Anda di halaman 1dari 12

TUGAS III

PENGANGKAT PENGANGKUT
Perancangan Elevator Pada Lift 15 Lantai
Kapasitas 10 orang

Oleh:
Julian Tri Utomo

I0409016

Nicodimus Indra L

I0409035

Risdiyanto Edy Saputro

I0409044

Ariyo N. S. P

I0410008

Gilang Pratama Putra

I0410019

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014

A. Elevators Counterweight
Penyeimbang ini biasanya terdiri dari
rangka baja, pengisi dan komponen yang
melekat pada frame. Pengisi, umumnya, cor
besi, pelat baja dan blok beton prefabrikasi.
Pengisi terbuat dari logam memerlukan dua
tie-rod ketika dinilai kecepatan tidak melebihi
1 m / detik. Mereka terlihat perakitan
ditumpuk dengan batang dasi melewati
bagian mencapai header (atas dan bawah
anggota) yang memperpanjang di sekitar rel
panduan

dari

penyeimbang

memperpanjang sekitar

yang

juga

sedemikian rupa

untuk memandu penyeimbang dalam hoist.


Penyeimbang

mungkin

menengah juga.

memiliki

header

Terbuat dari balok besi

tuang yang dipasang tersusun pada rangka


baja. Mampu memberi keseimbangan sebesar berat kabin lift kosong ditambah 40% 45% berat beban maksimum.

1 | Page

B. Sistem Pengereman Elevator


Sebuah motor akan berhenti bergerak bila diputus hubungkan dari suplai
daya. Waktu yang dibutuhkan oleh motor tersebut untuk benar-benar berhenti
tergantung pada kelembaman motor, beban dan friksi motor itu sendiri. Metode
pengereman diterapkan berdasarkan pada aplikasi, daya yang ada, kebutuhan akan
rangkaiaan, biaya dan hasil yang diharapkan. Terdapat berbagai cara agar
pengereman motor bisa dilakukan termasuk cara-cara berikut:

Dengan memakai perangkat friksi mekanik untuk memberhentikan dan

menahan beban,
Dengan memberi arus gerak rotasi motor,
Dengan menggunakan DC terhadap lilitan motor pada saat suplay ac diputus

hubungkan, dan
Mengandalkan energi yang dihasilkan motor pada saat motor tersebut
digerakkan beban.

Empat macam metoda pengereman yang banyak dipakai adalah sebagai berikut:
1. Plug Breaking
Plug Breaking merupakan pengereman motor dengan cara membalikkan
arah motor sehingga motor dapat menghasilkan daya torsi penyeimbang dan
membentuk daya perlambatan. Motor hanya digerakkan dalam satu arah dan
harus benar-benar berhenti pada saat tombol stop ditekan.

Gambar 1. Plug Breaking

2. Pengereman Dinamik
2 | Page

Pengereman Dinamik adalah sebuah metoda pengereman untuk motor


induksi AC dengan cara menerapkan sebuah sumber DC pada lilitan stator dari
sebuah motor setelah suplai diputus hubungkan. Pengereman dinamik tidak
menghentikan motor secara total tetapi hanya memperlambat motor secara tibatiba. Biasanya sistem mekanik yang harus digunakan untuk menghentikan
motor, setelah dilakukan pengereman dinamik.
Untuk pengereman dinamik, agar bisa menghasilkan daya torsi
pengereman yang sesuai maka ukuran sumber DC diperkirakan 1,3 kali arus
terukur. Ukuran sebenarnya hanya ditentukan oleh resistansi lilitan stator
sehingga tegangan harus berukuran rendah. Sumber DC disambungkan melalui
sebuah

step-down

transformer (penurun tegangan) dan rectifier. Diagram

tunggal rangkaian daya pengereman dinamik ditunjukkan pada gambar.

Gambar 2. Pengereman Dinamik


3. Pengereman Regeneratif
Pengereman

jenis

regeneratif

motor

AC

adalah

sebuah

sistem

pengoperasian dimana motor induksi digerakkan oleh beban diatas kecepatan


sinkron. Pada saat motor digerakkan pada kecepatan sinkron tersebut,
bertindak

seperti

sebuah

generator

induksi

motor

dan membentuk daya torsi

pengereman. Energi yang dibentuk motor dialirkan kembali menuju saluran


suplay.

3 | Page

Gambar 3. Pengereman Regeneratif


4. Pengereman Mekanik
Sesuai

dengan

namanya,

pengereman

mekanik

adalah

cara

memberhentikan motor listrik dengan memberlakukan gesekan atau friksi


motor. Friksi tersebut diterapkan dengan cara yang sama seperti halnya blok rem
mobil seperti ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Pengereman Mekanik


Rem tersebut bekerja setelah daya hilang, yaitu blok rem mengunci motor
dengan daya kerja pegas. Pada saat daya dihubungkan, solenoid diberi energi
menjaga agar jangkar tetap tertutup. Dengan armature tertutup, pegas tertahan
balik sehingga tetap mengerem motor. Rem mekanik dipakai pada sistem
4 | Page

pengereman yang ada tidak cukup untuk membawa motor sehingga benar-benar
berhenti. Solenoid rem dapat disambungkan antara dua saluran suplai atau
antara satu dari suplai tersebut dan netral. Solenoid tersebut disambungkan
secara langsung pada saluran suplai motor.
C. Konstruksi Tali Baja
Tali baja tarik khusus untuk lift harus dibuat dari kawat baja yang cukup
kuat, tetapi cukup lemas tahan tekukan, dimana tali tersebut bergerak bolak balik
melalui roda. Batas patah elemen kawat baja ialah kira-kira 19.000 kgf/cm 2 atau
190kgf/mm2 (high content carbon steel).
Konstruksi tali yang khas untuk lift terdiri dari 8 pintalan yang dililitkan
bersama, arah kekiri ataupun kekanan dengan inti ditengah dari serat sisal manila
henep, yang jenuh mengandung minyak lumas. Tiap-tiap pintalan terdiri dari 19
kawat yaitu 9.9.1, artinya 9 kawat diluar, 1 dipusat dan 9 lagi diantaranya. Biasanya
9 elemen kawat baja yang diluar dibuat dari baja "lunak" (130 kgf/mm 2) agar
menyesuaikan gesekan dengan roda puli dari besi tuang, tanpa menimbulkan
keausan berlebihan. Konstruksi tali sering disebut atau ditulis 8x19 atau 8 x 9.9.1.
FC (fibre core). Pada gambar 2.6 dan gambar 2.7 terdapat beberapa contoh bentuk
konstruksi tali dan arah lilitan.

Gambar 7.7 Pintalan (strand) atas 19

Gambar 7.8 Kontruksi tali baja

kawat dan lilitan atas 8 pintalan.

D. Design And Calculation


5 | Page

Mcw
H
qsr
qCC
qult
lz
gn

= mass of the counterweight (kg)


= car travel height (m)
= unit weight of the suspension rope
(kg/m)
= unit weight of the compensating cable
(kg/m)
= unit weight of traveling cable (kg/m)
= distance of the car to the lowest level
(m)
= standard acceleration of free fall
(m/sec2)
= coefficient taking into account of the
percentage of rate load balanced by
the counterweight
= variable length of the traveling cable
under the car (m)

6 | Page

Menentukan Mcr (Berat Car)

Car yang dipakai adalah jenis P10 dengan kapasitas 10 orang, maka
1
M cr = 800 kg=400 kg
2

7 | Page

BEBAN (KAPASITAS)

=1,25

Passenger 10 (P10), maka Q = 800 kg

PEMILIHAN ROPE

Nominal diameter yang dipilih 10 mm


qult =4 ( q sr qcc )
qult =4 ( q sr 0,2q sr )
qult =4 0,8 qsr
qult =4 (0,8) (0,347)
qult =1,11 kg/m

Menentukan Jarak Tempuh (H)

8 | Page

Jarak tempuh pada 15 lantai, di asumsikan jarak perlantai adalah 3,5 m


H=3,5 ( 151 )=49 m

Berat Counterweight Yang Dipakai


1
M cw=M cr + Q+ q ult H
4
1
M cw=400 kg+1,25 800 kg+ 1,11 kg/m 49 m
4
M cw=1413,6 kg

Daya Listrik Untuk Lift


Daya listrik yang diperlukan untuk satu kelompok lift sangat tergantung kapasitas,
kecepatan dan jumlah lift.
Suatu lift dengan kapasitas m dan kecepatan s m/detik memerlukan daya:
[E=

0.75 x m x 75 s
75

HP] = 0,75 ms kw.

Sedangkan factor kebutuhan daya untuk suatu kelompok lift adalah:


Jumlah lift

Factor daya

0.85

0.77

0.7

0.6

0.63

0.59

10

15

20

0.5

0.4

0.4

25
0.35

Diasumsikan:
Lift dengan kapasitas 3500 lb = 1587.6 kg dan kecepatan 3 m/s memerlukan daya
listrik.
E=

0.75 x 1587.6 x 3
HP = 48 HP ; Untuk 5 lift = 0.67 x 5 x 48 HP = 160 HP
75

Note:
1 orang diperhitungkan 75 kg
9 | Page

Penggunaan daya listrik oleh lift (10 jam/hari):


Kwh = 0.20 x 160 HP x

0.746 kw
x 10 jam = 240 kwh
HP

Beban Panas Ruang Mesin Lift


Beban panas ruang mesin lift maksimum diperhitungkan 1/3 x jumlahHP dimana
satu HP = 2500 Btu (1 Btu = 0.25 kalori). Temperature ruang mesin lift harus
dipertahankan antara 60-90F.
Suatu lift dengan kapasitas 2000 lb dan kecepatan 2.5 m/detik memerlukan daya
listrik:
0.75 x 2000 x 0.4536 x 2.5
75

HP = 23 HP

(1 pound = 0.4536 kg; 1 HP = 75 m/detik; 1 HP = 0.746 KVA)


Beban panas = 1/3 x 23 x 2500 Btu = 19.167 Btu
1.

10 | P a g e

Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Lift, pengertian dan tipe lift. Diakses pada tanggal 15 Mei


2014.
http://rudisaputra06.blogspot.com/2013/01/cara-kerja-lift.html,

sistem

mesin

lift

gearless. Diakses pada tanggal 15 Mei 2014.


http://www.otis.com/site/id/pages/AboutElevators.aspx?menuID=2, sistem. Diakses
pada tanggal 16 Mei 2014.
http://olepworldme.blogspot.com/2011/04/lift-elevator.html. Diakses pada tanggal 17
Mei 2014.
http://engineeringbuilding.blogspot.com/2011/06/lift-pada-gedung-bertingkat.html.
Diakses pada tanggal 17 Mei 2014.
http://dee-elevator-system.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 18 Mei 2014.
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-9910-Paper.pdf.

Diunduh

pada

tanggal 18 Mei 2014.


http://pustan.bpkimi.kemenperin.go.id/files/SNI%200076_2008_logo%20baru.pdf.
Diunduh pada tanggal 18 Mei 2014.
Setyardjo Djoko, M.J., 1993, Mesin Pengangkat I, Pustaka Teknologi dan Informasi PT.
Pradnya Paramita, Jakarta.
Rudenko, N., Mesin Pengangkat Alih bahasa Ir. Nazar Foead, Erlangga, Jakarta

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai