IDENTITAS
Nama
: Nn. S
Umur
: 15 tahun
Alamat
: Kp. Cibuntu Girang,
Majalaya
Agama
: Islam
Suku
: Sunda
Status
: Belum menikah
Pendidikan terakhir: SMP
Pekerjaan
:Tgl. masuk
: 28 Juni 2006
Tgl. Pemeriksaan : 3 Juli 2006
No. rekam medis : 06080174
II.
RIWAYAT PSIKIATRI
A.
Keluhan Utama (Autoanamnesis dari
penderita)
Marah-marah tanpa sebab yang jelas
B.
Riwayat Keluarga
Struktur keluarga penderita saat ini :
NO
NAMA
1.
Tn.
End
Ny.
Emp
Nn. Ip
Tn. Dd
Nn. S
2.
3.
4.
5.
USIA
(thn)
46
L/P
HUBUNGAN
SIFAT
Ayah
Penyabar
43
Ibu
Pendiam
22
19
15
P
L
P
Kakak
Kakak
Penderita
Pendiam
Baik
Pendiam
G.
III.
A.
Identifikasi pribadi
Penderita dijumpai di dalam ruangan
perawatan psikiatri dalam keadaan
tenang, berpakaian baik, sikap penderita
terhadap pemeriksa kooperatif.
Perilaku dan aktivitas motorik
Penderita terlihat sering berinteraksi
dengan penderita lain. Penderita tampak
tenang dan psikomotor tidak terganggu.
Penderita tampak genit tehadap lawan
jenisnya.
Gambaran umum
Kondisi fisik tampak sehat, ketika
didekati
penderita
mau
diajak
berbincang-bincang dengan pemeriksa.
B.
Bicara
Penderita berbicara dengan lancar,
pelafalan jelas, bersuara keras, dan intonasi
ucapan menandakan penderita sebagai orang
Sunda.
C.
Mood dan Afek
Mood (subyektif) : senang, bahagia
Afek (obyektif) : labil
D.
Pikiran dan Persepsi
Bentuk pikiran
: realistik
Jalan pikiran
: baik
Isi pikiran
:
waham
kebesaran (+), waham kejar (+)
Gangguan persepsi
:
halusinasi
dengar - suara berisik
E.
Sensori
Kesadaran
:
kompos
mentis
Roman muka
: euphoria
Kontak/ rapport : ada/adekuat
Perhatian
: cukup baik
Orientasi
:
tempat/waktu/orang baik
Ingatan
: kesan tidak
terganggu
Intelegensia
:
sesuai
dengan umur dan pendidikan
Wawasan penyakit
: buruk
Dekorum
: baik
Tingkah laku/bicara
:
hiperaktif/relevan namun kebenarannya
diragukan
IV.
A.
PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : baik
Tekanan darah
:
120/80
mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Respirasi
: 24 x/menit
Suhu
: 36,4 C
Keadaan gizi
: cukup
Kulit
: tidak tampak
kelainan pada kulit, turgor cukup
Kepala
: tidak ada
deformitas
Mata
: konjungtiva
tidak anemis
Sklera
: tidak ikterik
Pupil
: bulat, isokor,
3 mm
Pergerakan
: baik ke
segala arah
Hidung
: pernafasan cuping
hidung tidak ada
Telinga
: tidak ada kelainan
Mulut
: faring tidak
hiperemis
Leher
: JVP tidak
meninggi, KGB tidak membesar
Toraks
: bentuk dan
gerak simetris
Jantung
: bunyi jantung murni,
regular
Paru-paru
: VBS normal
kanan-kiri
wheezing (-),
ronkhi (-)
Abdomen
: datar, lembut
Hepar/Lien
: tidak teraba
membesar
Ruang traube
Bising usus
Ekstremitas
tidak ada
KGB
membesar
: kosong
: (+) normal
:
oedema
VI.
: tidak teraba
mg
Pemeriksaan Neurologi
Saraf otak, sensibilitas : tidak ada
kelainan
Refleks fisiologis
: normal
Refleks patologis
: tidak ada
C.
Wawancara diagnosis tambahan
tidak ada
D.
Wawancara dengan anggota keluarga,
teman, dan tetangga tidak dilakukan
E.
Autoanamnesa kurang terarah
F.
Laboratorium
Hemoglobin
: 12,5 gr/dl
Leukosit : 9100/mm
Hematokrit
: 39 %
Trombosit
: 241.000/mm
SGOT
: 23 U/L/37C
SGPT
: 31 U/L/37C
Ureum
: 18 mg/dL
Kreatinin
: 0.7 mg/dL
GDP
: 95 mg/dL
G.
Usulan Pemeriksaan pemeriksaan
MMPI
V.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I
: Skizoafektif tipe
manik (F25.0)
DD
/ Gangguan afektif
bipolar, episode kini manik,
dengan gejala
psikotik (F31.2)
Aksis II : tidak ada
Aksis III: tidak ada
Aksis IV: masalah keluarga
Aksis V : GAF saat pemerksaan 80-71
Chlorpromazine 100
mg
B.
TATALAKSANA
Psikofarmaka
: Haloperidol
2 x 1,5 mg
Triheksilfenidil 2 x 2
VII.
0 - 0 - 1 tablet
Psikoterapi
: supportif individu
konseling keluarga
PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad functionam
IX.
A.
: ad bonam
: dubia ad
bonam
FORMULASI PSIKODINAMIKA
Penderita adalah seorang perempuan
berusia 15 tahun bersuku Sunda dan beragama
Islam, anak bungsu dari 4 bersaudara dengan
sosioekonomi kurang (f. predisposisi). Hubungan
penderita dengan kakeknya dekat dan dimanja,
saat penderita kelas 3 SD, kakeknya meninggal
dan penderita tampak sangat sedih (f.
predisposisi). Sewaktu SD dan SMP penderita
memiliki sifat pendiam, pemalu, dan hanya bisa
berteman dengan beberapa orang (f. predisposisi).
Bila ada masalah, penderita biasanya hanya diam
(m. represi) atau menceritakan kepada temannya.
Bulan Mei 2005 penderita putus dengan pacarnya
(f. presipitasi), setelah itu penderita tampak sering
bernyanyi saat istirahat di sekolah dan sering
memakai pakaian seksi dan ketat (m.
kompensasi). Penderita kemudian menjalin
hubungan dengan lelaki tetangganya. Orang tua
penderita melarang penderita berpacaran karena
mengganggu sekolahnya (f. predisposisi).
Semenjak itu penderita tampak lebih pendiam
serta tampak murung dari biasanya dan
mengurung diri di kamar, tampak bahwa nafsu
makan penderita juga berkurang (m. supresi),
bahkan
mengamuk,
merobek-robek
buku
pelajarannya, berbicara kacau, tidak mau makan
dan mandi (m. dekompensasi). Penderita
VIII.
B.
C.
PEMBAHASAN
Diagnosis
Pasien ini digolongkan psikotik karena
didapatkan gangguan isi pikiran dan
persepsi, tanpa adanya kelainan status
fisik, gangguan kesadaran, maupun
gangguan orientasi.
Pada penderita ini juga didapatkan
gangguan
afek
yang
meningkat
menonjol.
Terdapat gejala kriteria untuk skizofrenia
berupa waham kebesaran dan kejar dan
halusinasi dengar.
Adanya gejala definitif dari skizofrenia
dan gangguan afektif, sama-sama
menonjol dalam satu episode penyakit
yang sama.
Terapi
Haloperidol sebagai anti psikosisnya
Triheksifenidil
merupakan
antimuskarinik yang digunakan untuk
mengurangi gejala negatifdan efek
samping
Chlorpromazine digunakan pada malam
hari untuk efek sedasinya disamping
berfungsi
sebagai
konvensional
antipsikotik
Prognosis
Quo ad vitam ad bonam karena saat ini
tidak tampak pertanda yang mengancam
jiwa, walaupun omplikasi dapat terjadi
akibat pemaparan obat yang digunakan
dalam jangka waktu lama (karena
kronisitas penggunaan obat)