PEDOMAN

FUNGSI
JUDUL

:
:

JASA TEKNOLOGI PEMBORAN

NOMOR

Kpts-111/D00000/2004-SO

DIREKTORAT HULU

REVISI KE

STANDARD OPERATING
PROCEDURES OPERASI
PEMBORAN

BERLAKU TMT

28 Juni 2004

HALAMAN

1 dari 9 (BAB XI)

BAB XI

CHAPTER XI

BOR FORMASI

FORMATION DRILLING

11.1 Tajak Sumur

11.1 Well Spud

Langkah Kerja:

Procedures:

1.

1.

2.

Periksa instalasi pemboran sebelum tajak.

Inspect

Pengawas LK3.

Supervisor.

Segera benahi bila terdapat kelengkapan

Siapkan

lumpur

di

tangki

yang

akan

Pasang

pahat

3.

with

LK3

Prepare the mud at the tank which will be

yang

akan

4. Take a running test to all drilling system:

digunakan untuk penajakan.

together

used for drilling.

Lakukan uji coba seluruh sistem pengeboran:

safety

equipments.

digunakan untuk pemboran.

4.

the

2. Immediately correct if there are any ineligible

peralatan yang tidak memenuhi syarat.

3.

Check the drilling installation before spud.

Lakukan inspeksi keselamatan kerja bersama

Install the bit which will be used for doing

spud.

Lakukan uji coba sirkulasi dan

diborkan sampai Kelly Down atau Stand

Down bila menggunakan Top Drive.

Periksa

dan

dengan

minimum

Kelly Down or Stand Down if using Top

seluruh

sambungan-sambungan
80

Drive.

sistem

diuji
dari

sampai
tekanan

kerjanya.

Take a circulation test and drill until

Check all the connection system and take

a test until 80% minimally from working
pressure.

Flushing seluruh saluran tekan

permukaan.

5.

Sambung satu batang DP.

6.

Bor sampai dengan kelly down sebagai

5. Connect one bar DP.

penajakan dengan cara usahakan putaran

6. Drill until kelly down as a spud process by

7.

Flushing all the surface pressure line.

meja dan laju alir (Q) pompa yang optimal.

optimizing the rotary table and pump flow

Periksa apakah casing dan kelengkapannya

rate.

yang digunakan untuk pekerjaan berikutnya

8.

telah tersedia. Jumlah casing yang akan

7. Check the casing equipment for the next job.

digunakan telah tersusun diatas rak pipa,

Total of casing that will be used must be

disablon, diukur, diberi nomor dan dibuat

compiled on the pipe rack, silk screening,

casing tally serta ulirnya telah dibersihkan.

measured, numbered and make a casing tally

Pasang Float Shoe dan Float Collar pada

and the thread must be cleaned.

casing sesuai panjang shoe track

gunakan perekat logam.

dan
8. Install the float shoe and float collar at the 1 st
casing and use the metal glue.

PEDOMAN
FUNGSI
JUDUL

:
:

JASA TEKNOLOGI PEMBORAN

NOMOR

Kpts-111/D00000/2004-SO

DIREKTORAT HULU

REVISI KE

STANDARD OPERATING
PROCEDURES OPERASI
PEMBORAN

BERLAKU TMT

28 Juni 2004

HALAMAN

2 dari 9 (BAB XI)

11.2 Teknik Pemboran Lubang

1.

Tentukan

parameter

yang

sesuai

untuk

mendapatkan laju penetrasi yang optimal

11.2 Borehole Drilling Technique

dengan berpedoman sebagai berikut:

1.

Beban Pada Pahat untuk lapisan

according to:

lunak : rendah dan putaran tinggi.

Beban Pada Pahat untuk lapisan

keras : besar dan putaran rendah.

disesuaikan

dengan

rencana

parameter

disesuaikan

dengan

bor

(WOB,

formasi

yang

Weight

diudara dikalikan Bouyancy Faktor.

Tentukan

On

Bit

(WOB)

for

soft

On

Bit

(WOB)

for

hard

formation: high and low rotation.

pembebanan pada pahat. Beban maksimum

yang diterima DC sebesar 80% dari berat DC

Weight

formation: low and high rotation.

Penggunaan setang berat (Drill

Collar)

2.

Definite the appropriate parameters to

get the optimal rate of penetration (ROP) as

Usage drill collar must be adapted to

weight on bit. Acceptable DC maximum

RPM)

weight is 80%

from

DC

weight on air

akan

multiples with Bouyancy Factor.

ditembus, jenis pahat dan jumlah DC yang

digunakan.
3.

2.

Lakukan slow pump rate pada :

Definite the drilling parameters (WOB,

RPM) adapted to the formation to be drilled,
type of bit and total of DC to be used.

Sebelum memulai pemboran.

Setiap ganti pahat.

3.

Setiap ganti BHA

Before starting drilling

Setiap ganti aplusan

In every bit changes

Setiap kemajuan pemboran 100

In every BHA changes

m untuk zona abnormal pressure dan 300 m

In

Untuk memperoleh penetrasi pemboran yang

optimal,

lakukan

every

aplusan

changes

untuk normal pressure.

4.

Do slow pump rate test in:

Drill

Off

Test

Every 100 m drilling

progress for abnormal pressure zone and 300

secara

m for normal pressure

periodik, khususnya bila terjadi penurunan

penetrasi pengeboran yang tajam, padahal
4.

umur pahat masih muda.

5.

To get the optimal Rate of Penetration,

Ulangi pengujian Drill Off Test jika ada tanda-

take a Drill Off Test periodically, specially if

tanda perubahan kecepatan pemboran yang

rate

mungkin

occurred, although the used bit not too old.

disebabkan

perubahan

lapisan

of

penetration

descent

significantly

(formasi).
6.

Pada saat penggunaan pahat baru, agar

5.

Retake the Drill Off Test if indicate

change in rate of penetration because of

PEDOMAN
FUNGSI
JUDUL

:
:

JASA TEKNOLOGI PEMBORAN

NOMOR

Kpts-111/D00000/2004-SO

DIREKTORAT HULU

REVISI KE

STANDARD OPERATING
PROCEDURES OPERASI
PEMBORAN

BERLAKU TMT

28 Juni 2004

HALAMAN

3 dari 9 (BAB XI)

diperhatikan

dengan

seksama

bahwa

change of formation.

hidrolika harus dalam keadaan optimum.

7.

Gunakan Nozzle yang sesuai agar diperoleh

6.

hasil pemboran yang optimal. Kecepatan

While new bit usage, hydraulic must be

watched out in optimal condition.

daya semprot (Jet velocity) pada nozzle

antara 180 - 260 ft/sec (bila tidak menembus

7.

loss zone).
8.

Selama

pemboran,

sifat-sifat

lumpur

about 180 260 ft/sec (if not penetrate the

pemboran harus diperiksa secara periodik.

9.

Lakukan
setiap

Use the appropriate nozzle to get the

optimal drilling result. Jet velocity at nozzle is

pengambilan

atau

serbuk
m

loss zone).

pemboran

sesuai

dengan

8.

kebutuhan. Amati serbuk pemboran yang

keluar di shaker, apakah ada perubahan
bentuk

dan

ukuran

indikasi

adanya

yang

gejala

must be checked periodically.

9.

memberikan

masalah

During drilling activity, mud properties

Interpretation of needed cutting every 5
m or 2 m. The exit cutting from shaker must

lubang

be observed, is there any change of shape

pemboran.

and size that indicate the borehole problem.

10. Hati-hati bila terjadi kemajuan pemboran

yang tidak normal (Drilling Break).

10.

Be careful if Drilling Break happens.

Bila terjadi Drilling Break, lakukan:

If drilling Break happens, should do:

Stop bor.

Angkat kelly sampai tool joint

DP di atas meja putar, matikan pompa.

Turn off the rotary table

Pull up the string through DP tool

joint on the rotary table, turn off the pump.

Periksa Annulus:
Jika

lanjut
lumpur

sirkulasi
yang

sambil
keluar.

aliran

kecil,

Check annulus:

mengamati

sifat

If flow was low, continue circulation

ada

Lakukan

and also checking the output mud properties.

perbaikan

Upgrade the mud properties.

lumpur.
Jika

aliran

cenderung

If flow was high, be careful of gas

membesar, waspadai bahwa telah terjadi gas

kick. Make preparation to do killing well

kick. Lakukan persiapan melakukan killing

procedure.

well procedure.
11. Sebaiknya pada kasus khusus di pemboran

11.

At special case in indicated drag drilling,

sumur yang berindikasi drag, pengangkatan

not optimal cutting lifting, directional well or

cutting tidak optimal, sumur miring atau

horizontal etc, do dummy trip for every

horizontal dan lain-lainnya, dapat dilakukan

300 mdrilling progress interval

dummy

trip

setiap

interval

kemajuan

pemboran 300 m.
12. Pada kondisi tertentu diperlukan SG. Lumpur

12.

In Certain Condition SG is needed. Mud in

static condition equivalent with ECD

PEDOMAN
FUNGSI

JUDUL

JASA TEKNOLOGI PEMBORAN

NOMOR

Kpts-111/D00000/2004-SO

DIREKTORAT HULU

REVISI KE

STANDARD OPERATING
PROCEDURES OPERASI
PEMBORAN

BERLAKU TMT

28 Juni 2004

HALAMAN

4 dari 9 (BAB XI)

pada saat statik sama dengan ECD.

11.3 Flow Inspection During Drilling
11.3 Pemantauan Aliran Selama Pemboran

11.3.1 Objectives/Purposes

11.3.1 Maksud/Tujuan

Langkah

Procedures

for

checking

flow

kerja

after drilling break, the depth advance no

untuk memantau aliran setelah terjadi Drill-

more than three feet. (Drilling break is 20%

ing Break, penambahan kedalaman tidak

or more increase in penetration rate).

lebih

feet.

meningkatnya
20%

lebih

(Drilling

laju

cepat

break

adalah

penembusan

minimal

dari

laju

penembusan

Methods of early kick indication

and detection while drilling, included mud

normal).

height observation in mud tank and indicator

digunakan

untuk

Metoda

yang

mendeteksi

dan

in flow line (gain).

mengindikasikan kick secara dini selama

pemboran

berlangsung,

termasuk

mengamati ketinggian lumpur pada tangki

The general procedures for job

BOP regular test.

lumpur dan indikator di flowline (gain).

Merupakan
prosedur umum untuk menguji BOP secara

11.3.2 General/Definition

reguler

It is important to detect early kick

indication

11.3.2 Umum/Definisi

dan

penanggulangan

immediate

action

penting

untuk mendeteksi secara dini indikasi terjadkick

take

following detection.
Sangat

inya

and

Methods for early kick detection or

melakukan

tindakan

identification or drilling break, included mud

secepatnya

setelah

height observation in mud tank and flow line

terdeteksi.

indicator must be known and discussed for

Metoda
mendeteksi

dan

untuk

mengidentifikasikan

every achieve target.

kick

atau drilling break secara dini, termasuk

mengamati ketinggian lumpur pada tangki

Blowout drills should be practiced

lumpur dan indikator pada flowline harus

and tested until the procedure for shouting in

diketahui

a well runs automatically.

dan

didiskusikan

pada

setiap

kedalaman yang telah dicapai dengan crew

drilling.

11.3.3 Standard Procedure

Blowout

drills

1.

Pull out kelly and install slips.

harus diujicoba dan dites kemampuannya

2.

Start rotating the pipe.

sampai pelaksanaan penutupan sumur dapat

3.

Shutdown pump.

PEDOMAN
FUNGSI

JUDUL

JASA TEKNOLOGI PEMBORAN

NOMOR

Kpts-111/D00000/2004-SO

DIREKTORAT HULU

REVISI KE

STANDARD OPERATING
PROCEDURES OPERASI
PEMBORAN

BERLAKU TMT

28 Juni 2004

HALAMAN

5 dari 9 (BAB XI)

berjalan secara otomatis.

4.

Watch the flow line at the shale

shaker and at the bell nipple until mud has

11.3.3 Langkah Kerja

completely

quit

moving

(at

1.

Cabut kelly dan pasang slip

minutes). If you feel the well is flowing or

2.

Lakukan pemutaran pipa

have any doubt about it:

3.

Matikan pompa

4.

Amati flowline pada shale shaker

b. Close pipe ram

benar tidak mengalir (minimal 5 menit). Bila

c.

dirasa masih ada aliran atau terdapat kera-

d. Note SIDP and SICP

guan mengenai hal tersebut di atas, maka

e. Report to Drilling Supervisor

lakukan:

5.

Close the adjustable choke

After watching flow line at least

a.

Buka hydraulic valve (HCR)

b.

Tutup pipe ram

a. Pull out slips

c.

Tutup adjustable choke

b. Lower Kelly and start rotating, and

c.

Catat SIDP dan SICP

c.

e.

Laporkan ke Pengawas Pemboran

Setelah

five

a. Open hydraulic valve

dan pada bell nipple sampai lumpur benar-

5.

least

five minutes and mud has stopped moving.

mengamati

Start pump at idle rate and continue idling

until mud is circulating over shale shaker.

flowline

6.

minimal 5 menit, dan lumpur benar-benar

Increase pump to the desired

circulation pressure.

tidak mengalir:
a.

Angkat slips

b.

Turunkan kelly dan memulai pemboran

c.

Hidupkan pompa pada kecepatan yang pelan

11.4 Drill Off Test

sampai terjadi aliran yang terlihat di shale

11.4.1 Objective:

shaker

To get the correct drilling properties (WOB, RPM)

6.
tercapai

7.

Resume drilling.

Tingkatkan pemompaan sampai

in order to get the optimum rate of penetration

tekanan

(ROP).

pemompaan

yang

diinginkan

Drill Off Test must be took when:

7.

Pemboran dilanjutkan lagi

11.4 Drill Off Test

formation.

11.4.1 Tujuan

Untuk memperoleh parameter pemboran (WOB,

RPM)

yang

tepat

Enter the new bit in order to drill the

sehingga

diperoleh

Drill the new different formation from

previous one.

laju

pemboran (ROP) yang optimum.

If rate of penetration (ROP) decreased.

Drill Off Test harus dilakukan pada saat:

Masuk
membor formasi.

pahat

baru

untuk

11.4.2 Procedures:
1. Run the certain RPM, choose weight of

PEDOMAN
FUNGSI
JUDUL

:
:

JASA TEKNOLOGI PEMBORAN

NOMOR

Kpts-111/D00000/2004-SO

DIREKTORAT HULU

REVISI KE

STANDARD OPERATING
PROCEDURES OPERASI
PEMBORAN

BERLAKU TMT

28 Juni 2004

HALAMAN

6 dari 9 (BAB XI)

certain WOB, starts from minimum weight,

Membor formasi baru yang

for example: 5000 lbs.

berbeda dengan formasi sebelumnya.

Bila

laju

penetrasi

(ROP)

2. Increase WOB with certain accretion, for

example: 5000 lbs, note the drilling time for

berkurang.

each value of WOB (constant RPM)

3. Note the depth accretion during doing step 2.

11.4.2 Langkah Kerja:

1.

Berikan

RPM

tertentu

tertentu,

dimulai

pilih

dengan

besar
beban

WOB
yang

4. Calculate rate of penetration (ROP) from step

2 and 3.

minimum, misal : 5000 lbs.

2.

Naikkan WOB dengan pertambahan beban

5. Repeat step 2 and 3 at least 4 times.

tertentu,

6. Plot curve between time and WOB, and

mis:

5000

lbs,

catat

waktu

between ROP and WOB.

pemboran untuk masing-masing nilai WOB

7. Choose certain WOB which produce the

(rpm tetap).
3.
4.

Catat

penambahan

kedalaman

maximum ROP. Keep constant WOB and

selama

dilakukannya langkah 2.

repeat the previous step by using different

Hitung laju penembusan (ROP) dari langkah

RPM.
8. Plot curve between ROP and RPM and choose

2 dan 3.
5.

Ulangi langkah 2 dan 3 paling sedikit 4 kali.

RPM which produce the maximum ROP. The

6.

Plot kurva antara waktu dengan WOB dan

value is RPM optimum.

9. The value of RPM and WOB from test result

kurva antara ROP dengan WOB.

7.

Pilih WOB tertentu yang menghasilkan ROP

will produce the optimum ROP for certain

paling cepat. Jaga besar WOB konstan dan

formation and bit type while running Drill Off

ulangi langkah sebelumnya dengan RPM

Test.

yang berbeda-beda.
8.

9.

Plot kurva antara ROP dengan RPM dan pilih

RPM yang menghasilkan laju penembusan

11.5 Coring

paling tinggi. Nilai ini adalah RPM optimum.

11.5.1 Objectives

Nilai RPM dan WOB dari hasil test ini akan

To get the rock sample in order to:

menghasilkan ROP optimum untuk suatu

1.

details

of

the

rock

Evaluating the rock properties

about

petrophysics.

jenis formasi dan jenis pahat tertentu pada

2.

saat dilakukannya Drill Off Test.

Calculating

hydrocarbon

contents

for

special

analysis, Kro, Krb, Rv, Rh, etc.

11.5 Pengintian (Coring)

11.5.1 Tujuan

3.

Geology facieses analysis.

Mengambil contoh batuan secara utuh untuk

4.

Biostratigraphy analysis.

keperluan:

5.

Precipitate environment analysis.

1.

Menentukan
detail.

petrophisik

core

batuan

secara

Coring program for exploration well decided by

Exploration Geologist, and for exploitation well

PEDOMAN
FUNGSI

JUDUL

2.

JASA TEKNOLOGI PEMBORAN

NOMOR

Kpts-111/D00000/2004-SO

DIREKTORAT HULU

REVISI KE

STANDARD OPERATING
PROCEDURES OPERASI
PEMBORAN

BERLAKU TMT

28 Juni 2004

HALAMAN

7 dari 9 (BAB XI)

Evaluasi sifat batuan terhadap kandungan

decided

hidrokarbon

(Asset/Geological Engineering).

untuk

analisa

core

secara

by

Exploitation

Geologist

khusus (special core analysis), Kro, Krb, Rv,

Coring is done in potential assess layer which

Rh, dll.

content of hydrocarbon or layer that need further

3.

Analisa facies Geologi.

evaluation.

4.

Analisa biostratigrafi.

5.

Analisa lingkungan pengendapan.

Program

coring

untuk

sumur

11.5.2 Preparation
eksplorasi

1. Prepare Coe-Tools assembly and its handling

ditentukan oleh geologist Eksplorasi, sedang

untuk

sumur

eksploitasi

ditentukan

oleh

geologist Eksploitasi.
Coring

diadakan

diperkirakan
hidrokarbon

atau

2. Ensure that cutter and inner barrel do not

pada

cukup

tools.

lapisan-lapisan

potensial

lapisan

yang

yang

bend. The core barrel length is appropriate

mengandung

with the formation interval length which will

memerlukan

penelitian lebih lanjut.

be cored.
3. Check stabilizer at cutter barrel, 0,030 of
stabilizer diameter smaller than coring bit

11.5.2 Persiapan
1.

Persiapkan Core-tools assembly dan handling

size.
4. Check safety joint, keep clean and give good

toolnya.
2.

lubrication with 0 rings in good condition.

Cek cutter dan inner barrel jangan ada yang

bengkok. Panjang core barrel sesuai dengan

5. Check

panjang interval formasi yang akan di-core.

3.

Cek stabilizer pada cutter barrel, diameter

5.
6.

condition,

equipped,

and

lubrication of bearing assembly.

6. Check the situation and condition of Core-

stabilizers 0.030 lebih kecil dari Coring bit

4.

the

head (Core-bit)

size.

7. Check type and condition of Core-Catcher.

Cek safety joint, harus dijaga tetap bersih

8. Check type, size of ball and seating not leak.

dan mendapat pelumasan yang baik dengan

9. Before

entered

the

Coring-tools,

0 rings dalam kondisi baik.

conditioning / circulate hole until clean and

Cek bearing assy, kondisi, kelengkapan dan

ensure there is no left junk (bit tooth, etc) in

pelumasannya.

the borehole.

Cek keadaan dan kondisi Core-head (Corebit).

10. Prepare core container to save core before

took to laboratory.

7.

Cek type dan kondisi Core-catcher.

8.

Cek type, ukuran bola dan seating tidak

11.5.3 Implementation

bocor.

1.

9.

Enter the coring tools assembly with

Sebelum masuk Coring-tools, kondisikan /

adequate drill-collar. Connection to DC/DP

sirkulasi lubang sampai bersih yakinkan tidak

string

is

appropriate

with

recommended

PEDOMAN
FUNGSI
JUDUL

:
:

JASA TEKNOLOGI PEMBORAN

NOMOR

Kpts-111/D00000/2004-SO

DIREKTORAT HULU

REVISI KE

STANDARD OPERATING
PROCEDURES OPERASI
PEMBORAN

BERLAKU TMT

28 Juni 2004

HALAMAN

8 dari 9 (BAB XI)

ada lagi junk (gigi-gigi pahat, dll) yang

tertinggal di dasar lubang.

torque of it.
2.

10. Siapkan core container untuk menyimpan

core sebelum dibawa ke Laboratorium.

Circulate and mud condition 25 cm

from bottom. Note pump pressure.

3.

Check borehole to ensure it free from

junk and fall formation with place string

11.5.3 Pelaksanaan
1.

without rotary table about 4000 8000 lbs.

Masuk coring tools assy dengan drill-collar

secukupnya. Penyambungan ke rangkaian

4.

Then, lift string 1 m from bottom.

bagi alat ini.

5.

Drop ball.

Sirkulasi dan kondisi lumpur 25 cm dari

6.

Circulate by using allowed flow-rate for

DC/DP, sesuai dengan recommended torque

2.
3.

dasar. Catat tekanan pompa.

used tools type, ensure the pump pressure

Cek dasar lubang untuk meyakinkan dasar

increase more than at step 2.

lubang bersih dari junk dan guguran formasi

4.

7.

Rotate string about 40 50 rpm at the

dengan dudukkan rangkaian tanpa putaran

same time descend it to bottom and add

meja seberat 4000 - 8000 pounds.

weight until 5000 lbs. Hold the parameter

Setelah operasi ini, angkat rangkaian 1 m

until 1 m.

dari dasar.

8.

After penetrate 1 m, adjust the coring

5.

Drop bola.

parameter in order to produce the best

6.

Sirkulasi dengan flow-rate yang diizinkan

penetration,

untuk jenis tools yang digunakan, pastikan

parameter for the used tools.

adapt

with

the

allowed

tekanan pompa naik lebih besar dari butir 2.

7.

Putar rangkaian 40-50 rpm sambil turunkan

9.

kedasar dan berikan beban sampai 5000

pounds. Pertahankan parameter ini sampai

If the planned depth has been reached:

Keep rotate string until zero lb
weight on bit.

1 m.
8.

Setelah menembus 1 m, parameter coring

disesuaikan untuk memperoleh penetration

yang

paling

baik,

disesuaikan

circulating.

dengan

parameter yang diizinkan untuk tools yang

9.

Turn off the rotary table while

Slowly lift string until weight on

digunakan.

Core-bit string shows 0 (zero) at weight

Apabila kedalaman yang diinginkan sudah

indicator.

tercapai:

Teruskan putar rangkaian

sampai beban pada pahat nol.

bottom, then descend to bottom 3 m to

Stop putaran meja dengan

sirkulasi tetap berlangsung.

Angkat

Try to lift string 6 m from

ensure the core has been disconnected.

10.
rangkaian

In many case , core is difficult to break:

PEDOMAN
FUNGSI
JUDUL

:
:

JASA TEKNOLOGI PEMBORAN

NOMOR

Kpts-111/D00000/2004-SO

DIREKTORAT HULU

REVISI KE

STANDARD OPERATING
PROCEDURES OPERASI
PEMBORAN

BERLAKU TMT

28 Juni 2004

HALAMAN

9 dari 9 (BAB XI)

perlahan-lahan

sampai

beban

pada

rangkaian core-bit menunjukkan 0 (nol) pada

weight indicator.

Set handle brake and keep continue the

circulation and rotary table.

Coba angkat rangkaian 6

Lift slowly the string with maximum

tension about 20,000 30,000 lbs heavier

m dari bottom kemudian kembali ke dasar

than the string.

3 m untuk meyakinkan core telah putus.

10. Dalam beberapa kasus dimana core susah

diputuskan:

rotation until core break.

Set

handle

brake

dan

pertahankan sirkulasi dan putaran meja.

Angkat

rangkaian

lift the string 6 m and degrade 3 m

11.

lbs lebih besar dari berat string.

12.

putaran sampai core-putus.

Yakinkan

core

Pull out the string without rotary table

(chain-out).

Set handle brake, dan teruskan

Ensure that the core already break while

perlahan-

lahan dengan tarikan max. 20.000-30.000

Set handle brake, and keep continue the

Do not wash the coring result and pack it

with aluminium foil to avoid contamination.

telah

putus

13.

Step

into

container

by

sequence

deepness.

dengan angkat rangkaian sepanjang 6 m

kemudian turunkan sepanjang 3 m.
11. Cabut rangkaian tanpa putaran meja (chain-

14.

Clean up the core tools assembly for next

usage,

out).
12. Hasil pengintian jangan dicuci dan bungkus

especially:

inner

assembly, ball, seat, and safety joint.

dengan alumunium foil untuk menghindari

-------oOo-------

kontaminasi.
13. Segera masukkan ke kotak inti (container)
sesuai urutan kedalaman.
14. Bersihkan core tools assy untuk penggunaan
selanjutnya, terutama: inner barrel, bearing
assembly, ball & seat serta safety joint.
-------oOo-------

barrel,

bearing