Anda di halaman 1dari 7

Tugas

: Epidemologi

Dosen

: Hasriwiani Habo Abbas, SKM, M.Kes

TOKOH-TOKOH ISLAM DALAM DUNIA KESEHATAN

Oleh :

Nama

MASYKUR KHAIR

Stambuk

142 209 0049

Kelas

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


MAKASSAR
2010

Tokoh-Tokoh Islam dalam Dunia Kesehatan


Era kejayaan Islam telah melahirkan sejumlah tokoh kedokteran terkemuka, seperti AlRazi, Al-Zahrawi, Ibnu-Sina, Ibnu-Rushd, Ibn-Al-Nafis, dan Ibn- Maimon. Al-Razi (841-926
M) dikenal di Barat dengan nama Razes. Ia pernah menjadi dokter istana Pangerang Abu
Saleh Al-Mansur, penguasa Khorosan. Ia lalu pindah ke Baghdad dan menjadi dokter kepala
di RS Baghdad dan dokter pribadi khalifah. Buku kedokteran yang dihasilkannya berjudul
Al-Mansuri (Liber Al-Mansofis) dan Al-Hawi.
Para ilmuwan Muslim tak hanya mempelajari buku-buku yang diterjemahkan dari bahasa
Yunani, namun juga mengembangkan, mengkritisi serta menemukan sesuatu yang baru dalam
studi anatomi dan studi lainnya terutama yang berhubungan dengan kesehatan. Berikut ini
beberapa ilmuwan islam dalam dunia kesehatan yang termahsyur, antara lain :
1. Ibnu Sina/Avicenna (980 M - 1037 M).
Dokter Muslim yang juga sangat termasyhur adalah Ibnu Sina atau Avicenna (980-1037
M). Salah satu kitab kedokteran fenomela yang berhasil ditulisnya adalah Al-Qanon fi
Al- Tibb atau Canon of Medicine. Kitab itu menjadi semacam ensiklopedia kesehatan
dan kedokteran yang berisi satu juta kata. Hingga abad ke-17, kitab itu masih menjadi
referensi sekolah kedokteran di Eropa.
Ibnu Sina adalah seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah
tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah "Bapak Pengobatan
Modern" dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan
karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal itu (Qanun fi Thib)
merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
Penemuan-penemuannya berupa :
Orang pertama kali yang mengungkapkan, mencatat dan menggambarkan anatomi
tubuh manusia secara lengkap, kemudian mengambil kesimpulan bahwa setiap bagian
tubuh manusia, dari ujung rambut hingga ujung kaki saling berhubungan.
Orang pertama yang merumuskan bahwa kesehatan fisik dan kesehatan jiwa berkaitan
erat dan saling mendukung.
Dalam bidang kedokteran kontemporer, Beliau banyak berjasa dalam bidang
Pathology dan Farmasi.
Orang pertama yang menemukan peredaran darah manusia yang selanjutnya
disempurnakan oleh William Harvey setelah 600 tahun kemudian.
Tercatat juga sebagai orang pertama kali yang mengatakan bahwa bayi selama masih
dalam kandungan mengambil makanan lewat tali pusarnya.
Penemu berbagai bahan nabati baru Zanthoxyllum budrunga, dimana tumbuhtumbuhan banayak membantu terhadap beberapa penyakit tertentu seperti radang
selaput otak (meningitis)
Orang pertama kali yang mempraktekkan pembedahan penyakit-penyakit bengkak
yang ganas lalumenjahitnya,
Serta terkenal sebagai dokter ahli jiwa dengan cara modern yang kini disebut
Psikoterapi.
Beberapa karya Ibnu Sina yang terkait antara ekologi dan kesehatan antara lain, proses
pelapukan, tipe udara termasuk kualitasnya dan cara perawatannya, penyakit-penyakit
yang disebabkan udara yang tidak murni, serta cara mendesain rumah dan pemilihan
lokasi rumah berdasarkan kesehatan.
Selain itu, sang dokter agung itu juga membahas tentang kualitas makanan dan
dampaknya terhadap kesehatan, binatang-binatang yang menimbulkan polusi dan

penyakit.Ia juga menyebutkan tanda-tanda alam yang menunjukkan bakal munculnya


wabah atau bencana antara lain, tikus dan binatang-binatang di dalam tanah keluar ke
permukaanan. Ini merupakan fenomena alam yang disebutkan oleh Ibn sina untuk
pertama kalinya.
2. Abu Bakar Muhammad ibnu Zakariya Razi atau al-Razi (865 M- 925 M)
Penemuan-penemuannya Berupa :
Kritikan terhadap teori Galen yang menyatakan bahwa tubuh memiliki empat jenis
"humor" (zat cair), yang menjadi kunci keseimbangan bagi kesehatan dan mengatur
suhu tubuh secara merata.
Al-Razi mencatat bahwa minuman hangat akan meningkatkan panas tubuh ke derajat
lebih tinggi dari suhu alami. Sehingga minuman akan memicu respons dari tubuh,
bukan hanya mentransfer sendiri hangat atau dingin itu.
Penemuannya tersebut di buktikan melalui percobaan. Ia memasukkan suatu cairan
dengan temperatur berbeda ke dalam tubuh dengan peningkatan atau penurunan panas
tubuh, yang mirip dengan suhu cairan tertentu.
3. Abu All Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham/Alhazen (965 M - 1040 M).
Bashar Saad dalam karyanya bertajuk "Tradition and Perspectives of Arab Herbal
Medicine: A Review", Evidence-based Complementary and Alternative Medicine,
menjelaskan, kontribusi al-Haitham dalam bidang anatomi dan fisiologi. Menurut Saad,
sang ilmuwan Muslim terkemuka itu banyak melakukan perbaikan tentang proses
persepsi penglihatan dalam Kitab Optik-nya, yang diterbitkan pada 1021 M.
"Dokter Muslim melakukan inivasi dan terobosan dalam bidang fisiologi, salah satunya
dengan menggunaka hewan untuk percobaan,'' imbuh Saad. Malah, menurut Emile
Savage-Smith dalam karyanya bertajuk Attitudes Toward Dissection in Medieval Islam,
dokter Muslim di era kejayaan Islam juga menemukan ilmu pembedahan manusia.
4. Ibnu Nafis (1208 M -1288 M)
Nama dokter Muslim lainnya yang termasyhur adalah Ibnu El-Nafis. Ia terlahir di awal
era meredupnya perkembangan kedokteran Islam. Ibnu El-Nafis sempat menjadi kepala
RS Al-Mansuri di Kairo. Sejumlah buku kedokteran ditulisnya, salah satunya yang
tekenal adalah 'Mujaz Al-Qanun'. Buku itu berisi kritik dan penambahan atas kitab yang
ditulis Ibnu Sina. Beberapa nama dokter Muslim terkemuka yang juga mengembangkan
ilmu kedokteran antara lain; Ibnu Wafid Al-Lakhm, seorang dokter yang terkemuka di
Spanyol; Ibnu Tufails tabib yang hidup sekitar tahun 1100-1185 M; dan Al-Ghafiqi,
seorang tabib yang mengoleksi tumbuh-tumbuhan dari Spanyol dan Afrika.
Penemuan-penemuannya berupa :
Orang pertama yang secara akurat mendeskripsikan peredaran darah dalam tubuh
manusia. Tak heran, jika Ibnu Nafis dikenal sebaga bapak fisiologi sirkulasi.
Selain itu, al-Nafis secara tegas mengungkapkan, Jantung hanya memiliki dua
kamar. Fisikawan berkebangsaan Mesir, Muhyo Al- Deen Altawi yang berhasil
menguak kiprah Al-Nafsi lewat risalah berjudul Commentary on the Anatomy of
Canon of Avicenna. Menurut Altawi, kontribusi al-Nafis dalam dunia kedokteran tak
hanya di bidang fisiologi. Ia juga dikenal sebagai dokter yang menyokong kedokteran
ekperimental, postmortem otopsi, serta bedah manusia. Sejarah juga mencatat AlNafis sebagai dokter pertama yang menjelaskan konsep metabolisme. Tak heran bila
dia lalu mengembangkan aliran kedokteran Nafsian tentang sistem anatomi, fisiologi,
psikologi, dan pulsologi.

Aliran Nafsian yang dikembangkannya itu bertujuan untuk menggantikan doktrindoktrin kedokteran yang dicetuskan pendahulunya yakni Ibnu Sina alias Avicena dan
Galen seorang dokter Yunani. Al-Nafis menilai banyak teori yang dikemukakan
kedua dokter termasyhur itu keliru. Antara lain tentang denyut, tulang, otot, panca
indera, perut, terusan empedu, dan anatomi tubuh lainnya.
Guna meluruskan teori dan doktrin kedok teran yang dianggapnya keliru itu, al-Nafsi
lalu menggambar diagram yang melukiskan bagian-bagian tubuh yang berbeda dalam
sistem fisiologi (kefaalan) yang dikembangkannya. Dalam Kitab Sharh al-Adwiya alMurakkaba, al-Nafis mengomentari Canon of Medicine karya Ibnu Sina.
Dalam bidang fisiologi, al-Nafis mengungkapkan, ''Darah dari kamar kanan jantung
harus menuju bagian kiri jantung, namun tak ada bagian apapun yang menjembatani
kedua bilik itu. Sekat tipis pada jantung tidak berlubang.'' Al-Nafis pun menambahkan,
Dan bukan seperti apa yang dipikirkan Galen, tak ada pori-pori tersembunyi di
dalam jantung. Darah dari bilik kanan harus melewati vena arteriosa (arteri paru-paru)
menuju paru-paru, menyebar, berbaur dengan udara, lalu menuju arteria venosa (vena
paru-paru) dan menuju bilik kiri jantung dan bentuk ini merupakan spirit vital.
5. Qusta ibnu Luqa
Qusta ibnu Luqa dikenal sebagai salah seorang penerjemah dan penulis buku terkemuka
di abad ke-10 M. Salah satu karyanya yang terkait dengan isu lingkungan adalah risalah
tentang penyakit menular. Ibnu Luqa mengungkapkan, penyakit menular berpindah dari
tubuh yang sakit ke tubuh yang sehat. Sedangkan penularannya melalui berbagai macam
cara antara lain, melalui udara di sekitar penderita dan melalui infeksi.
Dalam risalahnya, dia juga menerangkan hubungan antara penyakit menular dengan
polusi lingkungan. Polusi yang berasal dari bumi antara lain; uap dari hutan dan rawarawa, asap dari gunung berapi, dan asap dari jenazah yang dibakar. Lingkungan yang
banyak polusinya membuat penyakit menular bisa menular dengan lebih cepat.
Ia juga mengungkapkan, faktor ekstrem dari langit juga bisa membuat orang-orang
menjadi mudah sakit, antara lain; panas yang sangat ekstriem pada musim panas dan
dingin yang sangat ekstrim pada musim dingin. Dalam cuaca yang sangat ekstrem, papar
Ibnu Luqa, kekebalan tubuh manusia cenderung menurun.
Salah satu karya besar yang ditulis Ibnu Luqa adalah buku pedoman kesehatan bagi para
jamaah haji yang berjudul Medical Regime for the Pilgrims to Mecca. Buku tersebut
berisi petunjuk kesehatan bagi para jamaah haji yang akan menghadapi lingkungan
ekstrem di kota Makkah.
Beberapa bab dalam buku tersebut juga berisi tentang kaitan antara lingkungan dengan
penyakit diantaranya: Pada bab empat, Ibnu Luqa membahas tentang berbagai macam
penyakit yang disebabkan oleh hembusan angin yang berbeda-beda. Selain itu, pada bab
enam, ia juga memaparkan tentang batuk dan pilek yang disebabkan oleh perubahan
cuaca dan bagaimana cara menyembuhkannya.
Pada bab ketujuh, Ibnu Luqa juga mengkaji tentang penyakit mata yang disebabkan oleh
debu dan angin serta cara menanganinya. Dalam bab kedelapan, sang ilmuwan
membahas tentang pengujian tentang berbagai macam air untuk mencari tahu jenis air
yang terbaik. Pada bab selanjutnya, Ibnu Luqa memaparkan cara memperbaiki air yang
telah terkontaminasi.
6. Al-Tamimi
Buku al-Tamimi mengenai hubungan antara ekologi dengan lingkungan bisa dibilang
cukup lengkap pada abad ke-10 M. Al-Tamimi membuat buku secara berseri, buku
tersebut diklasifikasikan sebagai berikut: Pertama, berbagai macam tipe polusi udara di

negara-negara Islam dan hubungannya dengan kondisi geografi. Kedua, tentang berbagai
macam penyakit akibat polusi udara dan berbagai macam infeksi alami. Ketiga, tentang
prosedur hieginisasi lingkungan ketika epidemi penyakit terjadi. Keempat tentang cara
mengatasi polusi air. Kelima, cara merawat air di kolam dan berbagai macam polusinya.
Keenam, obat untuk menguatkan ketahanan tubuh. Ketujuh, tentang penggunaan
wewangian, musik dan terapi psikologi guna meningkatkan kekebalan tubuh dari infeksi.
Kedelapan, al-Tamimi juga membahas ciri-ciri cacar dan campak serta cara
mengobatinya. Kesembilan, sang dokter juga membahas tentang obat-obatan bagi
penderita masuk angin.
Selain buku tersebut, dia juga menulis buku tentang jus asam dan acar untuk mencegah
penyakit , buku berisi metode untuk memperbaiki tingkat kualitas udara, dan
meningkatkan ketahan tubuh dari penyakit.
7. Rufaidah binti Saad Al Bani Aslam Al-Khazraj
Rufaidah binti Saad Al Bani Aslam Al-Khazraj yang tinggal di Madinah, dia lahir di
Yathrib dan termasuk kaum Ansar yaitu suatu golongan yang pertama kali menganut
Islam di Madinah. Ayahnya seorang dokter dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat
membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang Rufaidah mengabdikan dirinya
merawat kaum muslimin yang sakit dan membangun tenda di luar Mesjid Nabawi saat
dalam keadaan damai. Dan saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dia menjadi sukarelawan
dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dia juga mendirikan Rumah Sakit
lapangan sehingga terkenal saat perang dan Rasulullah SAW pun memerintahkan agar
para korban yang terluka di bantu oleh dia.
Rufaidah juga melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat dan dalam
perang Khibar mereka meminta ijin kepada rasul untuk ikut di garis belakang
pertempuran untuk merawat mereka yang terluka dan rasul pun mengijinkannya. Inilah
dimulainya awal mula dunia medis dan dunia keperawatan.
Rufaidah juga memberikan perhatian terhadap aktifitas masyarakat, kepada anak yatim,
penderita gangguan jiwa, beliau mempunyai kepribadian yang luhur dan empati sehingga
memberikan pelayanan keperawatan kepada pasiennya dengan baik dan teliti. Sentuhan
sisi kemanusiaan ini penting bagi seorang perawat (nurse), sehingga sisi tekhnologi dan
sisi kemanusiaan ( human touch ) jadi seimbang.
8. Al-Zahrawi/Abulcasis (930-1013 M)
Tokoh kedokteran lainnya adalah Al-Zahrawi (930-1013 M) atau dikenal di Barat
Abulcasis. Dia adalah ahli bedah terkemuka di Arab. Al-Zahrawi menempuh pendidikan
di Universitas Cordoba. Dia menjadi dokter istana pada masa Khalifah Abdel Rahman
III. Sebagain besar hidupnya didedikasikan untuk menulis buku-buku kedokteran dan
khususnya masalah bedah.
Salah satu dari empat buku kedokteran yang ditulisnya berjudul, 'Al-Tastif Liman Ajiz'an
Al-Ta'lif' - ensiklopedia ilmu bedah terbaik pada abad pertengahan. Buku itu digunakan
di Eropa hingga abad ke-17. Al-Zahrawi menerapkan cautery untuk mengendalikan
pendarahan. Dia juga menggunakan alkohol dan lilin untuk mengentikan pendarahan dari
tengkorak selama membedah tengkorak. Al-Zahrawi juga menulis buku tentang tentang
operasi gigi.
9. Ibnu Rusdy atau Averroes (1126-1198 M)
Tokoh kedokteran era keemasan Islam adalah Ibnu Rusdy atau Averroes (1126-1198 M).
Dokter kelahiran Granada, Spanyol itu sangat dikagumi sarjana di Eropa. Kontribusinya
dalam dunia kedokteran tercantum dalam karyanya berjudul 'Al- Kulliyat fi Al-Tibb'

(Colliyet). Buku itu berisi rangkuman ilmu kedokteran. Buku kedokteran lainnya
berjudul 'Al-Taisir' mengupas praktik-praktik kedokteran.
Setelah abad ke-13 M, ilmu kedokteran yang dikembangkan sarjana-sarjana Islam
mengalami masa stagnasi. Perlahan kemudian surut dan mengalami kemunduran, seiring
runtuhnya era kejayaan Islam di abad pertengahan. sampai disini, penulis tidak akan
menjelaskan nasib Ilmu kedokteran masa kemunduran Islam. Karena sudah jelas Peradaban
Islam mengalami kematian. Oleh karena itu, dalam sub-bab selanjutnya penulis akan terus
menulusuri warisan-warisan peradaban Islam berkaitan dengan bidang ini. Karena banyak
sekali warisan peradaban Islam dalam bidang kedokteran, baik itu berupa teori-teori
pengobatan, lembaga-lembaga, beserta sistemnya.
Warisan-Warisan Peradaban Islam Dalam Bidang Kedokteran
Era kejayaan Islam, kegiatan kedokteran semakin maju pesat. Dokter-dokter Islam sangat
berjasa dengan kontribusinya pada dunia ilmu kedokteran. Hal ini dapat dilihat melalui
penemuan-penemuan mereka dalam menganilisis dan menemukan penyakit beserta obat
penawarnya, cara-cara pengobatan, institusi-intitusi pengobatan maupun pendidikan, serta
bangunan-bangunan lembaga tang berdiri kokoh hingga sekarang. Dibawah ini akan
dipaparkan warisan-warisan Islam yang dijelaskan diatas.
Penemuan-penemuan Islam Dalam Bidang Medis
1. Urologi, Bakteriologi, Anesthesia, Surgery, Ophthamology, Psikoterapi
Salah satu penemuan Islam yang juga diungkap oleh karya-karya Barat dalam bidang
medis adalah Urologi. Urologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang khusus
menangani tentang penyakit ginjal dan saluran kemih serta alat reproduksi. Mengenai
cabang ilmu ini ditulis dalam kitab Prof. Rabie E Abdel-Halim, bertajuk Paediatric
Urology 1000 Years Ago. Dikitab ini disebutkan keberhasilan dunia kedokteran muslim
pada seratus tahun seribu tahun silam dalm bidang Urologi.
Dalam ilmu Urologi dikaji oleh empat dokter Islam dalam karyanya masing-masing. Kitab
keempat dokter tersebut ialah Kitab al-Hawi fi al-Tibb karya al-Razi, Risalah fi Siyasat asSibian wa- Tadbirihim, karya Ibnu al-Jazzar, kitab at-Tasrif li-man Ajiza an at-Talif,
karya Al-Zahrawi, dan Al-Qanun fi at-TIbb, karya Ibnu Sina. Dalam Urologi ini, mereka
membahas dan menganalisis penyakit ginjal dan yang lainnya dengan gejala-gejal yang
timbul tentunya. Mereka berhasil mengembangkan warisan-warisan ilmu medis YUnani
dan menciptakan penemuan baru.
Cabang-cabang Ilmu kedokteran yang tidak bias saya jelaskan semuanya dari ilmuwan
Islam, diantaranya Anesthesia, Surgery, Ophthamology, Psikoterapi. Bakteriologi, Ilmu
yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri. Dokter Muslim yang banyak memberi
perhatian pada bidang ini adalah Al-Razi serta Ibnu Sina. Anesthesia, suatu tindakan
menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya
yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Ibnu Sina tokoh yang memulai mengulirkan ide
menggunakan anestesi oral. Ia mengakui opium sebagai peredam rasa sakit yang sangat
manjur.
Surgery, Bedah atau pembedahan adalah adalah spesialisasi dalam kedokteran yang
mengobati penyakit atau luka dengan operasi manual dan instrumen. Dokter Islam yang
berperan dalam bedah adalah Al-Razi dan Abu al-Qasim Khalaf Ibn Abbas Al-Zahrawi.
Ophthamology, cabang kedokteran yang berhubungan dengan penyakit dan bedah syaraf
mata, otak serta pendengaran. Dokter Muslim yang banyak memberi kontribusi pada
Ophtamology adalah lbnu Al-Haytham (965-1039 M).
Selain itu, Ammar bin Ali dari Mosul juga ikut mencurahkan kontribusinya. Jasa mereka
masih terasa hingga abad 19 M. Psikoterapi, serangkaian metode berdasarkan ilmu-ilmu

psikologi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang.
Dokter Muslim yang menerapkan psikoterapi adalah Al-Razi serta Ibnu Sina.
2. Aneka Metode Terapi dalam Medis Islam
Kometerapi, Krometerapi, Hirudoterapi :
Kometerapi adalah metode peratan penyakit dengan menggunakan zat kimia untuk
membunuh sel penyakit kangker. Perawatan ini berguna untuk menghambat kerja sel.
Dalam penggunaan modernnya, istilah ini merujuk kepada obat antineoplastik yang
digunakan untuk melawan kangker. Kometerapi pertama kali dikenalkan oleh dokter
legendaris muslim, Al-Razi. Al-Razi merupakan dokter pertama yang memperkenalkan
penggunaan zat-zat kimia dan obat-obatan dalam penyembuhan. Zat-zat itu meliputi
belerang, tembaga, merkuri, garam arsenik, sal ammoniac, gold scoria, ter, aspal dan
alcohol.
Krometerapi merupakan metode perawatan penyakit dengan menggunakan warnawarna. Terapi ini merupakan terapi suportif yang dapat mendukung terapi utama.
Menurut praktisi krometerapi, penyebab dari beberapa panyakit dapat diketahui dari
pengurangan warna-warna tertentu dari system dalam menusia. Terapi ini
dikembangkan oleh Ibnu Sina. Ia mampu menggunakan warna sebagai salah satu
bagian paling penting dalam mendiagnosa dan perawatan. Seperti yang telah ia
ungkapkan dalam kitabnya, The Canon of Medicane, warna merupakan gejala yang
nampak dalam penyakit.
Hirudoterapi merupakan terapi penyembuhan penyakit dengan menggunakan
pacet/lintah sebagai obat untuk tujuan pengobatan. Metode terapi ini juga diperkanalkan
oleh Ibnu Sina dalam karya yang sama. Tapi dalam kemajuannya, pengobatan dengan
lintah inidiperkenalkan lagi oleh Abdel-Latief pada abad ke-12 M. yang kurang lebih
menulis bahwa lintah dapat digunakan untuk membersihkan jaringan penyakit setelah
operasi pembedahan.

Anda mungkin juga menyukai