Anda di halaman 1dari 5

Nama : Putu Ayu Widya Pradnyani

NRP : 2314100032
Jurusan : Teknik Kimia

Evaluasi akhir semester gasal 2014/2015


Mata Kuliah : Agama Hindu
Dosen : Dra. Ni Wayan Suarmini, M.Sc

1.

a. Panca Sradha adalah lima keyakinan agama hindu yang terdiri dari :
Percaya akan adanya Brahman
Percaya akan adanya atman
Percaya akan adanya karmaphala
Percaya akan adanya punarbhawa
Percaya akan adanya moksa

Percaya akan adanya Brahman


Agama hindu medidik umatnya untuk meyakini keberadaan Ida Sang
Hyang Widhi Wasa. Tuhan yang menguasai isi alam semesta ini baik yang sekala
maupun niskala. Tuhan adalah sumber dari segala yang ada dan akhir dari segala
yang tercipta.
Keyakinan tentang kebenaran adanya Ida Sang Hyang Widhi dapat
dilakukan melalui ajaran Tri Pramana yaitu Agama (Sabda) Pramana, Anumana
Pramana,
dan
Pratyaksa
Pramana.Dalam
ajaran Agama
(Sabda)
Pramana,seseorang meyakini keberadaan Tuhan melalui kesaksian atau sabda
Beliau yang disampaikan melalui kitab suci Weda,yang dianugrahkan kepada para
Maharsi,
para
Yogi
dan
para
orang
bijaksana.
Dalam Anumana Pramana, sesesorang meyakini keberadaan Tuhan melalui
analisis yang logis dan sistematis terhadap apa yang ada di alam semesta
ini,ajaran ini menekankan bahwa setiap yang ada di alam semesta ini beserta
kejadian-kejadiannya adalah ciptaan dan kehendak Beliau,Ida Sang Hyang Widhi
Wasa.Sedangkan untuk Pratyaksa Pramana, seseorang meyakini keberadaan
Tuhan karena seseorang tersebut dapat mengalami langsung, melihat Tuhan/
Manifestasinya tanpa media atau perantara. Hal ini dapat dialami bagi orangorang yang memiliki tingkat kesucian yang tinggi,seperti para Maha Rsi.
Demikianlah beberapa pernyataan yang menekankan bahwa Ida Sang Hyang
Widhi itu ada, dan kita sebagai umat beraga hindu wajib meyakini ajaran Sradha
tersebut.
Percaya akan adanya atman
Atma adalah percikan terkecil dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang
menghidupi segala makhluk hidup di muka bumi ini. Atmanlah yang menghidupi
badan kasar kita, apabila atman itu pergi maka kita akan meninggal, dan begitulah
umat hindu mempercayai akan adanya atman.
Percaya akan adanya karmaphala

Apapun yang kita kerjakan atau yang kita perbuat pasti akan ada hasilnya,
inilah yang disebut sebagai karmaphala. Setiap perbuatan baik (susila) atau
perbuatan buruk (asusila) yang kita lakukan pastinya nanti akan mendapatkan
hasil yang sesuai dengan yang kita perbuat, perbuatan baik yang kita tanam maka
hasil yang kita petik pun adalah hasil yang baik pula begitu juga sebaliknya.
Contohnya saja apabila waktu ujian kita tidak belajar sungguh-sungguh maka
hasil yang kita dapatkan kita tidak akan bisa menjawab soal ujian dan
mendapatkan nilai yang jelek. Maka dari itu, kita sebagai umat Hindu wajib
meyakini adanya karmaphala, sehingga segala perbuatan yang kita lakukan akan
selalu terkontrol dan tidak keluar dari ajaran Dhama (kebenaran)
Percaya akan adanya punarbhawa
Punarbhawa Sradha adalah keyakinan tentang kebenaran adanya kelahiran
yang berulang-ulang. Kelahiran ini disebabkan oleh karma dimasa lalu. Jangka
pembatasan dari samsara tergantung dari perbuatan baik kita di masa lampau
(atita), yang akan datang (nagata) dan yang sekarang (wartamana).Adapun
Punarbhawa tersebut merupakan suatu penderitaan yang diakibatkan oleh karma
wesana dari kehidupan kita yang silih berganti. Seperti yang dijelaskan dalam
kitab Bhagawadgita IV.5 bahuni me vyatitani janmani tava carjuna, tany aham
veda sarvani na tvam vettha parantapa yang artinya Banyak kelahiran-Ku
dimasa lalu, demikian pula kelahiranmu,Arjuna;semuanya ini Aku
mengetahuinya, tetapi engkau sendiri tidak, wahai Arjuna. Dari sloka tersebut kita
dapat meyakini bahwa akibat dari adanya kamaphala adalah punarbhawa yang
membawa manusia lahir kembali ke dunia sesuai dengan tingkat karmawesananya
dimasa lalu.
Percaya akan adanya moksa
Moksa Sradha adalah keyakinan tentang kebenaran adanya moksa. Moksa
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu muks yang artinya bebas dari ikatan duniawi
dimana jiwatman telah bebas dari siklus kelahiran dan kematian. Moksa inilah
yang menjadi tujuan terakhir bagi umat Hindu. Cara kita agar mencapa moksa
yaitu dengan melaksanakan ajaran Catur Marga (Bhakti Marga, Karma Marga,
Jnana Marga, Raja Marga). Oleh karena itu kita sebagai umat Hindu wajib
mempercayai akan adanya moksa , karena moksa merupakan tujuan akhir dari
kehidupan ini.
a. Fungsi dari Panca Sradha adalah sebagai pedoman/pegangan hidup agar
kita selalu ingat tujuan hidup kita sehingga kita selalu berada didalam
ajaran kebenaran.
b. Dalam menguasai alam semesta Ida Sang Hyang Widhi Wasa dikenal
dalam berbagai manifestasi sesuai fungsi dan kemahakuasaan- Nya dalam
nama "Dewa". Ida Sang Hyang Widhi Wasa memiliki banyak manifestasi
sesuai dengan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu dalam ajaran

agama hindu terdapat ajaran AstaAiswarya yang menunjukan bahwa Ida


Sang Hyang Widhi Wasa memiliki depalan sifat kemahakuasaan yang
disimbolkan dengan bunga teratai (Padma asta dala).
2. a. Konsep hukum karma adalah bahwa setiap perbuatan akan memberikan hasil
yang disebut dengan phala. Hukum karma adalah hukum Tuhan yang berlaku bagi
semua orang, tidak memandang apakah orang itu percaya atau tidak akan adanya
hukum karma. Dalam agama hindu , hukum karma merupakan ajaran sebagai
landasan ajaran etika dan pegangan dalam mencapai tujuan hidup. Karmaphala
adalah buah atau hasil dari perbuatan yang telah kita lakukan di masa lalu, masa
sekarang ataupun masa yang akan datang.
b. Dalam ajaran karmaphala kita mengenal adanya ajaran Tri Kaya Parisuda yaitu
manacika, kayika dan wacika. Seperti yang kita ketahui manacika artinya berfikir
suci, kayika artinya berprilaku suci/berprilaku yang benar, wacika artinya berkata
yang benar. Dari ketiga unsur tri kaya parisudha ini saling memiliki keterikatan
yaitu dimana jika kita sebagai umat manusia sudah berfikir yang benar/suci maka
terciptalah perkataan yang suci pula dan bila perkataan sudah benar maka
perbuatan kitapun pasti akan benar pula dan begitu pula sebaliknya. Sehingga
ajaran tri kaya parisudha ini dapat menimbulkan subha karma dan asubha karma
sesuai dengan perbuatan yang kita lakukan. Contohnya : apabila seseorang anak
berfikiran untuk mencuri laptop temannya maka perbuatan yang ia lakukan akan
terpengaruhi oleh pikirannya tersebut sehingga anak itu bisa saja akan mencuri
laptop temannya. Disini bisa kita liat bahwa pikiran dapat mempengaruhi
perbuatan seseorang. Oleh karena itu sebisa mungkin agar kita selalu memikirkan
hal-hal yang positif sehingga apa yang kita kerjakan atau apa yang kita ucapkan
akan selalu berada didalam jalan kebaikan.
3. a. Hakikat dari kerja (karma) yaitu bekerja tanpa pamrih, penuh amal kebajikan
dan pengorbanan. Seperti yang dilakukan oleh seorang Bhakta yang setiap
perbuatan ditunjukan untuk Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
b. Kerja tanpa pamerih artinya kerja secara tulus ikhlas tanpa mengharapkan
imbalan. Keunggulan sikap tanpa pamrih dan saling memberi mampu mengangkat
derajat manusia itu sendiri.
4. a. Dalam Hindu ilmu pengetahuan adalah suatu hal yang sangat diagungkan
sebagai suatu anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang didasari dharma,
sehingga ketika sesorang memanfaatkan pengetahuan itu diharapkan selalu
mengingat Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai suatu bentuk pengamalan dari
berkarma berdasarkan dharma, dan Kemudahan serta kenikmatan yang dapat
diberikan oleh hasil pengembangan Iptek itu tentunya patut disyukuri sebagai
sebagai anugerah Tuhan. Hindu mengagungkan ilmu pengetahuan sebagai suatu
anugerah Tuhan untuk dapat didaya gunakan dengan baik oleh manusia sehingga
dapat mempermudah manusia dalam kehidupannya, tetapi kembali lagi kepada

azas tunggal yang tidak dapat diabaikan, bahwa setiap hal harus dilakukan
berdasarkan dharma, sehingga keseimbangan hidup dapat dicapai yang menuju
pada tercapainya tujuan hidup dalam agama Hindu yaitu Mokshartam
Jagadhita Ya Ca Iti Dharma. Peranan umat beragama dalam perkembangan
IPTEK contohnya itu di TPKH ITS mahasiswa hindu berinovasi membuat kotak
dana punia yang dapat mengeluarkan kata terimakasih itu merupakan salah satu
contoh peran agama hindu dalam perkembangan IPTEK.
b. Aborsi tergolong pada perbuatan yang disebut Himsa karma yakni salah satu
perbuatan dosa yang disejajarkan dengan membunuh, meyakiti, dan menyiksa.
Membunuh dalam pengertian yang lebih dalam sebagai menghilangkan nyawa
mendasari falsafah atma atau roh yang sudah berada dan melekat pada jabang
bayi sekalipun masih berbentuk gumpalan yang belum sempurna seperti tubuh
manusia. Aborsi merupakan salah satu perbuatan yang sangat dilarang dalam
agama hindu. Dalam dewasa ini banyak sekali anak muda yang melakukan aborsi
akibat dari pergaulan bebas yang dijalani oleh anak muda jaman sekarang. Hal ini
tidak lepas dari pengaruh perkembangan IPTEK. Hal ini tentu sangat ironis sekali,
ditengah kemajuan teknologi yang sangat pesat tetapi degradasi moral anak muda
juga sangat tinggi. Dalam agama hindu perbuatan aborsi itu sendiri sangat
dilarang seperti yang di jelaskan didalam Kitab-kitab suci Hindu antara lain
Rgveda 1.114.7 menyatakan:
MA NO MAHANTAM UTA MA NO ARBHAKAM
artinya: Janganlah mengganggu dan mencelakakan bayi.
Atharvaveda X.1.29:
ANAGOHATYA VAI BHIMA
artinya: Jangan membunuh bayi yang tiada berdosa.
Atharvaveda X.1.29:
MA NO GAM ASVAM PURUSAM VADHIH
artinya: Jangan membunuh manusia dan binatang
Kita sebagai generasi penerus bangsa yang hidup didalam kemajuan tenologi
seharusnya mampu memilah hal-hal positif dan negative. Karena dengan kemajuan
teknologi yang pesat ini tidak menutup kemungkinan bahwa lebih banyak pengaruh
negative yang masuk ketimbang pengaruh positifnya. Oleh karena itu kita sebagai
manusia yang telah dianugrahi pikiran untuk memilah mana perbuatan yang baik dan
mana perbuatan yang buruk seharusnya mampu menghindari pengaruh negative dari
IPTEK itu sendiri. Sehingga kita dapat terhindar dari perbuatan asubha karma.
Sumber referensi :
http://mertajaya.blogspot.com/2011/01/catur-marga-yoga.html

http://katiwawalan.blogspot.com/2012/11/panca-sradha-5-keyakinan-agama-hindu.html

Anda mungkin juga menyukai