauma (-)
Teraba nodul pada palmar sendi
RPD : kencing manis tidak
metacarpo phalangeal jari III dextra
dikontrol
Tinel test dan phalen test (-)
RPS : pasien bekerja sebagai
buruh cuci

Diagnosis Kerja
Trigger Finger
STEP V

13
STEP V

LEARNING OBJECTIVE

1. Anatomi skeletal dan muskulo pada regio manus

2. Fisiologi pada skenario

3. Definisi, etiologi trigger finger

4. faktor resiko, manifestasi klinis trigger finger

5. Patofisiologi trigger finger

6. Klasifikasi trigger finger

7. Penegakan diagnosis (anamnesis, pf , pp)

8. Tatalaksana (farmako, non farmako)

9. Prognosis dan komplikasi

10. Diagnosis banding trigger finger (CTS, De quarvaian syndrome, OA,


radial nerve entrapment, intersecsion syndrome)

14
STEP VI
BELAJAR MANDIRI

15
STEP VII
HASIL DISKUSI BELAJAR MANDIRI

1. Anatomi skeletal dan muskulo pada regio manus

16
2. Fisiologi pada skenario

Canalis carpi berukuran hampir sebesar ruas jari jempol dan terletak di
bagian distal lekukan dalam pergelangan tangan dan berlanjut ke lengan
bawah di regio cubiti sekitar 3cm. Sembilan ruas tendon fleksor dan
n.medianus berjalan di dalam canalis carpi yang dikelilingi dan dibentuk oleh
tiga sisi dari tulang – tulang carpal. Di bagian proksimal tulang karpal
bersendi dengan bagian distal tulang radius dan tulang ulna, sedangkan
bagian distal bersendi dengan metacarpal.

Pada canalis carpi, N. Medianus mungkin bercabang menjadi komponen


radial dan ulnar. Komponen radial dari N. Medianus akan menjadi cabang
sensorik pada permukaan palmar jari-jari pertama dan kedua dan cabang
motorik m. abductor pollicis brevis, m. opponens pollicis, dan bagian atas
dari m. flexor pollicis brevis. Komponen ulnaris dari N. Medianus
memberikan cabang sensorik ke permukaan jari kedua, ketiga dan sisi radial
jari keempat. Selain itu, saraf median dapat memersarafi permukaan dorsal
jari kedua, ketiga, dan keempat bagian distal sendi interphalangeal proksimal.
N. Medianus terdiri dari serat sensorik 94% dan hanya 6% serat motoric pada
canalis carpi. Namun, cabang motorik menyajikan banyak variasi anatomi
yang menciptakan variabilitas patologi yang besar dalam kasus Capal Tunnel
Syndrome.
17
3. Definisi, etiologi trigger finger

Definisi

Trigger FingerTrigger finger atau volar flexor tenosynovitis adalah suatu


kondisi peradangan sinovia pada jari rangan dengan manifestasi keluhan jari
tangan tak bisa diluruskan setelah menggenggam.

Etiologi

Autoimun

Ada hubungan yang kuat antara rheumatoid arthritis dan tenosinovitis, dan
hingga 87% pasien rheumatoid arthritis memiliki gambaran radiologis
tenosinovitis pada MRI.

Terlalu sering digunakan

Gerakan berulang yang sering dapat menyebabkan peradangan pada selubung


sinovial; ini sering disebut sebagai cedera regangan berulang atau sindrom
penggunaan berlebihan.

Idiopatik

Tenosinovitis bisa idiopatik; pasien ini tidak memiliki penyebab pasti untuk
kondisi mereka.

Infektif

Tenosinovitis infektif disebabkan oleh patogen infektif yang berkembang


biak di dalam selubung tendon. Patogen mencapai selubung baik dengan
inokulasi langsung dari cedera atau dapat menyebar dari infeksi lokal atau
jauh.

4. faktor resiko, manifestasi klinis trigger finger

Faktor resiko

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami


trigger finger adalah sebagai berikut:

-Berjenis kelamin wanita.


18
-Melakukan gerakan yang sama berulang kali, misalnya mengetik.

-Menderita penyakit tertentu, seperti arthritis (radang sendi) atau diabetes.

-Memiliki pekerjaan yang banyak menggunakan pergerakan jari.

-Operasi. Pasalnya, trigger finger adalah salah satu komplikasi yang bisa
terjadi akibat operasi carpal tunnel syndrome.

Manifestasi Klinis

Pasien merasakan jari tangan tidak bisa diluruskan setelah menggenggam dan
diring) rasa nyeri pada pangkal jari Kondisi ini biasanya terjadi pada jari
tengah, jari manis, dan kelingking.

Keluhan tersebut biasanya terjadi karena gerakan berlebihan dan berulang-


ulang pada jemari tangan.

Gerakan tangan menggenggam berulang-ulang menimbulkan gesekan antara


otot-otot jari tangan (tendon fleksor jari) dan first annular pulley (sendi antara
jari dan telapak tangan). Gesekan tersebut mengakibatkan radang dan
bengkak pada tendon tendon jari tangan.

Keluhan pertama yang biasanya dirasakan adalah nyeri pada first annular
pulley saat meluruskan jari. Bahkan, jika sudah parah, jari sudah nyeri walau
sekadar menggenggam Pada pemeriksaan fisik, sering terdengar bunyi klik
saat pasien meluruskan jari setelah menggenggam. Selain itu, ada benjolan di
daerah tangan. Untuk membedakannya dengan penyakit lain diperlukan
pemeriksaan Rontgen.

5. Patofisiologi trigger finger

19
6. Klasifikasi trigger finger

20
7. Penegakan diagnosis (anamnesis, pf , pp)

Anamnesis

o Ketidaknyamanan atau keterbatasan fungsional pada jari yang terkena


(susah menekuk).

o Adanya bengkak pada jari

o Ada mengeluhkan klik pada

o Kaku dan tidak nyaman pada sendi.

Pemeriksaan fisik : Dapat mengungkapkan nodul lembut di lipatan palmar


distal.Digit yang terpengaruh mungkin tertekuk dan terkunci. Upaya untuk
memindahkan jari dapat menyebabkan rasa sakit dan atau patah

Pemeriksaan Penunjang :

o Ultrasonografi dapat menunjukkan penebalan katrol serta peradangan dan


ketidakteraturan dari tendon fleksor yang mendasarinya. Namun, itu mungkin
tidak dapat memprediksi situs dengan andal. Ultrasound dapat digunakan
secara dinamis untuk mendemonstrasikan penangkapan dan klik selama
tendon meluncur.

oRadiografi polos berguna untuk menyingkirkan kondisi lain, seperti fraktur


okultisme. Secara umum, MRI dan CT scan mungkin tidak diperlukan

8. Tatalaksana (farmako, non farmako)

Farmakologi

Penatalaksanaan konservatif antara lain:

o Penyesuaian aktivitas dan obat anti inflamasi o Splinting

o Injeksi obat anestesi local

o Injeksi kortikosteroid

Pembedahan

o Rilis terbuka katrol A1 dianggap sebagai standar emas untuk manajemen


bedah jari pelatuk. Pelepasan bedah harus dipertimbangkan ketika ada.

21
o Tidak ada perbaikan dengan perawatan belat dan/atau injeksi

o Jari pelatuk yang terkunci tidak dapat direduksi

o Trigger thumb selama masa bayi: diyakini bahwa pada usia ini,

tanpa pelepasan bedah, bayi-bayi ini cenderung mengembangkan deformitas


fleksi tetap dari sendi interphalangeal (IP). Karena penyebab jari pelatuk pada
anak-anak lebih bervariasi daripada hanya dari katrol A1 yang menebal, hasil
pengobatan konservatif tidak dapat diprediksi

9. Prognosis dan komplikasi

KOMPLIKASI

Tingkat komplikasi untuk tenosinovitis menular/piogenik tinggi pada 38%


dan termasuk kekakuan jari jangka panjang, deformasi tulang/tendinous,
infeksi lebih lanjut ke bagian dalam tangan, nekrosis tendon, perlengketan,
dan akhirnya kebutuhan untuk amputasi.

PROGNOSIS

Prognosis untuk tenosinovitis non-infeksi sangat bervariasi tergantung pada


etiologi. Namun, mereka yang menderita bentuk stenosis memiliki prognosis
yang relatif baik, dengan 93% menemukan perbaikan gejala berbasis jari
dalam waktu 6 sampai 10 minggu memakai belat termoplastik, 54% dengan
resolusi lengkap.

10. Diagnosis banding trigger finger (CTS, De quarvaian syndrome, OA,


radial nerve entrapment, intersecsion syndrome)

CTS

Carpal tunnel syndrome (CTS) adalah neuropati jebakan yang disebabkan


oleh kompresi saraf median saat berjalan melalui terowongan karpal
pergelangan tangan.

Manifestasi :mati rasa, kesemutan, dan nyeri yang meningkat pada malam
hari. Kelemahan, kecanggungan, dan perubahan suhu juga merupakan
keluhan umum. Jempol, digit kedua dan ketiga, dan setengah radial dari digit
keempat biasanya terpengaruh. Gejalanya intermiten dan berhubungan
dengan aktivitas seperti mengemudi, membaca koran, dan melukis.
22
Pemeriksaan : anamesis , pf (defisit sensorik dan motorik dan bukti
pengecilan tenar) Pemeriksaan Sensorik, Pemeriksaan Motorik,tes khusus
(Tanda Hoffmann-Tinel,Tes kompresi ,Tanda Phalen ,Reverse Phalen test
,Diagnosis palpasi ,Tanda pergelangan tangan persegi.)

Pp:Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI), Ultrasonografi, Studi


Elektromiografi dan Konduksi Saraf

Tatlaksana : terapi fisik , Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID),diuretic,


Injeksi steroid,terapi bedah (Pelepasan terowongan karpal, Pelepasan ligamen
transversal)

De quarvaian syndrome

pembengkakan tendon yang berjalan di sepanjang sisi ibu jari pergelangan


tangan dan melekat pada pangkal ibu jari.

Manifestasi :iritasi pada otot. , menyebabkan rasa sakit dan bengkak di sisi
radial pergelangan tangan pada pasien seiring dengan peningkatan kesulitan
dalam mencengkeram benda.dan juga dapat di temukan nodul

Pemeriksaan : Anamnesis menyeluruh dan serangkaian manuver pemeriksaan


fisik, termasuk tes Finkelstein.

Tatlaksana :kortikosteroid, obat antiinflamasi nonsteroid, dan belat.

OA

juga dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif, biasanya merupakan akibat


dari keausan dan hilangnya kartilago artikular secara progresif.

Manifestasi : nyeri sendi, kekakuan, dan pembatasan alat gerak. Mengalami


kelemahan otot dan masalah keseimbangan.

Pemeriksaan : Anamnesis menyeluruh dan pemeriksaan fisik (dengan


pemeriksaan muskuloskeletal terfokus),pemeriksaan sensori dan motoric ,
Tes darah seperti CBC, ESR, faktor reumatoid, ANA , USG, Sinar-X ,MRI
jika perlu .

Tatalaksana : non –farmako : 1) menghindari aktivitas yang memperparah


nyeri atau membebani sendi secara berlebihan, 2) olahraga untuk

23
meningkatkan kekuatan, 3) penurunan berat badan, dan 4) terapi okupasi
untuk menurunkan beban sendi melalui penyangga, bidai, tongkat, atau kruk.

Farmakologi : Asetaminofen dan NSAID (oral), Injeksi sendi intraartikular ,


Injeksi glukokortikoid ,prosedur pembedahan , terapi konserfatif

Radial nerve entrapment

cedera saraf sekunder akibat kompresi, traksi, atau trauma langsung, yang
menyebabkan proses pembengkakan lokal, edema, atau bahkan laserasi
sebagian atau seluruhnya. Kompresi dan/atau traksi sering terjadi akibat
gerakan berulang yang menyebabkan peradangan atau perubahan arsitektur
pada jaringan di sekitarnya.

Manifestasi : nyeri, perubahan sensorik dan motorik, parestesia, dan/atau


kelumpuhan.

Pemeriksaan : radiografi,Ultrasonografi (saraf yang cedera).,Pencitraan


resonansi magnetik (MRI) ,Blok saraf diagnostik ,Studi konduksi EMG/saraf.

Tatlaksna : NSAID oral atau topikal dapat digunakan untuk


nyeri. Kortikosteroid dan kombinasi anestesi dapat disuntikkan ke titik nyeri
maksimal untuk menghilangkan gejala. Steroid dapat membantu mengurangi
peradangan yang berkontribusi pada proses tersebut.

Teknik pencangkokan saraf digunakan dalam pengaturan laserasi dengan


retraksi

Teknik pencangkokan saraf digunakan dalam pengaturan laserasi dengan


retraksi

Intersecsion syndrome

suatu kondisi yang mempengaruhi kompartemen pertama dan kedua dari


ekstensor pergelangan tangan dorsal.

Manfestasi : nyeri hanya proksimal dan dorsal ke styloid radial.

Pemeriksaan : inspeksi, rentang gerak, palpasi, pengujian otot, dan tes khusus
lainnya, MRI, ultrasound linier

24
Tatalaksana : Obat anti-inflamasi ,injeksi kortikosteroid ,injeksi tipikal adalah
campuran kortikosteroid dan anestetik satu lawan satu (steroid 0,5ml hingga
1ml, yang biasa digunakan adalah triamcinolone 40mg/1ml bersama dengan
anestesi lokal pilihan pada 0,5ml hingga 1ml). latihan rehabilitasi.

25
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tenosinovitis merupakan masalah tendon paling umum yang ditandai oleh


radang pada selubung pelindung (sinovium) yang mengelilingi tendon. De
quervain Tenosinovitis Syndrome (DTS) melibatkan dua tendon yang
berfungsi menggerakan ibu jari yaitu Abductor Pollicis Longus (APL) dan
Ekstensor Pollicis Brevis yang melekat pada otot-otot bagian belakang lengan
bawah. Penyebab dari Tenosinovitis De Quervain’s adalah idiopatik atau
tidak diketahui secara pasti. Namun, penyebab lain yang sering muncul antara
lain gerakan pergelangan tangan yang dilakukan secara berulang, berlebihan
atau overuse (terutama ibu jari) pada wanita berkisar usia 30 dan 50 tahun.
Manifestasi klinisnya yaitu : nyeri, pembengkakkan pada ibu jari, terdapat
benjolan yang berisi cairan pada pembengkakkan, sulit untuk menggerakkan
ibu jari dan pergelangan tangan saat menggenggam tangan, sensasi rasa
lengket, dan suara seperti gesekan saat tendon ibu jari digerakkan kedepan
dan kebelakang. Adapun diagnosis bandingnya yaitu Carpal Tunnel
Syndrome merupakan neuropati tekanan atau cerutan terhadap nervus
medianus di dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan, tepatnya
dibawah flexor retinaculum dan juga Radial Nerve Syndrome.

B. Saran
Sebagai mahasiswa kedokteran sebaiknya selalu aktif mencari informasi dan
pengetahuan secara mandiri dan kritis mengenai suatu permasalahan atau
mengenai hal - hal yang sedang berhubungan dengan topik yang dibahas.
Pada saat berjalannya kefiatan PBL ini juga diharapkan mahasiswa berperan
aktif untuk mengemukakan pendapat dari masing-masing pemikirannya demi
kelancaran kegiatan PBL ini. Kemudian selalu mencari referensi yang paling
terbaru agar informasi yang didapatkan lebih terjamin kebenarannya. Setelah
kegiatan tutorial atau kegiatan PBL ini diharapkan kita dapat memahami
learning object dari topik yang didiskusikan dan mampu pula
mengembangkan pengetahuan yang telah didapat yang mengacu pada
sumber-sumber yang akurat.

26
DAFTAR PUSTAKA

Black, J dan Hawks, J. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis

untuk Hasil yang Diharapkan. Dialih bahasakan oleh Nampira R. Jakarta:

Salemba Emban Patria.

Dorland, W. A. N, 2012. Dorlan’s Illustrated medical Dictionary (29 H. et al(Alih

Bahasa). Jakarta: EGC. ed.).Hartanto

Giladi AM, Malay S, Chung KC. A systematic review of the management of acute

pyogenic flexor tenosynovitis. J Hand Surg Eur Vol. 2015 Sep;40:720-8.

Helmi, Noor Zairin. 2013. Trigger Finger. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal.

Jakarta :Penerbit Salemba Medika.

Ilyas A. 2009. Nonsurgical Treatment of de Quervain’s Tenosynovitis. New York

: J HandSurg

Ippolito JA, Hauser S, Patel J, Vosbikian M, Ahmed I. Nonsurgical Treatment of

De Quervain Tenosynovitis: A Prospective Randomized Trial. Hand (N

Y). 2020 Mar;15(2):215-219.

Kwon BC, Choi SJ, Koh SH, Shin DJ, Beek GH. 2010. Sonographic

Identification of The Intracompartmental Septum in de Quervain’s

Disease. New York : Clin Orthop Res.

Leow MQH, Teo W, Low TL, Tay SC. Hand Assessment for Elderly People in

the Community. Orthop Nurs. 2019 Jan/Feb;38(1):25-30

McAuliffe JA. 2010. Tendon Disorders of The Hand and Wrist. New York :

J Hand Surg Am.

Mehdinasab SA, Alemohammad SA. 2010. Methylprednisone Acetate Injection

Plus Casting Versus Casting Alone for The Treatment of de Quervain’s

Tenosynovitis. Iran : Arch Iran Med

27
Mezian K, Bruthans J. Why do local corticosteroid injections work in carpal

tunnel syndrome, But not in ulnar neuropathy at the elbow? Muscle

Nerve. 2016 Aug;54(2):344.

Moore KL., Agur AM R. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates.

Moore, K dan Dalley, A. 2013. Anatomi Berorientasi Klinis. Dialih bahasakan

oleh Hartanto H. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Noor, Zairin. 2016. Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika.

Patten J. Neurological differential diagnosis, London: Harold Starke, 1977:

Raizman NM, Blazar PE. AAOS Appropriate Use Criteria: Management of

Carpal Tunnel Syndrome. J Am Acad Orthop Surg. 2018 Mar

15;26(6):e131-e133.

Rogier C, Hayer S, van der Helm-van Mil A. Not only synovitis but also

tenosynovitis needs to be considered: why it is time to update textbook

images of rheumatoid arthritis. Ann Rheum Dis. 2020 Apr;79(4):546-547.

Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong. 2012. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.

Skef S, Ie K, Sauereisen S, Shelesky G, Haugh A. Treatments for de Quervain

Tenosynovitis. Am Fam Physician. 2018 Jun 15;97(12):Online

Sudoyo W, dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI. Jakarta:

Interna Publishing.

Thomas PK. Symptomatoly and differential diagnosis of peripheral neuropathy, in

peripheral neuropathy. Dyck P. (ed.). philadelphia : WB Saunders, 1975

Tortora, Gerard., Bryan H Derrickson. 2017. Principles of Anantomy and

Physiology Edisi 15. United States of America : John Wiley & Sons Inc

28

Anda mungkin juga menyukai