M1 Mata Merah (Kel 2)
M1 Mata Merah (Kel 2)
Skenario
Seorang wanita umur 30 tahun
datang ke poliklinik mata dengan
keluhan mata merah disertainyeri.
Keadaan di alami sudah 2 hari
Kata Sulit
-
Kata Kunci
- Wanita 30thn
- Mata merah dan Nyeri
- Sudah 2 hari
Problem Tree
Wanita 30
tahun
WD
Penatalaksan
aan
Mata merah,
nyeri, 2 hari
lalu
Pemeriksaan
Penunjang
Komplikasi
Pemeriksaan
fisik
DD
Pertanyaan
1. Jelaskan Anatomi dan Fisiologi mata !
2. Jelaskan Histologi mata !
3. Apa saja penyakit-penyakit yang menimbulkan mata merah,
penglihatan kabur, penurunan penglihatan (klasifikasi) ?
4. Apa yang dimaksud dengan mata merah? Jelaskan
Patomekanisme gejala pada skenario !
5. Apa saja faktor resiko dari mata merah dan macam-macam
nyeri pada mata ?
6. Bagaimana alur diagnosis pada skenario ?
7. DD
8. Bagaimana penatalaksanaan pada skenario ?
9. Bagaimana pencegahan yg bisa di lakukan
(primer,tersier,sekunder)!
1. ANATOMI
Anatomi Mata
Fisiologi
Mata
Kelainan
Refraksi
Mata
Sklera
Jaringan Episkleralis : lapisan paling luar, merupakan jaringan
fibroelastik jarang, yang melanjutkan diri ke jaringan fibrosa
padat kapsula Tenon, dengan dibatasi oleh jaringan longgar
(ruang Tenon).
Lamina fuska (lapis gelap) : suatu lapisan tipis antara sklera
dengan koroid, dengan berkas kolagen kecil, sejumlah besar serat
elastik dan melanosit.
Kornea
Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening
mata, lapis jaringannya menutupi bola mata sebelah depan dan
terdiri atas :
1. Epitel : terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling
tumpang tindih, satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel
gepeng.
2. Membran bowman( lamina elastika anterior) : Homogen, tidak
mengandung sel, dibentuk oleh perpadatan substasi antar sel
dengan serabut kolagen halus yang tersebar tak beraturan.
Kornea
3. Stroma( substansia propria) : 90% menyusun ketebalan kornea
terdiri atas Lamel yang merupakan susunan kolagen, dan
Keratosit yang merupakan sel stroma kornea yang merupakan
fibroblas yang terletak di antara serat kolagen stroma.
4. Membran descement (lamina elastika posterior) : Homogen,
serabut kolagen halus, sel edotel, berupa selapis kuboid.
5. Endotel : berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk
heksagonal , besar 20 40 m.
Uvea
Lapisan vaskular di dalam bola mata yang terdiri atas :
1. Koroid : memiliki 4 lapisan yaitu Epikoroid (stratum
perichindrium ),Lapisan pembuluh (lamina vasculosa),
Koriokapiler ( lamina capillarum),Lamina elastika (Membran
Bruch).
2. Badan Siliar : Struktrur jaringan terdiri atas jaringan Ikat
longgar, Jarigan Ikat polos dalam 3 berkas yang disebut M.
Cilliaris, berkas meridional, berkas radier, dan berkas sirkuler.
3. Iris :
. Permukaan depan (dari tunika vasculosa) kasar karena adanya
lipatan dan cekungan, di tutupi oleh epitel selapis gepeng
lanjutan dari endotel kornea.
. Permukaan belakang ( dari tunika vasculosa) halus dan
terdapat M. dilatator pupil dan M. spincter pupil.
. Margo Pupilaris iridis -> tepi yang membatasi iris
. Fungsi pigmen -> mengurangi intensitas cahaya
Lensa Mata
Lensa bentuknya bikonveks, permukaan posterior lebih melengkung
daripada anterior. Di bagian tengah pada kedua permukaannya terdapat
kutup anterior dan kutup posterior. Garis yang menghubungkan
keduanya adalah aksis, dan batas kelilingnya adalah ekuator. Lapisan
lensa :
1.
2.
3.
Kapsul Lensa
Endotel Subkapsularis
Substansi Lensa
Retina
Retina merupakan lapisan paling dalam bola mata dan terdiri dari
bagian anterior yang tak peka (retina iridial dan siliar) dan bagian
posterior yaitu bagian yang merupakan organ fotoreseptor.
Retina optikal atau nerural melapisi koroid mulai dari papila saraf optik
di bagian posterior hingga ora serrata di anterior, dan menunjukkan
suatu cekungan yang dangkal, yang disebut fovea sentralis.
Fovea sentralis terletak sekitar 2,5 mm ke arah temporal papila optik.
Sekitar fovea terdapat suatu daerah yang dikenal sebagai bintik kuning
atau makula lutea. Fovea merupakan daerah untuk penglihatan terjelas.
Retina
1.
2.
3.
Konjugtiva
Epitel konjungtiva terdiri
atau silindris di lapisan
bawah. Di antara sel
bersekresi mukus.
3. PENYAKIT YANG
BERKAITAN DENGAN MATA
Hematoma subkonjungtiva
Pembuluh darah rapuh (umur,hipertensi,arterisklerosis,konjungtivitis
hemoragik,anemia atau trauma langsung)
Episkleretis
Reaksi radang jaringan ikat terletak di anatara konjungtiva dan
permukaan sklera
Etiologi infeksi, alergi, (reaksi hipersensitifitas thdp peny.sistemik ex:
TB,RA,SLE) idiopatik
Skleretis
Disebabkan penyakit sistemik atau kelainan (herpes,sifilis,gout)
Glaukoma akut
Glaukoma sudut tertutup
Peningkatan tekanan intraokuler, karena cairan tidak
bisa mengalir melewati pupil
Gejala : nyeri mata,mual dan muntah, bradikardi,
kelopak mata bengkak, iris sembab, kornea edema
Uveitis
Peradangan uvea
Ablasi retina
Suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan batang retinadari sel
eputel pigmenretina
Menyebabkan penglihatan berkurang
3 bentuk ablasi retina : regmatogenosa,eksudatif,traksi
Retinopati
Migren
Glaukoma
Retinopati
4. MEKANISME PADA
SKENARIO
Infeksi
Jejas
MATA
Non infeksi
Pecah pembuluh
darah
MERAH
injeksi konjungtiva
Pelebaran
pembuluh darah
Tekanan intra
okular
Mata
merah
Menekan
syaraf
MATA
MERAH
Visus normal
Visus tidak
normal
NYERI
Ket : - L =
Lakrimasi
-F=
Fotofobia
-G=
Gatal
L
+
G
+
F
+
F-
F
+
G-
- Uveitis
+
Anterior
- Ulkus Kornea
L-
G-Iritis
G
+
- GGlaukoma
Akut
F-
G
+
GEndoftalmitis
PENURUNAN TAJAM
PENGLIHATAN AKUT
Tidak nyeri
Nyeri
Lama
Sementar
a
Lama
Glaukoma sudut
tertutup akut
Neuritis optik
Selulitis orbita
endosftalmitis
Emboli
Migren
Peningkatan
intrakranial
Neuropai optik
iskemik
Oklusi arteri
retina
Oklusi vena
retina
Perdarahan
vitreous
Ablasio retina
6. ALUR DIAGNOSIS
Anamnesis
Keluham Utama
lama, frekuensi, sifat
keluhan, lokasi dan
beratnya keluhan.
Kondisi lingkungan
saat timbul keluhan
(alergi)
penglihatan kabur,
penurunan
penglihatan, mata
merah, nyeri, gatal
(variasi musiman) ,
mata berair, sekret
yang keluar
(lengket/tidak) , rasa
tidak nyaman,
fotofobia.
Apakah ada tanda
sistemik ( demam,
malaise, muntah,
artalgia, ruam
Riwayat Penyakit
Dahulu
Semua gangguan
mata yang pernah
dialami
Penyakit lain yang
pernah dialami
Penyakit sistemik
Diabetes dan
hipertensi perlu
digali lebih dalam
( gangguan vaskular
pada mata )
Riwayat Penyakit
Keluarga
Digali apakah ada
anggota keluarga
yang menderita
penyakit mata yang
mungkin
diturunkan ;
strabismus,
ambliopia, glaukoma
atau katarak,
degenerasi makula.
Apakah ada anggota
keluarga yang
menderita diabetes
dan hipertensi
Pemeriksaan Penunjang
1. Perimetri
3. Angiografi Fluoresein
7. DIFFERNTIAL DIAGNOSIS
(KONJUNGTIVITIS, SKLERITIS,
EPISKLERITIS)
Konjungtivitis
Definisi
Radang
konjungtiva
atau selaput
lendir yang
menutupi
belakang
kelopak dan
bola mata
Etiologi
Gejala klinis
Pembagian Penatalaksa
konjungtiviti
naan
s
Bakteri,
klamidia,
alergi, viral
toksik,
berkaitan
dengan
penyakit
sistemik
Hiperemi
konjungtiva
bulbi,
lakrimasi,
eksudat
dengan sekret
yang lebih
nyata di pagi
hari,
pseudoptosis,
kemosis,
hipertrofi
papil, folikel,
membran.
Lanjutan
Prognosis
Konjungtivitis pada umumnya
merupakan self limited disease
artinya dapat sembuh dengan
sendirinya. Tanpa pengobatan
biasanya sembuh dalam 10-14
hari.
Komplikasi
Jaringan parut pada
konjungtiva
Kerusakan dukstus kelenjar
lakrimal
Parut dapat juga mengubah
bentuk palpebra superior
dengan membalik bulu mata ke
dalam sehingga menggesek
kornea => komplikasi lanjut :
ulkus
Defini
si
Skleritis
Skleritis
adalah
gangguan
granulomatosa
kronik
yang
ditandai
oleh
destruksi
kolagen,
sebukan
sel,
dan
kelainan vaskular yang
mengisyaratkan adanya
vaskulitis.
Defini
si
Epidemi
ologi
Defini
si
Epidemiologi
Etiologi
Pada
banyak
kasus,
kelainan-kelainan
skelritis
murni
diperantarai
oleh
proses
imunologi
yakni
terjadi
reaksi
tipe
IV
(hipersensitifitas
tipe
lambat)
dan
tipe
III
(kompleks
imun)
dan
disertai penyakit sistemik.
Pada
beberapa
kasus,
mungkin
terjadi
invasi
mikroba langsung dan pada
sejumlah
kasus
proses
imunologisnya tampaknya
dicetuskan
oleh
proses-
Defini
si
Epidemiologi
Etiologi
Gejala
Klinis
Defini
si
Epidemiologi
Etiologi
Gejala
Klinis
PP
Slitlamp
membantu menilai
kedalaman proses dan
mengidentifikasi
penyakit kornea terkait.
Pemakaian filter hijau
pada slitlamp
menjelaskan kelainan
vascular, adanya
daerah-daerah
avascular
mengisyaratkan
terjadinya vaskulitis
oklusif dan prognosis
yang buruk.
Daylight
Defini
si
Epidemiologi
Pemeriksaan
Laboratorium
Etiologi
Gejala
Klinis
PP
Pemeriksaan
Radiologi
Pemeriksaan sinar x
orbita untuk
menyingkirkan benda
asing, terutama pada
pasien skleritis
nodular.
Pemeriksaan sinar x
sinus
Defini
si
Epidemiologi
Etiologi
Gejala
Klinis
PP
Tatalaks
ana
Penatalaksanaan
Medikamentos
a
Anti inflamasi non-steroid
sistemik : indometasin 100 mg
perhari atau ibuprofen 300 mg
perhari.
Steroid : Apabila tidak timbul
respon dalam 1-2 minggu atau
segera setelah tampak
penyumbatan. Prednison 80 mg
perhari yang diturunkan dengan
cepat dalam 2 minggu sampai
dosis pemeliharaan sekitar 10
mg perhari.
Defini
si
Epidemiologi
Etiologi
Gejala
Klinis
PP
Tatalaks
ana
Penatalaksanaan
Non
Medikamentos
a
Defini
si
Epidemiologi
Etiologi
Gejala
Klinis
PP
Komp
likasi
Keratitis
Galukoma
Granuloma subretina
Ablasio retina eksudatif
Proptosis
Katarak
Uveitis adalah tanda buruk
karena sering tidak berespon
terhadap terapi. Kelainan ini
sering disertai oleh penurunan
penglihatan akibat edema
makula. Dapat terjadi
galukoma sudut terbuka dan
tertutup. Juga dapat terjadi
glaukom akibat steroid.
Episkleritis
Definisi
Reaksi radang jaringan vaskular yang terletak antara konjungtiva dan
permukaan sklera.
Klasifikasi
Episkleritis simple
Episkleritis nodular
Epidemiologi
Episkleritis umumnya mengenai satu mata dan terutama perempuan usia
pertengahan dengan penyakit bawaan reumatik dan paling sering terjadi
antara usia 40-50 tahun
Etiologi/Presdisposisi
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti
dari episkleritis. Namun, ada beberapa kondisi
kesehatan tertentu yang selalu berhubungan dengan
terjadinya episkleritis.
o Rheumatid arthritis
o Ankylosing spondylitis
o SLE
o IBD
o Bacterial atau viral infection ,seperti sifilis , herpes
zoster
Manifestasi Klinis
1.
2.
3.
4.
Penatalaksanaan
Episkleritis biasanya akan hilang sendiri dalam waktu
sekitar 10 hari dan biasanya tidak memerlukan
pengobatan apapun
- Kortikosteroid tetes mata, sistemik, atau salisilat
- NSAID , seperti flurbiprofen
- Steroid eye drops, seperti dexamethasone
Prognosis
Quadvitam : bonam
Quadfunctionam : bonam
Quadsanactionam : bonam
Komplikasi
- Skleritis
- Iritis
8. PENATALAKSANAAN
Konjungtivitis
Skleritis
Episkleritis
- Untuk konjungtivitis
bakteri: Berikan
antibiotik tunggal:
gentamisin,
kloramfenikol,
folimiksin selama 3-5
hari.
Konjungtivitis alergi:
-berikan kompres
dingin
-pemberian astrigen,
sodium, kromolin,
steroid topikal dosis
rendah.
Konjungtivitis viral:
-pemberian.
Antihistamin /
dekongestan topikal
-kompres air hangat
atau dingin untuk
9. PENCEGAHAN
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu penyakit mata, FKUI, edisi ke 4
Ilyas S.,2008.Penuntun Ilmu Penyakit Mata edisi
ke-3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Ilyas, Sidarta,dkk. 2010. ILMU PENYAKIT MATA
UNTUK DOKTER UMUM DAN MAHASISWA
KEDOKTERAN Edisi ke-2. Jakarta : CV.Sagung Seto
Yulianti, Sri Rahayu,dkk. 2013. ILMU PENYAKIT
MATA. Jakarta : Badan Penerbit FKUI
http://nandhila.blogspot.com/2010/08/konjungtivit
is.html
www.CDC.com