Nama
: Andre reynaldo
Nim
: 42150037
Dokter Pembimbing : dr. Trianto Susetyo, Sp.OG
I.
IDENTITAS
Nama
Tanggal lahir
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Tanggal MRS
: Ny. W
: 31 Januari 1979
: 36 tahun
: Perempuan
: Jlagran GT 11/341 RT 11/03 Yogyakarta
: 03 November 2015
No RM
: 01-12-05-27 (15-11-03-19)
II. ANAMNESIS
Anamnesis tanggal
Keluhan utama
rasa
: 03 November 2015
: Keluar darah merah segar dari vagina tanpa disertai
nyeri
Hb
AL
Trombosit
GDS
Gol darah
HBsAG
: 13,0 g/dl
: 8,18 ribu
: 191 ribu
: 98,8 mg/dl
: AB
: Non-reaktif
V. DIAGNOSA
Plasenta previa
VI. RENCANA TERAPI
- Pemeriksaan Hb dan Golongan darah untuk persiapan tranfusi jika Hb
rendah
- Persiapan untuk tindakan (intervensi SC)
- Melakukan prosedur SC
- Observasi perdarahan dan vital sign
- Inspeksi luka dan rawat luka
VII. PROGNOSIS
dubia ad bonam.
PLASENTA PREVIA
DEFINISI
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian ostium uteri internum. Saat
segmen bawah rahim mulai terbentuk maka memungkinkan plasenta untuk dapat
berimplantasi pada segmen bawah rahim seiring dengan perluasan segmen bawah
rahim. Ostium uteri yang secara dinamik mendatar dan meluas dalam persalinan kala
satu bisa mengubah luas pembukaan serviks yang tertutup oleh plasenta. Fenomena
ini mempengaruhi derajat atau klasifikasi dari plasenta previa ketika dilakukan
pemeriksaan dalam kehamilan. Pemeriksaan dengan menggunakan USG penting
untuk dilakukan agar dapat mengetahui secara dini letak implantasi dari plasenta.1
Plasenta previa diklasifikasikan menjadi beberapa jenis:
1) Plasenta previa totalis
Ostium uteri internum tertutup seluruhnya oleh plasenta.
2) Plaenta previa parsialis
Ostium uteri internum tertutup sebagian oleh plasenta.
3) Plasenta previa marginalis
Plasenta tertanam pada tepi Ostium uteri internum.
4) Plasenta previa letak rendah
Terjadi jika plasenta tertanam di segmen bawah uterus.
ETIOLOGI
jalan
lahir
pada
kehamilan
setelah
22
minggu
2) Pemeriksaan luar
Inspek
si
Palpa
si
Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah,
sering dijumpai kesalahan letak janin, bagian terbawah janin belum turun,
apabila letak kepala, biasanya kepala masih goyang atau terapung (floating)
di atas pintu atas panggul. 2
3) Ultrasonografi
Menegakkan diagnosa plasenta previa dapat pula dilakukkan dengan
pemeriksaan ultrasonografi. Penentuan letak plasenta dengan cara ini ternyata
sangat tepat, tidak menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu dan janinnya, dan
tidak rasa nyeri .2
USG abdomen selama trimester
plasenta
previa.
Transvaginal
kedua
Ultrasonografi
menunjukkan
penempatan
dengan keakuratan
dapat
dan
vagina.
ostium uteri internum, maka perdarahan lebih mudah mengalir keluar rahim dan tidak
terbentuk hematoma retroplasenta.1,3
KOMPLIKASI
Ada beberapa komplikasi utama yang dapat terjadi pada ibu hamil yang menderita
plasenta previa, diantaranya dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak dan
fatal.1
1. Oleh karena pembentukan segmen rahim yang terjadi secara ritmik, maka
pelepasan plasenta dari tempat melekatnya di uterus dapat berulang dan
semakin banyak, dan perdarahan yang terjadi itu tidak bisa dicegah sehingga
penderita menjadi anemia bahkan syok.
2. Oleh karena plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan sifat
segmen inbi yang tipis mudah terjadi invasi trofoblas menerobos ke dalam
miometrium bahakan sampai perineum dan menjadi sebab plasenta inkrata
dan plasenta prakerta.
3. Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya akan pembuluh darah
sangat potensial untuk robek disertai perdarahan yang banyak.
4. Kelainan letak anak pada plasenta previa lebih sering terjadi. Hal ini
memakssa
lebih
sering
diambil
tindakan
operasi
dengan
segala
konsekuensinya.
5. Kelahiran prematur dan gawat janin sering tidak terhindarkan sebagian oleh
tindakan terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan dalam kehamilan
belum aterm.
PENANGANAN
Setiap perempuan hamil yang mengalami perdarahan pada trimester kedua atau
trimester ketiga harus dirawat dalam rumah sakit. Pasien diminta istirahat baring dan
dilakukan Pemeriksaan darah lengkap termasuk golongan darah dan faktor Rh. Jika
kemudian perdarahan tidak banyak dan berhenti serta janin dalam keadaan sehat dan
masih prematur dibolehkan pulang dilanjutkan dengan rawat rumah atau rawat jalan
dengan syarat telah mendapat konsultasi cukup dengan pihak ekluarga agar dengan
segera kembali ke rumah sakit bila terjadi perdarahan ulang, walaupun kelihatannya
tidak mencemaskan. Pada kehamilan antara 24 34 minggu diberikan steroid dalam
perawatan antenatal untuk pematangan paru janin. Dengan rawat jalan pasien lebih
bebas dan kurang stres serta biaya ditekan, rawat inap kembali bila keadaan menjadi
lebih serius.1
Selama rawat inap mungkin perlu diberikan transfusi darah dan terhadap pasien
dilakukan pemantauan kesehatan janin dan observasi kesehatan maternal yang ketat
berhubung tidak bisa diramalkan pada pasien mana dan bilamana perdarahan ulang
terjadi. Perdarahn plasenta previa berasal dari ibu karenanya keadaan janin tidak
sampai membahayakan. Sebuah laporan menjurkan pemeriksaan maternal serum alfa
feto protein (MSAFP) dalam trimestr kedua sebagai upaya mendeteksi pasien yang
perlu diawasi dengan ketat. Bila kadar MSAFP naik tinggi lebih dari 2 kali median
pasien tersebut memilki peluang 50% untuk memerlukan rawatandalam rumah sakit
karena perdarahan sebelum usia kehamilan 30 minggu, harus dilahirkan prematur
sebelum 34 minggu hamil, dan harus dilahirkan atas indikasi hipertensi dalam
kehamilan sebelum 34 minggu. 1,3,4
Perdarahan pada trimester ketiga perlu pengawasan lebih ketat dengan istirahat
baring yang lebuh lama dalam rumah sakit dan dalam keadaan yang serius cukup
alasan untuk merawatnya smapai melahirkan. Jika pada waktu masuk terjadi
perdarahan yang banyak perlu segera dilakukan terminasi bila keadaan janin sudah
viabel. Bila perdarahannya tidak sampai demikian banyak pasien diistirahatkan
sampai usia kehamilan 36 minggu dan bila pada amniosintesis menunjukkan paru
janin telah matang terminasi dapat dilakukan dan jika perlu melalui seksio sesaria.
Pasien dengan semua klasifikasi plasenta previa dalam kehamilan trimester kjetiga
yang dideteksi dengan ultrasonografi transvaginal belum adea pembukaan pada
serviuks persalinannya dilakukan melalui seksio sesaria. Seksio sesaria juga
dilakukan apabila ada perdarahan banyak yang mengkhawatirkan.
TERAPI
Terapi dalam plasenta previa dibedakan menjadi:3
1.
Terapi observatif
Tujuan terapi ini ialah supaya fetus tidak lahir prematur. Penderita dirawat tanpa
melakukan pemneriksaan dalam melalui kanalis servisis dan diawasi sebaik-baiknya.
Syarat-syarat melakukan terapi observatif adalah:
2.
Seksio sesaria
Seksio sesaria dikerjakan terutama untuk keselamatan ibu, meskipun fetus telah
meninggal, atau fetus tidak mempunyai harapan hidup.
Tujuan:
a) Melahirkan fetus dengan segera sehingga uterus berkontraksi dan dapat
menghentikan perdarahan
b) Mengurangi robekan serviks uteri, yang dapat terjadi bila fetus dilahirkan
secara pervaginam.
Pada plasenta previa terdapat banyak vaskularisasi pada tempat implantasi plasenta
sehingga serviks uteri dan segmen bawah rahim mudah robek, terutama pada plasenta
previa totalis dan plasenta previa lateralis
Pada umumnya seksio sesaria dikerjakan pada kasus-kasus dengan perdarahan
banyak, pada plasenta previa totalis dan pada derajat plasenta lainnya dengan
pembukaan serviks yang masih kecil (kurang dari 5 cm)
Melahirkan pervaginam
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta. Supaya plasenta
mendapat penekanan dilakukan cara:
Memecah ketuban
Dengan memecah ketuban plasenta akan mengikuti segmen bawah rahim pada waktu
pembukaan sehingga tidak ada bagian plasenta yang terlepas.
Pemecahan ketuban dilakukan pada kasus plasenta previa marginalis. Setelah ketuban
dipecahkan kepala fetus akan menekan plasenta dan segmen bawah rahim. Jika his
lemah atau his belum ada, ibu diberikan oksitosin + RL IV.
PROGNOSIS
Prognosis ibu dan anak pada plasenta previa dewasa ini lebih baik jika
dibandingkan dengan masa lalu. Hal ini berkat diagnosis yang lebih dini dan tidak
invasif dengan USG disamping ketersediaan transfusi darah dan infus cairan telah ada
hampir disemua rumah sakit kabupaten. Namun, nasib janin masih belum terlepas
dari komplikasi kelahiran prematur baik yang lahir spontan maupun karena intervensi
seksio sesaria.4
DAFTAR PUSTAKA
2012.
Placenta
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000900.htm
Previa.
(diakses
229-32.
Available
From:
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/158_05Faktorrisikoplasentaprevia.pd
f/158_05Faktorrisikoplasentaprevia.html (diakses tanggal 10 november 201