Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu hamil tentang
Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi gambaran sosial budaya pada ibu hamil yang
melakukan ANC
2) Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil yang melakukan ANC
tulis selanjutnya.
1.4.3
Untuk Responden
Sebagai informasi dan pengetahuan bagi responden tentang pentingnya
ANC.
1.4.4
Untuk Peneliti
Dapat menambah wawasan tentang pelayanan ANC terutama dalam
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
atau
reinforcer,
karena
perangsangan-perangsangan
tersebut
2.1.1
2.1.2
Bentuk Perilaku
Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme
2.1.3
Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkat, yakni :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
Termasuk mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi (riil) sebenarnya.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabaran materi atau suatu
obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evakuation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden.
b.
Sikap (Attitude)
Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap stimulus atau objek.
Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap ini
mempunyai 3 komponen pokok, yaitu :
1. Kepercayaan, ide dan konsep terhadap suatu objek
2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)
Praktek (Practice)
Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata perlu faktor
pendukung antara lain fasilitas dan support dari pihak lain (Notoatmodjo,
1997).
Tingkat-tingkat praktek :
1. Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil.
2. Respon terpimpin (Guided Respons)
Dapat melakukan sesuatu sesuai urutan yang benar.
3. Mekanisme (Mechanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar sehingga
menjadi kebiasaan.
4. Adaptasi (Adaptation)
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik.
2.1.4
3. WHO
a. Thought and feeling (Pikiran dan Perasaan)
Seseorang berperilaku karena adanya dasar yaitu pikiran dan
perasaan.
b. Reference people (Group)
Sama dengan reinforcing (Pendukung)
c. Resources (Sumber Daya)
d. Culture (way of life) budaya
2.1.5
Faktor intern
a. Hereditas (persepsi, syaraf, motivasi, minat, keinginan)
b. Suku bangsa / ras
c. Jenis kelamin
d. Pendidikan
e. Agama
2.
Faktor ekstern
Lingkungan (fisik, sosial, ekonomi, budaya, politik, adat).
Pengetahuan
2.2.1.1 Pengertian
Pengetahuan adalah segala apa tentang keadaan alam yang dapat dialami,
diobservasi, disaksikan dan dapat dianjurkan sehingga orang ying berpengetahuan
itu diartikan sebagai orang benyak mengetahui, menyaksikan, mengalami dan
banyak diajar (Mukayat D. Brotowijaya, 1993).$
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca
indra manusia, yakni indra penglihatan, penfengarin, penciuman, rasa dan raba
(Notoatmodjo, 2003 : 167).
Ilmu pengetahuan merupakan suatu wahana untuk mendasari seseorang
berperilaku secara ilmiah, sedangkan tingkatannya tergantung dari ilmu
pengetahuan atau dasar pendidikan orang tersebut. Untuk memperoleh
pengetahuan dapat melalui bangku sekolah, pengalaman, maupun lingkungan
pergaulan. Melalui pengetahuan yang didapat akan mendasari seseorang dalam
mengambil keputuasn rasional dan efektif, sehingga semakin tinggi tingkat
pengetahuan seseorang untuk mengadaptasikan dirinya dalam lingkungan yang
baru (Notoatmodjo, 1997 dalam Nursalam dan Pariani, 2001). Pengetahuan atau
kognitif merupakan domai yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2002 : 128).
2.2.1.2 Pengaruh pengetahuan terhadap perilaku
Dalam mengadopsi perilaku baru diperlukan suatu proses dimana
diharapkan perubahan perilaku terhadap seseorang. Menurut Rogers 1994 (dalam
Notoatmodjo, 1996 : 128) sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru dalam
diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni :
1.
2.
3.
4.
5.
proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang
positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (Long Lasting). Sebaliknya
apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak
berlangsung lama.
2.2.1.3 Faktor-faktor Pengetahuan yang mempengaruhi Perilaku
Aspek pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku dalam bertindak dimana
perilaku sehat dapat terbentuk karena berbagai pengaruh atau rangsangan yang
berupa pengetahuan sikap, pengalaman, keyakinan, sosial budaya, sarana fisik.
Pengaruh atau rangsangan itu bersifat internal dan eksternal, dan diklasifikasikan
menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku sehat yaitu :
1) Faktor predisposing (predisposisi)
Merupakan faktor internal yang ada pada diri individu, keluarga, kelompok
atau masyarakat yang mempermudah individu untuk berperilaku seperti :
pengetahuan, sosial budaya, pendidikan, pengalaman dan kepercayaan.
2.2.2
Sosial Budaya
2.2.2.1 Pengertian
Kebudayaan meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat, kemampuan serta kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat, yang
merupakan hasil budi atau akal manusia (Depkes RI, 1995 : 84).
Menurut Beals dan Hoyes kebudayaan diturunkan kepada generasi penerus
lewat proses belajar melalui melihat dan meniru tingkah laku orang lain. Namun
demikian kebudayaan itu sendiri bukanlah tingkah laku, akan tetapi cara bertindak
manusia didalam kebudayaan tertentu mengikuti pola-pola ideal dan pola-pola
budaya (Tilaar H.AR, 2002 : 38).
Budaya terus berubah, kadang-kadang cepat sebagai akibat hubungan antar
manusia. Perilaku adalah salah satu bagian dari budaya manusia, sedangkan
budaya sangat mempengaruhi perilaku, maka sosial budaya dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang karena pola hidup yang ada di masyarakat akan memberi
suatu gambaran seseorang untuk melakukan tindakan (Notoatmodjo, 1993).
2.2.3
Ekonomi
2.2.3.1 Pengertian
Ilmu sosial ekonomi adalah suatu cabang ilmu sosial yang menerangkan
perhatian pada masalah bagaimana seharusnya memanfaatkan sumber daya yang
terbatas jumlahnya untuk memuaskan kebutuhan manusia yang beraneka ragam
(Arisudarman, 2000 : 1). Faktor sosial dapat juga berpengaruh terhadap
penanganan penyakit, oleh karena faktor-faktor tersebut ada hubungan dengan
tempat berobat serta latar belakang individu mengenai apa yang dianggap berhasil
dalam proses pengobatan faktor ekonomi diukur dengan kemampuan membayar
pelayanan kesehatan (Uzaham, 1995 : 34). Tingkat ekonomi yang rendah akan
mempengaruhi tingkat motivasi ibu dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
sehingga tidak menyadari pentingnya kesehatan baik diri dan keluarga
(Notoatmodjo, 1993).
kegiatan-kegiatan
sosial
yang
berhubungan
dengan
Pengertian
Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil
secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya. Hal ini meliputi
pemeriksaan kehamilan dan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan, pemberian intervensi dasar serta mendidik dan memotivasi ibu agar
merawat dirinya selama hamil dan mempersiapkan persalinannya (Depkes RI,
1997 : 2).
Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dengan petugas
kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan
kehamilan (Depkes RI, 1997 : 2). Pelayanan antenatal dapat dilakukan di
Posyandu bila ada bidan, polindes atau bidan desa, Puskesmas pembantu bila ada
bidan, Puskesmas, rumah sakit, praktik swasta bidan atau dokter, kunjungan
rumah (Depkes RI, 1997 : 8).
2.3.2
2.3.3
sebaiknya memeriksakan kehamilannya yaitu lebih sering lebih baik atau minimal
selama hamil ibu perlu memeriksakan kehamilannya palings edikit empat kali
kunjungan selama periode antenatal, yaitu :
1) Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)
2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 18)
3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 36 dan
sesudah minggu ke 36)
Pada setiap kunjungan antenatal tersebut perlu didapatkan informasi yang
sangat penting.
1) Kunjungan trimester pertama (sebelum 14 minggu)
Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu
hamil, mendeteksi masalah dan menanganinya, melakukan tindakan
pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi,
penggunaan praktik tradisional yang merugikan, memulai persiapan
kelahiran bayi dan persiapan untuk menghadapi komplikasi, mendorong
perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya).
2.3.4
2.3.5
pokok, yaitu :
2.3.5.1 Aspek Medik
Pemeriksaan medik dalam pelayanan antenatal meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik, diagnostik, pemeriksaan obstetrik dan pemeriksaan diagnostik
penunjang (Laboratorium).
1.
Anamnesis
Anamnesis adalah pertanyaan terarah yang ditujukan kepada ibu hamil,
untuk mengetahui keadaan ibu dan faktor yang dimilikinya, meliputi keluhan
utama yaitu hal yang berkaitan dengan kehamilan yang dirasakan dan
dikemukakan ibu pada pemeriksa, identitas ibu yaitu identitas yang perlu
ditanyakan adalah nama ibu, nama suami dan alamat lengkap, hal-hal yang
berkaitan dengan fungsi reproduksi, pertanyaan meliputi hal-hal yang
mungkin berkaitan dengan faktor resiko yaitu umur ibu, paritas, hari pertama
haid terakhir, lama haid, siklus haid dan jenis kontrasepsi sebelum kehamilan
ini. Dari pertanyaan tersebut dapat diperkirakan adanya kehamilan dan umur
kehamilan, hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan sekarang, pertanyaan
yang diajukan mengenai gerakan janin, keluhan yang berkaitan dengan
perkembangan kehamilan dan keadaan patologis, misalnya adanya perdarahan,
preeklampsi, eklampsi, keluar cairan ketuban, penyakit lain dan keadaan non
obstetrik yang mempengaruhi kehamilan, riwayat obstetrik yang perlu
ditanyakan adalah beberapa kali hamil disertai uraian riwayat setiap
kehamilan, berapa kali melahirkan, jarak kelahiran disertai uraian riwayat
setiap persalinan (penolong, tempat pelayanan dan persalinan normal / tidak),
berapa kali abortus, kapan, umur kehamilan berapa dan tindakan, hasil
kehamilan (kurang atau lebih bulan, BBLR, lahir mati, bayi lahir tidak
menangis dan lain-lain) dan riwayat kehamilan kembar, meliputi keturunan
kembar dari famili atau apakah pernah melahirkan anak kembar.
2.
Pemeriksaan
Pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik diagnostik obstetrik dan
diagnostik penunjang. Pemeriksaan ini merupakan kelanjutan dari anamnesis
meliputi : pemeriksaan fisik diagnostik, hal-hal yang diperiksa adalah berat
badan, tinggi badan dan lingkar lengan atas, tekanan darah, nadi, pernafasan,
suhu tubuh dan adanya cacat tubuh. Pemeriksaan obstetrik meliputi
pemeriksaan luar dan panggul dalam (pelvimetri). Pemeriksaan luar dengan
perabaan perut (cara Leopold I sampai leopold IV) dengan tujuan untuk
memperkirakan umur kehamilan, tafsiran berat janin, letak janin, turunnya
bagian rendah janin dan detak jantung janin. Pemeriksaan panggul dalam
Diagnosis
Diagnosis dibuat berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik
diagnostik obstetrik dan diagnostik penunjang.
4.
Perawatan Payudara
Penyuluhan meliputi : manfaat perawatan payudara sejak kehamilan tujuh
bulan, cara perawatan payudara yaitu licinkan kedua telapak tangan dengan
minyak, kompress puting susu dengan kapas atau lap berminyak, kedua puting
susu ditarik bersamaan, kemudian diputar ke dalam dan keluar dua puluh kali,
pangkal payudara dipegang kedua belah tangan lalu diurut ke arah putting
susu sebanyak dua puluh kali, pijat daerah areola mammae hingga keluar 1 2
tetes ASI, bersihkan puting susu dan sekitarnya dengan handuk bersih dan
kering (Depkes RI, 1997 : 23).
2.
Kebersihan diri
Selama hamil ibu perlu lebih menjaga kesehatan diri, karena adanya
perubahan hormonal maka rongga mulut dan jalan lahir lebih peka terhadap
infeksi. Ibu perlu mandi dan sikat gigi secara teratur, minimal dua kali sehari.
3.
Kebutuhan makan
Ibu dianjurkan untuk tidak membatasi jumlah dan jenis makanannya,
makan makanan bergizi, tinggi kalori dan protein, minum lebih banyak dari
biasa (kurang lebih 10 gelas sehari).
4.
5.
Persiapan persalinan
Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman, di
rumah ada sabun dan air, handuk dan selimut bersih untuk bayi, makanan dan
minuman untuk ibu selama persalinan, mendiskusikan praktek-praktek
tradisional, posisi melahirkan, mengidentifikasi siapa yang dapat membantu
bidan selama persalinan (YBP-SP, 2002 : 4).
6.
2.3.5.3 Rujukan
Rujukan kasus meningkat pelayanan yang lebih tinggi dilakukan bila
ditemukan ibu hamil beresiko yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan
dasar dan atau persalinan tidak mungkin dilakukan di luar rumah sakit.
2.3.6
2.3.6.1 Umur di bawah 20 tahun, karena rahim dan panggul ibu belum
berkembang.
2.3.6.2 Umur diatas 35 tahun, karena kesehatan dan keadaan rahim sudah tidak
sebaik umur sebelumnya.
2.3.6.3 Pernah mengalami kesulitan dalam kehamilan dan persalinan sebelumnya,
yaitu perdarahan, persalinan yang lama, kejang-kejang, demam tinggi,
operasi pada waktu melahirkan
2.3.6.4 Jumlah anak lebih dari empat orang, karena makin banyak anak rahim ibu
makin lemah.
2.3.6.5 Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang kurang dari dua
tahun, karena pada keadaan tersebut rahim dan kesehatan ibu belum pulih
kembali dengan baik.
2.3.6.6 Tinggi badan kurang dari 145 cm, karena ibu mungkin mempunyai
panggul sempit sehingga sulit melahirkan.
2.3.6.7 Lingkar lengan atas (lila) kurang dari 23,5 mm, karena :
1.
2.
2.3.7
2.3.8
Komplikasi Kehamilan
PROPOSAL PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU IBU HAMIL TENTANG ANC
DI PUSKESMAS KREMBANGAN
SURABAYA
Oleh :
RAHMAD HIDAYATULLAH
NIM : P27820303030