MR 11 Januari 2016
MR 11 Januari 2016
Dr. Fathia R.
Dr. Shorea S. P.
Dr. M. Zainudin
Dr. M. Syarif H.
Dr. Mustafa Afif W.
Dr. Dedi Adnan F.
MORNING REPORT 07
JANUARI-10 JANUARI 2015
NO NAMA
JAM
DIAGNOSA
STATUS
07 JANUARI
1.
Ny. S
09.05
Observasi
2.
Tn. J
09.30
R. Syaraf
3.
Ny. M
10.30
Gastritis akut
4.
Tn. M F
11.00
5.
Ny. R
11.20
Tn. A
DHF grade II
An. A
CKR
Observasi
8.
An. A
Febris H6 ec DHF
R.Anak
9.
Ny. N
Anoreksia Geriatri
HT stage II
10.
An. A
NO NAMA
JAM
DIAGNOSA
STATUS
11.
An. A H
12.00
Wita
Observasi febris H2
Rawat Jalan
12.
Tn. Y
12.15
wita
VIP
13.
An. M
15.25
wita
R. Anak
14.
Ny. S
16.30
wita
Obs Febris H2
Vertigo
Observasi
15.
Ny. J
18.00
wita
R. Bedah
18.30
wita
R. Paru
08.25
16.
An. A
08 Januari
17.
Ny. A
NO NAMA
JAM
DIAGNOSA
STATUS
18.
Tn. S
08.25
Observasi
19.
Tn. N
10.00
R. Paru
20.
An. S/ 7 tahun
02.30
wita
R. Anak
08.30
wita
Obs Febris H 4
Rawat Jalan
10 Januari
21.
Ny. H/ 39 tahun
22.
Ny. B/ 75 tahun
09.00
wita
TTH + Vomitus + HT
stage 2
RPD
23.
Nn. N
09.15
R.Bedah
24
Ny. T
10.00
R. Bedah
No
Identitas
Diagnosa
1.
By. S ( 1 bulan )
2.
3.
Nn. N ( 17 tahun )
IDENTITAS PASIEN
Nama
: By. S
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 1 bulan
Alamat
: Sungai Kupang
ANAMNESIS
Dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu
pasien
Tanggal / waktu
: 08 Januari 2015 pk.
20.30 WITA
Tanggal masuk
: 08 Januari 2015
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
Nadi
: 140x / menit, lemah
Nafas
: 44 x / menit,
Suhu
: 38,5 O C, axilla
Bibir :Simetris,
sianosis
(-) kering (+)
Normotia +/+,
sekret -/-,
Simetris, NCH
+/+, sekret -/CA -/SI -/Mata cekung (+/
+)
Normocephali,
ubun-ubun
besar cekung
KGB,
Tiroid ttm
Akral hangat
+/+, Ptekie
-/- , edema -/-
I
:Retraksi
intercosta (+)
Aus : SN vesikuler,
reguler, ronchi +/+,
wheezing -/-, BJ I-II
reguler, murmur (-),
gallop (-)
I: perut rata
Pal : supel dan tidak teraba adanya
massa maupun pembesaran organ,
turgor kulit menurun
Per : timpani pada seluruh lapang
perut
Aus : bising usus (+) meningkat
: 64,4
: 41,6
Pemeriksaan
Penunjang (2)
FOTO
THORAX AP
Kesimpulan:
-dilatasi gas usus
- kecurigaan
bronchopneumonia
Diagnosis Kerja
Penatalaksanaan
Co.Sp.A
- O2 (head box 5 lt/menit)
- IVFD RL 30 cc/kgBB 90 cc habis dalam 1 jam
70 cc/kgBB (210cc) habis dalam 5 jam
- Inj. Paracetamol 30 mg / 6 jam
- Inj. Ampicilin 75 mg/ 6 jam
- Inj. Gentamicin 7,5 mg/ 12 jam
- Inj. Metoclopramide 0,3 mg k/p muntah
- P.o: L-Bio 2 x sachet, L- Zync 1x10 mg
Puasa, pasang NGT,alirkan
MRS. PICU
FOLLOW UP 9/1/2016
S
N: 115 x/menit
RR : 38 x/menit
Bronkopneumoni
Demam (-)
: 37,2 C
Muntah (-)
Thorax: Retraksi
Intercosta (+)
SN Vesikuler Rho +/+
Wheezing -/-
FOLLOW UP 10/1/2016
S
RR : 38 x/menit
Bronkopneumoni
Demam (-)
: 37 C
Thorax: Retraksi
Intercosta (+)
SN Vesikuler Rho +/+
Wheezing -/-
TINJAUAN PUSTAKA
DIARE AKUT
DEFINISI
Buang air besar > 3 kali /hari, terjadi perubahan
konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa
lendir & darah selama < 1 minggu.
ETIOLOGI
Untuk Drajat
DEHIDRASI
Klasifikasikan
DIARE
DEHIDRASI
RINGAN/
SEDANG
TANPA
DEHIDRASI
Ada dehidrasi
DIARE
PERSISTEN
BERAT
Tanpa dehidrasi
DEHIDRASI
BERAT
DIARE
PERSISTEN
DISENTRI
2 sampai 5 tahun
BERAT BADAN
6 - < 10 kg
10 - < 12 kg
12 - 19 kg
200 - 400
400 - 700
700 - 900
dalam ml
1000
< 6 kg
900 -
Digunakan UMUR hanya bila berat badan anak tidak diketahui. Jumlah oralit yang
diperlukan (dalam ml) dapat dihitung dengan cara: berat badan (dalam Kg) dikalikan
75
o Jika anak menginginkan oralit lebih banyak dari pedoman diatas, berikan.
o Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menetek, berikan juga
100-200 ml air matang selama periode ini.
TUNJUKKAN KEPADA IBU CARA MEMBERIKAN LARUTAN ORALIT
o Minumkan sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir/mangkuk/gelas
o Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan lebih lambat
o Lanjutkan ASI selama anak mau.
SETELAH 3 JAM
o Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya
o Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan
o Mulailah memberi makan pada anak ini ketika masih di klinik
JIKA IBU MEMAKSA PULANG SEBELUM PENGOBATAN SELESAI:
o Tunjukkan cara menyiapkan cairan oralit di rumah
o Tunjukkan berapa banyak oralit yang harus diberikan di rumah untuk menyelesai
kan 3 jam pengobatan
o Beri bungkus oralit yang cukup untuk rehidrasi. Juga beri 6 bungkus sesuai yang
dianjurkan dalam Rencana Terapi A
o Jelaskan 3 aturan perawatan di rumah.
1. BERI CAIRAN TAMBAHAN
2. LANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN
3. KAPAN HARUS KEMBALI
MULAI DISINI
UMUR
Dapatkah saudara
segera memberikan
cairan intravena
Bayi
(dibawah umur 12 bulan)
Anak
(12 bulan sampai 5 tahun)
YA
Apakah saudara
telah dilatih
menggunakan pipa
nasogastik untuk
rehidrasi ?
1 jam *
5 jam
30 menit*
21/2 jam
periksa kembali anak setiap 1-2 jam. Jika status hidrasi belum membaik, beri tetesan intravena lebih
cepat
juga beri obat oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setalah anak mau minum: biasanya sesudah 3-4
jam (bayi) atau 1-2 jam (anak)
periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam. Klasifikasikan Dehidrasi. Kemudian
pilih Rencana Terapi yang sesuai (A, B, atau C) untuk melanjutkan pengobatan.
TIDAK
TIDAK
Pemberian berikut
70 ml/kg selama:
YA
TIDAK
Pemberian pertama
30 ml/kg selama:
YA
KASUS 2
Nama : Ny.T
Umur : 61 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat: Muang
Masuk tanggal : 10/01/2016
Jam
: 14.15 WITA
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
: Tampak Lemah
Kesadaran
: GCS E4V5M6/ CM
VS : TD : 120/70, N : 80x/m, RR : 22x/m, S;37,2,
Status Generalis
K/L: ca(+/+), sklera ikterik (-/-), eksoftalmus
(-/-), pembesaran kgb cervikal (sulit dinilai),
massa diregio colli dextra (terlampir status
lokalis), deviasi trachea (sulit dinilai).
Pembesaran Kgb Auricula dan Axila : (-)
Jantung:
Inspeksi
: ictus cordis tidak terlihat
Palpasi: ictus cordis tidak teraba
Perkusi: batas jantung kanan: para sternal line
ICS III D
batas jantung kiri: mid clavicula line ICS V S
Auskultasi: S1/S2 tunggal reguler, gallop (-),
murmur (-)
Abdomen:
Inspeksi
: Cembung, simetris, benjolan
(-)
Auskultasi : Bising usus (+ ) normal
Palpasi
: Supel, hepar/ lien tidak
teraba, nyeri
tekan (-)
Perkusi
:
Timpani
lapangan abdomen
di
seluruh
Status Lokalis
Regio colli dextra :
Inspeksi : Tampak benjolan diregio coli
ukuran 10 cm x 7 cm, warna kulit sama dgn
disekitar.
Palpasi : Massa berbatas tidak tegas,
konsistensi padat keras dan tidak ada nyeri
tekan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
03/12/2016
10/01/2016
(RSUD
(RSUD Hasan
Nilai Normal
Tanjung)
Basry)
-Hb (gr/dl)
8,8
10,9
11,5 - 17,5
-Leukosit
11.000
8600
4.000 10.500
150.000
-Trombosit
472.000
294.000
-MCV
72,8
81,1
400.000
80 97
-MCH
25,1
24,3
26 33
-MCHC
34,5
29,9
31 35
-GDS
135
<200
-SGOT
62
9 25
-SGPT
33
7 30
RADIOLOGIS
ASSESMENT
Obs. Nodul Tiroid ec susp
Struma toksik dd Struma non
toksik
Obs. Hemaptoe ec susp TB
paru dd metastasis paru
PLAN
IVFD RL : D5 (2:1) 20 tpm (ma)
Neurobat 1amp/24 jam
Inj. Omeprazol 1 vial/12 jam
Inj. Antrain 1 amp/8 jam iv
Inj. Ondansetron 4 mg/8 jam (k/p)
Inj. Metilprednisolon 125mg/12 jam
Dexanta syr 3x1 C
Konsul Sp.B
Raber Sp.B dan Sp.P
PLAN
Pro pemeriksaan FNAB nodul tiroid
Cek Faal Tiroid (TSH, FT4 dan FT3)
Defenisi
Struma
Anato
mi
ETIOLOGI
Pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan oleh:
1.Hiperplasi dan hipertrofi dari kelenjar tiroid
Non toxic goiter: difus, noduler
Toxic goiter: noduler (Parrys disease), difus (Graves
disease)/Morbus Basedow
Tiroiditis akut
Tiroiditis sub-akut (de Quervain)
Tiroiditis kronis (Hashimotos disease dan struma
Riedel)
3. Neoplasma
Neoplasma jinak (adenoma)
Neoplasma ganas (adenocarcinoma)
Klasifikasi
Patofisilogi
Manifestasi klinis
Berdebar-debar/meningkatnya denyut
nadi
Keringat
Konstipasi
Gemetar
Gelisah
Berat badan menurun
Mata membesar
Nyeri pada tenggorokan
Kesulitan bernapas dan menelan
Diagnosis
Diagnosis banding
Timoma
Limfoma
tumor dermoid
metastasi keganasan paru pada
kelenjar getah bening.
Tatalaksana
Obat anti-tiroid (tionamid) yang
digunakan
saat
ini
adalah
propiltiourasil
(PTU)
dan
metimasol/karbimasol.
Yodium Radioaktif
Operasi/Pembedahan
Tiroidektomi
Lobektomi
KASUS 3
ANAMNESA
Identitas Pasien
Pemeriksaan Fisik
(minggu, 10 Januari 2016)
tampak lemah
Kesadaran
Sikap
berbaring
Tekanan Darah
100/70 mmHg
Nadi
88x/mnt
Suhu
36,8 0C
Pernafasan
22x/menit
Thoraks
Jant
un
g
Pemeriksaan fisik
(2)
TORAKS
Pemeriksaan fisik
(2)
Par
u
Pemeriksaan fisik
(3)
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Inspeksi
datar
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
PEMERIKSAAN
EKSTREMITAS
Atas
Bawah
Rectal Toucher
Ampula recti
Tidak colaps
Sfingter ani
Mencengkram
Nyeri tekan
(-)
Handscoon
Alvarado score
Hasil
Nilai Rujukan
12,8/dl
11,4 17,7
14.200 /mm3
4000 10500
239.000mm3
140000 440000
41,3 U/l
35 55
MCV
94,2 f
80.0-97.0
MCH
29,4 pg
26.5-33.5
31,2 g/dl
31.5-35.0
12,6
1,2-8,0
Hemoglobin
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
MCHC
Gran
Lanjutan
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
107 mg/dl
Ureum
49,4mg/dl
Kreatinin
0,87 mg/dl
SGOT
22mg/dl
SGPT
817mg/dl
Pp Tes
Tata Laksana
TINJAUAN PUSTAKA
APENDISITIS
DEFINISI
Peradangan dari apendiks versiformis
dan merupakan
kegawatdaruratanbedah
abdomenyangpalingsering ditemukan
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
anifestasi Klinis
Pemeriksaan Fisik
Alvarado Score
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
-leukositosis
Urinalisa
Foto polos abdomen
- tidak spesifik dan tidak
direkomendasikan kecuali ada kelainan
yang membutuhkan pemeriksaan foto
polos abdomen (seperti perforasi,
obstruksi usus atau batu utereter).
- gambaran udara usus abnormal, fecolith,
atau benda asing
Tanda lain:
- Kalsifikasi apendiks (0,5-6cm)
- Sentinel loop- pelebaran ileum atonik
berisi air fuid level
- Dilatasi sekum
- Preperitoneal fat line yang melebar
dan / kabur
- Kaburnya region kanan bawah,
mengacu pada cairan dan edema
Apendikografi
- Pemeriksaan apendikografi tidak
mempunyai peran diagnosis dalam
kasus appendisitis
- Kontra indikasi: peritonitis dan curiga
perforasi
- dapat untuk menegakkan diagnosis
penyakit lain yang menyerupai
apendisistis
Barium
Enema
dapat menunjukkan komplikasi-komplikasi
dari appendisitis pada jaringan sekitarnya,untuk
menyingkirkan diagnosis banding,
sensitivitas dan tingkat akurasi yang tinggi
sebagai metode diagnostik untuk menegakkan
diagnosis appendisitis kronis tampak
pelebaran/penebalan dinding mukosa
appendiks, disertai penyempitan lumen hingga
sumbatan usus oleh fekalit
Gambaran foto oblique superior kanan abdomen dengan barium enema single kontras.
Tampak Sekum (C) dan appendix yang mengalami osifikasi dan kontur yang ireguler
(tanda panah).
USG
Bila hasil pemeriksaan fisik
meragukan, dicurigai adanya abses,
menyingkirkan diagnosis banding
seperti kehamilan ektopik, adnecitis
dan sebagainya.
Sensitivitas sekitar 90%
Gambaran appendisitis
: tampak penebalan dari dinding
apendiks
CT Scan
dipertimbangkan sebagai pemeriksaan
diagnostik paling akurat untuk
menyingkirkan appendisitis. keakuratan
diagnosis CT scan rata-rata antara 93%
dan 98 % dengan sensitifitas 90-98% dan
spesifitas 83-98%
Dapat menunjukkan tanda-tanda dari
appendisitis. Selain itu juga dapat
menunjukkan komplikasi dari appendisitis
seperti bila terjadi abses
Sonografi
CT scan
Sensitivitas
85%
90 100%
Spesifisitas
92%
95 100%
Penggunaan
diagnosis appendicitis
diagnosis appendicitis
Aman
Lebih akurat
apendiks normal
Keuntungan
anak-anak
Kerugian
Ketergantungan operator
Nyeri
MANAJEMEN
Diagnosis Banding
Tatalaksana
Apendiktomi
dapat dilakukan secara terbuka
ataupun dengan cara laparoskopi.
Bila apendiktomi terbuka, incise
McBurney paling banyak dipilih oleh
ahli bedah
Antibiotik
- Pada apendisitis gangrenosa atau perforata
- Preoperative, antibiotik broad spectrum
intravena diindikasikan untuk mengurangi
kejadian infeksi pasca pembedahan.
- Post operatif, antibiotic diteruskan selama 24
jam pada pasien tanpa komplikasi
apendisitis
- diteruskan sampai 5-7 hari post operatif
untuk kasus apendisitis ruptur atau dengan
abses.
- diteruskan sampai hari 7-10 hari pada kasus
apendisitis ruptur dengan peritonitis difus
KOMPLIKASI
Prognosis
Apendiktomi yang dilakukan sebelum
perforasi prognosisnya baik. Kematian
dapat terjadi pada beberapa kasus.
Setelah operasi masih dapat terjadi
infeksi pada 30% kasus apendix
perforasi atau apendix gangrenosa.
Serangan berulang dapat terjadi bila
appendiks tidak diangkat
TERIMA KASIH