Anda di halaman 1dari 26

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN

PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

DAFTAR ISI

I.
II.
III.

IV.

V.
VI.

VII.

PENDAHULUAN
UNDANG-UNDANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
LINGKUNGAN HIDUP
3.1.

Sistem

3.2.

Ruang

3.3.

Benda dan Daya

3 4.

Keadaan

3.5.

Makhluk Hidup

3.6.

Manusia dan Perilakunya

3.7.

Kesejahteraan Manusia dan Makhluk Hidup Lainnya

ETIKA LINGKUNGAN
4.1.

Etika Internal

4.2.

Etika Ekstemal

4.3.

Etika Transensental

PERILAKU MANUSIA, PEMBANGUNAN DAN KUALITAS HIDUP


PEMBANGUNAN
PENGAWASAN

PERENCANAAN,

PELAKSANAAN

6.1.

Pengelolaan Lingkungan dalam Pembangunan

6.2.

Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dalam Pembangunan

DAN

DAMPAK DAN RESIKO LINGKUNGAN

LAMPIRAN

1.
2.
3.

MISI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


VlSI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
MATRIKS MISI PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP

|1

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

Bab - I
PENDAHULUAN

Sebelum beranjak ketopik pembahasan akan lebih baik jika terlebih dahulu membuat
pertanyaan dibenak kita masing-masing untuk apa dan mengapa ada X-mastree,
flow line, manifold, separator dan macam-macam peralatan baik sumur di stasiun.
X-Mastree merupakan fasilitas permukaan yang pertama dijumpai dalam proses
produksi minyak, alat ini berperan sebagai pengatur aliran fluida dari dalam sumur
sekaligus juga sebagai penghubung pipa di bawah permukaan.
Selanjutnya adalah pipa saliran (flow line) bertindak sebagai alat transportasi fluida
dari sumur sampai kejalur utama /stasiun pengumpul.
Di stasiun pengumpul fluida yang terdiri dari air, minyak, lumpur, pasir, gas dan unsurunsur lain dipisahkan menggunakan peralatan pemisah (separator) ada beberapa
jenis separator yang diklasifikasikan berdasarkan tekanan fluida yang ditanganinya.
Sebagai alat transportasi pipa merupakan fasilitas yang penting selain akan
mempengaruhi jumlah produksi akibat kebocoran juga akan memberikan dampak
pencemaran lingkungan dan bahaya bagi penduduk dan masyarakat sekitarnya.
Kandungan fluida yang ditransportasikan melalui pipa memiliki temperature dan
tekanan yang bervariasi sehingga dalam seleksi pemilihan harus disesuaikan dengan
standard yang berlaku dan dalam pengerjaannya harus dilakukan inspeksi dan
pengujian.

|2

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

Bab - II
FASILITAS PRODUKSI

A. Fasilitas Sumur
1) X Mastree, terdiri dari master valve, wing valve dan top valve. (lihat gambar
nomor 1). Berfungsi sebagai pengatur utama laju produksi, penghubung
dengan pipa bawah tanah, sebagai tempat alat ukur data bawah tanah
(manometer, pressuregauge, BHP).
2) Flow Line sebagai sarana transportasi fluida dari sumur, ukurannya berkisar
antara
2 inch 10 inch.
3) Manifold, Sekumpulan pipa, kerangan (valves) dan sambungan (fitting) yang
berfungsi sebagai pengaturan aliran sesuai keinginan.
B. Fasilitas Stasiun Pengumpul (SP)
1) Header Manifold
Sekumpulan flow line, kerangan (valves) dan fitting yang berfungsi sebagai
pengumpul aliran fluida dari beberapa flow line untuk dialirkan ke separator
atau sebagai penyekat untuk mengalirkan aliran dari satu sumur ke separator
test.
2) Separator
Klasifikasi berdasarkan konstruksi :
Separator Vertikal (tegak), lihat gambar 2.
Separator Horizontal (lurus), lihat gambar 3.
Separator Spherical (budar), lihat gambar 4.
Klasifikasi berdasarkan pemisahan fluida :
Dua phase (pemisahan gas dan cairan)
Tiga phase (pemisahan cairan dan cairan)
Definisi Separator adalah tabung bertekanan yang diciptakan untuk
memisahkan gabungan cairan dan gas menjadi komponen masing-masing dan
dialirkan secara terpisah.
Cara kerja separator :
Fluida masuk ke separator membentur inlet diventer, sehingga sebagian
cairan dan gas terpisah, cairan karena BJ dan gravitas cederung jatuh jatuh
ke bawah, gas yang mengandung uap air menuju ke atas. Cairan yang jatuh
ditampung dan dialirkan ke bagian bawah, sementara gas dan uap cairan
disaring kembali di bagian atas oleh mix extractor sehingga gas yang keluar
dari bagian atas hanya sedikit sekali mengandung uap cairan /kering. (lihat
gbr. 5).
Bagian dari separator (Gbr. 5)
Lubang masuk (Inlet),
Pemisahan awal (Inlet diverter),
Penampung cairan,

|3

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

Lubang keluar cairan,


Pengontrol tinggi cairan (LLC = Liquid Level Control)
Mix extractor,
Pressure Relief Valve,
Lubang pembuangan (draint port).

3) Tanki
Tanki di separator berfungsi sebagai tempat untuk penampungan produksi
yang bersifat sementara dan selanjutnya produksi dikirim /dipompa menuju ke
PPP. Pada umumnya tanki di separator dengan type vertical cone roof tank.
4) Pipa
Benda padat terbuat dari logam berbentuk slinder yang berlubang
dipergunakan untuk transportasi fluida dari satu tempat ketempat lain.
Lingkup pekerjaan berkenaan dengan pemipaan :
Pekerjaan pemasangan seluruh system pemipaan untuk minyak dan gas,
penyambungan flensa, valve fitting coating dan lain-lain.
Pelaksanaan inspeksi atau pengujian /test terhadap pekerjaan perpipaan
jenis pengujian adalah NDT (Non Dekruktif Test), berupa pengujian Dye
penetran, Radiografi, pengujian partikal magnetic dan pengujian tekanan
(Hydrostatis).
STANDARD DAN PEMAKAIAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.

ANSI /ASME B31.1 Power Piping.


ANSI B31.2 Fuel Gas Piping.
ANSI /ASME B31.3 Chemical Plant and Petroleum Refinery Piping.
ANSI / ASME B31.8 Gas Transmission and Distribution Piping System.
ANSI B16. 1 Cast iron pipe flanges and flanged fitting 25, 125, 250 and 800 lb.
ANSI B15. 5 Steel pipe flanges and flanged fitting, including ratings for class
150, 300, 600, 900, 1500 dan 2500.
7. ANSI B16. 9 Factory-made wrought steel butt-welding fitting.
8. ANSI B16. 10 Face to face & end to end Dimension of ferrous valves.
9. ANSI B16. 11 Forget steel fitting, socket-welding and threaded fitting.
10. ANSI B16. 20 Ring joint gaskets and grooves for steel pipe flanges.
11. ANSI B16. 21 Non - Metallic gaskets for pipe flanges.
12. ANSI B16. 25 butt welding end for pipe, valves, flanges and fittings.
13. ANSI B16. 28 Wrought steel butt-welding short-radius elbow and return.
14. ANSI B16. 30 unfired pressure vessel flange dimension.
15. ANSI B16. 34 steel valve.
16. ANSI B1. 1 unified screw threads.
17. ANSI B2. 1 pipe threads
18. ANSI B2. 2 Dry seal pipe threads
19. ANSI B18.2.2 square and hex nuts.
20. ANSI B18.2.1 square and hex bolts and screws.
21. ANSI B36.10 Wekdes & Seamless Wrought Steel Pipe
22. ANSI B36.19 Stainless Steel Pipe.

|4

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

SISTEM PENGELASAN PIPA


Prosedur Pengelasan
1. Buat spesifikasi pengelasan (Welding Procedure Specification)
2. Juru las memiliki kualifikasi sesuai API Standard 1104 atau ASME /BP V
Section IX dan memiliki sertifikat pengelasan Migas).
3. Rekualifikasi Sertifikat.
4. Proses pengelasan mempergunakan Tungsten Arc Welding & Shielded metal
Arc. Untuk lapisan pertama dipergunakan lasan dengan busur tungsten.
MATERIAL
Pipa yang dipergunakan sesuai dengan standard ASME.
P-1
: Carbon Steel.
P-3
: Molybdenum Steel.
P 4 & P 5 : Cr Mo steel.
P8
: Austenitic Stainless steel.
Klasifikasi dan Ukuran Elektroda
Klasifikasi Elektroda

Penggunaan

Ukuran (mm)

AWS E 6010

Lapisan akar

1.6 2.4 mm

AWS E 7010 G

Lapisan panas

3.2 mm

AWS E 7010 G

Lapisan berikutnya

4.0 mm

|5

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

Bab III
PROSEDUR PENGELASAN

A. Pengelasan dengan Busur Las Shielded Metal


Kabel ground peralatan las listrik harus di klem pada pipa yang akan disambung.
Busur harus dikenakan pada permukaan groove atau metal yang ditambahkan
pada ujung lasan diusahakan agar busur dikenakan pada base metal.
B. Pengelasan dengan Busur Gas Tungsten
Kabel ground las listrik harus klem pada pipa yang akan disambung diusakan
sedekat mungkin. Busur harus dikenakan pada permukaan groove. Layar pertama
dipergunakan metal pengisi. Untuk pipa Cr Mo dan Austenistic harus diberi seal
gas argon.
C. Lapisan Akar
Lapisan akar harus tembus dengan baik dengan kedalaman maksimum 1/16 inch
dan dilaksanakan berurutan keliling pipa penuh tanpa menunda penyelesaian.
Pipa tersebut tidak boleh digoyang /digerakan sampai pengelasan lapisan akar
selesai.
D. Lapisan Panas
Selang waktu maksimum antara selesainya lapisan akar dan dimulainya lapisan
panas adalah 5 menit. Paling tidak dua lapisan selesai penuh apabila akan
ditinggal lebih dari 12 jam.
E. Lapisan Akhir
Hasil lapisan akhir harus sekaligus disikat dan dibersihkan untuk pelaksanaan
inspeksi. Lebar kampuh las untuk lapisan akhir tidak boleh sampai lebih kurang
3.2 mm lebih lebar dari celah groove.
REINFORCEMENT
Tinggi reinforcement harus sesuai dengan table di bawah ini :
TEBAL LOGAM

TINGGI REINFORCEMENT

< 1

3.2 mm

- 1

4.0 Mm

> 1

4.8 mm

|6

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

Bab - IV
PIPE DAN FITTING

Di dalam bab ini yang kita bahas adalah khusus yang sering dipergunakan dalam
dunia perminyakan. Adapun yang akan kita bahas, antara lain :
1. Pipe line
2. Fitting
3. Flanges
4. Valve
Meliputi :

Standard yang dipakai ASTM, ANSI, API


Type
Size
Thickness
Length
Process of manufacture
End finish
Surface Finish
Specification dll.

1. Pipa (Pipeline)
Salah satu alat transport khususnya minyak / gas
ekonomis adalah pipa.

yang paling murah dan

1) Standar yang dipakai untuk pipa

ASTM (American Society for Testing & Material). Khususnya untuk


general pipa

API (American Petroleum Institute)

ASTM
ASTM A 120 : Welded and seamless pipe for ordinary in steam, water and
gas. Tidak berlaku pada suhu tinggi, coiling, bending dan
sebagainya. Disini pemeriksaan pipa
hanya
melalui
hydrostatic test.
ASTM A 53

: Welded and seamless pipe, suitable for coiling bending


welding and general fabrication. Disini sudah diperlukan baik
pemeriksaan dengan tensile hydrostatic, coiling dan bending
juga komposisi kimianya.

|7

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

API
API 5L

: Spesification for line pipe cover welded and seamless pipe.

API 5LX

: Spesification for high test line pipe.


Disini lebih kuat dibanding 5L.

2) Proses Pembuatan Pipa


Dikenal ada dua cara yaitu :
a. Seamless
Di sini dengan melakukan pengerolan serta pemanasan dari bagian dalam
secara bertahap sehingga dapat dikehendaki menurut ukuran.
b

Welded : Pelat dirol bulat dan diatas.

Proses pengelasannya :
a. Electric Resistance Weld (ERW) process
Dengan memberi suhu 2600 0F pada kedua ujung lokasinya
b. Double sub merged and weld process (pengelasan dari luar dan dalam
secara automatic).
c. Continuous Weld Process
Dengan las acetyline dipanaskan pada suhu tinggi 2600
dilelehkan tanpa kawat las dan seterusnya dipres menjadi satu.

F dan

Ukuran : pipa 1/4 4 .


Beberapa contoh dari ukuran pipa OD (Out Side Diameter) dan Tebal pipa.
(Inch)
Nominal Side

OD

Thickness

1/8

0.405

0.078

1/4

0.540

0.078

3/8

0.675

0.083

1/2

0.840

0.094

3/4"

0.050

0.109

1.315

0.125

1.660

0.141

1.900

0.156

2.375

0.188

2.857

0.216

|8

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

Nominal Side

OD

Thickness

3.500

0.250

4.000

0.281

4.500

0.300

5.563

0.438

6.625

0.500

8.625

0.625

10

10.750

1.000

12

12.750

Dst

14

14.000

16

16.000

48

48.000

Dikenal juga

: - Std (Standard Weigh)


Extra Strong (XS)
Double Extra Strong (XXS)

Dalam ANSI (American National Standard Institute, dahulu ASA), dikenal Schedule
10, 20,40, 80,120, 160.
Sebagai perbandingan :
ANSI Schedule
ANSI Schedule
ANSI Schedule

40 = std
80 = XS
160 = antara XS dengan XXS

3) Pipe end Finish


Dikenal :
a. Plain end

: ujung pipe dipotong rata.

b. Bevelled end

: ujung pipa membentuk sudut 30o untuk sambungan las.

c. Threaded end
: ujung pipa memakai sambungan ulir / drad sekarang
jarang dipakai karena teknologi las maju.
4) Standard panjang pipa
Dikenal :
a. Uniform

: 16-22 ft

b. Random Length :
Single random

: 16 22 ft

|9

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

Double random
One half random
Cut length
(1 ft = 0.3048 m)

: 30 ft
: 8 12 ft
: dipotong sesuai dengan pesanan

5) Kondisi Permukaan Pipa


a. Oiled

: permukaan luar pipa dilapisi dengan minyak.

b. Dry

: permukaan pipa bebas dari grease and cutting oil.

c. Bare

: Tidak memerluka preparation pada permukaan dan yang


terakhir.
Disini dipakai
terhadapnya.

malasah

karat

tidak

berpengaruh

Di dalam ordering pipa (Pipe Ordering) maka harus dicantumkan.


a. Quantity

b. Size

: nominal atau OD

c.

Thickness

d. Weight

: Std. XS atau XXS

e. Length

: - random - one half


Single
Dpuble
Uniform
Cut length

f.

Process manufacture

: - Seamless
Continuous Weld

g. End Finish

Plain end

Submerged
: - Squarecut
Beveiled cut

Threaded

: - with coupling
No.coupling

h. Surface finish :

Internal coating untuk melindungi pipa terhadap corosi dan erosi sebelah
kanan.
External coating untuk melindungi pipa bagian luar (terutama pada pipa
transportasi).
i.

Spesification/grade :

| 10

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

ASTM 53, 106 atau 120.


API 5L grade A atau B dst.
Kekuatan pipa
Pipa digolongkan menurut :
ANSI B 31.3

: Refinery pipa (pipa di dalam daerah pengolahan)

ANSI B 31.4

: Pipe dan gas transmission (pipa di luar daerah


pengolahan).

ANSI B 31.8

: Pipa pada sumur minyak.

Contoh :
ANSI B 31.3

: Refinery piping.
2

Dimana :
P = Tekanan fluida maximum yang diizinkan (psig).
S = Allowable working stress (Psi) (tergantung quality pipa).
t = Design thickness (inc) dimana besarnya 12 % lebih kecil dari
pada nominal thickness seperti pada table.
C = Allawance (inc) untuk korosi dan mechanical strength.
Y = Koefisien dari ferritic steel.
Bila T 900oF

y = 0.4

T = 900oF
T 1000oF

y = 0.5
y = 0.7

D = Out side diameter (inc).


ANSI B 31.8

: Untuk pipa pada sumur minyak diluar instalasi atau gas


transmission.
2

2.

Dimana :
P = Design Pressure (psig).
t = Nominal wall thickness (inc).
D = Out side diameter (inc).
F = Construction type design factor.

| 11

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

F = 0.7 untuk pipa yang dipasang di luar kota.


F = 0.6 untuk pipa yang dipasang di dalam kota agak padat.
F = 0.5 untuk pipa yang dipasang pada daerah pada daerah padat /
menyebrang jalan.
E = Joint factor
E = 1.0 seamless pipe.
E = 0.8 spiral welded.
E = 0.6 but welded (ASTM A53, API 5L)
T = Temperatur factor
T = 1 untuk suhu 250oF
T = 0.967 untuk suhu 300oF
T = 0.933 untuk suhu 350oF
T = 0.900 untuk suhu 400oF
T = 0.867 untuk suhu 450oF
S = Minimum yield strength (psi)
2. Fitting
1) Standard yang dipakai
ANSI
ASAS
ASTM

: American National Standard Institute, B-16 mengenai ukuran.


: United States of American Standard B-31 mengenai design.
: - Material Spesification.
Process Spesification.
Chemical & Mechanical Properties.

Untuk ANSI : test & inspection Requirement.


B 16.5
B 16.1

: cast steel flanged fitting.


: - steel screwed fitting forged.
Forged steel socket welding fitting.

Material :
ASTM A 181 : carbone steel fitting .
ASTM A 182 : alloy steel fitting.
2) Type fittings.
Type dari fitting antara lain :

Elbow (90, 450, long radius, short radius).


Tee.
Reducer / Enlarge.
Cap.
Y.
Cross.
Coupling.

| 12

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

Union.
180 (return bend).

2. Flanges.
Standard yang dipakai adalah :
ANSI B16.5
: dimension.
ASTM b 16.0
: pressure, temperature rating.
ASTM Material (cast iron, cast steel, carbon steel. alloy steel).
1) Type of flanges.
a. Welding neck (untuk but weld joint).
Size tergantung diameter nominal. Jenis ini paling banyak dipakai. Antara
flanges dengan pipa disambung dengan las.
b. Slip on flanges.
Sedikit lebih pendek disbanding dengan welding neck, jadi
memerlukan banyak tempat.

tidak

c. Threaded flange (screwed)


Type ini sekarang jarang dipakai.

d. Socket flange.
Type inipun jarang dipakai, kekuatan hanya terletak pada las diujung.
Flanges facing
Menurut ANSI 816.5 maka digolongkan :
1. Raised face (tahan pada suhu 1000oF).
Antara kedua facenya diberikan gasket. Jenis gasket menurut
B16.20 metalic gasket, B16.12 non metalic gasket.
Ring joint (untuk suhu tinggi > 1000oF).
3 Male & famale, large & small size facing.
4. Tongue and groove (large & small)
5. Lap joint.

ANSI

Kekuatan flange
Menurut ANSI Rating Steel Only : 150, 300, 400, 600, 900,1500, 2500, Cast
iron : 125, 250.
Bolt & Nut
Untuk suhu 20 900 F.
Bolt
= Stud, ASTM A 193 grade B.
Nut
= ASTM A194 grade 2
Untuk suhu 901 1100 F.

| 13

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

Bolt
Nut

= Stud, ASTM grade B


= ASTM A194 grade 2H

Untuk suhu 1100 - 1500 F.


Bolt
= Stud, ASTM grade B
Nut
= ASTM A194 grade 8H
Valves
Standard yang dipakai :
API 6D
: covers flanges and but welding steel valve.
ANSI B16.10 : dimension for pipe line service in the following type :
Plug Valve.
Ball Valve.
Gate Valve.
Check Valve.
API 600

: specification for flanged and but welding and steel gate


and plug valves for rifinery.

Menurut fungsinya digolongkan kedalam :


1) Start and stop flow.
2) Regulation of flow.
3) Back pressure prevention.
4) Safety valve.
Ad. 1. Start and stop flow.
Jenis yang sering dipakai :
Gate valve
(fully open & fully closed).
Plug valve
(fully open & fully closed dan gas service).
Ball valve
(fully open & fully closed dan gas service).
Ad. 2. Regulation of flow.
a. Globe valve, bentuknya stream line, maka bila dibuka sedikit tidak

akan rusak. Seat dibuat dari bahan yang keras dan tahan erosi
serta dapat dibuka untuk diganti.
b. Needle valve, seperti globe biasanya untuk accurabe thotthing,

small size, for instrument.


Ad. 3. Back pressure prevention.
Check valve jenisnya :

Swing check valve.


Ball check valve

| 14

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

Bab V
PEKERJAAN PEMASANGAN, PENGGANTIAN
DAN PERAWATAN PIPA

1. Pemasangan pipa baru di Darat


1) Pengeceran pipa.
Tahap pelaksanaan :
Pipa yang akan diecer dan diturunkan dari trailer/truck tidak boleh dibanting.
Ujung - ujung pipa (beleved /drad) dijaga jangan sampai rusak.
Apabila ujung - ujung pipa rusak, agar tersebut dipotong dan dibevel kembali.
Pipa yang diecer harus disusun, tidak terputus-putus dan disusun agar tidak
mengganggu lalulintas.
Pipa yang diecer harus diletakan di atas balok.

2) Penyablonan pipa.
Tahap pelaksanari :
Setiap pipa yang akan di pasang harus di sablon.
Alat sablon dapat digunakan besi beton 12 mm dan ujungnya dibuat /
dipasang tahanan sesuai dengan pipa yang disablon
Penyablonan dilakukan dengan cara memasukan alat sablon besi beton dan
tahanan dari plat yang dilapisis busa / kain kasa kemudian ditarik, sehingga
semua kotoran dalam pipa terbawa ke luar oleh sablon.
Penyablonan dilaksanakan pada saat akan pemasangan pipa.
3) Penyambungan pipa.
a. Sistem Las.

Persiapan
Periksa apakah bevel pada ujung pipa tidak rusak atau oval.
Apabila rusak maka ujung pipa tersebut dipotong dan dibuat
kembali.
Ujung pipa / bevel tersebut harus dibersihkan/dihaluskan
dengan gerinda.
Dekatkan kedua ujung pipa yang akan disambung dan jarak
kedua ujung pipa (bevel) 1/18 atau 1/16.
Diameter luar/dalam dari kedua ujung pipa harus sama (tidak
terjadi high low).
Sambungan pipa harus benar-benar lurus.

| 15

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

Pelaksanan

Lakukan tack weld, setelah kedua ujung pipa tersebut tidak


high low, lurus dengan jarak 1/18 " atau 1/16 ".
Setelah di tack weld periksa apakah, sambungan tersebut telah
sesuai, baik jarak, kelurusan dan diameternya (tidak high low).
Bersihkan tack weld dengan gerinda.
Lakukan pengelasan I (Root) dilakukan dengan memakai
kawat as AWS E6010 atau sejenisnya yang mempunyai
penetrasi tinggi.
Pengelasan berikutnya setelah lasan sebelumnya harus
digerinda.
Pengelasan akhir dapat dilakukan
AWSE7018 atau sejenisnya

dengan

kawat

las

Pengelasan pipa tidak dibenarkan adanya under cut.


ldealnya tinggi permukaan las dengan pipa 2 mm.
Apabila pekerjaan pengelasan (penyambungan pipa) belum
selesai dan ditinggikan maka kedua ujung pipa harus ditutup
dengan plat dan di tack weld.
b. Sistem Drad.
a) Persiapan
Seluruh pipa yang akan disambung harus sudah disablon.
Ujung-ujung pipa balk drad dalam maupun drad luar
dibersihkan dengan sikat kawat
c) Pelaksanaan
Ujung sock (drad dalam) diketemukan dengan ujung nipple
(drad luar).
Pada kedua ujung pipa (drad) diberi cat meni / grease.
Masukkan ujung nipple ke dalam sock.
Atur kedudukan pipa sehingga sock & nipple dalam satu poros
yang sama/benar-benar lurus dan diganjal.
Pasang kunci rantai sebagai penahan dan pasang kunci rantai
untuk memutar.
Putaran Dianggap telah kencang bila kunci yang untuk
memutar tidak dapat diputar lagi.
2 orang dapat pipa 0 2"
3 orang untuk pipa 0 3"
3 orang untuk pipa 0 4"

| 16

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

Bila penyambungan belum selesai, maka ujung pipa yang


sudah terpasang ditutup dengan plat yang telah di tack weld
pada sock/nipple.
Bila pemasangan telah selesai keseluruhan, dapat dilakukan
flushing.
4) Flushing lsi Pipa
Dengan Pigging
Pipa yang telah terpasang dibuatkan koneksi flange untuk dapat
memompakan air kedalam pipa.
Pompakan air ke dalam pipa dengan tekanan tertentu.
Biarkan air mengalir sampai jernih sesuai dengan air waktu masuk.
Bila pig sudah keluar dan tidak rusak, maka flushing dianggap selesai
Hal hal yang perlu diperhatikan.
Kalau memakai pig maka pemasangan elbow biasa tidak dapat dilakukan.
Yang dipakai adalah Bend (R > 5D) disesuaikan dengan pig yang akan
dipergunakan.
Dengan Hot Oil Flush.
Tujuan : untuk menanggulangi terjadinya hambatan aliran produksi sumur
pompa
(Pumping
Unit)
yang
disebabkan
terjadinya
endapan/akumulasi parafin dengan cara memompakan minyak
mentah (crude oil) yang dipanaskan dengan Hot Oil Unit.
Tahap pelaksanaan :
1. Siapkan dan periksa semua peralatan Hot Oil Unit.
2. lsi tanki crude oil 30 bbl.
3. Tempatkan unit, tutup pemans 100 ft dari kepala sumur.
4. Stop pumping unit, tutup kerangan kepala sumur.
5. Pasang pipa saluran (chicksan) dari unit pemanas kesumur (flow line)
6. Lakukan pemansan crude oil dengan menghidupkan Hot Oil Unit.
Buka kerangan 1, 2 & 3 pada saluran oil pump unit pemanas.
Hidupkan mesin penggerak utama.
Jalankan pampa minyak (oil pump) dan lakukan sirkulasi crude oil
hingga mencapai tekanan tertentu.
Periksa dan pastikan sistem pengapian pada busi (spark plug) bekerja
dengan baik.
Buka kerangan bahan bakar No.5 secara perlahan-lahan untuk
menghidupkan pembakaran.

| 17

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

Atur alat kontrol panas (Thermostat) sesuai dengan yang diinginkan.


7. Salurkan/pompa minyak panas ke flow line sumur dengan membuka
kerangan kerangan flow line No.4 dan menutup kerangan By Pass No.3.
8. Amati dan catat tekanan pompa selama pernompaan berlangsung.
9. Hal-hat pentinq.
Tidak diperbolehkan menghidupkan pembakaran sebelum di lakukan
sirkulasi (heath coil kosong).
Untuk mematikan stop pompa minyak dan matikan mesin penggerak
utama.
5) Hydrostatic Test Pressure.
Tahap pelaksanaan

Persiapan.
Membuat manifold untuk isi pipa yang akan dihydristatis.
Isi pipa dengan air sampai penuh.
Tutup kedua ujung pipa.
Hubungkan pipa dengan hand pump ke pipa yang akan dihydrostatis
pasang peralatan indicator tekenan antara lain manometer.
Lakukan penekanan / jack sampai dengan 25% tekanan yang
didibutuhkan.
Buang udara yang ada dalarn pipa melalu valve pembuang.
Lanjutkan penekanan sampai 50% dari yang dibutuhkan , tahan tekanan
sampai dengan 30 menit.
Amati hubungan antara hand pump dan pipa yang press.
Bila tidak ada kebocoran diantara pipa penghubung ke pipa yang
dipress, lanjutkan penekanan sampai 100% sesuai tekanan yang
diinginkan.
Tahan press selama minimal 2 jam.
Teliti kenaikan tekanan pada manometer apabila ada kenaikan /
penurunan segera periksa pada jalur yang dipress.
Buang tekanan apabila tekanan apabila melebihi dari yang ditentukan.
Pengecekan bersama secara visual pada setiap lasan.
Jika keadaan semua berjalan baik pekerjaan dianggap selesai. Buang
tekanan di dalam pipa perlahan

lahan
sampai
manometer
menunjukan angka nol.
Pekerjaan hydrostatis selesai.
Laporkan kepada user.

6) Tie In Pipa.
Tahap pelaksanaan
Buat galian bak tanah (tanki air air / lumpur) sesuai ukuran pipa yang
diganti.
Kosongkan pipa existing yang akan diganti.

| 18

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

Stop pemompaan dari SP.


Tutup gate valve di SP.
Lakukan pemotongan pada kedua sisi pipa existing yang akan diganti
dengan menggunakan pipe cutter gergaji besi.
Tampung tumpahan minyak di dalam bak tanah (tangki air asin / lumpur).
Angkat minyak ke stasiun pengumpul terdekat.
Stop aliran minyak pada kedua sisi yang dipotong dengan
menggunakan pipe plug.
Lakukan pengelasan flange pada kedua sisi pipa existing atas dasar
rekomendasi dari Insp.LK3.
Koneksikan flange kedua sisi dengan cara mengikat stud bolt. Buka gate
valve di SP.
Lakukan pemompaan secara bertahap.
Check kebocoran pada flange yang baru diikat.
7) Pemasangan Catodic Protection Pipa.
Tahap pelaksanaan :
Yakinkan bahwa bagian-bagian dari rectifier dan bond/current control box
dalam keadaan baik.
Breaker pada rectifier harus pada posisi "On".
Battery untuk penggerak miller meter harus dalam keadaan baik
Catat (check) berapa besar amper yang terpakai ulituk memproteksi pipapipa yang terproteksi, dengan memutar (merubah) change overspeed swicth
pada bond/current control box.
Gunakan miller meter untuk mengukur pipe to soil potensial dengan cara
membenamkan electrode ke dalam tanah secukupnya, hubungkan
kabel electrode ke miller meter pada posisi (+), hubungkan kabel dari posisi
(-) miller meter ke pipa yang akan diukur.
Sebelum menempelkan kabel ke pipa yang akan diukur, sebaiknya pipa
tersebut dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan amplas atau
kikir.
Nilai dari pipa P/S potensial yang baik adalah minimum 850 mV.
Pengukur pipe to soil potensial setiap 3 bulan dan setiap bulan
dilakukan pengecekan rectifier dan bond/current control box.

| 19

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

2. Pemasangan pipa baru di Sungai.


Tahap-tahap pelaksanaan sama dengan pemasangan pipa baru di darat, hanya
perlu dilakukan pemasangan bandul pemberat pipa.
Adapun tahap pelaksanaannya sebagai berikut :

Buat galian bak tanah (tanki air asin/lumpur) sesuai dengan pipa.

Turunkan/tarik pipa ke sungai dengan bantuan winel atau traktor.

Periksa keadaan pipa di dalam sungai (jangan mengganggu lalu lintas.

Ben pemberat pada pipa swing supaya pipa jangan naik ke atas.

Kosongkan pipa existing yang akan diganti.

Stop pemompaan dari SP.

Tutup gate valve di SP.

| 20

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

| 21

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

| 22

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

| 23

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

| 24

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

| 25

TEKNIK PENYAMBUNGAN DAN


PEMELIHARAAN PIPING & ACCESORIES

| 26

Anda mungkin juga menyukai