Anda di halaman 1dari 37

PARKINSON

Definisi
Penyakit Parkinson (Parkinson desease) adalah penyakit
bersifat progresif yang disebabkan adanya gangguan pada
otak, suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf
(neurodegenerative) yang secara patologi ditandai oleh
degenerasi ganglia basalis terutama disubstansia nigra pars
kompakta (SNC) yang disertai adanya inklusi sitoplasmik
eosinofilik (Lewy bodies).
PARKINSONISM: Suatu syndroma yang ditandai oleh
tremor waktu istirahat, rigiditas (Kekakuan otot),
bradikinesia (berkurangnya kecepatan gerakan), dan
gangguan postural (kesulitan memelihara keseimbangan dan
berjalan) akibat penurunan kadar dopamin dengan berbagai
macam sebab.

Epidemiologi
Penyakit parkinson > 80% Parkinsonism
Pria : Wanita = 3 : 2
Biasanya mulai timbul pada usia 40 70 thn; puncaknya
pada dekade ke enam
Mulai < 20 thn ~ Juvenile Parkinsonism
Prevalensi 160 per 100.000 populasi
Incidence 20 per 100.000 populasi
Kematian biasanya disebabkan infeksi sekunder

Etiologi
Idiopatik
Faktor resiko:
Usia : Meningkat pada usia lanjut, jarang pada usia < 30 th
Rasial : Kulit putih lebih sering dari pada orang Asia dan Afrika
Genetik : Berbagai kecacatan pada gen tertentu yang terdapat pada penderita
penyakit parkinson, khususnya penderita parkinson pada usia muda.
Lingkungan :
Toksin : MPTP, CO, Mn, Mg, CS2, Methanol, Etanol dan sianida
Penggunaan herbisida dan pestisida
Penggunaan obat : Antipsikosis yang digunakan untuk mengobati paranoria berat
dan skizofrenia yang menghambat kerja dopamin pada sel saraf serta jangkitan.

Cedera Cranio Serebral


Stress Emosional

Patofisiologi

Penyakit Parkinson terjadi karena penurunan kadar


dopamin akibat kematian neuron di pars kompakta
substansia nigra sebesar 40 50 % yang disertai adanya
inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy bodies) akibat
multifaktorial

Obat:
Neuroleptik (antipsikotik); anti emetik; reserfin;
tetrabenazine; Alfa-Metil-Dopa; Lithium; Flunarisin;
sinarisin

Vaskuler : multi infark serebral


Trauma kranio serebral (Pugilistic Encephalopathy)
Lain-lain:
Hipoparatiroidia
Degenerasi Hepato Serebral
Tumor Otak
siringomielia

Klasifikasi
A. Primer atau Idiopatik atau Paralysis agitans
Sering di jumpai dalam praktek sehari-hari dan kronis, tetapi
penyebabnya belum pasti
Kira-kira 7-8 kasus parkinson termasuk jenis ini
Penyakit parkinson
Juvenile Parkinsonism
B. Sekunder atau Simptomatik
Infeksi dan pasca infeksi (tuberkulosis, sifilis, meningovaskuler)
Pasca Encefalitis (Ensefalitis letargika), slow virus
Toksin:
1-Methyl-4Phennnyl-1,2,3,6-Trihydroxypyridine (MPTP) ; Co ; Mn ;
Mg ; CS2 ; Metanol, Etanol; Sianid

Parkinson Sekunder
MPTP (1-methyl-4-phenyl-1,2,3,6-tetrahydropyridine)
Neurotoksin (pupuk dan obat pestisida)
Merusak substansia (pupuk dan obat pestisida
Tidak aktif MAO-B (monoaminoaksidase B

MPDP

MPDP (1-methyl-1,6 phenyl piridine


Neuron Dapaminergik
Mitokondria meningkat
ATP depletion content meningkat
Radrikal bebas meningkat
Oksidasi terganggu
Sel-sel rusak

C. Parkinsonism Plus (Multiple system degeneration)


Progresif Supranuclear Palsi
Atrofi Multisystem:
Degenerasi striatogrial; syndroma shy-drager;
degenerasi olivo pontosereberel; sindroma
parkinsonism-amiotrofi
Degenerasi ganglionik kortikobasal
Sindrom demensia : Kompleks parkinsonismdemensials (GUAM; penyakit lewy bodies difus;
penyakit Jacob creut zfeldt; penyakit alzheimer
Hidrosefalus tekanan normal

D. Penyakit Heredodegeneratif

Penyakit hungtinton
Penyakit wilson
Nekrosis strial dan sitopati mitokondria
Penyakit gerstmann-strausler-scheinker

Gejala Klinis
Gejala utama penyakit
parkinson TRAP
Tremor
Rigiditas
Akinesia/Bradikinesia
Postural instability
(Ketidakstabilan
postural)

Tremor

Rigiditas

Waktu istirahat (Rest


Tremor)

Kekakuan; peningkatan
tonus otot.
Dikombinasi dengan rest
tremor, kekakuan ini
menghasilkan cog-wheel
saat ekstremitas
digerakkan secara pasif.
Hal ini juga sangat jelas
dapat dirasakan dengan
cara mempalpasi otot
pasien bahkan pada
keadaan rileks.

Sifat kasar dan gerakannya


seperti memulung pil (pill
rolling) atau seperti
menghitung uang logam.

Tremor menghilang jika


otot berelaksasi total
ataupun dengan melakukan
gerakan volunter
Faktor fisik dan emosi
mencetuskan timbulnya
tremor.

Akinesia/Bradikinesia

Postural instability

Pengurangan atau tidak


adanya gerakan sama
sekali.
Gerakan cepat
berulang-ulang
menghasilkan sebuah
gerakan disritmik dan
pengurangan kekuatan
gerakan.

Tidak adanya refleks


postural sehingga
mengakibatkan
ketidakseimbangan dan
rasa ingin jatuh

Gejala motorik yang lainnya:


Gangguan gerakan dan
postur tubuh
Shuffling
Ditandai gerakan dengan
langkah kecil-kecil, dengan
kaki hampir tidak terangkat
dari lantai sehingga
menimbulkan suara diseret
waktu berjalan.
Halangan kecil saja dapat
menyebabkan pasien
tersandung.

Turning en bloc
Lain halnya dengan gerakan
membalik badan pada orang
normal, pasien parkinson
mempertahankan tulang
belakang mereka tetap kaku
(rigit) karena untuk
membalikkan badan,
mereka butuh
melakukannya denga
perlahan-lahan.

Bungkuk

Gait freezing

Pada keadaan yang


parah, kepala dan bahu
atas dapat sangat
membungkuk
(camptocornia)

Membeku adalah sebuah


manifestasi dari akinesia
(ketidakmampuan untuk
bergerak)
Membekunya gerakan
dikarakterisasikan dengan
adanya ketidakmampuan
untuk menggerakkan kaki
yang makin parah jika
berjalan pada tempat yang
sempit dan berantakan
atau usaha untuk memulai
sebuah gerakan.

Gangguan menelan &


berbicara

Festination

Distonia (sekitar 20%)

Kombinasi dari postur


yang membungkuk,
ketidakseimbangan, dan
langkah yang pendekpendek.
Ini menyebabkan gerakan
yang makin lama semakin
cepat sehingga berakhir
dengan terjatuh.

Kontraksi otot abnormal,


terus-menerus, dan
menimbulkan sakit seperti
terbelit, biasanya
mengenai otot kaki dan
pergelangan kaki (terutama
fleksi dari ibu jari kaki dan
inversi dari kaki) yang
mengganggu pergerakan
tubuh saat berjalan.

Hipofonia
Suara menjadi kecil, serak,
dan bicara monoton.
Beberapa orang dengan
penyakit parkinson
mengeluhkan lidahnya berat

Kesulitan untuk
membalikkan posisi
tubuh saat diranjang
ataupun bangun
dengan posisi duduk

Gangguan non motorik


yang menyebabkan
gangguan pada
berbicara ataupun
berbahasa, baik yang
ekspresif maupun
pengulangan kata-kata

Disfagia

Muka seperti topeng

Ketidakmamuan untuk
menelan, sehingga
dapat menyebabkan
aspirasi dan pneumonia.

Berkurangnya gerakan
pada otot-otot wajah
menimbulkan gambaran
wajah yang tanpa atau
sedikit ekspresi
(Hipomimia), disertai
dengan jarangnya mata
mengedip.
Ditemukan adanya sedikit
pembesaran pada fisura
palpebra sehingga pasien
seperti melotot (Stellwag
sign).

Fatigue-kelelahan
(>50%)

Gejalan Non-Motorik
Depresi

Gangguan kognitif

Dapat muncul pada tahap


apapun pada pasien
parkinson, bahkan sebelum
timbul disfungsi motorik,
dan menimbulkan dampak
yang signifikan pada
kualitas hidup pasien yang
bersangkutan.

Respon yang melambat baik volunter


ataupun involunter respont.
Gangguan fungsi eksekutif: dapat
berkembang menjadi demensia yang
hampir timbul pada 20-40% kasus,
dimulai dengan berkurangnya daya
pikir dan berkembang dengan
kesulitan mengintepretasikan pikiran
abstrak, ingatan, dan tingkah laku.
Halusinasi, delusi dan paronokia
dapat muncul.
Obat asetilkolin esterase dapat
memperbaiki keadaan ini pada
beberapa pasien.
Kehilangan ingatan jangka pendek.

Disfungsi otonom

Gangguan tidur

Keringat berlebihan
Air ludah berlebihan
Gangguan sfingter
terutama inkontinensia
dan hipotensi ortostatik.

Somnolen pada siang


hari yang berlebihan
Insomnia
Gangguan pada fase
tidur REM
Mimpi yang mengganggu
dapat muncul beberapa
tahun kemudian setelah
diagnosa Parkinson
ditegakkan.

Abnormalitas sistem sensorik


Gejala sensorik seperti disfungsi olfaktori, nyeri,
parestesi, akathisia, nyeri daerah mulut dan nyeri pada
regio genitalia merupakan gangguan terbanyak namun
sekaligus sering tidak dikenali sebagai gejala
parkinsonian.

Diagnosis : Kriteria Diagnostik (Kriteria Hughes)


Possible : terdapat salah satu dari gejala utama

Tremor istirahat
Rigiditas
Bradikinesia
Kegagalan refleks postural

Probable
Terdapat kombinasi dua gejala utama atau satu gejala dari tiga gejala
pertama yang tidak simetris
Definite
Terdapat tiga kombinasi dari empat gejala atau dua gejala dengan satu
gejala lain yang tidak simetris
Bila semua tanda-tanda tidak jelas periksa ulang beberapa bulan kemudian

Mask-like,expressionless face,
often with drooling

Bent posture- chasing


centre of gravity

Pil rolling tremor of


hands

Stiff, shuffing gait

Pemeriksaan fisik
Didapatkan :
Rigiditas
Akinesia
Tremor
Tanda khusus
Meyersons sign
Tidak dapat mencegah mata berkedip-kedip bila daerah
glabela diketuk beruang
Ketukan berulang (2x/detik) pada glabela membangkitkan
reaksi berkedip-kedip (terus-menerus)

Pemeriksaan penunjang
Neuroimaging
- CT Scan
- MRI
- PET
Laboratorium (penyakit parkinson sekunder)
- Patologi Anatomi
- Pemeriksaan kadar Cu (Wilsonis Disease) prion (Bovine
spongiform encephalopathy)

Sekali didiagnosis, dapat dievaluasi perkembangan


penyakitnya dengan skala Hoehn dan Yahr (Hoehn dan
Yahr staging of Parkinsons Disease)
Stadium satu
Gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala yang ringan,
terdapat gejala yang mengganggu tetapi tidak menimbulkan
kecacatan, biasanya terdapat tremor pada satu anggota
gerak, gejala yang timbul dapat dikenali orang terdekat
(teman).

Stadium dua
Terdapat gejala bilateral, terdapat kecacatan minimal,,
sikap/cara berjalan terganggu.

Stadium tiga
Gerak tubuh nyata melambat, keseimbangan mulai
terganggu saat berjalan/berdiri, disfungsi umum sedang

Stadium empat
Terdapat gejala yang lebih berat, masih dapat berjalan
hanya untuk jarak tertentu, rigiditas dan bradikinesia, tidak
mampu berdiri sendiri, tremor dapat berkurang dibanding
stadium sebelumnya.

Stadium lima
Stadium kakhehetik (cacheetic stage), kecacatan total, tidak
mampu berdiri dan berjalan, memerlukan perawatan tetap.

PENATALAKSANAAN
Umum (Suportive)
Pendidikan (education)
Penunjang (support)
- Penilaian kebutuhan emosional
- Rekreasi dan kegiatan kelompok
- Konsultasi profesional
- Konseling hukum
- Konseling pekerjaan
Latihan fisik
Nutrisi

Medikamentosa
a. Antagonis NMDA
Amantadin 100 n 200 mg per hari
b. Anti kholinergik
Benztropin mesylate 1 n 8 mg perhari
Biperiden 3 6 mg perhari
Chorphenoksamine 150-400 mg perhari
Cycrimine 5 20 mg per hari
Orphenadrine 150 400 mg perhari
Procyclidine 7.5 30 mg perhari
Trihexyphenidyl 3 15 mg perhari
Ethoproprazine 30 60 mg perhari

c. Dopaminergik
carbidopa + levodopa 10/100 mg, 25/100 mg, 25/250
mg perhari
Benserazide + levodopa 50/100 mg perhari
d. Dopamin agonis
Bromocriptine mesylate 5 40 mg perhari
Pergolide mesylate 0.75 5 mg perhari
Cabergoline 0.5 5 mg perhari
Pramipexole 1.5 4.5 mg perhari
Ropinirole 0.75 2.4 mg perhari
Apomorphine 10 80 mg perhari

e. COMT (Catechal-O-Methyl Transferase) inhibitors


Entacapone 200 mg perhari bersamaan dengan setiap dosis
levodopa, maksimal 1600 mg entacapone perhari
Tolcapone 300 600 mg perhari
f. MAO-B (Mono Amine Oxidase B) inhibitor
Selegiline 10 mg perhari (pagi dan siang) 5 mg bid
perhari
g. Antioksidan
Asam askorbat (vit.C) 500-1000 mg perhari
Betacaroten (pro vit. A) 4000 IU perhari
h. Betablocker
Propanolol 10 30 mg perhari

Pembedahan
a. Talamotomi ventrolateral : bila tremor menonjol
b. Palidotomi : bila akinesia dan tremor
c. Transplantasi substansia nigra
d. Stimulasi otak dalam

Rehabilitasi Medik
Tujuan rehabilitasi medik adalah untuk meningkatkan kualitas
hidup penderita dan menghambat bertambah beratnya gejala
penyakit serta mengatasi masalah-masalah sebagai berikut
a. Abnormalitas gerakan
b. Kecenderungan postur tubuh yang salah
c. Gejala otonom
d. Gangguan perawatan diri (activity of daily living-ADL)
e. Perubahan psikologik

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas dapat dilakukan tindakan


sebagai berikut
a. Terapi fisik : ROM (range of motion)
- Peregangan
- Koreksi postur tubuh
- Latihan koordinasi
- Latihan jalan (gait training)
- Latihan buli-buli dan rectum
- Latihan kebugaran kardiopulmonar
- Edukasi dan program latihan di rumah
b. Terapi okupasi
c. Terapi wicara
d. Psikoterapi
e. Terapi sosial medik

Komplikasi Penyakit
Hipokinesia
Atrofi/kelemahan otot sekunder, kontraktur sendi, deformitas:
kifosis, skoliosis

Gangguan fungsi luhur


Afasia, agnosia, apraksia

Gangguan postural
Perubahan kardio-pulmonal, ulkus dekubitus, jatuh

Gangguan mental
Gangguan pola tidur, emosional, gangguan seksual, depresi,
bradifrenia, psikosis, demensia

Gangguan vegetative
Hipontensi posturnal, inkontinensia urine, gangguan keringat

Prognosis
Progresifitas penyakit parkinson cenderung lambat,
namun tidak bisa diprediksi secara pasti
American Academy of Neurology Journal menyebutkan
bahwa :
Progresifitas penyakit parkinson lebih cepat pada penderita
parkinson yang berusia tua
Progresifitas penyakit parkinson lebih cepat pada penderita
yang tanpa disertai gejala tremor

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai