Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN

ASMA EKSASERBASI
Oleh:
ICU RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

DEFINISI ASMA ( NHLBI 1995 )


Asma

: Inflamasi kronik saluran napas


Sel yg berperan :sel mast, eosinofil, limfosit T.
Pada individu yg peka dapat tjd episode
berulang berupa : mengi, sesak napas, rasa
berat didada tengah malam dan atau dini hari.
Inflamasi meningkatan kepekaan saluran
napas thd berbagai rangsangan

DEFINISI SERANGAN ASMA


AKUT ( Eksaserbasi )
Adalah

episode perburukan gejala secara


progresif berupa : sesak napas, batuk,
mengi , rasa berat di dada atau kombinasi
gejala tersebut dan sering disertai gawat
napas.
( respiratory distres )

FAKTOR RISIKO
Adalah faktor penyebab yang
merupakan interaksi kompleks antara
faktor predisposisi, faktor kausal dan
faktor kontribusi.

a. Faktor predisposisi :
Atopi
Produksi antibodi IgE berlebihan dlm
kontak dgn alergen lingkungan.
Ditandai :
- Peningkatan IgE
- Test kulit positif

b. Faktor Kausal :
Adalah faktor yang mensensitisasi
saluran napas
Indoor alergen : tungau, debu rumah,
alergen binatang, jamur
Outdoor alergen :serbuk sari, biji-bijian,
rumput-rumputan, jamur
Bahan dilingkungan kerja
Obat, zat adiktif, makanan, bumbu

c. Faktor Konstribusi
Faktor

yang meningkatkan risiko


terjadinya asma
Faktor-faktor ini :
Merokok aktif / pasif
Polusi udara
Infeksi saluran napas,
BB bayi rendah,
Diet.

FAKTOR PENCETUS
EKSASERBASI

Alergen
Polusi udara
Perubahan cuaca
Infeksi saluran napas
Exsercise & hiperventilasi
Makanan, zat adiktif, obat-obatan
Faktor lain:(Gastroesopageal refluk,
Emosi, Rhinitis, Sinusitis, kehamilan,
Menstruasi, )

PATOGENESES
Proses Inflamasi kronik
Obstruksi, hiperaktifitas, inflamasi
Terbatasnya aliran udara

PEMERIKSAAN

Anamnesa meliputi :
Faktor yang berpengaruh
Faktor pencetus
Tanda & Gejala
Perkembangan penyakit : mulai timbul
serangan, riwayat kes & pengobatan.
Situasi tempat tinggal
Riwayat keluarga

Pemeriksaan fisik :
Gejala

bervariasi
Kontraksi otot polos saluran napas
Odema
Hipersekresi
Hiper inflasi
Kerja napas meningkat
Penggunaan otot bantu napas
Sesak napas, mengi
Gelisah, sukar bicara,

Laboratorium :
Darah

: Peningkatan IgE dan Eosinofil

Sputum

: ditemukan spiral curschman dan


krital charcot leyden

Uji

kulit : menentukan asma alergi

Pemeriksaan radiologis
Adanya

hiperinflasi
Melihat adanya penyakit lain
Melihat adanya komplikasi
(pnemothoraks)

KEADAAN KHUSUS

Keadaan khusus yang mempengaruhi


perburukan asma :
Kehamilan
Pembedahan
Aktifitas jasmani
Occupational asthma
Infeksi saluran napas, rhinitis, sinusitis, polip
nasal

PENATALAKSANAAN SERANGAN
ASMA AKUT ( EKSASERBASI )

Tujuan :
Mencegah kematian akibat asma
Menghilangkan obstruksi saluran napas
Mengatasi hipoksia
Memulihkan fungsi paru segera dan seoptimal
mungkin
Mencegah kekambuhan
Memenuhi harapan & kepuasan klien, keluarga

Penanganan Awal
Mengatasi

serangan dgn cepat.


Oksigenasi saturasi > 90 %
Nebulisasi agonis beta 2.
Aminophilin
Korticoteroid

Kriteria rawat bangsal


Respon

tdk adequat selama 1-2 jam


Obstruksi saluran napas berat dan
menetap
Adanya faktor risiko tinggi
Riwayat asma berat
Perburukan gejala lama dan
berkepanjangan sebelum di IGD

Kriteria rawat ICU


Tidak

ada respon penanganan awal


Kesadaran menurun,mengantuk,
gelisah
Ancaman gagal napas : Hipoksemia
PaO2 < 60 mmhg dan atau PaCO2 >
45 mmhg

Penatalaksanaan di ICU
Mempertahankan

jalan napas

Oksigenasi
Mempertahankan

status hemodinamik
Mempertahankan kebutuhan cairan dan
nutrisi

RENCANA
ASUHAN
PENGKAJIAN :
KEPERAWATAN
Data Fokus
Wheezeng
Ekspirasi

lambat
Retraksi otot interkostal & sternal
Suara napas menurun / tidak ada
Berkeringat banyak
Takhikardia, Hipotensi
Vena jugularis meningkat,
Sianosis, cemas

Data penunjang:
Laboratorium

: BGA (PaCO2 meninggi &


PaO2 menurun ); Peningkatan IgE &
Eosinofil
Foto thoraks: pengembangan paru
Test kulit : mengetahui penyebab
ekstrinsik
Test fungsi paru : volume kapasitis paru
meningkat atau normal.

Tidak

Masalah Keperawatan

efektifnya bersihan jalan napas


Pola napas tidak efektif
Resiko kurang cairan
Kecemasan
Defisit ADL
Intoleransi aktifitas
Kurang pengetahuan ttg perawatan diri, proses
penyakit, upaya pengobatan& perawatan

Bersihan jalan napas tidak efektif b.d


bronkhospasme & produksi sputum
yang berlebihan
Observasi

jalan napas
Observasi perubahan warna kulit
Atur posisi
Manajemen air way
Tingkatkan cairan
Kolaborasi medis: bronkhodilator,
ekspektoran, anti histamin

Pola napas tidak efektif b.d kelelahan


Intervensi : otot napas,penurunan energi
Monitor

sistem pernapasan
Manitor vital sign
Atur posisi tidur fowler
Longgarkan pakaian pasien
Pertahankan udara segar ,bebas debu & asap
rokok.
Anjurkan berhenti merokok
Kolaborasi : Lab BGA, O2, Obat-obatan .

Gangguan pertukaran gas bd


ketidakmampuan perfusi ventilasi
Observasi

gangguan pertukaran gas


Pantau saturasi
Kolaborasi BGA

Risiko kurang cairan b.d output yang


berlebihan
Intervensi :
Observasi status hidarasi
Pantau hemodinamik : vital sign,CVP
Berikan minum
Ukur intake dan out put, Balance cairan
Kolaboratif : pemberian cairan intravena

Kecemasan sedang berat b.d


kesulitan bernapas, takut serangan
berulang
Berikan

supoort emosional
Tingkatkan sistem dukungan
Pertahankan lingkungan tenang
Ajarkan teknik relaksasi
Jelaskan setiap prosedur yang dilakukan
Jelaskan pentingnya program terapi
Berikan istrirahat yang cukup.

Intoleransi aktifitas b.d menurunnya


kemampuan / energi,
ketidakseimbangan oksigenasi
Intervensi:
Kaji tingkat toleransi aktifitas
Bantu / penuhi dlm pemenuhan aktifitas
Latih klien dlm aktifitas
Berikan feedback setiap aktifitas klien
Berikan dukungan mental

Kurang pengetahuan b.d kurangnya


informasi, tidak familier dengan sumber
informasi

Intervensi :
Jelaskan cara / pentingnya pencegahan
Jelaskan zat-zat iritan / alergen
Jelaskan situasi berperan sbg stresor
Ajak & Anjurkan selalu berkomunikasi
Cegah klien berhub dgn klien yg infeksi
Jelaskan pentingnya napas dalam, latihan,
nutrisi, cairan.
Jelaskan gejala yg perlu penanganan segera.

Terimakasih

Selamat berkarya
GBU

Anda mungkin juga menyukai