Anda di halaman 1dari 5

F3.

KESEHATAN IBU DAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA


KB IMPLANT
A. LATAR BELAKANG
Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Hasil
penghitungan Sensus Penduduk 2010 yang hampir seluruh datanya sudah masuk
menunjukkan jumlah penduduk Indonesia sekitar 237 juta- 239 juta jiwa, hampir
mendekati ambang batas jumlah penduduk 240 juta jiwa. Padahal, perkiraan
sebelumnya menyebutkan jumlah penduduk Indonesia 2010 sekitar 234 juta jiwa.
Berarti terjadi kelebihan penduduk dari perkiraan hingga 4 juta jiwa, yang juga
mengerikan, tingginya angka pertumbuhan penduduk tersebut tidak diimbangi dengan
fasilitas sosial, ekonomi, kesehatan, lahan dan lain-lain sehingga dapat menjadi
bencana dan salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah
melalui program Keluarga Berencana (KB) (Suroso, 2010).
Penggunaan alat kontrasepsi merupakan salah satu cara untuk mengatasi laju
pertumbuhan pendudukan yang cepat. Menurut data Susenas (2001) yang
menyatakan bahwa pada tahun 2001 persentase peserta KB aktif, yaitu pasangan usia
15-49 tahun yang berstatus kawin dan sedang menggunakan/memakai salah satu alat
kontrasepsi adalah 52,54%. Di wilayah perkotaan prosentase mereka yang
menggunakan alat-alat kontrasepsi (54,6%) sedikit lebih tinggi daripada di pedesaan
(51,0%). Dari mereka yang sedang menggunakan/memakai alat kontrasepsi, sebagian
besar (47,36%) menggunakan alat/cara KB suntik 25,99% menggunakan pil KB,
11,31% menggunakan AKDR/IUD, dan sisanya 15,34% menggunakan alat/cara KB
MOW, MOP, susuk, kondom dan lainnya (Depkes RI, 2002).
Angka pengguna kontrasepsi di dunia menurut WHO tahun 2005 mencapai
89%. Tahun 2007 angka pengguna KB modern di perkotaan mencapai 58%
sedangkan di pedesaan mencapai 57% (WHO, 2007). Susuk KB atau implant adalah

teknik kontrasepsi hormonal terbesar ke-3 yang banyak digunakan oleh akseptor KB.
Susuk KB yang diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1982 dapat diterima
masyarakat sehingga Indonesia merupakan negara tersebesar pemakai Norplant.
Keuntungan penggunaan implant adalah daya guna tinggi, perlindungan jangka
panjang (sampai 5 tahun), pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah
pencabutan, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh estrogen,
tidak mengganggu kegiatan senggama, tidak mengganggu ASI, klien hanya perlu
kembali ke klinik bila ada keluhan dan dapat dicabut setiap saat sesuai dengan
kebutuhan. Angka kegagalan implant < 1 per 100 wanita pertahun (Ayurai, 2009).
KB susuk adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel
yang dibungkus dalam kapsul silatic-silicone dan disusukkan di bawah kulit. Menurut
Hartanto (2003) mekanisme kerja implant yang tepat belum jelas benar, seperti
kontrasepsi lain yang hanya berisi progestin saja, implant tampaknya mencegah
terjadinya kehamilan melalui beberapa cara : mencegah ovulasi, perubahan lendir
serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga menghambat pergerakan spermatozoa,
menghambat perkembangan siklus dari endometrium.

I.

II.

B. PERMASALAHAN
Identitaspasiendanpasangan
Nama Istri
: Ny. E
Umur
: 35 tahun
Alamat
: Ngampungan, Bareng
Pekerjaan
: Petani
Tanggal periksa
: 13 Januari 2015
Nama Suami
: Tn. F
Umur
: 40 tahun
Pekerjaan
: Swasta
Anamnesis
Pasien dating ingin memakai KB Implant.
1. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat Tekanan Darah Tinggi
: disangkal
- Riwayat Kencing Manis
: disangkal
- Riwayat Penyakit Jantung
: disangkal
- Riwayat Alergi
: disangkal
2. Riwayat Haid
- Menarche
: 12 tahun

3.

Siklus haid
: 30 hari
Lama haid
: 6 hari
Dismenore
: (-)
Riwayat Perkawinan
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami sekarang. Usia pernikahan 10tahun.
4. Riwayat KB : suntik 3 bulan
5. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat Tekanan Darah Tinggi
: disangkal
- Riwayat Kencing Manis
: disangkal
Riwayat Penyakit Jantung
: disangkal
Riwayat Alergi
: disangkal
III.

Pemeriksaan Fisik
BB
:67 kg
TB
: 160
Keadaan Umum : baik
Kesadaran
: Compos mentis
GCS
: 4-5-6
Vital Sign
:
o Tensi
: 110/70 mmHg
o Suhu
: 36,3 C
o Nadi
: 82 x/menit, regular, kuatangkat
o Nafas
: 18 x/menit
Kepala/leher :
o Conjungtivaanemis (-/-),
o Sclera ikterik (-/-), Sianosis (-), nafas cuping hidung (-/-), mata
cowong (-/-)
o pembesaran KGB (-), faring hiperemis (-), tonsil hiperemi(-)
T2/T2, kriptelebar (-), detritus (-)
Thorax
:
o Pulmo
:
Inspeksi
: Simetris, Retraksi (-)
Palpasi
: Ekspansi dinding dada simetris, Fremitus

o Cor

TDE
Perkusi
Auskultasi
:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

gallop (-)
Abdomen
:
o Inspeksi
o Auskultasi
o Palpasi

: Sonor/Sonor
: Ves +/+, rh -/-, wh -/:
:
:
:

Batas jantung normal,


Ictus cordisteraba di MCL sinistra ICS 5,
Ukuran jantung normal
Suara jantung 1-2 tunggal, murmur (-),

: Flat, jejas (-)


: Bising usus (+) normal
: Soepel, defans (-), turgor kulit normal, hepar

dan lien tidak teraba


o Perkusi
: Timpani, meteorismus (-)
Ekstremitas
:

o Otot
o Tulang
o Perfusijaringan
o Edema
o Akral
Pemeriksaan Neurologis :
o Meningeal Sign
o Refleks cahaya
o Refleks fisiologis
o Refleks patologis

: Tonus Normal, tidakdidapatkanatrofi


: Rachitis/CTEV (-)
: CRT < 2 detik
: Tidak didapatkan
: Hangat, kering,merah
: Kaku Kuduk (-), Brudzinski 1-2 (-)
: + / +, pupil bulat isokor 3mm / 3mm
: Tidak diperiksa
: Babinski dan Chaddock (-/-)

C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Secara umum alasan utama tidak menggunakan KB Implant yang paling
dominan dikemukakan wanita adalah merasa tak subur (28,5%). Alasan berikutnya
yang cukup menonjol adalah alas an telah mengalami menopause (16,8%). Alasan
berkaitan dengan kesehatan (16,6%). Alasan efek samping (9,6%). Puasa kumpul
(7,3%). Merasa tidak nyaman dalam ber KB (5,2%). Dan alasan berkaitan dengan
akses kepelayanan seperti jarak jauh, tak tersedia provider (0,1 - 1,6%). Selain itu
masih dijumpai alas an mengenai larangan suami dan budaya atau agama (2,6% dan
0,9%) (BKKBN, 2009)
Intervensi yang dipilih menjelaskan kepada pasien mengenai keuntungan dan
kerugian menggunakan KB Implat. Dan menjelaskan efek samping yang akan terjadi.
D. PELAKSANAAN
Kegiatan KB di Puskesmas Bareng dilaksanakan setiap hari rabu mulai pukul
08.30 sampai selesai. Kegiatan pemeriksaan diawali dengan penimbangan berat
badan, pengukuran tinggi badan. Dilanjutkan dengan pemeriksaan tekanan darah,
nadi, frekuensi pernapasan, dan suhu. Dilakukan anamnesis pada pasien berupa
identitas, keluhan yang dirasakan saat itu, Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan
pada pasien, didapatkan hasil pengukuran tekanan darah ialah 120/80 mmHg, lainlain dalam batas normal. Kemudian meminta pasien ke bed untuk dilakukan
pemasangan KB Implant.

E. MONITORING DAN EVALUASI


Monitoring yang dilakukan yaitu dengan meminta pasien datang ke
puskesmas apabila terjadi atau ada keluhan saat setelah pemasangan KB Implant.

DOKUMENTASI:

Komentar/UmpanBalikdariPendamping :
Bontang, 01 Februar
Komentar/UmpanBalik:

Dokter Internsip,

dr. Gesti Ratna Indradiwati

Jombang,
Januari 2016
DokterPendamping,

dr. AndriSuharyono, M. KP
NIP. 1966.1205.2001.12.1.001

Anda mungkin juga menyukai