No. RM
: 036597
Nama Pendamping :
dr. Rubi Anto C.
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Kasus
Audit
Bumil
Bahan bahasan:
Tinjauan pustaka
Cara membahas:
Diskusi
Data pasien:
Riset
Pos
Kademangan
Telp:
Deskripsi: Laki-laki, 80 tahun. Datang dengan keluhan nyeri kepala berdenyut menjalar hin
lalu.
Tujuan: Management Hipertensi
Data utama untuk bahan diskusi:
1.
Diagnosis/Gambaran klinis: Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, pasien mengelu
hari yang lalu, tekanan darah 160/110
2.
3.
Riwayat kesehatan/Penyakit: Riwayat tekanan darah tinggi sejak 3 tahun yang lalu namun tida
4.
Riwayat keluarga: Ayah dan kakak pasien mengalami tekanan darah tinggi
5.
6.
Lain-lain: Pasien adalah seorang perokok yang menghabiskan rokok 5 batang per harinya dan
Daftar Pustaka:
1. Fisher Nomi, Williams Gordon. Hypertensive Vascular Diease. Harrison Tinsley R, editor. Ha
2001.p.120-4
6. Hafrialdi. Antihipertensi. Gunawan Gan Sulistia, editor. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakar
Kedokteran Indonesia. 2007. h.341-60
Hasil Pembelajaran:
Management Hipertensi
: Baik
b.
c.
d.
e.
: 160/110 mmHg
: 80 kali/menit
: 20 kali/menit
: 36,4 0 C
Tekanan darah
Nadi
Nafas
Suhu
f. Kepala
g. THT
h. Mata
isokor
i. Thorak :
1) Inspeksi : simetris (+), retraksi subkostae (-), gerakan napas
simetris
2) Palpasi : gerakan napas simetris
3) Perkusi : sonor +/+, batas jantung normal
4) Paru : bronkovesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/5) Jantung : irama teratur, bising (-)
j. Abdomen
1) Inspeksi
: distensi (-)
: timpani
4) Palpasi
3. Assesment :
Anamnesis diperoleh informasi bahwa pasien datang ke Poliklinik Umum
RSU Aminah Kota Blitar dengan keluhan nyeri kepala berdenyut menjalar
hingga tengkuk dan kedua bahu sejak 2 hari yang lalu. Pasien sebelumnya
memang memiliki riwayat tekanan darah tinggi sejak 3 tahun yang lalu namun
tidak terkontrol. Pasien juga memiliki riwayat keluarga yang memiliki tekanan
darah tinggi yaitu ayah dan kakaknya.
Dari pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 160/110 mmHg.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis pasien dapat didiagnosa hipertensi
stage II, dimana pasien memang telah memilki riwayat penyakit hipertensi
sebelumnya namun tidak berobat secara teratur.
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering ditemukan pada
Negara berkembang. Secara umum, hipertensi tidak bergejala, mudah dideteksi,
biasanya mudah diobati dan sering menyebabkan komplikasi kematian bila tidak
ditangani.
Saat ini untuk orang dewasa, hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan
tekanan darah sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih tinggi dan atau
peningkatan tekanan darah diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih tinggi.
Hipertensi dibagi menjadi dua tingkatan baik bersadarkan sistolik maupun
diastolik darah (Tabel 1). Tekanan darah sistolik antara 120 dan 139mm Hg atau
tekanan darah diastolik antara 80 dan 89 mm Hg dikategorikan prehipertensi.
Orang dengan prehipertensi memiliki peningkatan risiko penyakit kardiovaskular
dan perkembangan hipertensi dari waktu ke waktu dibandingkan dengan orang
dengan tekanan darah normal.
terjadi
c. Epistaksis yang mungkin karena keterlibatan vaskular
d. Bruits (yang dapat didengar melalui aorta perut atau karotis, arteri ginjal, dan
femoralis) disebabkan oleh stenosis atau aneurisma
e. Pusing, kebingungan, dan kelelahan yang disebabkan oleh perfusi jaringan
menurun karena vasokonstriksi pembuluh darah
f. Penglihatan kabur sebagai akibat dari kerusakan retina
g. Nokturia disebabkan oleh peningkatan aliran darah ke ginjal dan peningkatan
filtrasi glomerular
h. Edema yang disebabkan oleh peningkatan tekanan kapiler.
Beberapa pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis:
a. Pengukuran tekanan darah yang berulang akan sangat bermanfaat
b. Unrinalisis dapat menunjukkan adanya protein, sel darah merah atau sel darah
putih, pada penyakit ginjal: adanya katekolamin yang dihubungkan dengan
pheochromasitoma, atau glukosa yang menunjukkan adanya dibetes.
c. Pengujian laboratorium dapat mengungkapkan adanya peningkatan nitrogen
urea dan kadar kreatinin serum dari penyakit ginjal, atau hipokalemia
menunjukkan disfungsi adrenal (hiperaldosteronisme primer).
d. Hitung darah lengkap dapat mengungkapkan penyebab hipertensi misalnya
polisitemia dan anemia.
e. Excretory urography dapat mengungkapkan adanya atrofi ginjal yang
mengarah ke penyakit ginjal kronik. Satu ginjal lebih kecil dari ginjal
sebelahnya menunjukkan penyakit ginjal unilateral.
f. Elektrocardiografi (EKG) dapat menunjukkan adanya hipertrofi ventrikel kiri
atau iskemik jantung.
g. Foto X-ray dada dapat menunjukkan kardiomegali
h. Echokardiografi dapat mengungkapkan adanya hipertrofi ventrikel kiri.
Pasien dengan tekanan diastolik 90 mmHg atau tekanan sistolik 140
mmHg harus ditangani. Perubahan gaya hidup dapat menurunkan tekanan darah
dan harus digalakkan untuk semua orang dengan prehipertensi. Modifikasi
mungkin cukup sebagai terapi awal untuk beberapa orang dengan hipertensi
stadium 1. Perlu terapi tambahan bagi mereka dengan hipertensi yang lebih
parah.
Dalam lebih dari 50% dari orang dengan tahap 1 hipertensi, tekanan darah
dapat dikontrol dengan terapi obat tunggal. Faktor penting untuk pertimbangkan
ketika memilih obat untuk terapi awal adalah khasiat sebagai monoterapi, rute
eliminasi, interaksi obat, efek samping, dan biaya. Pemilihan obat yang tepat
besar
membuktikan
bahwa
efek
proteksi
menimbulkan
relaksasi
arteriol,
sedangkan
vena
kurang
dan
vasokontriksi,
terutama
menggunakan
golongan
dihidropiridin kerja pendek (nifedipin). Dossi nifedipin 3-4x sehari tab 100
mg. Sedangkan diltiazem 80-180 mg 3x sehari dan verapamil 80-320 mg 23x sehari tidak menimbulkan takikardia karena efek kronotropik negative
langsung pada jantung. Bila reflex takikardia kurang baik, seperti pada orang
tua, maka pemberian antagonis kalsium dapat menimbulkan hipotensi yang
berlebihan.
4. Plan
Diagnosis : Berdasarkan keluhan dan pemeriksaan fisik, didapatkan diagnosis
pasien Hipertensi Stage II.
Pengobatan : Tatalaksana terhadap hipertensi secara umum dapat dibedakan
menjadi
tatalaksana
farmakologis
dan
non
farmakologis.
Tatalaksana
tab. Amlidopin 5 mg 1 x 1
tab. Captopril 25 mg 2 x 1