1)
2)
a)
b)
3)
A. LANDASAN TEORI
KONSEP PENYAKIT
Pengertian
Sirosis hepatis adalah stadium akhir penyakit hati menahun dimana secara anatomis didapatkan
proses fibrosis dengan pembentukan nodul regenerasi dan nekrosis.
Penyebab
Beberapa penyebab dari sirosis hepatic yang sering adalah:
Post nekrotic cirrhosis (viral hepatits)
Proses autoimmune:
Cronic active hepatitis.
Biliary cirhosis
Alkoholisme
d.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Gambaran Klinis
Mual-mual, nafsu makan menurun
Cepat lelah
Kelemahan otot
Penurunan berat badan
Air kencing berwarna gelap
Kadang-kadang hati teraba keras
1.
a.
b.
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul adalah:
1) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia.
2) Intolerans aktifitas b/d kelemahan otot.
3) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d hipertensi portal.
4) Gangguan perfusi jaringan b/d hematemesis dan melena.
5) Cemas b/d hematemesis dan melena.
6) Gangguan pola nafas b/d ekspansi paru menurun
ASUHAN KEPERAWATAN
SIROSIS HEPATIS
A. PENGERTIAN
Sirosis hepatitis adalah suatu penyakit di mana sikrosis mikro, anatomi
pembuluh darah dan seluruh struktur hati mengalami perubahan menjadi
irregular, dan terbentuknya jaringan ikat ( fibrosis) di sekitar parenkim
hati yang mengalami regenerrasi ( ngastiyah, 2005)
Sirosis hepatis adalah penyakit hati kronis yang dicirikan dengan distorik
arsitek yang normal oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodul-nodul
regenerasi itu dapat berukuran kecil (mikronocular ) dan besar
( makronocular) sirosis dapat mengganggu sirkulasi darah intra hepatic,
dan pada kasus yang sangat lanjut, menyebabkan kegagalan fungsi hati
yang secara bertahap ( price dan Wilson 2002 )
Sirosis hepatis adalah penyakit yang di tandai oleh adanya peradangan
difus dan menahun pada hati, di ikuti dengan proliferasi jaringan
ikat,degenerasi, dan regenerasi sel-sel hati sehingga timbul kekacauan
dalam susunan parenkim hati ( Arif Mansjoer ,dkk 2009)
B. ETIOLOGI
Ada 3 tipe sirosis hepatis :
Glikogenesis type - IV
Galaktosemia
Triosenemia
Koleostasis
Sumbatan saluran vena hepatica
Gangguan imunitas ( hepatitis lupord )
Toksin dan obat-obatan (missal : metotetrexat,amioclaron, INH, dan
Lain-lain)
Operasi pintas pada obesitas
Kreptogenik
Malnutrisi
Infraan childhood cirthosis
C. PATOFISIOLOGI
Infeksi hepititis virus tipe B atau tipe non A dan non B menimbulkan
peradagan sel hati. Peradangan ini menyebabkan nekrosis meliputi daerah
yang luas (hepatoseluler) terjadi kolap lobulus hati dan ini memacu
timbulnya jaringan parut disertai terbentuknya septa fibrosa difus dan
modul sel hati. Walaupun etiologinya berbeda, gambaran histologi sirosis
hati sama atau hampir sama. Septa bisa terbentuk dari sel retekulum
penyangga yang kolaps dan berubah menjadi parut. Jaringan parut ini
dapat menghubungkan daerah porta yang satu dengan yang lainnya atau
porta dengan sentral (bridging necrosis).
Beberapa sel tumbuh kembali dan membentuk modul dengan berbagai
ukuran dan ini menyebabkan distorsi percabangan pembuluh darah
hepatika dan gangguan aliran darah porta, dan menimbulkan hepertinsi
portal. Hal demikian dapat pula terjadi pada sirosis alkoholik tapi
prosesnya lebih lama. Tahap berikutnya terjadi peradangan dan nekrosis
pada sel duktules, sinusoid, retikolo endotel, terjadi fibrogenesis dan
septa aktif. Jaringan kolagen berubah dari reversibel menjadi ireversibel
bila telah terbentuk septa permanen yang aseluler pada daerah porta dan
perenkin hati.
E. PENATALAKSANAAN
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
G. PEMERIKSAAN LABORATURIUM
Kenaikan SGOT, SPT, dan gamma GT akibat kebocoran dari sel-sel
rusak
H. PROGNOSIS
Petunjuk suatu prognosis tidak baik dari pasien sirosis hepatis :
I.
KOMPLIKASI
Pendarahan gastrointestinal
Hipertensi portal menimbulkan varises oesofagos, dimana suatu saat
akan pecah sehingga timbul pendarahan
Koma hepatikum
Ulkus hepatikum
Karsinoma hepatoselulir
Kemungkinan timbul karena adanya hiferflasia noduler yang akan
berubah menjadi edenomata multiple dan akhirnya akan menjadi
karsinoma yang multiple
Infeksi misalnya:
Peritonitis
Pnemonira
Bronchopneumonia
TBC
Paru
Glumerolumerolunephiritis, pielonheparitis, sistits, peritonitis,
endocarditis
Srrplas, septikema
Penyebab kematian
Aktivitas / istirahat.
Gejala : kelemahan, kelelahan, terlalu lelah.
Tanda : letargi, penurunan massa otot/tonus.
Sirkulasi
Gejala : riwayat gagal jantung kronis, perikarditis, penyakit jantung
rematik, kanker ( malfungsi hati menimbulkan gagal hati ).
Eliminasi.
Gejala : flatus.
Tanda : distensi abdomen ( hepatomegali, slenomegali, asites), penurunan
atau tidak adanya bising usus, feces warna tanah liat, melena, urine
gelap, pekat.
Makanan / cairan.
Gejala : anoreksia, tidak toleren terhadap makanan / tidak dapat
mencerna, mual / muntah.
Tanda : Penurunan BB / peningkatan ( cairan ), penggunaan jaringan,
odem omun pada jaringan, kulit kering, turgor buruk, ikterik : angioma
spider, nafas berbau / fetor hepatikus, perdarahan gusi.
Neurosensori.
Gejala : orang terdekat dapat melaporkan perubahan kepribadian,
penurunan mental.
Tanda : Perubahan mental, bingung halusinasi, koma, bicara lambat / tak
jelas, asterik ( ensefalofati hepatik ).
Nyeri / kenyamanan.
Gejala : Nyeri tekan abdomen / nyeri quadrant kanan atas, pruritus,
neuritis perifer.
Tanda : Perilaku berhati-hati / distraksi, fokus pada diri sendiri.
Pernafasan.
Gejala : Dispnea.
Tanda : takipnea, pernafasan dangkal, bunyi nafas tambahan, ekspansi
paru terbatas ( asites ), hipoksia.
Keamanan.
Gejala : Pruritus.
Tanda : Demam ( lebih umum pada sirpis alkoholik ), ikterik, ekimosis,
petekis, angioma sp[inder / teleangiektasi, eritema palmal.
Seksualitas.
Gejala : ganguan mentruasi, impoten.
Tanda : Atropi testis, ginekomastia, kehilangan rambut ( dada, bawah
lengan, pubis ).
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Intervensi :
1)
2)
3)
4)
5)
Intervensi :
1)
2)
3)
4)
5)
2)
3)
4)
2)
3)
4)
5)
Kalaborasi
Rasional : sangat bermanfaat dalam pemberian diet
BAB IV
PENUTUP
A.
Simpulan
B.
Saran