Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PROYEK INOVASI

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI TERHADAP


PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST
DEBRIDEMENT ULKUS DIABETES MELLITUS
DI KLINIK KITAMURA

DISUSUN OLEH:

NURUL HAFIZA I4051191042


RIZKI NURFITRI I4051191043
EPIPHANA DESI I4051191044
RIRI FITRI SARI I4052191011
SITI LATIFAH I4052191012
DINA NURLAILATI K. I4052191013

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
PELAKSANAAN PROYEK INOVASI BERBASIS BUKTI SEBAGAI
APLIKASI PROJECT BASED LEARNING

1. Referensi jurnal/artikel:
a. Nama Penulis:

- Wighatzhu Kamaeda Yoga Permana


b. Judul Penelitian/Judul Artikel Ilmiah:
Pemberian Teknik Relaksasi Genggam Jari terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri pada Asuhan Keperawatan Tn. S dengan Post
Debridement Ulkus – Diabetes Mellitus di Ruang Kenanga RSUD Dr.
Soediran Mangun Sumarso Wonogiri
c. Nama jurnal, edisi tahun-volume-halaman) :
Jurnal Penelitian, tahun 2014, hal: 1-77
2. Jenis program inovasi: pre-experimental dengan rencana One-Group pre test
- post test Design
3. Latar belakang program:
Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan metabolisme yang bisa
disebabkan oleh berbagai faktor yang juga disertai dengan adanya
hiperglikemia kronis akibat gangguan sekresi insulin atau gangguan kerja
dari insulin. Istilah diabetes mellitus berasal dari bahasa Yunani yaitu
diabetes yang berarti “sypon” menunjukan pembentukan urine yang
berlebihan, dan mellitus berasal dari kata “meli” yang berarti madu
(Homenta, 2012).
Depkes RI (2012) menyatakan bahwa survei yang dilakukan oleh
organisasi kesehatan dunia (WHO), jumlah penderita diabetes mellitus di
Indonesia pada tahun 2000 terdapat 8,4 juta orang, jumlah tersebut
menempati urutan ke-4 terbesar di dunia. Diperkirakan jumlah penderita
diabetes mellitus pada tahun 2030 yaitu 21,3 juta di Indonesia. Jumlah
penderita diabetes mellitus tahun 2000 di dunia termasuk Indonesia
tercatat 175,4 juta orang, tahun 2010 menjadi 279,3 juta orang, dan
diperkirakan pada tahun 2020 menjadai 300 juta orang dan tahun 2030
menjadi 366 juta orang.
Ulkus kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi kronik diabetes
melitus yang sering dijumpai dan ditandai dengan adanya infeksi,
ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat dalam yang berhubungan dengan
neuropati dan penyakit vaskuler perifer pada tungkai bawah. Kadar gula
darah berlebih pada penderita DM yang tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan berbagai komplikasi kronis beberapa diantaranya yaitu
neuropati perifer dan angiopati. Angiopati perifer dan neuropati dapat
menimbulkan trauma ringan yang berakibat pada munculnya ulkus pada
penderita DM. Satu di antara penyebab terjadinya ulkus diabetik adalah
akibat penurunan sirkulasi ke perifer yang dipengaruhi oleh tingginya
kadar glukosa dalam darah dan aterosklerosis. Ulkus diabetik mudah
terinfeksi karena respons kekebalan tubuh pada penderita DM biasanya
menurun. Ketidaktahuan pasien dan keluarga juga dapat menjadi salah
satu faktor yang memperparah ulkus menjadi gangren yang terinfeksi
(Decroli dkk, 2008).
Penatalaksanaan dari ulkus kaki diabetes meliputi penanganan
iskemia dengan meningkatkan perfusi jaringan, debridement untuk
mengeluarkan jaringan nekrotik, perawatan luka untuk menghasilkan
moist wound healing, off-loading kaki yang terkena, intervensi bedah,
pananganan komorbiditas dan infeksi, serta pencegahan rekurensi luka
(Langi, 2011).
Nyeri merupakan salah satu keluhan tersering pada pasien setelah
mengalami suatu tindakan pembedahan. Pembedahan merupakan suatu
peristiwa yang bersifat bifasik terhadap tubuh manusia yang berimplikasi
pada pengelolaan nyeri. Nyeri harus segera ditangani karena nyeri dapat
memberikan respon negatif pada penderitanya, misalnya nyeri dalam
intensitas ringan yaitu peningkatan frekuensi pernafasan, peningkatan
denyut jantung, vasokontriksi perifer (pucat, peningkatan tekanan darah),
peningkatan kadar glukosa darah, ketegangan otot, dilatasi pupil,
penurunan motilitas cerna. Nyeri yang berat dan dalam seperti pucat,
ketegangan otot, penurunan tekanan darah dan denyut jantung, pernafasan
yang cepat dan tidak teratur, mual dan muntah, kelemahan atau kelelahan
(Andarmoyo, 2013).
Cara mengatasi nyeri dapat dilakukan dengan cara farmakologi dan
non farmakologi. Salah satu jenis teknik nonfarmakologi adalah dengan
teknik relaksasi genggam jari. Teknik relaksasi genggam jari merupakan
suatu prosedur yang sangat mudah dan sederhana untuk dilakukan. Terapi
genggam jari merupakan relaksasi sederhana yang dapat mudah dilakukan
oleh siapapun yang berkaitan dengan tangan dan aliran tubuh manusia
yang dapat mengontrol dari rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik dan
emosi pada nyeri (Potter & Perry, 2013).
Teknik genggam jari adalah cara yang mudah untuk mengelola emosi
dan mengembangkan kecerdasan emosional. Emosi adalah seperti
gelombang energi yang mengalir di dalam tubuh, pikiran, dan jiwa. Saat
kita merasakan perasaan yang berlebihan, aliran energi di dalam tubuh
kita menjadi tersumbat atau tertahan, sehingga akan menghasilkan rasa
nyeri. Terdapat titik meridian energi yang ada di sepanjang jari-jari
tangan kita yang terhubungkan dengan berbagai organ dan emosi, dengan
memegang setiap jari sambil bernafas dalam-dalam, kita dapat
memperlancar aliran energi emosional (Ma’rifah, Handayani & Dewi,
2015).
Berdasarkan hasil observasi selama beberapa hari di klinik penanganan
luka Kitamura, terdapat banyak pasien yang mengeluh nyeri setelah
dilakukan tindakan debridement pada luka diabetes di kaki mereka. Ekspresi
wajah pasien yang tegang, bahkan sampai ada yang menangis menandakan
bahwa pasen tersebut sedang mengalami nyeri yang belum bisa dikontrol dan
beberapa dari mereka mengatakan belum pernah diajarkan teknik relaksasi
genggang jari untuk menurunkan intensitas nyeri.
Dari latar belakang tersebut, maka kelompok tertarik untuk melakukan
intervensi teknik relaksasi genggam jari untuk membantu menurunkan
intensitas atau skala nyeri pada pasien post debridement ulkus diabetes
mellitus di Klinik Kitamura.
4. Tujuan program:
Mengetahui Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Post Debridement Ulkus Diabetes Mellitus.
5. Sasaran pencapaian program tersebut:
2 orang pasien yang mengalami post debridement ulkus diabetes mellitus.
6. Parameter/tolak ukur:
Pasien dan keluarga dapat pemahaman tentang teknik relaksasi genggam jari
dan dapat mendemonstrasikan secara mandiri.
7. Pelaksana (PJ, koordinator, anggota):
Penanggung Jawab:

- Rizki Nurfitri
Koordinator:

- Siti Latifah
Anggota:

- Dina Nurlailati Karamina

- Nurul Hafiza

- Epiphana Desi

- Riri Fitri Sari


8. Prosedur pelaksanaan program:
Persiapan

- Alat dan bahan: Jam tangan dan alat tulis

- Memilih target sasaran, yaitu pasien yang mengalami post debridement


ulkus diabetes mellitus
9. Pelaksanaan
a. Pelaksanaan dilakukan tanggal: 26-27 Desember 2019
b. Kegiatan: pelaksanan dilakukan di Klinik Kitamura pukul 08.30-09.00
WIB
c. Orientasi

- Memberikan salam terapetik kepada responden


d. Tahap pendahuluan

- Memperkenalkan diri kepada responden


e. Evaluasi validasi

- Menanyakan perasaan responden


f. Kontrak

- Menjelaskan tujuan terapi

- Menjelaskan tata tertib saat melakukan terapi dan waktu terapi 30 menit
g. Tahap kerja
1) Bantu responden pada posisi yang nyaman atau posisi bersandar dan
minta pasien untuk bersikap tenang dan meminta responden untuk
merilekskan pikiran.
2) Minta responden menarik nafas dalam dan hembuskan perlahan melalui
mulut untuk merilekskan semua otot, sambil menutup mata
3) Berikut ini gerakan relaksasi genggam jari: ((Hill, 2011); (Ma’rifah
Handayani, & Dewi, 2015))
a) Teknik Quickie

- The Quickie Thumb


Lakukan genggaman secara lembut pada salah satu ibu jari,
genggam selama 2,5 menit, fokus dan lakukan sambil menarik
napas secara perlahan, kemudian pindahkan genggaman ke ibu jari
satunya. Manfaat: dengan menggenggam jari jempol dapat
mengurangi masalah seperti deprasi, kebencian, obsesi, ansietas,
sulit tidur, gangguan pencernaan, dan mengurangi kekhawatiran.

- The Quickie Index Finger


Lakukan genggaman secara lembut pada salah satu jari telunjuk,
genggam selama 2,5 menit, fokus dan lakukan sambil menarik
napas secara perlahan, kemudian pindahkan genggaman ke jari
telunjuk satunya. Manfaat: dengan menggenggam jari telunjuk
akan membantu dalam mengurangi rasa takut, deprasi, frustasi,
sakit, dan ketidaknyamanan pada sendi.

- The Quickie Middle Finger


Lakukan genggaman secara lembut pada salah satu jari tengah,
genggam selama 2,5 menit, fokus dan lakukan sambil menarik
napas secara perlahan, kemudian pindahkan genggaman ke jari
tengah satunya. Manfaat: menyeimbangkan energi, mengontrol
emosi, dan mengatasi kelelahan.

- The Quickie Ring Finger


Lakukan genggaman secara lembut pada salah satu jari manis,
genggam selama 2,5 menit, fokus dan lakukan sambil menarik
napas secara perlahan, kemudian pindahkan genggaman ke jari
manis satunya. Manfaat: dengan menggenggam jari manis akan
membantu dalam mengurangi kesedihan.

- The Quickie Pinky Finger


Lakukan genggaman secara lembut pada salah satu jari kelingking,
genggam selama 2,5 menit, fokus dan lakukan sambil menarik
napas secara perlahan, kemudian pindahkan genggaman ke jari
kelingking satunya. Manfaat: dengan menggenggam jari
kelingking bermanfaat dalam mengurangi ansietas, kegelisahan,
mengontrol emosi dan memberikan rasa aman.
b) Teknik Longer Sequence

- The Thumb Sequence


Temukan ibu jari dan jari tengah, tahan selama 2-5 menit, fokus
dan lakukan sambil bernapas perlahan.

- The Index Finger Sequence


Temukan ibu jari pada jari telunjuk dan jari tengah, tahan selama
2-5 menit, fokus dan lakukan sambil bernapas perlahan.
- The Middle Finger Sequence
Temukan ibu jari pada jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis,
tahan selama 2-5 menit, fokus dan lakukan sambil bernapas
perlahan.

- The Ring Finger Sequence


Temukan ibu jari pada jari tengah dan jari manis, tahan selama 2-5
menit, fokus dan lakukan sambil bernapas perlahan.

- The Pinky Finger Sequence


Temukan ibu jari pada jari manis dan jari kelingking, tahan selama
2-5 menit, fokus dan lakukan sambil bernapas perlahan.

- Lakukan secara bergantian antara tangan kanan dan kiri.


h. Tahap terminasi
1) Motivasi pasien untuk mempraktikkan kembali teknik relaksasi
genggam jari.
2) Melakukan pengukuran intensitas nyeri setelah intervensi.
10. Evaluasi:
Dua pasien sebagai target sasaran, pasien pertama:
a. Pasien tampak masih menahan nyeri
b. Pasien berusaha melakukan teknik relaksasi genggam jari
c. Pasien mengetahui fungsi dari teknik relaksasi genggam jari
d. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi genggam jari secara
mandiri
Sedangkan pasien kedua:
a. Pasien tampak tenang
b. Pasien dan keluarga mengetahui fungsi dari teknik relaksasi genggam jari
c. Pasien dapat mendemonstrasikan tata cara teknik relaksasi genggam jari
secara perlahan
d. Pasien dan keluarga sangat kooperatif
e. Pasien dapat melakukan teknik relaksasi genggam jari
11. Hambatan:
Hambatan yang ditemukan pada intervensi ini terletak pada kurangnya
konsentrasi dari pasien yang menjadi responden dikarenakan rasa nyeri yang
ia rasakan. Selain itu, pasien belum mengetahui dan belum pernah mencoba
teknik ini sebelumnya sehingga membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama
dalam mengajarkan dan mendemonstrasikan intervensi ini pada pasien post
debridement ulkus diabetes mellitus
12. Respons perawat dan tim kesehatan lain:
Respon perawat ruangan untuk pelaksanaan proyek inovasi ini yaitu sangat
mendukung Teknik Relaksasi Genggam Jari terhadap Penurunan Intensitas
Nyeri Pasien Post Debridement Ulkus Diabetes Mellitus dikarenakan pada
terapi ini tidak memerlukan biaya dan mudah dilakukan oleh pasien dan
keluarga. Saran dari perawat ruangan selalu memperhatikan tanda-tanda vital
pasien saat melakukan teknik ini. Inovasi yang telah dilakukan oleh
mahasiswa-mahasiswi program ners dapat menjadi masukan sebagai aplikasi
dalam mengontrol nyeri dengan teknik relaksasi genggam jari di Klinik
Kitamura.
13. Dokumentasi
14. Daftar Pustaka
Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Decroli, E., Karimi, J., Manaf, A., & Syahbuddin, S. (2008). Profil Ulkus
Diabetik pada Penderita Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam
RSUP Dr. M. Djamil Padang. Ulkus Diabetik.
Depkes RI. (2012). Profil Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2012.
Tersedia di http://www.depkes.go.id.
Hill, R.Y. (2011). Nursing From The Inside-Out: Living and Nursing from
The Highest Point of Your Consciousness. London: Jones and Barlett
Publishers.
Homenta, H. (2012). Diabetes Melitus Tipe I. Program Pasca Sarjana Ilmu
Biomedik, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang.
Langi, Y.A. (2011). Penatalaksanaan Ulkus Kaki Diabetes Secara Terpadu.
Jurnal Biomedik, 3,(2), 95-101.
Ma’rifah, A.R., Handayani, R.N., & Dewi, P. (2015). Efektifitas Relaksasi
Genggam Jari terhadap Penurunan Skala Nyeri pada Pasien Post
Operasi Sectio Caesarea di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo
Purwokerto. Jurnal Keperawatan ‘Aisiyah, 2(1), 63-67.
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2013). Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik, Edisi 4, Volume 1. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai