Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH IKD I

PENGAMBILAN KEPUTUSAN LEGAL ETIS


BERBAGAI KASUS

DI SUSUN OLEH :
U. LIESA LESTARIE
UTIN VERRA WAHYUNI
URAY YENI MAULINA
TRI ASMAWATI
YUDO UTOMO
YUDI KRISTIAN
WIRAYUDHA RUSADI

DOSEN PEMBIMBING
WAHYU KIRANA, M.Kep.SP.Jiwa
STIKES YARSI PONTIANAK
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yayasan Rumah Sakit
Islam

Tahun Ajaran 2010/2011

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. Wb
Alhamdulillah hirabbilalamin, segala puji hanya bagi Allah SWT pemberi
rahmat dan hidayah kepada seluruh makhluk-Nya, karena berkat rahmat-Nya
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dan bagi
pembaca umumnya. Makalah ini dapat tersusun dengan baik atas kerja sama dari
berbagai pihak. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu

Wahyu Kirana

selaku koordinator mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar I serta rekan-rekan yang
telah memberikan kritik dan sarannya.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan yang mungkin disengaja maupun tidak, maka dari itu kami
mohon saran dan kritikannya demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Pontianak, November2010

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

BAB II

BAB III

BAB IV

Latar Belakang
Tujuan Penulisan
Metode Penulisan
Sistematika Penulisan

TINJAUAN TEORITIS
A. Keputusan Legal
B. Kanker Terminal
C. SBK Keselamatan Pasien
D. Hak-hak pasien
GAMBARAN KASUS
A. Kasus
B. Analisa Kasus
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada penyakit kanker, dikenal istilah stadium penyakit kanker yang
menggambarkan sudah sejauh mana kanker itu tumbuh dan berkembang di
dalam tubuh. Ada empat stadium, stadium 1, 2, 3 dan 4. Pada stadium satu
artinya, penyakit kanker masih tumbuh ditempat dia berasal dan belum
menyebar kemana-mana dan relatif masih dapat disembuhkan dengan
baik. Stadium empat artinya kanker sudah menyebar ke tempat jauh dari
tempat dia tumbuh, bisa sudah menyebar ke paru-paru, liver, tulang
belakang, otak , tulang pinggul dan lainnya.
Penderita kanker stadium terminal adalah pasien yang sudah tidak dapat
disembuhkan dan sudah mendekati fase kematian (terminal). Stadium
terminal umumnya adalah pada kanker stadium lanjut, yang penyebaran
kankernya sudah demikian jauh dan merusak berbagai fungsi organ vital
tubuh, baik disekitar kanker itu tumbuh maupun di tempat jauh
(metastasis), sehingga menyebabkan keadaan umum yang buruk bagi
penderitanya. Pada keadaan ini sudah tidak dapat diberikan pengobatan
baik berupa operasi, kemoterapi, maupun radioterapi.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan yang berkaitan dengan hak-hak
pasien
2. Meningkatkan pemahaman tentang cara pengambilan
keputusan terhadap pasien yang sedang di rawat

3. Memenuhi tugas keperawatan dalam mengatasi permasalah


yang timbul akibat kelurga pasien yang ingin suatu hal yang
tidak boleh diketahui oleh pasien.
C. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptip
yaitu dengan penjabaran masalah-masalah yang ada dan menggunakan
studi perpustakaan literature yang ada baik diperpustakaan
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 3 bab yang disusun sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I :
BAB II:

Pendahuluan terdiri dari : Latar belakang, tujuan penulisan,


metode penulisan, dan sistemaika penulisan.
Tinjauan teori terdiri dari : keputusan legal, kanker

terminal, SBK keselamatan pasien, dan hak-hak pasien.


BAB III
: gambaran kasus terdiri dari : kasus dan analisa kasus
BAB IV
:
Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Keputusan Legal
1. Batasan legal dalam keperawatan
Perawat profesional harus memahami batasan legal yang mempengaruhi
praktik sehari-hari mereka. Hal ini dikaitkan dengan penilaian yang baik
dan menyeruakan pembuatan keputusan menjamin asuhan keperawatan
yang aman dan sesuai. Liabilitas legal dalam keperawatan ada 3 macam
yaitu :
Kesalahan adalah kesalahan sipil yang dibuat terrhadap seseorang atau hak
milik. Kesalahan bisa di asifikaso sebagai tidak sengaja atau disengaja.
Contoh kesalahan tidak disengaja adalah kelalaian atau mal praktik. Mal

praktik merupakan kelalaian yang dilakukan oleh seseorang profesional


seperti perawat atau dokter. Kesalahan disegaja merupakan tindakan
disengaja yang melanggar hak seseorang. Misalnya pelecahan, pemuulan,
penfitnahan dan invasi pribadi.
B. Kanker Terminal
Penderita kanker stadium terminal adalah pasien yang sudah tidak
dapat disembuhkan dan sudah mendekati fase kematian (terminal).
Stadium terminal umumnya adalah pada kanker stadium lanjut, yang
penyebaran kankernya sudah demikian jauh dan merusak berbagai fungsi
organ vital tubuh, baik disekitar kanker itu tumbuh maupun di tempat jauh
(metastasis), sehingga menyebabkan keadaan umum yang buruk bagi
penderitanya. Pada keadaan ini sudah tidak dapat diberikan pengobatan
baik berupa operasi, kemoterapi, maupun radioterapi.
Pada penyakit kanker, dikenal istilah stadium penyakit kanker yang
menggambarkan sudah sejauh mana kanker itu tumbuh dan berkembang di
dalam tubuh. Ada empat stadium, stadium 1, 2, 3 dan 4. Pada stadium satu
artinya, penyakit kanker masih tumbuh ditempat dia berasal dan belum
menyebar kemana-mana dan relatif masih dapat disembuhkan dengan
baik. Stadium empat artinya kanker sudah menyebar ke tempat jauh dari
tempat dia tumbuh, bisa sudah menyebar ke paru-paru, liver, tulang
belakang, otak , tulang pinggul dan lainnya.

Pengobatan pada penderita kanker stadium terminal, tidak lagi ditujukan pada
upaya untuk penyembuhan, tetapi lebih diarahkan kepada pengobatan paliatif.
Pengobatan paliatif adalah pengobatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup penderita seoptimal mungkin dengan kondisi kanker yang dia
derita. Umumnya lebih ditujukan untuk mengatasi gejala penyakitnya dan bukan
lagi mengatasi penyebabnya.
Dapat dibayangkan bagaimana perasaan penderita maupun keluarganya, pada saat
mengetahui bahwa penyakit kankernya sudah tidak mungkin disembuhkan lagi.
Ada beberapa sikap yang terjadi dalam menghadapi kondisi cobaan berat seperti

ini, bisa berupa penolakan, amarah, konflik batin, depresi, sampai dengan
penerimaan atau pasrah akan takdir yang dialaminya.
Penderita kanker stadium terminal memerlukan perawatan yang lebih khusus,
karena banyaknya keluhan yang dia rasakan. Keluarga umumnya memasrahkan
perawatan dan pengobatannya di rumah sakit, karena dianggap memang tenaga
ahlinya ada disitu, dan keluarga tidak mengetahui bagaimana merawat penderita.
Namun, harus diketahui, pengobatan paliatif seperti ini tidak ada batas waktu
sampai kapan harus dirawat di rumah sakit, karena hanya mengobati gejala
penyakit saja sampai menunggu panggilan Allah. Jangka waktu perawatan bisa
sangat lama, dan tentunya memerlukan biaya sangat besar baik untuk ongkos
penginapan, obat-obatan, tenaga medis dan paramedis. Selain itu keluarga juga
akan sangat repot, karena harus menunggu siang maupun malam, sehingga harus
meninggalkan rumah, keluarga dan pekerjaan, mengeluarkan biaya yang tidak
sedikit untuk transport dll.
Memang benar, untuk mengatasi keluhan-keluhan fisik yang dirasakan penderita
seperti rasa nyeri, mual-mual, perdarahan, borok, sakit kepala dan lain-lain
memerlukan tenaga dokter dan paramedis. Namun keluhan lain seperti rasa sepi,
rasa kesendirian, putus asa, rasa takut, cemas, waswas, rasa ingin dicintai, rasa
ingin disayangi, rasa aman, kebutuhan spiritual, support mental, support sosial,
sangat memerlukan dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitarnya yang
dengan tulus hati mau mendengar, memberikan uluran kasih sayang dan perhatian
yang sangat diperlukan penderita mendekati saat-saat terakhirnya.
Perawatan paliatif bukan hanya dapat dilakukan di rumah sakit saja, namun dapat
juga dilakukan di luar rumah sakit yaitu di rumah penderita itu sendiri. Perawatan
di rumah penderita sendiri ini disebut juga home care. Home care dapat
dilaksanakan dengan standart pengobatan seperti di rumah sakit.
Untuk dapat melaksanakan perawatan di rumah ini, perlu kerjasama berbagai
pihak yang akan berfungsi sebagai Tim Perawatan Paliatif Rumah, yaitu dokter

dan perawat rumah sakit, dokter di wilayah setempat bisa dokter Puskesmas atau
dokter keluarga, PKK setempat dan relawan yang ingin membantu dan dibekali
pelatihan tertentu sesuai bidang minat yang sesuai baik bidang perawatan,
dukungan spiritual maupun dukungan moril ). Tim ini adalah tim yang ideal, dan
sudah ada contohnya dan berjalan dengan baik di Surabaya, dipelopori oleh
Rumah sakit Dr. Soetomo.
Untuk kita di Pontianak belum dibentuk Tim Perawatan Paliatif Rumah, mudahmudahan untuk waktu yang akan datang bisa direalisasikan. Namun dengan
kondisi yang ada sekarang, dapat saja dilakukan perawatan paliatif di rumah
dengan tenaga yang lebih terbatas, yaitu dokter yang merawat pasien sejak awal,
perawat di rumah sakit yang sudah biasa menangani penderita dan keluarga. Dan
hal ini sudah diterapkan pada beberapa penderita.
Untuk perawatan luka, mengecek pemberian obat, menampung keluhan penyakit,
memeriksa beberapa tanda vital seperti tekanan darah, nadi, pernafasan dilakukan
oleh perawat dengan periode waktu tertentu, kemudian melaporkan kepada dokter.
Dokter memonitor dan bila sangat diperlukan juga datang ke rumah penderita.
Namun karena keterbatasan waktu, tentunya dokter tidak dapat datang setiap hari
seperti halnya di rumah sakit. Keluarga akan dilatih untuk merawat luka dan lainlain yang sekiranya memungkinkan, agar selanjutnya dapat merawat penderita
sendiri, kecuali yang memang tidak bisa.
Dengan perawatan paliatif di rumah, penderita akan lebih tenang, keluarga juga
lebih tenang. Penderita akan lebih banyak bertemu dengan orang-orang yang dia
cintai, berkumpul dengan keluarga yang akan sangat membantu baik secara
psikologis, sosial maupun spiritual bagi penderita dalam menghadapi saat-saat
akhir hidupnya.

C. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan salah satu alternatif dari
beberapa macam alternatif yang rasional. Pemilihan alternatif pemecahan

yang terjadi memerlukan upaya yang tertentu agar pemecahan masalah


yang dipilih benar-benar memenuhi harapan. Harus secara jelas mana yang
perlu optimis dan mana yang pesimis, dan terlalu banyak hal yang
dipertimbangkan dalam memilih juga akan menjadi bingung dan
buntu,maka keputusan apapun yang di pilih tidak akan terhindar dari pada
besar manfaat dari resiko yang di dapat.
1. Ada tiga kondisi yang perlu di pertimbangkan dalam pengambilan
keputusan.
a. Pengambilan keputusan dalam kepastian,artinya semua alternatif
diketahui dengan jelas kondisinya.
b. Pengambilan keputusan dalam berbagai tingkat resiko yang dipilih.
c. Pengambilan keputusan dalam kondisi ketidakpastian,artinya ada
berbagai alternatif yang tidak diketahuinya dengan jelas.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
Berbagai faktor mempunyai pengaruh terhadap seseorang dalam
membuat keputusan etik. Faktor-faktor ini antara lain faktor agama,
sosial, ilmu pengetahuan/tekhnologi, legislasi/keputusan juridis,
dana/keuangan, pekerjaan posisi pasien maupun perawat, kode etik
keperawatan dan hak-hak pasien.
a. Faktor agama dan adat-istiadat
Agama serta latar belakang adat-istiadat merupakan faktor utama
dalam membuat keputusan etis. Setiap perawat disarankan
memahami nilai-nilai yang diyakini maupun kaidah agama yang
dianutnya. Untuk memahami memang diperlukan proses. Semakin
tua dan semakin banyak pengalaman dan belajar, seseorang akan
lebih mengenal siapa dirinya dan nilai-nilai yang dimilikinya.
b. Faktor sosial
Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap pembuatan keputusan
etis. Faktor ini antara lain meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu
pengetahuan dan tekhnologi, hukum, dan peraturan perundangundangan (Ellis, Hartley,1980). Beberapa tahun terakhir ini telah
terjadi berbagai perkembangan perilaku sosial dan budaya kita.
Masyarakat indonesia yang tadinya merupakan masyarakat agraris,
yang sebagian besar tinggal di pedesaan, lambat laun mampu

mengembangkan industri yang menyebabkan berbagai perubahan,


antara lain semakin meningkatnya area kawasan industri. Nilainilai tradisional sedikit demi sedikit telah di tinggalkan oleh
beberapa kalangan masyarakat.
c. Faktor ilmu pengetahuan dan tekhnologi
Pada era abad ke 20 ini, manusia telah berhasil mencapai tingkat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang belum dicapai
manusia pada abad sebelumnya. Kemajuan yang telah dicapai
meliputi berbagai bidang, salah satunya kemajuan di bidang
kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup serta
memperpanjang usia manusia dengan ditemukannya berbagai
mesin mekanik kesehatan, cara prosedur baru dan bahanbahan/obat-obatan baru. Misalnya, pasien dengan gangguan ginjal
dapat dperpanjang usianya berkat adanya mesin hemodialise.
d. Faktor legislasi dan keputusan juridis
Legislasi merupakan jaminan tindakan menurut hukum sehingga
orang yang bertindak tidak sesuai hukum dapat menimbulkan suatu
konflik (Ellis,Hartley,1990). Saat ini aspek legislasi dan bentuk
keputusan yuridis bagi permasalahan etika kesehatan sedang
menjadi topik yang banyak di bicarakan. Hukum kesehatan telah
menjadi suatu bidang imu dan perundang-undangan baru banyak di
susun untuk menyempurnakan perundang-undangan lama atau
untuk

mengantisipasi

perkembangan

permasalahan

hukum

kesehatan.
e. Faktor dana/keuangan
Dana /keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat
menimbulkan konflik. Untuk

meningkatkan status kesehatan

masyarakat pemerintah telah banyak berupaya dengan mengadakan


berbagai program yang dibiayai pemerintah.
f. Faktor pekerjaan
Dalam
pembuatan
suatu
keputusan,

perawat

perlu

mempertimbangkan posisi pekerjaannya. Tidak semua keputusan


pribadi perawat dapat dilaksanakan,namun harus disesuaikan
dengan keputusan/aturan tempat ia berkerja.

g. Kode etik keperawatan


Kode etik merupakan salah satu ciri/persyaatan profesi, yang
memberikan arti penting

dalam penentuan, pemerintahan dan

peningkatan standar profesi. Kode etik menunjukan bahwa


tanggung jawab dan kepercayaan dari masyarakat telah diterima
oleh profesi (kelly.1987).
h. Hak-hak pasien
Hak-hak pasien pada dasarnya merupakan bagian dari konsep hakhak manusia. Peryataan hak-hak pasien cenderung meliputi hakhak warga negara, hak-hak hukum dan hak-hak moral.
3. Proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pemecahan
masalah yang berkaitan erat dengan dua hal penting.
a. Rasional tidaknya penentuan alternatif pemecahan masalah yang di
buat.
b. Apakah informasi yang dibutuhkan ada dan tersedia dengan memadai,
4. Dalam hal pengambilan keputusan yang penting diperhatikan dirumah
sakit adalah sebagai berikut.
a. Beranikan membuat alternatif baru dan sebanyak mungin.
Hal ini membuat sulit dikerjakan karena para manajer merangkap
fungsional yang biasanya mencari hal yang praktis saja.
b. Evaluasi alternatif lebih mendalam.
Sering kita hanya berusaha mengambil keputusan sementara,asalanasalan saja.sehingga hanya merupakan terapi simtomatis,bukan terapi
kausal.hal ini sering terjadi karena banyak masalah-masalah kecil yang
sering tak jelas ujung pangkalnya.
c. Suasana menghadapi pasien yang harus bertindak dalam keadaan
apapun,menyebabkan pengambilan keputusan sering di sebut terburuburu tanpa pertimbangkan kuantitatif yang cukup. Biasakanlah
menentukan keputusan atas dasar fakta dan informasi yang cukup
dengan pertimbangan yang kuantitatif.
d. Follow up dan evaluasi
Hal ini tidak menjadi proses pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan itu. Pengalaman yang berharga yang bisa digunakan lagi
kelak. Sering memerlukan masalah dan pengambilan keputusan
merupakan beban dan bila telah dikerjakan terlupalah beban itu.
e. Terkait dengan sistem informasi mutu terutama berkaitan dengan :

a.
b.
c.
d.

Informasi yang relevan.


Data yang telah dianalisis menjadi informasi yang berguna.
Informasi kemajuan.
Informasi pengembangan.

D. Hak-hak pasien/klien
Hak-hak pasien dikeluarkan oleh the american hospital association pada 1973
dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pemahaman
hak-hak pasien yang akan di rawat di rumah sakit.
1. Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai asuhan
keperawatan atau keperawatan yang akan di terimanya.
2. Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari

dokter

yang

memeriksanya berkaitan dengan diagnosis, pengobatan, dan prognosis


dalam arti pasien layak untuk mengerti masalah yang di hadapinya.
3. Pasin berhak untuk menerima informasi penting dan memberikan suatu
persetujuan tentang di mulainya suatu prosedur pengobatan, serta resiko
penting yang kemunginan akan dialaminya, kecuali dalam situasi darurat.
4. Pasien berhak untu menolak pengobatan sejauh diizinkan oleh hukum dan
diinformasikan tentang konsekuensitindakan yang akan diterimanya.
5. Pasien berhak mengetahui setiap pertimbangan dari privasinya yang
menyangkut program asuhan medis, konsultasi dan pegobatan yang
dilakukan dengan cermat dan dirahasiakan.
E. Gambaran Kasus
1. Kasus
Ny.Angel,49 Tahun. Sekarang di rawat di rumah sakit yos sudarso di
ruangan ICU, menderita penyakit Kanker Terminal yang sudah tidak bisa
ditangani oleh perawat dan dokter. Pada hari berikut nya, dokter
mengadakan kontrak kepada keluarga pasien, untuk memberitahukan
keadaan pasien tersebut. Tapi, keluarga pasien meminta kepada pihak R.S
untuk tidak memberitahukan kepada pasien. Apa yang anda lakukan jika
anda mengalami masalah seperti ini ?
2. Analisa Kasus
Saya selaku sebagai perawat yang profesional akan tetap melaksanakan
hak-hak pasien untuk tetap memberitahukan keadaan pasien tersebut.
Pada sumber etika keperawatan ( Hj. Nila Ismani ) ada beberapa hak-hak
pasien salah satunya dimana pasien berhak memperoleh informasi dari
dokter yang berkaitan dengan hasil pemeriksaan pada pasien tersebut.

Tapi dengan cara yang tidak membuat pasien menjadi shocke.


Contoh role play :
Assalamualiakum.wr.wb.
Maaf ibu, mungkin berita ini kurang baik buat ibu. Tapi saya selaku
perawat yang merawat ibu harus tetap memberitahukan hak-hak ibu
dimana ibu mempunyai hak yaitu ibu berhak mendapat informasi dari
dokter yang berkaitan dengan hasil pemeriksaaan tentang kesehatan ibu.
Dari hasil pemeriksaan dokter, ibu mempunyai penyakit kanker terminal.
Saya harap ibu bisa bersabar, karena setiap orang yang ada di dunia ini
pasti akan kembali ke yang maha kuasa.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penderita kanker stadium terminal adalah pasien yang sudah tidak dapat
disembuhkan dan sudah mendekati fase kematian (terminal). Stadium
terminal umumnya adalah pada kanker stadium lanjut, yang penyebaran
kankernya sudah demikian jauh dan merusak berbagai fungsi organ vital
tubuh, baik disekitar kanker itu tumbuh maupun di tempat jauh (metastasis),
sehingga menyebabkan keadaan umum yang buruk bagi penderitanya. Pada
keadaan ini sudah tidak dapat diberikan pengobatan baik berupa operasi,
kemoterapi, maupun radioterapi.
B. SARAN

Terhadap hasil makalah ini disarankan kepada seluruh pembaca khususnya tim
kesehatan.
1. Para siswa mampu meningkatkan pengetahuan maslah legal tentang
kanker terminal.
2. Pelayanan keperawatan dapat memberikan pelayanan yang terbaik
sehingga dapat memenuhi kebutuhan klien secara profesional.
3. Sebagai perawat kita perlu memahami manfaat dari mempelajari hak-hak
pasien.

Daftar Pustaka
Perry&potter,(2005), Fundamental Keperawatan,EGC,Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai

  • Logo
    Logo
    Dokumen5 halaman
    Logo
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Korupsi
    Korupsi
    Dokumen2 halaman
    Korupsi
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Diagnosa Nanda 2018
    Diagnosa Nanda 2018
    Dokumen3 halaman
    Diagnosa Nanda 2018
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Keperawatan Medikal Bedah
    Keperawatan Medikal Bedah
    Dokumen2 halaman
    Keperawatan Medikal Bedah
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Materi Pembelajaran Hepatitis
    Materi Pembelajaran Hepatitis
    Dokumen2 halaman
    Materi Pembelajaran Hepatitis
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Korupsi
    Korupsi
    Dokumen1 halaman
    Korupsi
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • A
    A
    Dokumen9 halaman
    A
    Reti Widya
    Belum ada peringkat
  • Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas
    Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas
    Dokumen89 halaman
    Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas
    Aini Mumtaz
    92% (24)
  • Bab Ii HD
    Bab Ii HD
    Dokumen3 halaman
    Bab Ii HD
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Patway Maninggitis
    Patway Maninggitis
    Dokumen1 halaman
    Patway Maninggitis
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • BAB I Stroke
    BAB I Stroke
    Dokumen42 halaman
    BAB I Stroke
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Kelompok Seminar
    Kelompok Seminar
    Dokumen1 halaman
    Kelompok Seminar
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Harian Pasien Jiwa
    Jadwal Harian Pasien Jiwa
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Harian Pasien Jiwa
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Selamat Datang Di Free Windows 8
    Selamat Datang Di Free Windows 8
    Dokumen2 halaman
    Selamat Datang Di Free Windows 8
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Bab I Jiwa HDR
    Bab I Jiwa HDR
    Dokumen3 halaman
    Bab I Jiwa HDR
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Yunani Dan Romawi
    Yunani Dan Romawi
    Dokumen4 halaman
    Yunani Dan Romawi
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Konsep Penyakit
    Konsep Penyakit
    Dokumen56 halaman
    Konsep Penyakit
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Sap TBC
    Sap TBC
    Dokumen13 halaman
    Sap TBC
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Baru
    Baru
    Dokumen4 halaman
    Baru
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • RM 11
    RM 11
    Dokumen4 halaman
    RM 11
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Konsep Hipertensi
    Konsep Hipertensi
    Dokumen2 halaman
    Konsep Hipertensi
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Ke Teter
    Ke Teter
    Dokumen9 halaman
    Ke Teter
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Konsep Ekologi
    Konsep Ekologi
    Dokumen2 halaman
    Konsep Ekologi
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Bab I Jiwa HDR
    Bab I Jiwa HDR
    Dokumen3 halaman
    Bab I Jiwa HDR
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 2 Askep RM
    Kelompok 2 Askep RM
    Dokumen5 halaman
    Kelompok 2 Askep RM
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat
  • Saraf Otak
    Saraf Otak
    Dokumen2 halaman
    Saraf Otak
    mardisupriyansah
    Belum ada peringkat