DI SUSUN OLEH :
U. LIESA LESTARIE
UTIN VERRA WAHYUNI
URAY YENI MAULINA
TRI ASMAWATI
YUDO UTOMO
YUDI KRISTIAN
WIRAYUDHA RUSADI
DOSEN PEMBIMBING
WAHYU KIRANA, M.Kep.SP.Jiwa
STIKES YARSI PONTIANAK
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yayasan Rumah Sakit
Islam
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. Wb
Alhamdulillah hirabbilalamin, segala puji hanya bagi Allah SWT pemberi
rahmat dan hidayah kepada seluruh makhluk-Nya, karena berkat rahmat-Nya
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dan bagi
pembaca umumnya. Makalah ini dapat tersusun dengan baik atas kerja sama dari
berbagai pihak. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Wahyu Kirana
selaku koordinator mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar I serta rekan-rekan yang
telah memberikan kritik dan sarannya.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan yang mungkin disengaja maupun tidak, maka dari itu kami
mohon saran dan kritikannya demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
Pontianak, November2010
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
BAB II
BAB III
BAB IV
Latar Belakang
Tujuan Penulisan
Metode Penulisan
Sistematika Penulisan
TINJAUAN TEORITIS
A. Keputusan Legal
B. Kanker Terminal
C. SBK Keselamatan Pasien
D. Hak-hak pasien
GAMBARAN KASUS
A. Kasus
B. Analisa Kasus
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada penyakit kanker, dikenal istilah stadium penyakit kanker yang
menggambarkan sudah sejauh mana kanker itu tumbuh dan berkembang di
dalam tubuh. Ada empat stadium, stadium 1, 2, 3 dan 4. Pada stadium satu
artinya, penyakit kanker masih tumbuh ditempat dia berasal dan belum
menyebar kemana-mana dan relatif masih dapat disembuhkan dengan
baik. Stadium empat artinya kanker sudah menyebar ke tempat jauh dari
tempat dia tumbuh, bisa sudah menyebar ke paru-paru, liver, tulang
belakang, otak , tulang pinggul dan lainnya.
Penderita kanker stadium terminal adalah pasien yang sudah tidak dapat
disembuhkan dan sudah mendekati fase kematian (terminal). Stadium
terminal umumnya adalah pada kanker stadium lanjut, yang penyebaran
kankernya sudah demikian jauh dan merusak berbagai fungsi organ vital
tubuh, baik disekitar kanker itu tumbuh maupun di tempat jauh
(metastasis), sehingga menyebabkan keadaan umum yang buruk bagi
penderitanya. Pada keadaan ini sudah tidak dapat diberikan pengobatan
baik berupa operasi, kemoterapi, maupun radioterapi.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan yang berkaitan dengan hak-hak
pasien
2. Meningkatkan pemahaman tentang cara pengambilan
keputusan terhadap pasien yang sedang di rawat
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Keputusan Legal
1. Batasan legal dalam keperawatan
Perawat profesional harus memahami batasan legal yang mempengaruhi
praktik sehari-hari mereka. Hal ini dikaitkan dengan penilaian yang baik
dan menyeruakan pembuatan keputusan menjamin asuhan keperawatan
yang aman dan sesuai. Liabilitas legal dalam keperawatan ada 3 macam
yaitu :
Kesalahan adalah kesalahan sipil yang dibuat terrhadap seseorang atau hak
milik. Kesalahan bisa di asifikaso sebagai tidak sengaja atau disengaja.
Contoh kesalahan tidak disengaja adalah kelalaian atau mal praktik. Mal
Pengobatan pada penderita kanker stadium terminal, tidak lagi ditujukan pada
upaya untuk penyembuhan, tetapi lebih diarahkan kepada pengobatan paliatif.
Pengobatan paliatif adalah pengobatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup penderita seoptimal mungkin dengan kondisi kanker yang dia
derita. Umumnya lebih ditujukan untuk mengatasi gejala penyakitnya dan bukan
lagi mengatasi penyebabnya.
Dapat dibayangkan bagaimana perasaan penderita maupun keluarganya, pada saat
mengetahui bahwa penyakit kankernya sudah tidak mungkin disembuhkan lagi.
Ada beberapa sikap yang terjadi dalam menghadapi kondisi cobaan berat seperti
ini, bisa berupa penolakan, amarah, konflik batin, depresi, sampai dengan
penerimaan atau pasrah akan takdir yang dialaminya.
Penderita kanker stadium terminal memerlukan perawatan yang lebih khusus,
karena banyaknya keluhan yang dia rasakan. Keluarga umumnya memasrahkan
perawatan dan pengobatannya di rumah sakit, karena dianggap memang tenaga
ahlinya ada disitu, dan keluarga tidak mengetahui bagaimana merawat penderita.
Namun, harus diketahui, pengobatan paliatif seperti ini tidak ada batas waktu
sampai kapan harus dirawat di rumah sakit, karena hanya mengobati gejala
penyakit saja sampai menunggu panggilan Allah. Jangka waktu perawatan bisa
sangat lama, dan tentunya memerlukan biaya sangat besar baik untuk ongkos
penginapan, obat-obatan, tenaga medis dan paramedis. Selain itu keluarga juga
akan sangat repot, karena harus menunggu siang maupun malam, sehingga harus
meninggalkan rumah, keluarga dan pekerjaan, mengeluarkan biaya yang tidak
sedikit untuk transport dll.
Memang benar, untuk mengatasi keluhan-keluhan fisik yang dirasakan penderita
seperti rasa nyeri, mual-mual, perdarahan, borok, sakit kepala dan lain-lain
memerlukan tenaga dokter dan paramedis. Namun keluhan lain seperti rasa sepi,
rasa kesendirian, putus asa, rasa takut, cemas, waswas, rasa ingin dicintai, rasa
ingin disayangi, rasa aman, kebutuhan spiritual, support mental, support sosial,
sangat memerlukan dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitarnya yang
dengan tulus hati mau mendengar, memberikan uluran kasih sayang dan perhatian
yang sangat diperlukan penderita mendekati saat-saat terakhirnya.
Perawatan paliatif bukan hanya dapat dilakukan di rumah sakit saja, namun dapat
juga dilakukan di luar rumah sakit yaitu di rumah penderita itu sendiri. Perawatan
di rumah penderita sendiri ini disebut juga home care. Home care dapat
dilaksanakan dengan standart pengobatan seperti di rumah sakit.
Untuk dapat melaksanakan perawatan di rumah ini, perlu kerjasama berbagai
pihak yang akan berfungsi sebagai Tim Perawatan Paliatif Rumah, yaitu dokter
dan perawat rumah sakit, dokter di wilayah setempat bisa dokter Puskesmas atau
dokter keluarga, PKK setempat dan relawan yang ingin membantu dan dibekali
pelatihan tertentu sesuai bidang minat yang sesuai baik bidang perawatan,
dukungan spiritual maupun dukungan moril ). Tim ini adalah tim yang ideal, dan
sudah ada contohnya dan berjalan dengan baik di Surabaya, dipelopori oleh
Rumah sakit Dr. Soetomo.
Untuk kita di Pontianak belum dibentuk Tim Perawatan Paliatif Rumah, mudahmudahan untuk waktu yang akan datang bisa direalisasikan. Namun dengan
kondisi yang ada sekarang, dapat saja dilakukan perawatan paliatif di rumah
dengan tenaga yang lebih terbatas, yaitu dokter yang merawat pasien sejak awal,
perawat di rumah sakit yang sudah biasa menangani penderita dan keluarga. Dan
hal ini sudah diterapkan pada beberapa penderita.
Untuk perawatan luka, mengecek pemberian obat, menampung keluhan penyakit,
memeriksa beberapa tanda vital seperti tekanan darah, nadi, pernafasan dilakukan
oleh perawat dengan periode waktu tertentu, kemudian melaporkan kepada dokter.
Dokter memonitor dan bila sangat diperlukan juga datang ke rumah penderita.
Namun karena keterbatasan waktu, tentunya dokter tidak dapat datang setiap hari
seperti halnya di rumah sakit. Keluarga akan dilatih untuk merawat luka dan lainlain yang sekiranya memungkinkan, agar selanjutnya dapat merawat penderita
sendiri, kecuali yang memang tidak bisa.
Dengan perawatan paliatif di rumah, penderita akan lebih tenang, keluarga juga
lebih tenang. Penderita akan lebih banyak bertemu dengan orang-orang yang dia
cintai, berkumpul dengan keluarga yang akan sangat membantu baik secara
psikologis, sosial maupun spiritual bagi penderita dalam menghadapi saat-saat
akhir hidupnya.
C. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan salah satu alternatif dari
beberapa macam alternatif yang rasional. Pemilihan alternatif pemecahan
mengantisipasi
perkembangan
permasalahan
hukum
kesehatan.
e. Faktor dana/keuangan
Dana /keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat
menimbulkan konflik. Untuk
perawat
perlu
a.
b.
c.
d.
D. Hak-hak pasien/klien
Hak-hak pasien dikeluarkan oleh the american hospital association pada 1973
dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pemahaman
hak-hak pasien yang akan di rawat di rumah sakit.
1. Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai asuhan
keperawatan atau keperawatan yang akan di terimanya.
2. Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari
dokter
yang
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penderita kanker stadium terminal adalah pasien yang sudah tidak dapat
disembuhkan dan sudah mendekati fase kematian (terminal). Stadium
terminal umumnya adalah pada kanker stadium lanjut, yang penyebaran
kankernya sudah demikian jauh dan merusak berbagai fungsi organ vital
tubuh, baik disekitar kanker itu tumbuh maupun di tempat jauh (metastasis),
sehingga menyebabkan keadaan umum yang buruk bagi penderitanya. Pada
keadaan ini sudah tidak dapat diberikan pengobatan baik berupa operasi,
kemoterapi, maupun radioterapi.
B. SARAN
Terhadap hasil makalah ini disarankan kepada seluruh pembaca khususnya tim
kesehatan.
1. Para siswa mampu meningkatkan pengetahuan maslah legal tentang
kanker terminal.
2. Pelayanan keperawatan dapat memberikan pelayanan yang terbaik
sehingga dapat memenuhi kebutuhan klien secara profesional.
3. Sebagai perawat kita perlu memahami manfaat dari mempelajari hak-hak
pasien.
Daftar Pustaka
Perry&potter,(2005), Fundamental Keperawatan,EGC,Jakarta.