Anda di halaman 1dari 4

Nama/NIM : Bintang Yuda/15013070

Mata Kuliah : Pengantar Rekayasa Transportasi


Dosen
Tugas

: Harun Al Rasyid
: Membuat essay tentang urban transportation

Bus Sekolah Sebagai Alternatif Menangani Kemacetan


di Jakarta

Jakarta sebagai ibu kota negara memiliki populasi terbanyak di


Indonesia, yaitu sebesar 9.586.705 jiwa pada tahun 2010 disusul oleh
Surabaya dan Bandung. Jumlah tersebut akan selalu bertambah dari
tahun ke tahun seiring dengan presentasi kelahiran yang selalu melebihi
presentasi kematian setiap tahunnya. Selain itu, urbanisasi yang terus
meningkat, mengingat Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia
yang banyak menyediakan lowongan pekerjaan dengan beragam pilihan
merupakan faktor lain yang menyebabkan meledaknya jumlah penduduk
di kota metropolitan ini.
Bertambahnya

jumlah

penduduk,

berarti

bertambah

juga

penggunaan alat transportasi di Jakarta. Hal inilah yang menjadi salah


satu faktor utama penyebab kemacetan di Jakarta yang tak pernah
kunjung usai. 24 jam dalam semiggu, arus transportasi di kota ini tak ada

habisnya, bukan hanya dari warga DKI Jakarta sendiri, tetapi juga warga
Bogor, Depok, Tanggerang, serta Bekasi yang melaksanakan sebagian
aktivitasnya di kota ini.
Salah satu aktivitas yang dilakukan oleh penduduk di DKI Jakarta
adalah bersekolah. Tercatat 284 SMP negeri, 116 SMA negeri, serta 60
SMK negeri di Jakarta. Data tersebut belum lagi jika di tambah dengan SD
negeri, SLB, serta sekolah swasta di Jakarta. Setiap paginya, sebagian
besar siswa-siswi tersebut menggunakan alat transportasi, baik umum
maupun pribadi untuk menuju ke sekolah. Hal inilah yang menjadi salah
satu faktor terjadinya kemacetan di Jakarta di pagi hari karena dibarengi
juga oleh penduduk yang ingin berangkat nekerja pad jam yang sama.
Belum lagi di sore hari ketika siswa-siswi tersebut pulang, begitu juga
sebagian besar penduduk yang bekerja pulang ke tempat tinggal mereka
pada saat yang hampir bersamaan.
Melihat hal tersebut, Pemerintah DKI Jakarta menetapkan peraturan,
yaitu memajukan jam masuk sekolah, dari yang sebelumnya pukul 07.00
menjadi pukul 06.30 untuk mengurangi kemacetan akibat arus menuju
sekolah yang dibarengi dengan arus menuju tempat kantor. Hal tersebut
memang mengurangi kemacetan, tetaoi tidak terlalu signifikan. Pada
tahun 2013, pemerintah DKI Jakarta juga menetapkan peraturan distribusi
pemerataan sekolah, yaitu pembagian sekolah menurut rayon, sehingga
tidak ada lagi siswa-siswi yang bersekolah jauh dari rumahnya. Sama
seperti

sebelumnya,

hal

tersebut

juga

tidak

banyak

membantu

mengurangi kemacetan di Jakarta. Kedua hal tersebut diakibatkan masih

banyak siswa-siswi SMA yang membawa kendaraan pribadi ke sekolah.


Tidak hanya murid SMA, murid SMP pun banyak yang membawa
kendaraan pribadinya ke sekolah, meskipun presentasinya tidak lebih
banyak dibanding murid SMA. Selain itu banyak juga yang diantar-jemput
ke sekolahnya menggunakan kendaraan pribadi.
Untuk menangani hal tersebut, bus sekolah dapat menjadi salah
satu alternatif yang bagus untuk dipilih. Sebenarnya di DKI Jakarta, bus
sekolah sudah ada sejak Juli 2007 yang dikelola oleh Transjakarta. Tapi
hingga sekarang, bus sekolah masih jarang dipakai oleh murid sekolah.
Salah satu faktor utamanya adalah kurangnya informasi akan bus sekolah
itu sendiri. Masih banyak siswa-siswi yang belum mengetahui keberadaan
bus sekolah ini. Padahal, untuk menaiki bus sekolah ini tidak dipungut
biaya, hanya dengan syarat memakai seragam sekolah sudah dapat
menikmati bus yang berwarna kuning ini. Selain itu juga ada fasilitas AC,
TV, serta radio. Selain itu bus sekolah yang menjadi salah satu program
Pemerintah DKI Jakarta ini hanya memiliki 34 armada dengan 6 rute, yaitu
: rute 1 melayani Lapangan Banteng-Kemayoran-Pulogadung, rute 2
melayani

Plumpang-Sunter-Kemayoran,

rute

melayani

Clincing-

Tanjungpriok-Pulogadung, rute 4 melayani Pulagadung-Pondokkopi, rute 5


melayani Kampung melayu- Taman Mini, serta rute 6 melayani KebayoranPasarmiggu. Operasional bus dibagi menjadi tiga shift, yaitu : shift 1 pukul
05.00-06.30, shift 2 pukul 11.00-14.00, dan shift 3 pukul 14.30-18.30.
Sebagai solusi atas masalah tersebut, saya menyarankan untuk
lebih lagi mempublikasikan tentang bus sekolah di berbagai media seperti

televisi, dan sosial,

agar lebih banyak siswa-siswi yang mnegetahui

tentang bus sekolah ini. Selain itu perlu ditambah armada dan rutenya,
karena masih sangat banyak sekolah yang belum terjangkau bus sekolah
ini. Tempat pemberhentian bus sekolah juga diperlukan agar murid
sekolah mempunyai tempat untuk menunggu bus sekolah datang. Selain
itu, baiknya pihak pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan peraturan untuk
melarang siswa-siswi yang membawa kendaraan pribadi ke sekolah serta
yang diantar-jemput ke sekolah menggunakan kendaraan pribadi. Dengan
optimalisasi bus sekolah ini, kiranya dapat menangani kemacetan di DKI
Jakarta.

Daftar Pustaka :
http://www.

Jakarta.go.id/v2/news/2012/05/08/48-bus-sekolah-miliki-9-

rute3.VASBDY4xXJt
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Daftar_kota_di_Indonesia_menurut_jumlah_p
enduduk
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Daftar_sekolah_menengah_atas_di_Daerah_K
husus_ibukota_Jakarta
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Daftar_sekolah_menengah_pertama_di_Daer
ah_Khusus_ibukota_Jakarta

Anda mungkin juga menyukai