IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. A
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 45 tahun
Berat Badan
: 70 kg
Agama
: Islam
Alamat
: Warmasari, Citangkil
No. RM
: 236xxx
Diagnosis
: Tumor Submentalis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
: 88 x/ menit, reguler, isi
Nadi
cukup
Suhu
: 36,0C
Pernafasan
: 20 x/ menit
:
:
:
:
Tumor Submentalis
ASA I
Ekstirpasi
General Anestesi
Preoperatif
Informed Consent (+).
Puasa (+) kurang lebih 6-8 jam.
Tidak terdapat gigi goyang dan pemakaian gigi palsu.
IV line terpasang dengan infus RL 500 cc, mengalir lancar.
Riwayat DM (-), HT (-), alergi obat (-), merokok (-).
Leher tidak kaku dan pendek sepanjang 4cm.
Keadaan umum tampak sakit ringan.
Kesadaran Compos Mentis.
Tanda Vital:
TD: 120/70 mmHg
RR: 20 x/menit
Nadi
: 88 x/menit
Suhu
: 36,0 C
Klasifikasi status fisik dan kebugaran
ASA 1 : pasien sehat organic, fisiologik, psikiatrik,
biokimia.
GCS : 15.
Persiapan alat :
S ( scope ) : Stetoskop dan laringoskop
: LMA no.4
T ( tubes )
A ( airway ) : Pipa mulut-faring ( orotrakeal airway ),
pipa hidung-faring ( nasotrakeal airway )
T ( tape )
: Plester
I ( inroducer ) : Mandrin atau stilet dari kawat
memudahkan dan memandu pipa trakea dimasukan
C ( connector ) : Penyambung pipa dan peralatan
anestesia
S ( suction ) : Alat penyedot lender, saliva dll
Tensimeter dan monitor EKG
Tabung gas O2 dan N2O terisi dan terbuka
Spuit kosong berisi udara 10cc
Persiapan obat
Ondansentron 4 mg
Propofol 200 mg
Atropin 0,5 mg
Tramadol 100 mg
Pronalges supp
Efedrin 5 mg
Premedikasi Anestesi
Sebelum dilakukan tindakan anestesi
diberikan Ondansentron 4 mg secara bolus IV
Penatalaksanaan Anestesi
: Ekstirpasi
Jenis pembedahan
Jenis Anestesi
: General Anestesi
Teknik Anestesi
: Semi Closed Circuit
System, dengan LMA no. 4
: Pukul 11.50 WIB
Mulai Anestesi
: Pukul 11.55 WIB
Mulai Operasi
: Ondansentron 4 mg
Premedikasi
IV
Medikasi
: Propofol 200 mg
: Tramadol 100 mg,
Medikasi tambahan
Atropin 0,5 mg, Pronalgesic supp 100 mg
: Pernapasan spontan dan
Respirasi
terpasang O2 2 lpm, N2O 2 lpm, isofluran 2%.
Cairan durante operasi : RL 500 cc
: pukul 12.10 WIB
Selesai operasi
Post Operatif
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran
: Somnolen
TD
: 100/50 mmHg
Nadi
: 78x/menit
: 18x/menit dengan guedel
Respirasi
dan selang oksigen
Saturasi oksigen : 99%
a.Sedatif
Miloz (Midazolam) : obat induksi tidur jangka
pendek.
b.Induksi
Propofol : untuk induksi dan pemeliharaan dalam
anastesia umum.
c.Analgesik
Fentanil : analgesik dengan kekuatan 100x morfin.
d.Pelemah otot
Atracurium (Notrixum) : sebagai pelemah otot
Induksi anestesi
Induksi intravena
Induksi intramuskular
Induksi inhalasi
Induksi per rektal
Obat pelemah otot
Induksi intravena
Induksi intravena agen induksi seperti propofol
(recofol, diprivan). Propofol diberikan dengan
kepekatan 1% menggunakan dosis 2-3 mg / kgBB.
Penggunaan propofol dikaitkan dengan kurang mual
dan muntah pasca operasi dan pemulihan terjadi
lebih cepat.
Induksi intramuscular
Ketamin (ketalar)yang dapat diberikan secara
intramuscular dengan dosis 5-7 mg/kgBB dan
setelah 3-5 menit pasien tidur.
Induksi inhalasi
Induksi inhalasi hanya dikerjakan dengan halotan
(fluotan) atau sevofluran.
Induksi halotan memerlukan gas pendorong O 2 atau
campuran N2O dan O2.
Induksi dengan sevofluran lebih disenangi karena
pasien jarang batuk.
Induksi dengan enfluran (etran), isofluran (foran,
aeran) atau desfluran jarang dilakukan, karena
pasien sering batuk dan waktu induksi menjadi
lama.
Induksi per rektal
Cara ini hanya untuk anak atau bayi
menggunakan thiopental atau midazolam.
Pelemas otot
Bertindak melumpuhkan otot, termasuk otot-otot
pernapasan.
Antara pelemas otot yang dapat digunakan adalah
suksinil kolin, atrakurium, vekuronium,
pankuronium.
Analgetik narkotik
a.Morfin
Dosis dewasa 8-10 mg (0,1-0,2 mg/kgBB)
intramuskular
Obat ini digunakan untuk mengurangi kecemasan dan
ketegangan pasien menjelang pembedahan. Kerugiaan
penggunaan morfin, pulih pasca bedah lebih lama.
Penyempitan bronkus dapat timbul pada pasien asma.
Mual dan muntah pasca bedah ada.
b.Pethidin
Dosis 1mg/kg bb dewasa. Menekan tekanan
darah dan pernafasan, juga merangsang otot polos.
Barbiturat
a.Pentobarbital dan sekobarbital sering digunakan
untuk menimbulkan sedasi dan menghilangkan
kekhawatiran sebelum operasi. Obat ini dapat
diberikan secara oral atau intra muscular.
Pada dewasa dosis 100-200mg
Pada bayi dan anak-anak dosis 2mg/kg bb.
Pasien yang mendapat barbiturat sebagai
premedikasi biasanya bangun lebih cepat daripada
bila menggunakan narkotika.
Antikolinergik
Atropin efektif sebagai anti mual dan muntah.
Disamping itu efek lainnya adalah melemaskan
tonus otot polos organ-organ dan menurunkan
spasme gastrointestinal.
Dosis 0,4-0,6 mg intramuscular bekerja setelah 1015 menit.
a.Diazepam.
Pemberian
dosis
rendah,
bersifat
sedatif
sedangkan dosis besar hipnotik. Dosis premedikasi
dewasa 10 mg IM atau 5-10 mg oral dengan dosis
maksimal 15 mg. Dosis sedasi pada analgesi regional
5-10 mg IV.
b.Midazolam.
Midazolam mempunyai awal dan lama kerja lebih
pendek daripada diazepam. Dosis premedikasi dewasa
0,07-0,10 mg/kgBB, disesuaikan dengan umur dan
keadaan pasien. Dosis lazim adalah 5 mg. pada orang
tua dan pasien lemah, dosisnya 0,025-0,05 mg/kgBB.
a.Pavulon
Mulai kerja pada menit kedua-ketiga untuk selama 30-40 menit.
Memiliki efek akumulasi pada pemberian berulang. Dosis awal untuk
relaksasi otot 0,08 mg/kgBB intravena pada dewasa.
b.Suksametonium (suksinil kolin)
Mula kerja 1-2 menit dengan lama kerja 3-5 menit. Dosis intubasi 11,5 mg/kgBB intravena.
b.Halotan
Halotan merupakan cairan tidak berwarna, berbau enak,
tidak iritatif, mudah menguap, tidak mudah terbakar/meledak,
tidak bereaksi dengansoda lime,dan mudah diuraikan cahaya.
Keuntungan penggunaan halotan adalah induksi cepat dan
lancar, tidak mengiritasi jalan napas, bronkodilatasi, pemulihan
cepat,
proteksi
terhadap
syok,
jarang
menyebabkan
mual/muntah.
Dosis induksi 2-4% dan pemeliharaan 0,5-2%.
a. Propofol
Propofol
digunakan
untuk
induksi
dan
pemeliharaan dalam anastesia umum. Obat ini
dikemas dalam cairan emulsi lemak berwarna
putih susu bersifat isotonik dengan kepekatan 1 %
(1 ml = 10 mg). Dosis induksi adalah 2,0-2.5
mg/kg IV, untuk sedasi 25-75 g/kg/min dengan
I.V infuse. Dapat dilarutkan dengan Dextrosa 5 %
untuk mendapatkan konsentrasi yang minimal
0,2%.
b.Tiopental
Merupakan obat anestesi umum barbiturat short
acting.Dapat mencapai otak dengan cepat dan
memiliki onset yang cepat (30-45 detik).
Dosis yang banyak atau dengan menggunakan
infus akan menghasilkan efek sedasi dan
hilangnya kesadaran.nDosis 3-5 mg/kg.
c.Ketamin
Ketamin hidroklorida adalah golongan fenil
sikloheksilamin, merupakan rapid acting non
barbiturate. Ketamin kurang digemari untuk
induksi anastesia, karena sering menimbulkan
takikardi, hipertensi , nyeri kepala, muntah
muntah , pandangan kabur dan mimpi buruk.
Ketamin diberikan secara I.V atau I.M. Dosis
induksi adalah 1 2 mg/KgBB secara I.V atau 5
10 mg/Kgbb I.M. Dosis sedatif lebih rendah yaitu
0,2 mg/KgBB
TERIMA KASIH