DEFINISI
Anemia suatu keadaan yang ditandai oleh
berkurangnya kadar Hb atau jumlah eritrosit dibawah
normal sesuai dengan usia.
Hb
Ht
< 11 gr/dl
< 33 %
< 34 %
12 tahun 14 tahun
< 35 %
< 12 gr/dl
ETIOLOGI
Klasifikasi anemia berdasarkan etiologi (Lanzkowsky) :
Kegagalan pembentukan eritrosit
Defisiensi
: Fe, Asam folat, Vitamin B12
Perdarahan
Vaskular : DHF, trauma, sepsis
Platelet : ITP, DHF
Koagulasi : hemophilia
Hemolitik
korpuskular
ekstrakorpuskular
Index Eritrosit
1.
N = 80-100 fl
2.
3.
N = 27-33 pg
N = 32-36 %)
KLASIFIKASI
Klasifikasi berdasarkan morfologi eritrosit :
DIAGNOSIS
Diagnosis anemia dapat ditegakkan
berdasarkan:
- Anamnesis
Keluhan utama : pucat atau pendarahan
Keluhan penyerta : lemah, letih, lesu, mudah
berkunang-kunang, aktivitas berkurang, cepat
lelah, BAB berdarah, petechiae, purpura,
echymosis, hematemesis, melena, hematekezia
Gejala khas :
Blood loss : riwayat demam tinggi mendadak, riwayat trauma,
riwayat infeksi, pendarahan susah sembuh, pendarahan sendi,
riwayat sering memar, riwayat batuk pilek
Kegagalan dalam pembentukan : asupan dan kualitas makanan,
riwayat sering terkena penyakit, kelainan pada BAK, riwayat
keganasan, berat badan menurun, anoreksia
hemolitik : urin berwarna kuning tua atau cokelat, ikterus, perut
membuncit, riwayat pergi ke daerah endemik malaria, demam lebih
dari 7 hari dengan fase tanpa demam
Faktor resiko
BBLR
riwayat keluarga
obat-obatan
tempat tinggal
radiasi
Pemeriksaan fisik
tanda-tanda umum : pucat, ikterus
tanda khusus :
Defisiensi Fe : rambut rontok, atropi papila lidah, pecah-pecah
pada ujung bibir, spoon nail
Thalasemia : Colley face, hepatosplenomegali,
Leukemia : hipertrofi gusi, pembesaran KGB
Defisiensi Vit B12 : paresis, ulkus di tungkai
Anemia aplastik : anemia berat, pendarahan, infeksi
ITP : ptechiae, echymosis. purpura
Hemophilia : memar pada kulit
tanda komplikasi : jantung (murmur, gallop)
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan rutin awal :
Hb, Hematokrit, leukosit, tombosit
Indeks eritrosit
Jumlah retikulosit
Pemeriksaan apus darah tepi
Pemeriksaan lain
Kadar bilirubin dan lactate dehydrogenase (LDH) (anemia
hemolitik)
Direct antiglobulin atau tes Coombs (anemia hemolitik autoimun)
Pemeriksaan enzim eritrosit (G6PD, pyruvate kinase)
Kadar besi, TIBC, dan ferritin (anemia kekurangan besi)
Kadar asam folat dan vitamin B-12 (anemia megaloblastik)
Golongan darah dan crossmatching untuk memperkirakan
kemungkinan anemia isoimun pada neonatus dan untuk persiapan
transfusi
BUN/kadar kreatinin untuk mengetahui fungsi ginjal
Kadar Thyroxine (T4)/thyroid-stimulating hormone (TSH) untuk
menghilangkan kemungkinan hipotiroid
ANEMIA DEFISIENSI
BESI
Etiologi
Perdarahan
Transfusi feto-maternal
Hemoglobinuria
Iatrogenic blood loss
Idiopathic pulmonary hemosiderosis
Latihan yang berlebihan
Patofisiologi
3 tahap defisiensi besi, yaitu :
Tahap pertama
disebut iron depletion atau storage iron
deficiency, ditandai dengan berkurangnya
cadangan besi atau tidak adanya cadangan besi.
Tahap kedua
disebut iron deficient eythropoietin atau iron
limited erythropoiesis didapatkan suplai besi
yang tidak cukup untuk menunjang eritropoiesis.
Tahap ketiga
Tahap inilah yang disebut iron deficiency anemia.
Keadaan ini terjadi bila besi yang menuju eritroid
sumsum tulang tidak cukup sehingga
menyebabkan penurunan kadar Hb.
Manifestasi Klinis
Pucat
Hb < 5 gr/dl gejala iritabel dan anoreksia mulai
tampak lebih jelas.
Bila anemia terus berlanjut terjadi takikardi,
dilatasi jantung,murmur sistolik.
Gejala lain adalah kelainan non hematologi akibat
kekurangan besi seperti :
spoon-shaped nail, atrofi papila lidah, postcricoid
esophageal webs ,perubahan mukosa lambung dan usus
halus.
Intoleransi terhadap latihan
Termogenesis yang tidak normal
Daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun,
Limpa hanya teraba pada 10-15%
Pemeriksaan
Penunjang
Darah rutin : Hb, Ht, Leukosit, Trombosit,
Diagnosis
Kriteria Anemia
Defisiensi
Besi (WHO) :
Kadar Hb kurang dari
normal sesuai usia
Konsentrasi Hb
eritrosit rata-rata <
31% (N : 32-35%)
Kadar Fe serum < 50
g/dl (N : 80-180
g/dl)
Saturasi transferin <
15% (N : 20-50%)
Kriteria Anemia
Defisiensi
Besi (Cook &Monsen) :
Anemia hipokrom
mikrositik
Saturasi transferin <
16%
Nilai FEP > 100 g/dl
eritrosit
Kadar Feritin serum
< 12 g/dl
Diagnosis
Kriteria Anemia Defisiensi Besi menurut
Lanzkowsky :
Pemeriksaan MDT :
gbr. hipokrom mikrositer yg dikonfirmasi dgn
indeks eritrosit
FEP meningkat
Feritin serum menurun
Fe serum , TIBC , ST < 16%
Respon terhadap pemberian preparat besi :
Retikulosit mencapai puncak hari ke 5-10
Kadar Hb rata-rata 0,25-0,4 g/dl/hari atau Ht
1% /hari.
Sumsum tulang :
Tertundanya maturasi sitoplasma
Pada pewarnaan tidak ditemukan besi atau besi
berkurang.
Anemia
Defisiensi
Besi
Talasemia
minor
Anemia
penyakit
kronis
MCV
N,
Fe serum
TIBC
Saturasi
transferin
FEP
N,
Feritin serum
TERIMA KASIH..