Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif antar-anggota tim.
Strateginya: Jangan berasumsi. Artinya, jika Anda tidak yakin semua anggota tim tahu apa
yang harus menjadi prioritas utama untuk diselesaikan, jangan berasumsi, tanyakan langsung
kepada mereka dan berikan informasi yang mereka perlukan. Jika Anda tidak yakin bahwa
tiap anggota tim tahu bagaimana melakukan ataupun menyelesaikan suatu tugas, jangan
berasumsi mereka tahu, melainkan informasikan atau tujukanlah kepada mereka cara
melakukannya. Komunikasi juga perlu dilakukan secara periodik untuk tujuan monitoring
(misalnya: sudah seberapa jauh tugas diselesaikan) dan correcting (misalnya: apakah ada
kesalahan yang perlu diperbaiki dalam menyelesaikan tugas yang telah ditentukan).
e. Resolusi Konflik.
Peace is not the absence of conflict, but the presence of justice. Ini merupakan pendapat
Martin Luther King. Rasanya hal ini berlaku pula pada pencapaian sebuah tujuan. Dalam
mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus dihadapi. Tetapi konflik ini tidak harus
menjadi sumber kehancuran tim. Sebaliknya, konflik ini yang dapat dikelola dengan baik bisa
dijadikan senjata ampuh untuk melihat satu masalah dari berbagai aspek yang berbeda
sehingga bisa diperoleh cara baru, inovasi baru, ataupun perubahan yang memang diperlukan
untuk melaju lebih cepat ke arah tujuan. Jika terjadi konflik, jangan didiamkan ataupun
dihindari. Konflik yang tidak ditangani secara langsung akan menjadi seperti kanker yang
menggerogoti semangat tim. Jadi, konflik yang ada perlu segera dikendalikan.
f.
Shared power.
Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu dilakukan sendiri, atau
sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak menganggur, maka pasti ada
ketidakberesan dalam tim yang lambat laun akan membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi,
tiap anggota tim perlu diberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin, menunjukkan
kekuasaannya di bidang yang menjadi keahlian dan tanggung jawab mereka masingmasing. Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan tercapainya
tujuan bersama.
g. Keahlian.
Bayangkan sebuah paduan suara dengan anggota memiliki satu jenis suara saja: sopran saja,
tenor saja, alto saja, atau bas saja. Tentu suara yang dihasilkan akan monoton. Bandingkan
dengan paduan suara yang memiliki anggota dengan berbagai jenis suara yang berbeda
(sopran, alto, tenor dan bas). Paduan suara yang dihasilkan pasti akan lebih harmonis.
Demikian pula dengan tim kerja. Tim yang terdiri dari anggota-anggota dengan berbagai
keahlian yang saling menunjang akan lebih mudah bekerja sama mencapai tujuan. Berbagai
keahlian yang berbeda tersebut dapat saling menunjang sehingga pekerjaan menjadi lebih
mudah dan lebih cepat diselesaikan. Anggota tim dengan keahlian yang berbeda juga bisa
saling memperluas perspektif and memperkaya keahlian masing-masing Apresiasi. Tiap
anggota yang telah berhasil melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik,
atau telah memberikan kontribusi positif bagi keuntungan tim, pantas mendapat apresiasi.
Tentu saja apresiasi yang diberikan dengan tulus akan lebih terasa dampaknya. Apresiasi bisa
menambah semangat anggota tim yang bersangkutan untuk terus berprestasi. Apresiasi tidak
harus diberikan dalam bentuk uang. Saya sangat menghargai ketulusan Anda membantu
pelanggan memilih produk kita yang paling tepat untuknya, merupakan satu bentuk apresiasi
sederhana berupa kata-kata tulus. Banyak bentuk apresiasi lain yang bisa diberikan,
misalnya: promosi, bonus dalam berbagai bentuk (wisata keluarga yang dengan
menggunakan fasilitas transportasi dan vila perusahaan, beasiswa bagi anak). Sikap dan
pikiran positif. Dengan menggunakan kacamata hitam, dunia yang Anda lihat akan lebih
redup. Dengan menggunakan kacamata kehijauan, dunia pun terlihat bernuansa hijau.
Demikian pula dengan kacamata sikap dan pikiran yang positif, dunia di sekitar Anda akan
terlihat positif. Kesulitan pun akan terlihat lebih mudah diatasi, karena kesulitan bukanlah
masalah yang harus dihindari, tetapi tantangan yang harus ditangani. Sikap dan pikiran yang
positif merupakan modal utama sebuah tim.
h. Evaluasi.
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui sudah sedekat apa mereka dari tujuan, jika mereka
tidak menyediakan waktu sejenak untuk melakukan evaluasi? Evaluasi yang dilakukan secara
periodik selama proses pencapaian tujuan masih berlangsung bisa membantu mendeteksi
lebih dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera diperbaiki. Evaluasi juga bisa
dilakukan tidak sekadar untuk koreksi, tetapi untuk mencari cara yang lebih baik. Evaluasi
bisa dilakukan dalam berbagai cara: observasi, riset pelanggan, riset karyawan, interview,
evaluasi diri, evaluasi keluhan pelanggan yang masuk, atau sekedar polling pendapat pada
saat meeting. Ingin sukses? Jangan lupa membantu anggota tim Anda untuk sukses. Jika
mereka sukses, maka mereka pun akan menjadi tim sukses yang mendukung Anda
B. Manajemen Peran Serta (Partisipative Management)
Partisipasi dalam organisasi merupakan keterlibatan yang meliputi pemberian pendapat,
pertimbangan dan usulan dari bawahan kepada pimpinan dalam mempersiapkan dan merevisi
tujuan organisasi. Partisipasi dalam proses peningkatan kinerja karyawan merupakan suatu
proses kerjasama dalam pembuatan keputusan yang melibatkan dua kelompok atau lebih
yang berpengaruh pada pembuatan keputusan di masa yang akan datang.
Manfaat Penerapan partisipasi dalam peningkatan kinerja karyawan adalah :
Partisipasi akan menaikkan rasa kebersamaan dalam kelompok, yang akibatnya akan
menaikkan kerjasama anggota kelompok di dalam penetapan sasaran.
Masalah pertama adalah adanya kemungkinan manajer membentuk budget slack, slack
merupakan perbedaan (selisih) sumber daya yang sebenarnya diperlukan dalam proses yang
efisien, dengan jumlah yang lebih besar yang ditambahkan pada kegiatan tersebut.
Masalah kedua adalah Pseudoparticipation (partisipasi semu), yakni tampak berpartisipasi
tapi dalam kenyataannya tidak, artinya para manajer ini (sebagai bawahan) ikut
berpartisipasi, tetapi tidak diberi wewenang atau pendapat untuk menentukan atau
menetapkan tujuan organisasi.
Masalah ketiga adalah status dan pengaruh di dalam organisasi mengurangi efektifitas
partisipasi. Hal ini disebabkan biasanya orang yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi
akan mempunyai pengaruh yang lebih besar didalam proses penetapan sasaran.
Dengan adanya partisipasi akan terjadi mekanisme pertukaran informasi, yang dalam hal ini
masing-masing manajer akan memperoleh informasi tentang kerja. Informasi ini
memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang tugas yang akan mereka lakukan.
Tersedianya informasi yang berhubungan dengan tugas akan meningkatkan perencanaan
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Individu yang memiliki informasi yang berhubungan
dengan tugas akan lebih keras dalam berusaha dan jauh lebih bersemangat dalam
mengerjakan tugas dibandingkan individu yang tidak memiliki informasi yang berhubungan
dengan tugas.
Manajemen kinerja adalah proses komunikasi yang dilakukan secara terus menerus dalam
kemitraan antara karyawan dengan atasan langsungnya. Proses komunikasi ini meliputi
kegiatan membangun harapan yang jelas pemahaman mengenai pekerjaan yang akan
dilakukan.
Manajemen peran serta (partisipative management) adalah suatu pendekatan manajemen
yang melibatkan bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
1. Hubungan antara kepemimpinan dengan manajemen peran serta
Hubungan antara kepemimpinan dengan manajemen peran serta sangat erat. Hubungan yang
sangat erat ini melibatkan usaha kerja sama antara dua orang atau lebih, untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Keterlibatan secara aktif dari bawahan dengan menggunakan
segala keahlian dan kreativitas mereka dalam memecahkan persoalan-persoalan manajemen
yang penting. Pelaksanaan manajemen peran serta yang berdasarkan shared authority dari
atasan dengan bawahannya tidak berarti atasan melimpahkan semua wewenangnya atau
mengurangi wewenangnya dalam pengambilan keputusan melainkan menyertakan bawahan
membuat keputusan dalam memecahkan persoalan manajeman yang penting.
Untuk mencegah pelimpahan seluruh wewenang, maka atasan perlu :
menggariskan secara tegas dan jelas tugas-tugas dan fungsi-fungsi dari bawahan
Dari uraian diatas seorang atasan melaksanakan manajemen peran serta bila :
wewenang dan kekuasaan diemban bersama dengan anak buahnya dalam proses
pengambilan keputusan
bawahan terlibat secara aktrif dan membantu atasannya yang bertindak sebagai
pemimpin kelompok dalam pengambilan keputusan
Untuk dapat menetapkan pendekatan manajemen peran serta ini, para manajer harus:
harus mampu membuat kekuatan masing-masing anak buahnya sebagai modal dan
menghilangkan kelemahannya
harus mampu mengkompromikan harapan-harapan dan kepentingan dari kelompokkelompok dan organisasi sedemikian rupa sehingga dapat dipertemukan
menciptakan hubungan yang damai dan serasi antara manajer dengan bawahannya
dan serikat pekerja
mengetahui lebih dulu tentang diri kita sendiri dan organisasi kita
o
menentukan kapan hambatan-hambatan tersebut dapat dihilangkan dengan biaya
finansial dan psikologis
o
Macam-macam hambatan :
a. Hambatan yang Controlable ialah hubungan dimana kita memiliki wewenang dan
kekuasaan untuk menghilangkannya, seperti :
kurang cukupnya waktu yang dimiliki oleh seorang atasan terhadap bawahannya
atasan yang tidak mau mencari dan menyediakan waktu untuk mempraktekkan
manajemen peran serta
c. Hambatan yang kita dapat mempengaruhi sedikit sekali atau menguasai untuk
menghilangkannya. Hambatan-hambatan tersebut berupa :
struktur organisasi
reputasi organisasi
Tim membuat keputusan sesuai dengan peran dan tanggung jawab yang disetujui.
Hasil-hasil yang dicapai tim berkontribusi positip terhadap rencana bisnis organisasi
Kompetensi tim dan individu dimonitor secara berkala untuk memastikan bahwa tim
mampu mencapai tujuannya.
Anggota tim memberikan partisipasi aktip dalam kegiatan tim dan proses komunikasi.
Individu dan tim melakukan tanggung jawab secara individu dan bersama terhadap
tindakannya.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.