Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Payudara dapat mengembangkan berbagai jenis gangguan. Pada kenyataannya, sebagian
besar kondisi payudara tidak kanker. Tetapi jika Anda menemukan kelainan atau
pemberitahuan perubahan, Anda harus berbicara dengan dokter Anda. Dalam sebuah
penelitian, 16% perempuan antara usia 40 dan 69 tahun datang ke dokter dengan keluhan
payudara selama periode 10 tahun. Kunci evaluasi nyeri payudara untuk memastikan tidak
ada masalah mendasar yang menjadi sumber rasa sakit. Hal ini termasuk pemeriksaan
payudara lengkap serta mammogram dan / atau USG tergantung pada wanita usia. Jika tidak
ada kelainan yang mendasari sebagai penyebab rasa sakit, umumnya karena stimulus
hormonal. Untungnya, rasa sakit pada payudara paling tidak konstan atau parah dan sering
membatasi diri.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a) Memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan reproduksi
b) Menambah pengetahuan dan wawasan tentang ibu dengan gangguan payudara dari
materi yang dicari diluar bangku kuliah.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Payudara merupakan modifikasi kelenjar keringat. Berasal dari penebalan
epidermis pada permukaan ventral tubuh mudigah berusia 6 minggu. Pada transmitter
kedua kehidupan janin , gencel dari stratum basalis epidermis tumbuh ke bawah dan
menjadi duktus utama, mula-mula padat lalu berlumen sehingga terbentuk duktus
akan menjadi putting dan areola. Pada wanita pertumbuhan payudara terus berjalan.
2. Morfologi dan Fisiologi
Kelenjar payudara manusia berbentuk seperti kuncup, terutama pada nulipara,
karena konsistensinya kenyal dan dengan bertambahnya usia payudara menjadi
lembek dan menggantung.
Kelenjar payudara merupakan kelenjar tubualveolar bercabang , terdiri atas 15-20
lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap lobus mempunyai duktus
laktiferus yang dilapisi oleh epitel gepeng berlapis. Tiap lobus terdiri atas beberapa
lobus yang dikelilingi oleh 10-100 asinus.
Payudara terletak mulai dari kosta ke 1 atau ke 3 , sampai tulang rawan iga ke 7
dan dari garis aksila depan ke pinggir sternum. Vaskularisasi payudara di daerah
medial sebagai cabang arteri mamria interna yang menembus ruang interkostal di
daerah parasternal dekat tulang rawan dan arteri torakalis lateral.
Dari bagian proksimal cabang arteri sublavia terdapat pembuluh darah balik yang
penting diketahui karena menjadi kunci untuk mengetahui aliran limfe.
Penting karena anak sebar kanker payudara sebagian besar melalui pembuluh
balik dan pembuluh limfe.
Mengenal fisiologi payudara, karena kelenjar payudara merupakan satu bagian
integral dari system reproduksi, maka perubahan fisiologis kelenjar tersebut erat
hubungannya dengan reproduksi secara keseluruhan.
Beberapa minggu setelah terjadi konsepsi timbul perubahan pada kelenjar
payudara. Payudara menjadi penuh, tegang , aerola lebih banyak mengandung
fragmen, dan putting sedikit membesar. Pada awal transmitter kedua timbul system
alveolar baik duktus maupun asinus menjadi hipertropi di bawah pengaruh estrogen
dan progesterone yang kadarnya meningkat alveolus-alveolus mulai dari terisi cairan,
yaitu kolostrum dibawah pengaruh proklaktin. Oleh karena inhibisi estrogen dan

progesterone, kolostrum tidak dikeluarkan, hanya pada bulan bulan terakhir dapat
dikeluarkan beberapa tetes.
Sesudah persalinan kolostrum keluar dalam jumlah yang lebih besar, dan lambat
laun dig anti dengan air susu. Jika bayi disusui dengan teratur, biasanya sesudah 24
jam mulai dikeluarkan air susu biasa dan sesudah 3-5 hari produksinya menjadi
teratur.
Banyak wanita jaman sekarang tidak mau menyusui bayinya karena menurut
mereka menyusui membuat kelenjar payudara lembek dan menggantung. Anggapan
ini tidak benar, kelenjar payudara kalau sudah berfungsi menyusui bayi atau tidak ,
lambat laun akan mengalami perubahan. Akan tetapi , satu hal yang harus di ingat,
menurut pengalaman Haagenson, wanita yang menyusui bayinya jarang terkena
penyakit cytic disease of the breast daripada tidak menyusui.
3. Etiologi dan Faktor Risiko
a) Faktor susu : Adanya efek dari stafilokokus aureus.
b) Keturunan : Ibu yang menderita gangguan payudara sebagian besar diturunkan
pada anaknya, terutama tumor payudara.
c) Hiperestrinisme : Ada hubungan antara penyakit payudara dengan endotrium
terjadi akibat ketidakseimbangan estrogen. Pada kehamilan, estrogen ditekan yang
dikendalikan

oleh

system

neuroendokrinologi

yang

sama.

Kita

dapat

membedakan tiga macam perubahan fisiologis kelenjar payudara.


1) Pertumbuhan dan involusi kelenjar payudara.
Pada waktu lahir payudara merupakan suatu system saluran yang
bermuara ke mamalia. Beberapa hari sesudah lahir sebagian besar bayi baik
laki-laki maupun perempuan menunjukan pembesaran kelenjar payudara
sedikit dan mulai bersekresi sedikit mengeluarkan kolostrum yang menghilang
sesudah kira-kira 1 minggu kemudian. Kelenjar payudara kembali dalam
keadaan infantile, tidak aktif. Pada permulaan pubertas antara 10-15 tahun ,
areola membesar dan lebih mengandung pigmen. Payudara pun menyerupai
satu cakram. Pertumbuhan kelenjar akan berjalan terus sampai usia dewasa
hingga bentuk seperti kuncup. Hal ini terjadi dibawah pengaruh estrogen yang
kadarnya meningkatnya, terutama yang tumbuh ialah jaringan lemak dan
jaringan ikat , diantara kumpulan kelenjar 15-20 lobus dari payudara saluransaluran lobus tidak banyak tumbuh, biasanya payudara sudah sempurna.

2) Perubahan kelenjar payudara yang berhubungan dengan haid Pada waktu haid
payudara agak membesar dan menegang.
Pada beberapa wanita timbul rasa nyeri (mastodenia), perubahan ini
kiranya ada hubungan dengan perubahan vaskuler dan limfogen , karena itu
janganlah mengambil keputusan terhadap kelainan payudara pada waktu haid,
karena mungkin kita akan memutuskan melakukan biopsy yang sebenarnya
tidak perlu di kerjakan. Apabila dalam keadaan ragu-ragu, lebih bai keputusan
di tangguhkansampai pemeriksaan sesudah haid selesai.
3) Perubahan payudara pada waktu hamil dan laktasi. Perubahan payudara
dipengaruhi oleh progsteron, maka kemungkinan dapat terjadi gangguan pada
payudara.
d) Trauma : Belum ada kepastian.
4. Patofisiologi dan Manisfestasi klinis
Penyakit payudara dapat dibagi sebagai berikut :
a) Penyakit peradangan
1) Mastitis peradangan payudara adalah suatu hal yang sangat biasa pada wanita
yang pernah hamil. Mastitis lajim dibagi menjadi mastitis gravidarum, dan
mastitis peurperalis, karena memang penyakit ini boleh dikatakan hamper
selalu timbul pada waktu hamil dan laktasi. Pada umumnya yang dianggap
sebagai kuman penyebab ialah putting susu yang luka atau lecet, dan kuman
per kontinuitatum menjalar ke duktulus-duktulus dan sinus. Sebagian besar
yang ditemukan pada biakan pus ialah stafilokokus aureus.
Tingkat penyakit ini ada dua, yaitu tingkat awal peradangan dan tingkat
abses. Pada peradangan dalam taraf permulaan ibu hanya merasa nyeri
bertambah hebat dipayudara kulit , di atas abses mengkilap , dan suhu sangat
tinggi (39-40 C) dan bayi dengan sendirinya tidak mau menyusu pada
payudara yang sakit , seolah olah dia tahu bahwa susu sisi ini bercampur
nanah.
2) Nekrosis lemak payudara Timbulnya suatu tumor keras di payudara yang
jarang membesar dengan konsistensi yang keras, harus dipikirkan sebagai
kemungkinan nekrosis lemak. Penyakit ini kadang-kadang menunjukan retensi
kulit yang sering ditemukan pada kanker payudara. Biasanya ada trauma
dalam anamnesis dan tidak jarang ditemukan penrdarahan biopsy. Nekrosis

lemak yang sedikit luar biasa disertai infeksi menahun, menunjukan giant
cell , dan infiltrasi limfosit dalam sediaan mikroskopik.
3) Eustasia duktus laktiferus Kela Steinthal III:kanker payudara 2cm /lebih
dengan

anak

sebar

dikelenjar

ketiak,

infra

Steinthal

II:

kanker

payudara2cm/lebih dengan mempunyai anaksebar dikelenjar ketiak. Steinthal


I: kanker payudara sampai2 cm besarnya dan tidak mempunyai anak sebar .
inan ini mempunyai beberapa tingkatan dan disebut dengan macam-macam
istilah, misalnya mastitis sel plasma, mastitias komedo , dan abses menahun.
Kelainan tersebut kadang-kadang meragukan sekali karena acap kali
menimbulkan retraksi putting susu, yang sering ditemukan pada kanker.
Patologi ditemukan peradangan subakut yang mungkin mula-mula disebabkan
oleh obstruksi duktus laktiferus.sel plasma ditemukan pada jaringan
periduktus.
b) Pertumbuhan jinak
1) Cystic disease of breast Recluse , ilmuan dari jerman , orang pertama yang
menguraikan penyakit ini , akan tetapi ia hanya menyebut tentang tumor yang
banyak sekali mengandung kista. Sarjana-sarjana perancis mengemukakan bahwa
penyakit ini timbul pada kedua payudara. Scmmelbusch dan konik (1890-1893)
yang mula-mula memakai nama peradangan untuk penyakit ini yaitu mastitis
chornica sytica, padahal sama sekali tidak ada peradangan. Ahli-ahli jerman
tersebut diatas waktu itu tidak pernah mengemukakan gambaran patologis
penyakit ini. Sekarang kita mengetahui , bahwa ada tiga ciri gambaran patologis
penyakit ini , yaitu
kista yang multiple ,
plorifelasi epitel,
pibrosis.
Pada gambaran penyakit klinis biologis ini sering bilateral dan nyeri. Kadangkadang hebat sekali hubungan antara jumlah hormone wanita dalam darah dan
penyakit ini. Karena dapat ditimbulkan karena binatang percobaan dengan
pemberian estrogen. Tumor ini dapat timbul soliter dan multiple , gampang
digerakan, dipermukaan berbentuk licin atau berlobus, sama sekali bebas dari
jaringan payudara disekitarnya, dan tidak berubah ubah besarnya sejalan dengan

siklus haid. Putting susu tidak memperlihatkan adanya perubahan penting , dan
sama sekali tidak nyeri spontan atau nyeri tekan.
2) Kista sarkoma filodes Penyakit ini adalah fibroadenoma yang tumbuh, meliputi
seluruh mamae. Adakalanya demikian besarnya sehingga nyaris tak tergendong
oleh ibu. Nama kistosarkoma filodes berasal dari mutler (1838), karena
mengandung kista-kista besar dan diantaranya banyak sekali jaringan ikat,
sehingga waktu itu di duga sejenis sarcoma. Dipermukaan tumor terdapat banyak
jaringan yang mengingatkan kita pada lembaran-lembaran buku (phylon).
3) Pertumbuhan ganas
a) Kanker payudara Akhir-akhir ini orang melihat secara epidemiologic tendensi
familial.
Artinya , seorang wanita dengan ibu kanker payudara mempunyai
kemungkinan lebih besar mendapatkan kanker payudara daripada wanita
wanita dari ibu yang tidak menderita penyakit tersebut. Juga wanita-wanita
yang infertile dan lebih besar kemungkinan menderita kanker payudara
daripada wanita yang fertile. Hal ini dapat dimengerti menurut beberapa
penyidik , karena wwaktu hamil tidak ada ovulasi. Penekanan ovulasi inilah
yang dianggap mempunyai hubungan dengan rendahnya kanker payudara.
b) Sarkoma payudara penyakit ini sangat jarang ditemukan . penulis hanya
mempunyai satu pengalaman tentang sarcoma pada payudara pada seorang
klien peranakan arab dari cirebon dengan tumor sebesar kepala bayi di
payudara kanan. Dilakukan simple mastectomy karena disangka kistosarkoma
filodes.
5. Manajemen Terapeutik
a) Memberi penyangga pada payudara dengan kain segitiga supaya tidak menggantung
dan nyeri.
b) Memberi antibiotic.
c) Melakukan insisi
d) Melakukan biopsy dan insisi umumnya pada abses , nekrosis lemak payudara, ekstasi
duktus laktiferus , dan fibrodenoma.
e) Melakukan aspirasi pada cystic disease of the breast.
f) Mastektomi dan pengangkatan fasia pektoralis dan pasca bedah diberi radiasi.

g) Radiasi dan super radikal mastektomi dengan membuka sternum serta membersihkan
semua kelenjar mammaria interna dilakukan pada kanker payudara.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
Anamnesis
Riwayat penyakit yang diambil secara sistematis dan teliti sebernanya sudah
separuh dari diagnosis.biasanya ibu datang pada dokter karena waktu mandi merasa pada
payudaranya, ada suatu benjolan.harus ditanyakan apakah benjolan yang tersa itu hngga
waktu datang pada dokter membesar dan memperlihatkan perubahan juga penting apakah
pembesaran yang dirasakan ibu itu hanya pada waktu sebelum atau pada waktu haid saja,
karena kalau ini yang terjadi dini adalah keadaan fisiologs. Gejala retraksi pada payudara
timbul dalam dua hal
pertama, penarikan puting susu sebagai akibat proses dibawah areola akan selalu
diketahui ibu.
kedua sebagai suatu gejala kanker payudara. Nyeri adalah wajar jika timbul sebelum atau
sewaktu haid dan dirasakan pada kedua payudara.tumor-tumor jinak , seperti kista retensi
atau tumor jinak lain , hampir tidak menimbulkan rasa nyeri. Nyeri baru terasa jika

infiltrasi kesekitar sudah mulai terjadi. Nipple discharge Nipple discharge ialah cairan
yang dikeluarkan puting payudara secara spontan dan memeberikan bekas pakaian dalam.
Cairan yang keluar bersifat serosa atau darah. Disebut normal kalu orang mengeluarkan
cairan dari puting pada :
1) wanita yang lama memak
sufraklavikular/infiltrasi ke fasia fektoralis/ ke kulit /kanker payudara (memecah ke
kulit). pil kontrasepsi ;
2) wanita yang lama masa laktainya; dan
3) wanita hamil.
4) Cairan puting yang berdarah biasanya berasal dari intraduktal papilloma atau
papillocacimnoma. Pada pailloma didalam saluran susu aamatlah sulit menentukan
lokasi tumor, karena tumornya tidak teraba dari luar. Kanker payudara selain
intraductal papillolma jarang mengeluarkan cairan dari puting payudara.
5) Penting mengetahui riwayat terakhir penyakit kelenjar payudara sebelumnya. Apakah
pernah di iinsisi akibat mastitis sebelumnya, ataukah dioporasi untuk tumor payudara.
Dalam menegakan diagnosis tentang gangguan payudara , maka kita perlu melakukan
pengkajian untuk mendapatkan data data yang akan menunjang dalam menegakan
diagnosis yang tepat. Wynder dan Feinleib menemukan bahwa kastrasi wanita sebelum
usia 40 tahun mengurangi 25% kemungkinan terkena penyakit ini dibandingkan dengan
wanita dari populasi normal. Pengkajian dimuali dari kepala sampai kaki. Pengkajian
yang menyangkut masalah gangguan payudara dapat dijabarkan sebagai berikut. Tingkat
atau Klasifikasi Kanker Payudara Kita mengetahui, ada dua ,macam klasifikasi kanker
payudara, yaitu klasifikasi patologis dan klasifikasi klinis .
klasifikasi atau staging penyakit penting sekali untuk menentukan prognosis ibu
kanker payudara . kalau kita mengetahui tingkat penyakit secara patologis dan klinis ,
kiranya akan lebih tepat prognosis kita tentang penyakit ibu.
Klasifikasi Patologis
a) Kanker putting payudara , pagets diseases.
b) Kanker duktus laktiferus : papilar , komedo , adenokarsinoma dengan banyak fibrosis
( scirhus), karsinoma medular dengan infiltrasi kelenjar.
c) kanker dari lobolus : infiltrating dan non-infiltrating .

Klasifikasi Klinis Kanker payudara disamping klasifikasi patologis juga mempunyai


klasifikasi klinis. Sebelum 1986 , diklinis bedah sering dipakai klasifikasi steinthal. &
Steinthal IV: kanker payudara dengan metastasis jauh.
Riwayat keluarga juga ditanyakan , karena penyakit kanker payudara bersifat familial
apakah ada saudara atau ibu yang berpenyakit kanker payudara .
Pemeriksaan Fisik Payudara Pemeriksaan fisik payudara harus dikerjakan dengan
sangat gentle serta tidak boleh kasar dan keras. Tidak jarang palpasi yang keras
menimbulkan peteche ecchymoses di bawah kulit. Orang sakit dengan lesi ganas tidak
boleh berulang-ulang diperiksa dokter atau mahasiswa karena kemungkinan terjadi
penyebaran. Infeksi . harus dilakukan pertama dengan tangan disamping dan sesudah itu
dengan tangan k eats selagi ibu duduk. Kita akan melihat dilatasi pembuluh-pembuluh
balik dibawah kulit akibat pembesaran tumor jinak atau ganas dibawah kulit. Perlu
diperhatikan apakah kulit pada suatu tempat menjadi merah , misalnya mastitits
karsioma. Edema kulit harus diperhatikan pada tumor yang terletak tidak jauh dibawah
kulit. Kita akan melihat jelas edema kulit seperti gambaran kulit jeruk , peau the orange
pada kanker payudara. Palpasi. Pasien harus tidur dan diperiksa secara sistematis bagian
median dahulu dengan jari-jari secara halus dan terus ke bagian lateral. Palpasi ini harus
meliputi seluruh payudara, dari parasternal kea rah garis aksila belakang, dan dari
subklavikula kearah distal. Setelah palpasi payudara selesai, dimulai dengan palpasi
aksila yang diperiksa dipegang oleh pemeriksa , dan dokter pemeriksa mengadakan
palpasi aksila dengan tangan kontralateral dari tangan si ibu. Misalnya kalau aksila kiri
penderita dan tangan kanan dokter melakukan palpasi.
B. Diagnosis Keperawatan
1) Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi dan infeksi ditandai dengan suhu
meningkat payudara bengkak, dan nyeri tekan.
2) Menyusui tidak efektif yang berhubungan dengan bayi yang tidak mau menyusui.
3) Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan ketidakmampuan ibu dalam
menyusui.
4) Kurang pengetahuan tentang perawatan payudara yang berhubungan dengan
kurangnya informasi.
C. Intervensi keperawatan

1) Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi dan infeksi ditandai dengan suhu
meningkat payudara bengkak, dan nyeri tekan.
Tujuan : Nyeri teratasi, dengan kriteria suhu menurun ,payudara tidak bengkak lagi &
nyeri berkurang.
Mandiri
Kaji keluhan nyeri, lokasi, dan intensitas.
Lakukan kompres hangat.
Beri penyangga pada payudara dengan kain segitiga.
anjurkan ibu untuk tidak melakukan penyangga yang telah ketat.
anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara. instruksikan ibu untuk
mengenal tanda dan gejala infeksi. kolaborasi 1. kolaborasi dalampemberian
antibiotik dan analgetik.
kolaborasi dalam melakukaan insisi dan biopsi jika ada abses.

Membantu dalam menentukan identifikasi derajat ketidaknyamanan dan dapat

diberikan terapi yang tepat.


Kompres panas dapat menyebabkan vasolidasi ,sehingga aliran darah lancar.
Payudara yg mggantung akan timbulkan rasa nyeri.
Penyangga yang terlalu ketat dapat menimbulkan rasa sakit.
Dengan perawatan yang benar dan konsisten dapat mengurangi rasa nyeri.
Tanda dan gejala infeksi reda agar kita dapat mendeteksi danmenanggulangi

sedini mungkin.
Antibiotik untuk inflamasi dan analgetik untuk mengurangi nyeri.
2) Menyusui tidak efektif yang berhubungan dengan bayi yang tidak mau menyusui.
Tujuan : Ibu dapat menyusui bayinya dengan baik dengan criteria hasil bayi mau
menyusui
Mandiri
Jelaskan pada ibu tentang perawatan yang tepat dapat mengatasi masalah

menyusui.
Anjuran ibu menyusui.
Anjurkan ibu mengoleskan ASI atau baby oil sebelum dan sesudah menyusui
pada ujung puting payudara.

Kolaborasi
Kolaborasi dalam melakukan insisidan biopsi.

Dengan perawatan yang tepat dapat mengatasi masalah menyusui.

Mencegah penyumbatan puting.


Untuk mencegah iritasi lanjut pada puting.
Insisi dan biopsi berguna untuk mengeluarkan abses.
3) Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan ketidakmampuan ibu dalam
menyusui.
Tujuan : agar ibu , dengan criteria hasil Ibu tidak merasa rendah diri
Mandiri

Dorong ibu untuk mengungkapkan masalah yang dihadapi.


Identifikasi masalah sebagai ibu.
Jelaskan tentang perawatan payudara.
Untuk mengetahui masalah ibu, sehingga kita dapat membantu mengatasi masalah

ibu.
Dapat menetapkan prioritas tindakan.
Perawatan yang tepat dapat mengatasi masalah gangguan payudara sehingga
harga diri ibu meningkat.

4) Kurang pengetahuan tentang perawatan payudara yang berhubungan dengan


kurangnya informasi.
Tujuan : agar ibu mengetahui mengenai perawatan payudara, dengan kritaria hasil Ibu
dapat melakukan perawatan payudara
Mandiri

Kaji tingkat pengetahuan ibu.


Jelaskan tentang perawatan payudara.
Anjurkan ibu u/ melakukan perwatan payudara.
Identifiksi sumber informasi lain yang dapat dari ibu.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Payudara merupakan
modifikasi kelenjar keringat. Berasal dari penebalan epidermis pada permukaan
ventral tubuh mudigah berusia 6 minggu. Pada transmitter kedua kehidupan janin ,
gencel dari stratum basalis epidermis tumbuh ke bawah dan menjadi duktus utama,
mula-mula padat lalu berlumen sehingga terbentuk duktus akan menjadi putting dan
areola. Pada wanita pertumbuhan payudara terus berjalan.
Banyak wanita jaman sekarang tidak mau menyusui bayinya karena menurut
mereka menyusui membuat kelenjar payudara lembek dan menggantung. Anggapan
ini tidak benar, kelenjar payudara kalau sudah berfungsi menyusui bayi atau tidak ,
lambat laun akan mengalami perubahan. Akan tetapi , satu hal yang harus di ingat,
menurut pengalaman Haagenson, wanita yang menyusui bayinya jarang terkena
penyakit cytic disease of the breast daripada tidak menyusui.
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut : Gangguan payudara
pada ibu harus dipelajari untuk lebih memaksimalkan dalam pemahaman ilmu
keperawatan. Akademik hendaknya menyediakan buku-buku yang berhubungan
dengan Gangguan payudara pada ibu terutama ibu hamil, umumnya materi-materi
yang berkaitan dengan keperawatan maternitas.

DAFTAR PUSTAKA

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika. Barton MB,
Elmore JG, SW Fletcher. Gejala payudara antara perempuan yang terdaftar dalam sebuah
organisasi pemeliharaan kesehatan: Frekuensi, evaluasi, dan hasil.

Ann Intern Med. 1999, 130: 651-657. Bloom SA, Harris JR, Thompson BL, et al:
Pelacakan menggunakan layanan klinis pencegahan: Suatu perbandingan dari data
kesehatan rencana kerja dan mengatur informasi dengan sistem surveilans faktor risiko
perilaku. Med Care. 2000, 38: 187-194.

Anda mungkin juga menyukai