Anda di halaman 1dari 58

Sistem Indra Khusus

Modul Mata Merah


Tutor : dr. Nur Aini Djunet
Anggota :Annisa Tri Handayani 2011730010
Nindita Ayu Andini 2011730075
Siti Iklimah 2011730101
Siti Nur Rachmani 2011730103
Willia Putri Erviana 2011730115
Zulfa Nurul Fath 2011730117
Nunung Nuripah 2011730
Andry2011730
M. Ramandika 2011730
Aziz Anugrah 2011730
Asyha Kantifa

Skenario
Seorang wanita umur 30 tahun
datang ke poliklinik mata dengan
keluhan mata merah disertainyeri.
Keadaan di alami sudah 2 hari

Kata Sulit
-

Kata Kunci
- Wanita 30thn
- Mata merah dan Nyeri
- Sudah 2 hari

Problem Tree
Wanita 30
tahun

WD

Penatalaksan
aan

Mata merah,
nyeri, 2 hari
lalu

Pemeriksaan
Penunjang

Komplikasi

Pemeriksaan
fisik

DD

Pertanyaan
1. Jelaskan Anatomi dan Fisiologi mata !
2. Jelaskan Histologi mata !
3. Apa saja penyakit-penyakit yang menimbulkan mata merah,
penglihatan kabur, penurunan penglihatan (klasifikasi) ?
4. Apa yang dimaksud dengan mata merah? Jelaskan
Patomekanisme gejala pada skenario !
5. Apa saja faktor resiko dari mata merah dan macam-macam
nyeri pada mata ?
6. Bagaimana alur diagnosis pada skenario ?
7. DD
8. Bagaimana penatalaksanaan pada skenario ?
9. Bagaimana pencegahan yg bisa di lakukan
(primer,tersier,sekunder)!

1. ANATOMI

Anatomi Mata

Fisiologi
Mata

Kelainan
Refraksi
Mata

Sklera
Jaringan Episkleralis : lapisan paling luar, merupakan jaringan
fibroelastik jarang, yang melanjutkan diri ke jaringan fibrosa
padat kapsula Tenon, dengan dibatasi oleh jaringan longgar
(ruang Tenon).
Lamina fuska (lapis gelap) : suatu lapisan tipis antara sklera
dengan koroid, dengan berkas kolagen kecil, sejumlah besar serat
elastik dan melanosit.

Kornea
Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening
mata, lapis jaringannya menutupi bola mata sebelah depan dan
terdiri atas :
1. Epitel : terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling
tumpang tindih, satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel
gepeng.
2. Membran bowman( lamina elastika anterior) : Homogen, tidak
mengandung sel, dibentuk oleh perpadatan substasi antar sel
dengan serabut kolagen halus yang tersebar tak beraturan.

Kornea
3. Stroma( substansia propria) : 90% menyusun ketebalan kornea
terdiri atas Lamel yang merupakan susunan kolagen, dan
Keratosit yang merupakan sel stroma kornea yang merupakan
fibroblas yang terletak di antara serat kolagen stroma.
4. Membran descement (lamina elastika posterior) : Homogen,
serabut kolagen halus, sel edotel, berupa selapis kuboid.
5. Endotel : berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk
heksagonal , besar 20 40 m.

Uvea
Lapisan vaskular di dalam bola mata yang terdiri atas :
1. Koroid : memiliki 4 lapisan yaitu Epikoroid (stratum
perichindrium ),Lapisan pembuluh (lamina vasculosa),
Koriokapiler ( lamina capillarum),Lamina elastika (Membran
Bruch).
2. Badan Siliar : Struktrur jaringan terdiri atas jaringan Ikat
longgar, Jarigan Ikat polos dalam 3 berkas yang disebut M.
Cilliaris, berkas meridional, berkas radier, dan berkas sirkuler.
3. Iris :
. Permukaan depan (dari tunika vasculosa) kasar karena adanya
lipatan dan cekungan, di tutupi oleh epitel selapis gepeng
lanjutan dari endotel kornea.
. Permukaan belakang ( dari tunika vasculosa) halus dan
terdapat M. dilatator pupil dan M. spincter pupil.
. Margo Pupilaris iridis -> tepi yang membatasi iris
. Fungsi pigmen -> mengurangi intensitas cahaya

Lensa Mata
Lensa bentuknya bikonveks, permukaan posterior lebih melengkung
daripada anterior. Di bagian tengah pada kedua permukaannya terdapat
kutup anterior dan kutup posterior. Garis yang menghubungkan
keduanya adalah aksis, dan batas kelilingnya adalah ekuator. Lapisan
lensa :

1.
2.
3.

Kapsul Lensa
Endotel Subkapsularis
Substansi Lensa

Retina
Retina merupakan lapisan paling dalam bola mata dan terdiri dari
bagian anterior yang tak peka (retina iridial dan siliar) dan bagian
posterior yaitu bagian yang merupakan organ fotoreseptor.
Retina optikal atau nerural melapisi koroid mulai dari papila saraf optik
di bagian posterior hingga ora serrata di anterior, dan menunjukkan
suatu cekungan yang dangkal, yang disebut fovea sentralis.
Fovea sentralis terletak sekitar 2,5 mm ke arah temporal papila optik.
Sekitar fovea terdapat suatu daerah yang dikenal sebagai bintik kuning
atau makula lutea. Fovea merupakan daerah untuk penglihatan terjelas.

Retina
1.
2.
3.

Stratum pigmentum retina


Lapisan batang dan kerucut
Membran limitans eksterna -> Zonula adherens dari sel batang dan
sel cones, anyaman akhiran tonjolan sel muller.
4. Stratum nuclear eksterna
5. Stratum pleksiform eksterna
6. Stratum nuclear interna
7. Stratum pleksiform interna
8. Stratum ganglionare
9. Stratum neurofibroma
10. Membran limitans interna

Konjugtiva
Epitel konjungtiva terdiri
atau silindris di lapisan
bawah. Di antara sel
bersekresi mukus.

dari sel kuboid di lapisan basal dan sel kerucut


permukaan, terutama yang melapisi kelopak
epitel tersebar beberapa sel goblet yang

Pada tepi kornea, epitel konjungtiva menjadi berlapis gepeng, serupa


dengan epitel kornea.
Di bawah epitel terdapat lamina propria, yang pada permukaan terdiri
dari jaringan ikut halus fibroelastis dengan banyak limfosit, dan lapisan
dalam terdiri dari jaringan ikat fibrosa padat.

3. PENYAKIT YANG
BERKAITAN DENGAN MATA

Mata merah, penglihatan normal,


non sekret
Pterigium
Pertumbuhan fibrovaskuler di konjungtiva
Disebabkan iritasi kronis akibat debu,cahaya matahari, dan udara
panas

Hematoma subkonjungtiva
Pembuluh darah rapuh (umur,hipertensi,arterisklerosis,konjungtivitis
hemoragik,anemia atau trauma langsung)

Episkleretis
Reaksi radang jaringan ikat terletak di anatara konjungtiva dan
permukaan sklera
Etiologi infeksi, alergi, (reaksi hipersensitifitas thdp peny.sistemik ex:
TB,RA,SLE) idiopatik

Skleretis
Disebabkan penyakit sistemik atau kelainan (herpes,sifilis,gout)

Mata merah, penglihatan normal


dengan sekret
Konjungtivitis
Peradangan konjungtiva
Disebabkan karena virus, bakteri,
parasit,alergi
Karakteristik sekret :

Air : infeksi virus atau alergi


Purulen : bakteri atau klamidia
Hiperpurulen : gonokokus
Mukoid:alergi atau vernal
Serous : adenovirus

Mata merah, penglihatan turun


mendadak
Keratitis
Peradangan kornea
Etiologi : kurang air mata, keracunan obat, reaksi alergi
, reaksi dari konjungtivitis menahun

Glaukoma akut
Glaukoma sudut tertutup
Peningkatan tekanan intraokuler, karena cairan tidak
bisa mengalir melewati pupil
Gejala : nyeri mata,mual dan muntah, bradikardi,
kelopak mata bengkak, iris sembab, kornea edema

Uveitis
Peradangan uvea

Penglihatan turun medadak tanpa


mata merah
Neuritis optik
Disebabkan idoipatik, sklerosis multipel sedang pada anak oleh
morbili,parotitis dan cacar air.
Peradangan papil saraf optik
Gejalanya terasa sakit bila digerakan , penglihatannya turun
mendadak yang dapat berlangsung intermiten dalam beberapa
jam atau hari

Ablasi retina
Suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan batang retinadari sel
eputel pigmenretina
Menyebabkan penglihatan berkurang
3 bentuk ablasi retina : regmatogenosa,eksudatif,traksi

Retinopati
Migren

Penglihatan turun perlahan tanpa


mata merah
Katarak
Setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang
dapat terjadi akibat hidrasi(penambahan
cairan lensa), denaturasi protein lensa
Katarak disebabkan berbagai faktor:
fisik,kimia,penyakit predisposisi,genetik dan
gangguan perkembangan,infeksi dimasa
pertumbuhan janin, usia

Glaukoma
Retinopati

4. MEKANISME PADA
SKENARIO

Infeksi

Jejas
MATA

Non infeksi

Pecah pembuluh
darah

MERAH

Suatu peradangan atau inflamasi


mata yang secara klinis disebabkan
Tertimbun
oleh
pelebaran pembuluh
darah
di
Rx radang
dibawah
jaringan
konjungtivita
konjungtiva

injeksi konjungtiva

Pelebaran
pembuluh darah
Tekanan intra
okular

Mata
merah

Menekan
syaraf

MATA
MERAH
Visus normal
Visus tidak
normal

NYERI

Ket : - L =
Lakrimasi
-F=
Fotofobia
-G=
Gatal

Mata merah +nyeri


Visus tidak normal
Mengenai struktur
yang bervaskuler
(kornea, uvea, atau
seluruh mata) yang
menghalangi media
refraksi.

L
+

G
+

F
+

F-

F
+
G-

- Uveitis
+
Anterior
- Ulkus Kornea

L-

G-Iritis

G
+

- GGlaukoma
Akut

F-

G
+

GEndoftalmitis

PENURUNAN TAJAM
PENGLIHATAN AKUT
Tidak nyeri

Nyeri

Lama

Sementar
a

Lama

Glaukoma sudut
tertutup akut
Neuritis optik
Selulitis orbita
endosftalmitis

Emboli
Migren
Peningkatan
intrakranial

Neuropai optik
iskemik
Oklusi arteri
retina
Oklusi vena
retina
Perdarahan
vitreous
Ablasio retina

5. FAKTOR RESIKO MATA


MERAH DAN JENIS-JENIS
NYERI PADA MATA

Konjungtivitis biasanya disebabkan oleh alergi,


bakteri, kimia, atau peradangan virus dari
konjungtiva
Lecet kornea,biasanya terjadi dikarenakan goresan
ke permukaan kornea, seperti dari benda asing
atau terlalu sering menggunakan lensa kontak.
Efek Kimia yang berupa asam atau zat basa,
seperti pembersih rumah tangga atau pemutih.
luka bakar biasanya berasal dari sumber cahaya
yang kuat, seperti percikan las api atau juga
berasal dari matahari dan alat-alat penerangan
yang memiliki intensitas cahaya cukup tinggi.

Nyeri pada mata


Nyeri Okular
nyeri pada permukaan/ dari dalam bola mata
Nyeri Periokular
nyeri terjadi pada palpebra, saccus
lakrimalis,sinus-sinus/arteri temporaris
Nyeri Retro bulbar
nyeri yang berasal dari bola mata

6. ALUR DIAGNOSIS

Anamnesis
Keluham Utama
lama, frekuensi, sifat
keluhan, lokasi dan
beratnya keluhan.
Kondisi lingkungan
saat timbul keluhan
(alergi)
penglihatan kabur,
penurunan
penglihatan, mata
merah, nyeri, gatal
(variasi musiman) ,
mata berair, sekret
yang keluar
(lengket/tidak) , rasa
tidak nyaman,
fotofobia.
Apakah ada tanda
sistemik ( demam,
malaise, muntah,
artalgia, ruam

Riwayat Penyakit
Dahulu
Semua gangguan
mata yang pernah
dialami
Penyakit lain yang
pernah dialami
Penyakit sistemik
Diabetes dan
hipertensi perlu
digali lebih dalam
( gangguan vaskular
pada mata )

Riwayat Penyakit
Keluarga
Digali apakah ada
anggota keluarga
yang menderita
penyakit mata yang
mungkin
diturunkan ;
strabismus,
ambliopia, glaukoma
atau katarak,
degenerasi makula.
Apakah ada anggota
keluarga yang
menderita diabetes
dan hipertensi

Pemeriksaan Dasar Mata


1. Pemeriksaan Luar

Pada adneksa mata yaitu palpebra dan daerah periokuler,


apakah ada lesi kulit, tanda radang dan nyeri tekan yg
dievaluasi melalui inspeksi dan palpasi.
Letak kemerahan, kedua mata/tidak, lokal/menyeluruh.
Ada sekret atau tidak, lengket/tidak, warna
Pada pupil harus diamati ukuran, simetris/tidak, bentuk
bulat/tidak teratur, reaksi terhadap cahaya (dengan uji senter
3. Motilitas Mata
2. Penglihatan
berayun)
Pemeriksaan dengan kartu
snellen
Pemeriksaan refraksi,
membedakan pandangan kabur
akibat kelainan refraksi atau
kelainan medis. Dengan

Menguji gerak ektraokuler


Kedua mata pasien diminta untuk
mengikuti objek benda saat
digerakkan. Diperhatikan
kecepatan, kelancaran, rentang
jarak dan simetri gerakan.

3. Pemeriksaan Slit Lamp

Dengan slit lamp, segmen anterior mata dapat diamati dengan


detil; tepi palpebra dan bulu mata, permukaan konjungtiva
palpebra dan bulbaris, lapisan air mata dan kornea, iris, dan
aqueus.
4. Pemeriksaan Tonometri

Pengukuran tekanan cairan intraokular dengan alat yang


terkalibrasi ( n=10-21mmHg
5. Oftalmoskopi Direct dan
Indirect

Memperlihatkan gambaran monokular fundus, menghasilkan


gambaran diskus dan struktur vaskular retina yang detil.
Oftalmoskopi indirect melengkapi pemeriksaan oftalmoskopi
direct yang dapat memperlihatkan lapangan pandang lebih
luas.

Pemeriksaan Penunjang
1. Perimetri

Memeriksa lapangan pandang sentral dan


perifer. Mengukur fungsi retina, nervus
opticus dan jaras visual intrakranial, untuk
mendeteksi hilangnya lapangan pandang
akibat penyakit di tempat tersebut.
2. Fotografi Fundus

Biasanya digunakan untuk mengevaluasi


glaukoma, menilai progresivitas kerusakan
nervus optikus.

3. Angiografi Fluoresein

Pewarnaan ini menonjolkan detil


vaskularisasi dan anatomi fundus, dapat
memetakan keadaan abnormal dengan teliti.
4. Optical Coherence Tomography
(Oct)

Prinsip analog dengan ultrasonografi, tidak


memerlukan kontak dengan jaringan yang
diperiksa, peralatan serupa kamera fundeu
dilakukan dalam ruang kerja.

7. DIFFERNTIAL DIAGNOSIS
(KONJUNGTIVITIS, SKLERITIS,
EPISKLERITIS)

Konjungtivitis
Definisi

Radang
konjungtiva
atau selaput
lendir yang
menutupi
belakang
kelopak dan
bola mata

Etiologi

Gejala klinis

Pembagian Penatalaksa
konjungtiviti
naan
s

Bakteri,
klamidia,
alergi, viral
toksik,
berkaitan
dengan
penyakit
sistemik

Hiperemi
konjungtiva
bulbi,
lakrimasi,
eksudat
dengan sekret
yang lebih
nyata di pagi
hari,
pseudoptosis,
kemosis,
hipertrofi
papil, folikel,
membran.

- Konjungtivi polymyxintis bakteri


trimethopri
- Konjungtivi
m
tis virus
Ceftriaxone
- Konjungtivi
(neisseria)
tis klamidia
- Konjungtivi
tis alergi

Lanjutan
Prognosis
Konjungtivitis pada umumnya
merupakan self limited disease
artinya dapat sembuh dengan
sendirinya. Tanpa pengobatan
biasanya sembuh dalam 10-14
hari.

Komplikasi
Jaringan parut pada
konjungtiva
Kerusakan dukstus kelenjar
lakrimal
Parut dapat juga mengubah
bentuk palpebra superior
dengan membalik bulu mata ke
dalam sehingga menggesek
kornea => komplikasi lanjut :
ulkus

Defini
si

Skleritis
Skleritis
adalah
gangguan
granulomatosa
kronik
yang
ditandai
oleh
destruksi
kolagen,
sebukan
sel,
dan
kelainan vaskular yang
mengisyaratkan adanya
vaskulitis.

Defini
si
Epidemi
ologi

Di Indonesia belum ada


penelitian mengenai
penyakit ini.
Wanita lebih sering
terkena daripada pria
dengan perbandingan
1,6 : 1.
Insiden skleritis
terutama terjadi antara
11-87 tahun, dengan
usia rata-rata 52 tahun.

Defini
si
Epidemiologi

Etiologi

Pada
banyak
kasus,
kelainan-kelainan
skelritis
murni
diperantarai
oleh
proses
imunologi
yakni
terjadi
reaksi
tipe
IV
(hipersensitifitas
tipe
lambat)
dan
tipe
III
(kompleks
imun)
dan
disertai penyakit sistemik.
Pada
beberapa
kasus,
mungkin
terjadi
invasi
mikroba langsung dan pada
sejumlah
kasus
proses
imunologisnya tampaknya
dicetuskan
oleh
proses-

Defini
si

Epidemiologi

Etiologi

Gejala
Klinis

Nyeri menyebar ke dahi, alis


dan dagu sehingga mereka
mengeluh sulit tidur.
Ketajaman penglihatan sedikit
berkurang penurunan
ketajaman yang lebih
mencolok terjadi apabila terjadi
peradangan kamera anterior,
skleritis anterior akibat invasi
mikroba langsung dan pada
skleritis posterior.
Mata merah berair
Bola mata sering terasa nyeri.
Bola mata berwarna ungu
gelap akibat dilatasi pleksus
vascular dalam di sclera dan
episklera.
Sclera membengkak.
Edema episklera.

Defini
si
Epidemiologi

Etiologi

Gejala
Klinis

PP

Slitlamp
membantu menilai
kedalaman proses dan
mengidentifikasi
penyakit kornea terkait.
Pemakaian filter hijau
pada slitlamp
menjelaskan kelainan
vascular, adanya
daerah-daerah
avascular
mengisyaratkan
terjadinya vaskulitis
oklusif dan prognosis
yang buruk.

Daylight

Jika ada inflamasi sklera yang


berat, akan terjadi penipisan
sklera dan translusen dan juga
terlihat uvea yang gelap.
Jika ada nekrotik, maka sklera
akan tampak hitam, abu-abu
dan coklat yang dikelilingi oleh
inflamasi yang aktif. Jika
jaringan nekrosis berlanjut,
area pada sklera bisa menjadi
avaskular yang menghasilkan
sekuester putih di tengah yang
dikelilingi lingkaran coklat
kehitaman.

Defini
si
Epidemiologi

Pemeriksaan
Laboratorium

Etiologi

Gejala
Klinis

PP

Hitung darah lengkap


dan laju endap darah
Kadar komplemen
serum (C3)
Kompleks imun
serum
Faktor rematoid
serum
Antibodi antinukleus
serum
FTA-ABS, VDRL serum
Kadar asam urat
serum
Urinalisis

Pemeriksaan
Radiologi

Pemeriksaan sinar x
orbita untuk
menyingkirkan benda
asing, terutama pada
pasien skleritis
nodular.

Pemeriksaan sinar x
sinus

PPD, sinar-x dada

Defini
si
Epidemiologi

Etiologi

Gejala
Klinis

PP
Tatalaks
ana

Penatalaksanaan
Medikamentos
a
Anti inflamasi non-steroid
sistemik : indometasin 100 mg
perhari atau ibuprofen 300 mg
perhari.
Steroid : Apabila tidak timbul
respon dalam 1-2 minggu atau
segera setelah tampak
penyumbatan. Prednison 80 mg
perhari yang diturunkan dengan
cepat dalam 2 minggu sampai
dosis pemeliharaan sekitar 10
mg perhari.

Defini
si
Epidemiologi

Etiologi

Gejala
Klinis

PP
Tatalaks
ana

Penatalaksanaan

Non
Medikamentos
a

Tindakan bedah jarang


dilakukan kecuali untuk
memperbaiki perforasi sklera
atau kornea. Dan jika terjadi
kerusakan hebat akibat invasi
langsung mikroba, atau pada
granulomatosis Wegener atau
poliarteritis nodosa yang disertai
penyulit perforasi kornea.

Defini
si
Epidemiologi

Etiologi

Gejala
Klinis

PP
Komp
likasi

Keratitis
Galukoma
Granuloma subretina
Ablasio retina eksudatif
Proptosis
Katarak
Uveitis adalah tanda buruk
karena sering tidak berespon
terhadap terapi. Kelainan ini
sering disertai oleh penurunan
penglihatan akibat edema
makula. Dapat terjadi
galukoma sudut terbuka dan
tertutup. Juga dapat terjadi
glaukom akibat steroid.

Episkleritis
Definisi
Reaksi radang jaringan vaskular yang terletak antara konjungtiva dan
permukaan sklera.
Klasifikasi
Episkleritis simple
Episkleritis nodular
Epidemiologi
Episkleritis umumnya mengenai satu mata dan terutama perempuan usia
pertengahan dengan penyakit bawaan reumatik dan paling sering terjadi
antara usia 40-50 tahun

Etiologi/Presdisposisi
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti
dari episkleritis. Namun, ada beberapa kondisi
kesehatan tertentu yang selalu berhubungan dengan
terjadinya episkleritis.
o Rheumatid arthritis
o Ankylosing spondylitis
o SLE
o IBD
o Bacterial atau viral infection ,seperti sifilis , herpes
zoster

Manifestasi Klinis
1.
2.
3.
4.

Sakit mata dengan rasa nyeri atau terbakar


Mata merah pada bagian sklera
Peka terhadap cahaya
Jika pasien mengalami episkleritis nodular, pasien
mungkin memiliki satu atau lebih benjolan kecil
atau benjolan pada daerah sklera
5. tidak mempengaruhi visus

Penatalaksanaan
Episkleritis biasanya akan hilang sendiri dalam waktu
sekitar 10 hari dan biasanya tidak memerlukan
pengobatan apapun
- Kortikosteroid tetes mata, sistemik, atau salisilat
- NSAID , seperti flurbiprofen
- Steroid eye drops, seperti dexamethasone

Prognosis
Quadvitam : bonam
Quadfunctionam : bonam
Quadsanactionam : bonam

Komplikasi
- Skleritis
- Iritis

8. PENATALAKSANAAN

Konjungtivitis

Skleritis

Episkleritis

- Untuk konjungtivitis
bakteri: Berikan
antibiotik tunggal:
gentamisin,
kloramfenikol,
folimiksin selama 3-5
hari.

-Obat anti inflamasi


non steroid :
indometasin 1 mg/hari
atau ibuprofen 300
mg/hari.

-Biasanya dalam waktu 1-

Konjungtivitis alergi:
-berikan kompres
dingin
-pemberian astrigen,
sodium, kromolin,
steroid topikal dosis
rendah.
Konjungtivitis viral:
-pemberian.
Antihistamin /
dekongestan topikal
-kompres air hangat
atau dingin untuk

-jika tidak membaik,


berikan steroid dosis
tinggi prednisone 80
mg/hari
-dapat digunakan
siklosfamid jika trdapat
komplek imumune
dalam darah.
- bedah

2 minggu , penyakit ini


akan menghilang dengan
sendirinya.
-untuk mempercepat
penyembuhan, bisa
diberikan tetes mata
kortikosteroid yang
diberikan 4 kali sehari.

9. PENCEGAHAN

Hindari menyentuh atau menggosok mata

mencuci tangan secara sering dengan sabun dan air


hangat . Jika sabun dan air tidak tersedia , gunakan
pembersih tangan antiseptik berbasis alkohol
Jika mata merah disebabkan oleh virus atau bakteri
obati dengan obat tetes mata atau salep, serta tidak
berbagi riasan mata , make-up wajah, kuas make-up ,
lensa kontak dan kontainer , atau kacamata

Hindari berbagi barang seperti handuk , selimut , dan


sarung bantal .

Jangan menggunakan kolam renang

DAFTAR PUSTAKA
Ilmu penyakit mata, FKUI, edisi ke 4
Ilyas S.,2008.Penuntun Ilmu Penyakit Mata edisi
ke-3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Ilyas, Sidarta,dkk. 2010. ILMU PENYAKIT MATA
UNTUK DOKTER UMUM DAN MAHASISWA
KEDOKTERAN Edisi ke-2. Jakarta : CV.Sagung Seto
Yulianti, Sri Rahayu,dkk. 2013. ILMU PENYAKIT
MATA. Jakarta : Badan Penerbit FKUI
http://nandhila.blogspot.com/2010/08/konjungtivit
is.html
www.CDC.com

Anda mungkin juga menyukai