Anda di halaman 1dari 33

Presentasi Kasus Glaukoma Sudut

Tertutup Primer
Disusun oleh:
Mohammad Syarif Masud
1102011167
Pembimbing:
Dr. Nasrudin SpM

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. Taufik Priambodo


Umur
: 41 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Arsitek, Penulis
Alamat
: Jl. Rawa Bambu I RT 06 RW 06, Kel
ps. minggu
Tanggal Pemeriksaan : 23/11/2015
No Rekam Medis
: 355967

ANAMNESA (Autoanamnesa)
Keluhan utama : Mata kiri terasa nyeri mendadak

sejak 4 hari SMRS


Keluhan Tambahan : Mata kiri merah, penglihatan mata
kiri buram, mata kiri berair, nyeri kepala.

Riwayat penyakit sekarang:


Laki-laki 41 tahun datang ke poli mata RSUD Pasar Rebo dengan
keluhan mata kiri terasa nyeri mendadak sejak 4 hari SMRS. Nyeri
dirasakan tiba-tiba ketika pasien bangun tidur, sifatnya menetap dan
menghilang ketika pasien beristirahat tidur. Pasien juga mengeluh
mata kiri merah, sedikit berair, namun menyangkal terdapat belekan,
gatal, dan silau. Pasien mengaku penglihatan mata kirinya buram sejak
1 hari SMRS. Buram dirasa perlahan-lahan dan semakin lama
semakin memberat hingga mengganggu aktivitas. Selain itu pasien
juga mengeluhkan nyeri kepala seperti berdenyut yang sifatnya
menetap. Keluhan mual dan muntah disangkal, keluhan demam
disangkal, keluhan batuk dan pilek disangkal. Sebelumnya pasien
mencoba mengobati matanya dengan obat tetes rhoto namaun tidak
kunjung sembuh.

Riwayat penyakit dahulu :


Riwayat menggunakan kaca mata (+), riwayat Skizofrenia (+), riwayat
mengalami penyakit ini sebelumnhya (-), riwayat DM (-), riwayat
hipertensi (+), riwayat alergi (-), riwayat trauma pada mata (-).
Riwayat penyakit keluarga :
Riwayat menderita keluahan penyakit yang sama pada keluarga (-),
riwayat DM (-), riwayat hipertensi (-).

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran
: Composmentis
Tanda Vital
:
Tekanan Darah
: 152/80 mmHg
Nadi
: 132 kali/menit
Suhu
:Frekuensi pernafasan : 20 kali/menit

Status oftalmologi
Gerakan bola mata ODS
OD Gerakan

OS Gerakan


Pemeriksaan

OD
4/60
19,6mmHg

Visus
TIO
Segmen Anterior
Inspeksi:

1.Supercillia
2.Palpebra

b. inferior
c. fisura

3.Konjungtiva

normal,tumbuhteratur,madarosis(-)

a. superior

d. margo

OS
3/60
43,3mmHg

normal,tumbuhteratur,madarosis(-)

edema(-),ptosis(-)hiperemis(-),
hordeulum/chalazion(-)

edema(-),ptosis(-)hiperemis(-),
hordeulum/chalazion(-)

edema(-),hiperemis(-),
hordeulum/chalazion(-)
normal

edema(-),hiperemis(-),
hordeulum/chalazion(-)
normal

trikiasis(-),entropion(-),ektropion(-) trikiasis(-),entropion(-),ektropion(-)

a.Tarsal Sup.

hiperemis(-),folikel(-),Papil(-)

hiperemis(-),folikel(-),Papil(-)

b. Tarsal Inf.

hiperemis(-),folikel(-),Papil(-)

hiperemis(-),folikel(-),Papil(-)

hiperemis(-),injeksi(-),pterigyum(-),
pingekuela(-)

hiperemis(+),injeksi:konjungtiva(-)
&ciliar(+),pterigyum(-),
pingekuela(-)

c. Bulbi

4. Kornea
5. COA

6. Iris

jernih

jernih

dalam,jernih,hypopion(-),
hifema(-)

dangkal,jernih,hypopion(-),
hifema(-)

normal,kripti(+),coklat

normal,kripti(+),coklat

7. Pupil

bulat,sentral,reguler,RCL(+),
RTCL(+)

bulat,sentral,reguler,RCL(+),
RTCL(+)

8. Lensa

jernih,shadowtest(-)

jernih,shadowtest(-)

Palpasi:
1. TIO

N+

2.Nyeri tekan

(-)

(+)

3. Massa

(-)

(-)

4.Edema Gland. Pre


aurikuler

(-)

(-)

Segmen Posterior

tidakdilakukan

tidakdilakukan

RESUME

Laki-laki 41 tahun datang ke poli mata RSUD Pasar Rebo dengan


keluhan mata kiri terasa nyeri mendadak sejak 4 hari SMRS. Nyeri
dirasakan tiba-tiba ketika pasien bangun tidur, sifatnya menetap dan
mengilang ketika pasien beristirahat tidur. Pasien juga mengeluh mata
kiri merah dan sedikit berair. Pasien mengaku penglihatan mata
kirinya buram sejak 1 hari SMRS. Buram dirasa perlahan-lahan dan
semakin lama semakin memberat hingga mengganggu aktivitas.
Selain itu pasien juga mengeluhkan nyeri kepala seperti berdenyut
yang sifatnya menetap.
Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan VOD 4/60, VOS 3/60 .
TOD : 19,6 mmHg, TOS: 43,3 mmHg. Konjungtiva bulbi OS :
hiperemis (+), injeksi : konjungtiva (+) & ciliar (+). COA OS dangkal.
Pada palpasi secara digital didapatkan TIO OS meningkat perpalpasi
dan nyeri tekan.

Diagnosa kerja : Glaukoma sudut tertutup akut OS


Diagnosa banding : Konjungtivitis akut, iritis akut
Pemeriksaan penunjang : Gonioskopi, perimetri
Penatalaksanaan :

Medikamentosa:
Glaucon 3 x 250 mg
Aspar K 2 x 300 mg
Timolol 0,5% 2 x 1 tetes ODS
Gliserin 1 x 50 cc

Non medikamentosa:
Iridotomi dengan laser YAG

TINJAUAN PUSTAKA
Definisi:

Glaukoma merupakan suatu penyakit mata dimana


gambaran klinik yang lengkap ditandai oleh tekanan
bola mata yang meningkat (relatif), ekskavasi papil saraf
optik disertai kerusakan lapang pandanga yang khas

Klasifikasi Glaukoma
A. Glaukoma Primer
1. Glaukoma Sudut Terbuka
2. Glaukoma Sudut Tertutup

B. Glaukoma Sekunder
C. Glaukoma Kongenital
1. GL. Kong Primer/Infantil
2. GL. Kong yg berhub dgn kelainan kong
3. GL. Kong Sekunder

D. Glaukoma Absolut

Glaukoma Sudut Tertutup


Atau : Closed Angle Glaucoma, acute congestive
glaukoma.
Disebut juga : glaukoma sudut sempit
Terbagi : Akut, subakut, menahun, iris plateau

Glaukoma sudut tertutup primer


Terjadi pd mata dgn predisposisi anatomis tanpa disertai

kelainan lain
Etiologi : Oklusi sudut bilik mata depan oleh iris perifer
Manifestasi sebagi suatu keadaan kedaruratan

oftamologik.
Faktor risiko : bertambahnya usia, perempuan, riwayat

keluarga dgn glaukoma, , miopi, etnis asia tenggara,


china.

Epidemiologi
Glaukoma akut terjadi pada 1 dari 1000 orang yang

berusia di atas 40 tahun dengan angka kejadian yang


bertambah sesuai usia. Perbandingan wanita dan pria
pada penyakit ini adalah 4:1.

Patofisiologi

Terbentuknya iris
bombe

Oklusi sudut bilik


mata depan
Hambat aliran
keluar aqueous
humor

TIO

Penglihatan kabur

Nyeri hebat

Mata merah

Peningkatan fisiologi pada


sumbatan pupil

Dilatasi pupil menyebabkan iris


perifer menjadi lebih lembek
Peningkatan tekanan COP
menyebabkan iris bombe

Obstruksi sudut bilik mata depan


oleh iris perifer dan TIO

Manifestasi klinis
Gejala klinis :
Biasanya terjadi secara tiba-tiba dan asimptomatik,
sampai terjadi penurunan penglihatan.
Pasien mengeluhkan adanya sakit kepala, mata berair
dan nyeri pada bola mata.
Beberapa pasien mengeluhkan adanya defek lapangan
pandang apabila sudah mencapai stadium lanjut.
Terjadi kesulitan dalam kemampuan membaca dekat
Terjadi keterlambatan dalam adaptasi gelap.

Tanda klinis:
Pada pemeriksaan penyinaran oblik atau dengan slit-lamp
didapatkan bilik mata depan dangkal
Peningkatan TIO yang dapat diukur dengan tonometri
Schiotz.
Perubahan pada diskus saraf optik, dibagi menjadi early
glaukomatous dan advanced glaukomatous changes.

COA dangkal

Edema kornea

Edema kornea berat


Dilatasi pupil dan tidak
reaktif

Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakan dari anamnesis, pemeriksaan
status umum dan oftalmologis, serta penunjang.

Pemeriksaan penunjang pd galaukoma


1. Pemeriksaan tajam pengelihatan
2. Tonometri :
- Cara digital dengan jari telunjuk
- Cara mekanik dengan tonometer Schiotz
- Cara aplanasi dng tonometer aplanasi Goldmann
- Cara Tonometri non-kontak
3. Gonioskopi
4. Oftalmoskopi
5. Pemeriksaan Lapang Pandang

Diagnosis banding
Iritis akut, menimbulkan fotofobia lebih besar daripada

glaukoma. Tekanan intraokular biasanya tidak meningkat,


pupil konstriksi, dan kornea biasanya tidak edematosa
Konjungtivitis akut, nyerinya ringan atau tidak ada dan

tidak terdapat gangguan penglihatan. Terdapat tahi mata


dan konjungtiva yang meradang hebat tetapi tidak
terdapat injeksi siliaris

Penatalaksanaan
1. Acetazolamide 500 mg i.v. 500 mg iv dilanjutkan dgn

oral 500 mg/1000mg oral)


2. Hyperosmotic agents
Oral glycerol 1 ml /kg dlm larutan 50 % dicampur jus
lemon

Intravenous mannitol 20 % 2g/kgbb


3. Topical therapy
Pilocarpine 2%

Beta-blockers

Steroids

Setelah TIO terkontrol tindakan operasi diperlukan untuk

mencegak terjadinya kekambuhan:


Iridektomi dan iridotomi perifer

Sumbatan pupil paling baik diatasi dengan membentuk


komunikasi langsung antara kamera anterior dan posterior
sehingga beda tekanan diantara keduanya menghilang. Hal
ini dapat dicapai dengan laser neonidium: YAG atau aragon
atau dengan tindakan bedah iridektomi perifer, tetapi dapat
dilakukan bila sudut yang tertutup sebesar 50%.

Trabekulektomi

Dilakukan jika sudut yang tertutup lebih dari 50% atau


gagal dengan iridektomi.

Komplikasi
Apabila terapi tertunda, iris perifer dapat melekat ke

jalinan trabekular (sinekia anterior), kerusakan saraf


optikus sering terjadi.

Prognosis
Glaukoma akut merupakan kegawat daruratan mata,

yang harus segera ditangani dalam 24 48 jam. Jika


tekanan intraokular tetap terkontrol setelah terapi akut
glaukoma sudut tertutup, maka kecil kemungkinannya
terjadi kerusakan penglihatan progresif. Tetapi bila
terlambat ditangani dapat mengakibatkan buta permanen.

Daftar Pustaka
Shock JP, Harper RA, Vaughan D, Eva PR. Lensa, Glaukoma.

In:

Vaughan DG, Asbury T, Eva PR, editors. Oftalmologi umum. 14


ed. Jakarta. Widya Medika. 1996
Friedmand NJ, Kaiser PK, Trattler WB. Ophtalmology.
Philadelphia. Elsevier Saunders. 2002
Gerhard KL, Oscar, Gabriele, Doris, Peter. Ophtalmology a short
textbook. Second edition. Thieme Stuttgart : New York. 2007.
Khaw PT, Elkington AR. AC Of Eyes. Edisi ke-4. BMJ Book:
London.2005
James B, Chew C, Bron A. Lecture Notes Oftalmologi. Ed 9. EMS:
Jakarta. 2005
Gondowihardjo T, Simanjuntak G. editor. Glaukoma Akut dalam
Panduan Manajemen Klinis Perdami. PP Perdami:
Jakarta. 2006

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai