Fitoremediasi Lingkungan Tercemar Pb-Libre
Fitoremediasi Lingkungan Tercemar Pb-Libre
AgBiotech Center berusaha menaikkan tingkat akumulasi Pb oleh Brassica juncea dengan
memberikan zat pengkhelat ke dalam tanah. Hasilnya menunjukkan, bahwa dengan
memberikan khelator EDTA ke dalam tanah yang mengandung 600 mg Pb/kg, tumbuhan
Brassica juncea mampu mengakumulasi Pb hingga 1,5% biomassanya. Dengan demikian bila
dianggap hasil biomassa adalah 12 t/ha, maka sebanyak 180 kg Pb/ha dapat diambil dari
dalam tanah. Untuk mencapai hasil yang tinggi ini tambahan biaya untuk pemberian EDTA
diperhitungkan sekitar US$7,50/t tanah yang digarap.
Menurut Homaee (2006) bahwa, tanaman lobak (Rhaphanus sativa L.) mampu
berperan dalam fitoremediasi logam Pb. Konsentrasi maksimum Pb di dalam akar yaitu
sebesar 440 g/gr, sedangkan di dalam daun sebesar 42 g/gr. Dalam penelitian ini terlihat
bahwa lobak berperan dalam proses fitoekstraksi. Sedangkan yang dilaporkan oleh Huang,
dkk. (1997), bahwa, tanaman jagung (Zea mays L.) dan kacang kapri (Pisum sativum L.)
dapat menyerap Pb. Melalui penambahan EDTA di dalam tanah meningkatkan konsentrasi
Pb di dalam pucuk kedua tumbuhan tersebut dari sekitar 500 mg/kg menjadi 10.000 mg/kg
dimana kandungan Pb di dalam tanah lebih kurang 2.500 mg/kg.
Dari hasil yang diperoleh di atas menunjukkan bahwa tanaman-tanaman pangan
ternyata mampu berperan dalam fitoremediasi terhadap tanah yang tercemar Pb. Hal ini
menuntut kita untuk lebih waspada dalam mengkonsumsi hasil dari tanaman-tanaman
tersebut. Untuk menghindari terjadinya akumulasi logam-logam berat berbahaya (seperti Pb)
di dalam tanaman pangan perlu dikaji lebih mendalam mengenai komposisi media tanam
(tanah), pestisida maupun pupuk. Dalam proses perbaikan lingkungan dengan teknik
fitoremediasi tidak dianjurkan menggunakan tumbuhan yang dikonsumsi, sebab dapat
membahayakan kesehatan manusia jika tumbuhan tersebut dikonsumsi.
Timbal (Pb) merupakan salah satu logam berat yang berbahaya bagi kelangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Pb masuk ke dalam tubuh manusia melalui air
minum, makanan atau udara, yang dapat menyebabkan gangguan pada organ seperti
gangguan neurologi (syaraf), ginjal, sistem reproduksi, sistem hemopoitik serta sistem syaraf
pusat (otak) terutama pada anak yang dapat menurunkan tingkat kecerdasan. Pb dihasilkan
dari berbagai kegiatan, seperti kegiatan industri (industri pengecoran maupun pemurnian,
industri battery, industri bahan bakar, industri kabel serta industri bahan pewarna), sisa
pembakaran kendaraan bermotor dan penambangan.
Fitoremediasi merupakan suatu teknik dimana tanaman tertentu, secara sendiri atau
bekerjasama dengan mikroorganisme dalam media (tanah, koral dan air), dapat mengubah zat
kontaminan (pencemar/polutan) menjadi kurang atau tidak berbahaya bahkan menjadi bahan
yang berguna secara ekonomi. Fitoremediasi menggunakan tumbuhan yang bersifat
hiperakumulator. Tumbuhan hiperakumulator terhadap Pb adalah tumbuhan yang mempunyai
kemampuan untuk mengkonsentrasikan Pb di dalam biomassanya dalam kadar yang luar
biasa tinggi.
Berbagai jenis tanaman dapat berperan dalam fitoremediasi, baik itu tanaman
pangan ataupun nonpangan. Untuk menghindari terjadinya akumulasi logam berat Pb di
dalam tanaman pangan perlu dikaji lebih mendalam mengenai komposisi media tanam
(tanah), pestisida maupun pupuk. Sedangkan untuk pemanfaatan teknik fitoremediasi
terhadap lingkungan tercemar Pb sebaiknya menggunakan tanaman nonpangan. Beberapa
jenis tanaman nonpangan yang tumbuh di air dan di tanah memiliki kemampuan sebagai
tanaman hiperakumulator terhadap Pb. Untuk itu teknik fitoremediasi dapat digunakan dalam
rangka memperbaiki lingkungan yang terindikasi adanya perncemaran Pb.