Penyebab henti jantung dan respirasi pada anak-anak bereda dengan dewasa. Dimana ventrikel
fibrilasi atau disritmia jantung menjadi penyebab utama henti jantung pada orang dewasa, hal ini
jarang pada anak-anak. Anak-anak rentan terhadap kegagalan respirasi yang nantinya akan
menyebabkan terjadinya hipoksia atau bahkan asidosis, bradikardi dan henti jantung. (Lihat tabel
1). oleh karena itu anak-anak mempunyai periode jedah yang lebih lama apabila dilakukan terapi
yang benar untuk henti jantung. Namun dengan lamanya periode tersebut maka anak tersebut akan
mengalami kerusakan fisik yang berat, dan meskipun telah terselamatkan, kerusakan yang
menetap sering terjadi, terutama kerusakan neurologis.
Trauma merupakan penyebab searuh kematian pada anak umur 1-14 tahun
50% RTA
25% terjatuh
Tabel 1. Tanda-tanda dan kumpulan gejala yang mengindikasikan henti jantung dan pernafasan
pada pasien pediatric.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan ketika merawat anak dengan keadaan sakit kritis antara
lain:
Ketidakstabilan hemodinamik
Hasil akhir
Secara umum angka keberhasilan hidup adalah 14% (angka keberhasilan hidup untuk henti
jantung di luar rumah sakit 7% sedangkan angka keberhasilan hidup untuk henti jantung di dalam
rumah sakit adalah 22%).
Keberhasilan tergantung pada penyebab henti jantung dan lokasi. (diluar rumah sakit, di rumah
sakit, di dalam ICU). Kualitas hasil resusitasi juga beragam.
Kelainan congenital
SIDS
Trauma
Penentuan nilai APGAR adalah penilaian awal yang digunakan pada persalinan. (Lihat tabel 2)
APGAR dinilai pada menit 1,5 dan 10. APGAr yang rendah <6 dalam 1 menit menunjukkan
terjadinya asfiksi dan kemungkinan adanya asidosis, kecuali pada bayi dengan berat lahir yang
rendah, dimana nilai APGAR yang rendah tidak selalu disebabkan oleh asfiksi. APGAR <3
menunjukkan asfiksi berat. Bayi ini membutuhkan penanganan resusitasi yang aktif.
Aktif
Reflek Iritabilitas
Tak berespon
Menyeringai
Batuk/bersin
Warna
Pucat/ kebiruan
Tubuh merah muda ektremitas biru
Merah muda
Manajemen meliputi:
Keringkan dan hangatkan bayi.Bersihkan jalan nafas, beri oksigen.Gunakan ambu bag, masker
untuk membantu pernafasan.Tekan dada jika denyut jantung < 60 x/menit. Tempat terbaik untuk
menilai denyut jantung adalah pada arteri umbilicalis atau arteri aksilaris atau pulsasi jantung
langsung pada dinding dada.Manajemen lebih lanjut meliputi pemasangan akses intravena,
pemberian adrenalin (epinefrin), volume (0,9% natrium klorida), glukosa, jika terjadi
hipoglikemia, dan natrium bikarbonat untuk terapi asidosis.
Mulai nafas dari mulut ke mulut jika tidak ada tanda-tanda respirasi dalam 10 detik (mulut ke
hidung jika pada anak kecil).Beri oksigen jika memungjinkan
SIRKULASI
Cek arteri karotis atau arteri brakialisMulai kompresi dada seawal mungkin jika denyut jantung
<60 x/menit, atau bila ditemukan gejala perfusi yang menurun.
240 ml
- Anak
500 ml
- Dewasa
1600 ml
Jika dibutuhkan, kantung yang lebih besar bisa digunakan pada pasien anak selama tetap
diperhatikan gerakan dada pada setiap ventilasi untuk meyakinkan bahwa tidak terjadi ventilasi
yang terlalu berlebihan.
Laringoskop.LMA.Pipa trakeal yang telah ditentukan (pada keadaan darurat pilih pipa trakeal
dengan diameter luar sesuai jari kelima anak).Bougie/stylet.Kateter vena,cairan IV.Jarum
intraoseus.Beberapa jarum suntik, kain pembersih, NGTMonitoring : EKG, SPO2, NIBP, ETCO2,
temperatureSet trakeostomi darurat.
Meskipun suhu dingin memberikan proteksi otak, namun pada bayi dan anak kecil terjadi
kehilangan panas yang hebat,. Selimut hangat, pemanas diatas kepala, cairan iv yang hangat dan
mempertahankan suhu yang hangat adalah hal yang penting.
Hipotermia ditoleransi lebih baik pada anak daripada dewasa. Kesembuhan secara menyeluruh
setelah henti sirklasi telah dilaporkan pada lingkungan yang dingin.
Pita broselow yang membantu untuk memperkirakan dosis obat sesuai dengan berat badan.dan
tinggi anak.
Algoritme resusitasi seperti: The European Rescutcitation Council, The Oakley Chart.