Anda di halaman 1dari 86

Pengantar Endokrin

Biomedik II
2014

Nervous and Endocrine


Systems
Act together to coordinate functions of all
body systems
Nervous system
Nerve impulses/ Neurotransmitters
Faster responses, briefer effects, acts on specific
target

Endocrine system
Hormone mediator molecule released in 1 part of
the body but regulates activity of cells in other parts
Slower responses, effects last longer, broader
influence
Copyright 2009, John Wiley & Sons,
Inc.

Mempertahankan homeostasis tubuh, sistem endokrin dan


sistem saraf berinteraksi satu sama lain.
Sebagai contoh, medulla kelenjar adrenal dan kelenjar
hipofisis dalam mensekresikan hormonnya secara primer
tergantung pada respon terhadap stimulasi neural.
Perbandingan antara Sistem Saraf dan Sistem Endokrin
Sistem Saraf

Sistem Endokrin

Sel
Signal kimiawi
Spesifisitas kerja
Kecepatan onset

Neuron
Neurotransmitter
Receptor pada sel postsynaptics
Beberapa detik

Durasi kerja

Sangat singkat kecuali aktivitas


neural berlanjut

Ephitelium glandular
Hormon
Reseptor pada sel target
Beberapa detik sampai
jam
Dapat singkat atau dapat
bertahan selama beberapa
hari bahkan ketika sekresi
dihentikan

Overview of the Endocrine System


System of ductless glands that secrete
hormones
Hormones are messenger molecules
Circulate in the blood
Act on distant target cells
Target cells respond to the hormones
for which they have receptors
The effects are dependent on the
programmed response of the target
cells
Hormones are just molecular triggers
5

Sistem endokrin terdiri dari kelenjarkelenjar endokrin tanpa saluran (duktus)


khusus yang tersebar di seluruh tubuh
Kelenjar endokrin mensekresikan
hormon ke cairan interstisial berdifusi
ke aliran darah menuju seluruh tubuh
bekerja pada sel target (sel sasaran)
spesifik dengan reseptor yang sesuai
Hormon zat perantara kimiawi jarak jauh

Fungsi Sistem Endokrin

Mengatur metabolisme organik dan H2O serta


keseimbangan elektrolit.

Menyebabkan perubahan adaptasi untuk


membantu tubuh menghadapi tekanan stress.

Mengatur perkembangan dan pertumbuhan


tubuh.

Mengontrol reproduksi.

Mengatur produksi sel darah merah

Bersama dengan sistem saraf otonom,


mengontrol dan menyatukan baik sirkulasi dan
pencernaan serta absorpsi makanan.

Suatu zat dapat disebut hormon bila zat tersebut :


(definisi klasik hormon) :

dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau sel-sel


khusus
disekresikan langsung ke dalam aliran darah
ditransportasi ke seluruh tubuh
mempengaruhi kegiatan sel jaringan / organ
sasaran yang letaknya jauh dari asal tempat
pembentukkannya.

Beberapa hormon mempengaruhi hampir semua sel


tubuh, contoh:
Growth hormone pertumbuhan pada hampir
semua bagian tubuh
Tiroksin meningkatkan laju dari banyak reaksi
kimiawi di dalam tubuh.
Beberapa hormon hanya memberikan pengaruhnya
pada jaringan yang spesifik (jaringan target) karena
hanya jaringan inilah yang mempunyai reseptor
terhadap hormon tersebut, contoh:
ACTH (adrenocorticotropic hormone) menstimulasi
korteks kelenjar adrenal, memyebabkannya untuk
mensekresikan hormon adrenokortikal

Hormon Tropik adalah hormon yang mengatur


produksi dan sekresi dari hormon yang lain.
Contoh : TSH (Thyroid - Stimulating Hormone)

Kelenjar Parakrin mengeluarkan sekretnya


melalui proses difusi sederhana ke dalam cairan
interstisial dan hanya memberikan efek pada sel-sel
di dekatnya.
Contoh histamin yang dibebaskan oleh sel mast selama
proses peradangan . Histamin bekerja pada arteriol di
sekitarnya untuk menimbulkan vasodilatasi lokal yang
kemudian diikuti oleh peningkatan aliran darah yang
diperlukan untuk menambah perangkat pertahanan tubuh
ke tempat yang terkena

Kelenjar Autokrin hanya memberikan efek pada


sel sekresinya itu sendiri dengan berikatan pada
reseptor di permukaan sel.
Kedua kelenjar tersebut, kelenjar parakrin dan
autokrin, mensekresikan zatnya ke dalam
lingkungan internal, dan kadang-kadang disebut
hormon lokal.
Kelenjar Eksokrin mempunyai sekret yang keluar
melalui saluran atau duktus menuju permukaan
tubuh, sebagai contoh kelenjar keringat.

Hormone types
Circulating
circulate in blood
throughout body
Local hormones
act locally
Paracrine act on
neighboring cells
Autocrine act on
the same cell that
secreted them

Copyright 2009, John Wiley & Sons,


Inc.

Mechanism
s of
hormone
release

(a) Humoral: in response to changing


levels of ions or nutrients in the blood
(b) Neural: stimulation by nerves
(c) Hormonal: stimulation received from
other hormones

13

Neurotransmitter : zat perantara kimiawi yang jarak


jangkauannya sangat pendek, digunakan oleh
neuron untuk berkomunikasi dengan sel yang
dipersarafi (neuron, otot atau kelenjar)
Neurohormon : hormon yang dikeluarkan ke dalam
darah secara spesifik oleh neuron neurosekretorik.
Neuron neurosekretorik dianggap termasuk sistem
endokrin, dan sistem tersebut disebut
neuroendokrin.
Neuron neurosekretorik mengeluarkan zat
perantara kimiawi (chemical messenger) melalui
darah, sedangkan neuron biasa mengeluarkan
neurotransmiter ke dalam ruang tertutup.
Neuromodulator : zat perantara yang bekerja pada
neuron untuk menimbulkan perubahan biokimiawi
jangka panjang di sel saraf.

Laju sekresi dari beberapa hormon berbeda


secara bermakna selama tenggang waktu
tertentu dalam pola siklus. Karena itu, sistem
endokrin juga mengatur fungsi koordinasi temporal
(time ; waktu). Hal ini terlihat jelas pada kontrol
endokrin atas siklus reproduksi, seperti siklus
menstruasi, yang fungsi normalnya membutuhkan
perubahan pola yang sangat spesifik dari sekresi
berbagai macam hormon.
Sebuah sel target tunggal dapat dipengaruhi
oleh lebih dari satu hormon.
Contohnya, insulin mengatur perubahan glukosa
menjadi glikogen di dalam sel hati dengan
menstimulasi satu enzim hepar spesifik, sedangkan
hormon yang lain, glukagon, mengaktifkan enzim hati
yang lain menimbulkan degradasi glikogen menjadi
glukosa di dalam sel hati.

Perantara kimiawi (chemical messenger) yang


sama dapat berupa hormon atau neurotransmiter
tergantung pada asal dan cara pengantarannya /
transportasinya ke sel target.
Norepinefrin yang disekresikan sebagai hormon
oleh medulla adrenal dan dilepaskan sebagai
neurotransmiter dari serat saraf postganglionik
simpatik adalah contoh utama.
Beberapa organ secara khusus mempunyai fungsi
endokrin (khusus mensekresikan hormon saja,
contohnya kelenjar hipofisis anterior). Sedang
organ yang lain dari sistem endokrin juga
melaksanakan fungsi non - endokrin, contohnya
testis selain memproduksi sperma juga
mensekresikan hormon seks pria, testosteron.

Chemical classes of
hormones
Lipid-soluble use transport proteins
Steroid
Thyroid
Nitric oxide (NO)
Water-soluble circulate in free form
Amine
Peptide/ protein
Eicosanoid
Copyright 2009, John Wiley & Sons,
Inc.

Tinjauan kimiawi hormon

Secara kimiawi, hormon dapat dibagi menjadi


hormon steroid dan hormon non-steroid.
Hormon steroid terbuat dari kolesterol,
dengan struktur kimia yang mirip pula dengan
kolesterol.
perubahan dari kolesterol menjadi hormon
steroid spesifik membutuhkan adanya
sejumlah enzim, yang hanya terdapat pada
organ steroidogenik (penghasil steroid)
spesifik.
Hormon steroid tidak disimpan seperti
hormon non-steroid

Hormon nonsteroid:
Hormon non-steroid termasuk hormon amina, peptida,
dan protein atau glikoprotein yang terbuat dari asam
amino.
Hormon amina adalah hormon yang diturunkan (derivat)
dari asam amino tirosin, termasuk norepinefrin dan
epinefrin (medulla kelenjar adrenal) serta tiroksin dan
triiodotironin (kelenjar tiroid).
Hormon peptida terdiri dari rantai pendek asam amino
(kurang dari 100 asam amino)
Hormon protein terbuat dari rantai panjang asam amino
(lebih dari 100 asam amino)
hormon non-steroid disimpan sampai mereka
disekresikan.
Dengan menyimpan hormon peptida di dalam bentuk
yang telah siap dilepaskan, kelenjar dapat merespons
secara cepat terhadap setiap permintaan untuk
peningkatan sekresi tanpa perlu terlebih dahulu
meningkatkan sintesis hormon. Berbeda dengan hormon
steroid, yang laju sekresinya diatur secara penuh oleh
laju sintesis hormon.

Steroid
hormones

Aldostero
ne

Jenis kimiawi hormon


Jenis zat

Terbuat dari

Contoh

Amina
Peptida
Protein
Glikoprotein
Steroid

Asam amino
Asam amino
Asam amino
Protein dan
karbohidrat
Kolesterol

Norepinefrin, Epinefrin
ADH, OT, TRH, SS, GnRH
PTH, GH, PRL
FSH, LH, TSH
Estrogen, Testosteron, Aldosteron,
Kortisol

Thyroid
hormones

Triiodothyronine (T3)

Amines

Norepinephrine

Peptides and proteins

Oxytocin

Eicosanoids

A leukotriene (LTB4)

Perbedaan dalam struktur kimia juga mempunyai akibat


perbedaan dalam daya larut hormon.
Tingkat daya larut suatu hormon akan menentukan
bagaimana :
(1) hormon diproses oleh sel endokrin,
(2) cara bagaimana hormon diangkut di dalam darah
(3) mekanisme bagaimana hormon melaksanakan efeknya
pada sel target.
Berikut adalah perbedaan dalam tingkat daya larut dari
berbagai macam kelas hormon :
Semua hormon peptida dan katekolamin adalah hidrofilik
(menyukai air) dan lipofobik (takut akan lemak); karena
itu mereka sangat larut di dalam air dan mempunyai
daya larut dalam lemak yang sangat rendah
Semua hormon steroid dan hormon tiroid adalah lipofilik
(menyukai lipid) dan hidrofobik (takut akan air); karena
itu mereka mempunyai tingkat larut yang tinggi di dalam
lemak dan sebaliknya, daya larutnya rendah di dalam air.

PINEAL GLAND
HYPOTHALAMUS
PARATHYROID
GLANDS

Thyroid gland

PITUITARY GLAND

Trachea

THYROID GLAND
Trachea

PARATHYROID GLANDS
(behind thyroid glands)

SKIN

THYMUS

Lung

HEART

LIVER

STOMACH

ADRENAL
GLANDS

KIDNEY
Uterus

PANCREAS
OVARY

SMALL
INTESTINE
Female

Scrotum

TESTES
Male

Kelenjar endokrin sentral termasuk kelenjar pineal,


hipotalamus dan hipofisis. Kelenjar Pineal adalah
bagian dari otak yang mensekresikan hormon, yang
penting di dalam menjaga irama biologi tubuh
(Melatonin).
Kelenjar endokrin perifer, termasuk :
Kelenjar Tiroid (hormon tiroid), Medula dan Korteks
Adrenal (Hormon Adrenokortikal), Pankreas
(Hormon Insulin, Glucagon), Hormon Paratiroid,
Kalsitonin (Kontrol Hormon terhadap Metabolisme
Kalsium dan Fisiologi Tulang)

Fungsi Kelenjar Endokrin yang Kompleks


Satu kelenjar endokrin dapat menghasilkan
bermacam hormon. Kelenjar hipofisis anterior,
sebagai contoh, menghasilkan enam macam hormon
yang berbeda, masing - masing mempunyai
mekanisme kontrol yang berbeda dan mempunyai
fungsi yang berbeda pula.
Satu macam hormon dapat disekresikan oleh
lebih dari satu kelenjar endokrin. Contohnya, baik
hipotalamus maupun pankreas sama - sama
mensekresikan hormon somatostatin.
Seringkali, satu macam hormon mempunyai lebih
dari satu tipe sel target, dan oleh karena itu dapat
menimbulkan lebih dari satu macam efek. Contohnya,
Vasopresin menimbulkan reabsorpsi H2O oleh tubulus
ginjal, begitu juga vasokonstriksi pembuluh darah
seluruh tubuh.

Endocrine Organs
Purely endocrine organs

Pituitary gland
Pineal gland
Thyroid gland
Parathyroid glands
Adrenal: 2 glands
Cortex
Medulla

Endocrine cells in other


organs

Pancreas
Thymus
Gonads
Hypothalamus
31

Table 45.1 Major Human Endocrine Glands and Some of


Their Hormones

Table 45.1

Onset dan Durasi Kerja Hormon


ONSET
Hormon yang bekerja melalui sistem second
messenger untuk mengubah aktivitas enzim yang
telah ada hanya membutuhkan waktu beberapa
menit untuk menjalankan efeknya secara penuh.
Co. epinefrin dan norepinefrin, disekresikan dalam
waktu beberapa detik setelah stimulasi, dan dapat
segera melakukan fungsi kerjanya secara penuh
dalam waktu beberapa detik sampai beberapa menit
Hormon yang bekerja melalui pembentukkan protein
baru, membutuhkan waktu lebih lama sampai
beberapa jam, sebelum efeknya mulai dilangsungkan.
Co. tiroksin atau growth hormon membutuhkan
beberapa bulan untuk menimbulkan efeknya secara
penuh.

DURASI KERJA
Bila dibandingkan secara kontras dengan respons
neural yang secara cepat dihentikan begitu signal
pemicunya dihentikan pula, respons hormonal
dapat tetap ada (persisten) untuk selama beberapa
waktu setelah hormon tidak lagi berikatan dengan
reseptornya.
Efek hormon biasanya akan tetap ada selama
beberapa waktu setelah withdrawal hormon itu
sendiri.
Respons yang tergantung pada sintesis protein
berlangsung lebih lama daripada yang kerjanya
melalui aktivasi enzim.
Hormon lipofilik sendiri akan lebih lama
kehadirannya sebelum di non-aktifkan bila
dibandingkan dengan hormon hidrofilik.

Konsentrasi hormon yang dibutuhkan untuk


mengontrol metabolik dan fungsi endokrin adalah
sangat kecil, berkisar antara 1 picogram ( satu per
sejuta per sejuta dari satu gram) dalam setiap mililiter
darah sampai beberapa mikrogram (per juta dari satu
gram) per mililiter darah.
Laju sekresi dari hormon jugalah sangat kecil. Biasanya
diukur dalam mikrogram atau miligram per hari.
Kelenjar endokrin tidak mensekresikan hormonnya
dalam laju yang konstan (tetap). Laju sekresi tersebut
diatur oleh kombinasi beberapa mekanisme yang
kompleks.
Mekanisme umum dalam pengontrolan laju sekresi tersebut
adalah : sistem umpan balik negatif, refleks neuroendokrin
,dan irama diurnal (sirkadian).

Transport Hormon di dalam darah


Hormon yang larut dalam air (peptida dan
katekolamin) larut di dalam plasma
Hormon steroid bersirkulasi di dalam darah dengan
terikat pada protein plasma. Biasanya kurang dari
10 persen berada dalam keadaan bebas tanpa
terikat dengan protein plasma.
Hormon katekolamin bersirkulasi sebagai hormon
bebas dalam jumlah sekitar 50% ; sedangkan 50%
yang lain terikat secara lemah pada protein plasma
albumin. Karena hormon katekolamin larut di dalam
air, kepentingan dan tujuan ikatan dengan protein
plasma ini masih belum diketahui dengan jelas.

Metabolisme Hormon
Hati merupakan tempat utama untuk me-nonaktifkan hormon metabolik, beberapa hormon juga
dimetabolisme di ginjal, darah, atau sel target.
Cara utama di dalam melakukan bersihan hormon
dan metabolitnya dari dalam darah adalah melalui
eksresi urin cara non-invasif untuk menilai fungsi
endokrin, karena laju sekresi hormon dan
metabolitnya di dalam urin merefleksikan laju
sekresi oleh kelenjar endokrin.

Klirens Hormon
Terdapat dua faktor yang dapat meningkatkan atau
menurunkan konsentrasi hormon di dalam darah.
Pertama adalah laju sekresi hormon ke dalam darah.
Yang kedua adalah laju bersihan hormon dari dalam
darah, yang disebut laju klirens metabolik (metabolic
clearance rate).
Biasanya diekspresikan sebagai jumlah mililiter plasma
yang di bersih kan dari hormon per menit.
Untuk menghitung laju klirens ini, harus dihitung (1)
laju menghilangnya hormon dari plasma per menit,
dan (2) konsentrasi dari hormon dalam setiap mililiter
plasma.
Laju Klirens Metabolik = Laju menghilangnya hormon
dari dalam plasma / Konsentrasi hormon dalam setiap
mililiter plasma

Hormon dibersihkan dari plasma dengan berbagai


cara
(1) destruksi metabolik oleh jaringan
(2) ikatan dengan jaringan
(3) eksresi oleh hati ke dalam cairan empedu
(4) eksresi oleh ginjal ke dalam urin.

Reseptor Hormon
Hormon dapat menuju ke semua sel, tetapi hanya
berpengaruh pada sel yang mempunyai reseptor
yang sesuai.
Reseptor hormon adalah molekul protein atau
glikoprotein yang mempunyai binding site untuk
hormon yang spesifik
Setiap target sel mempunyai 2.000 sampai 100.000
reseptor
Semakin banyak reseptor yang terikat dengan
hormon, semakin besar respons yang ditimbulkan.

Lokasi dari reseptor tiap tipe hormon adalah sebagai


berikut :

Di dalam atau di atas permukaan membran sel.


Reseptor membran spesifik untuk sebagian besar
hormon protein, peptida, dan hormon
katekolamin.
Di dalam sitoplasma sel.

Reseptor untuk beberapa hormon steroid


ditemukan sebagian besar pada sitoplasma.

Di dalam nukleus sel.


Reseptor untuk hormon steroid dan hormon tiroid
ditemukan di dalam nukleus dan dipercaya
berhubungan secara langsung dengan satu atau
beberapa kromosom.

Perbedaan kerja antara hormon yang mempunyai


reseptor di permukaan membran sel dan yang
mempunyai reseptor di sitosol

Jumlah reseptor pada target sel biasanya tidak


tetap konstan dari hari ke hari, atau bahkan dari
menit ke menit.
Down Regulation : penurunan jumlah reseptor
aktif yang akan menurunkan responsifitas jaringan
target terhadap hormon.
Hal ini kemudian akan menurunkan sensitifitas
(desensitisasi) sel target terhadap peningkatan
konsentrasi hormon
Up Regulation : pembentukkan lebih banyak
molekul reseptor oleh target sel, melebihi keadaan
normal, menyebabkan jaringan target menjadi lebih
sensitif terhadap efek stimulasi hormon.

Mekanisme Kerja Hormon


Tiga cara utama hormon melangsungkan respon biologi-nya :
Kelenjar
Endokrin
Hormon

Berikatan dengan
reseptor
SEL TARGET)
Ikatan hormon dengan reseptornya memicu salah satu dari
kejadian intraselular di bawah ini :
1.
Mengubah permeabilitas saluran (channel) dengan bekerja pada protein
pembentuk-saluran yang telah ada.
Atau
2.
Bekerja memalui sistem second messenger untuk mengubah aktivitas
dari protein yang telah ada,
Atau
3.
Mengaktifkan gen spesifik menyebabkan pembentukan protein baru.

Respons
Fisiologis

Hormon Lipofilik (Hormon Steroid dan Hormon


Tiroid)
Urutan Kerja Hormon Lipofilik

Kelenjar hormon mensekresikan hormon lipofilik.

Hormon lipofilik berdifusi melalui membran sel target.

Hormon bergabung dengan molekul reseptor spesifik


pada nukleus atau pada sitoplasma sel target.

Kompleks hormon-reseptor berdifusi masuk atau


ditransportasikan ke dalam nukleus.

Kompleks hormon-reseptor berikatan pada daerah


yang khusus dari DNA di kromosom (hormone response
element / HRE), yang mengaktifkan proses transkripsi
gen spesifik untuk membentuk RNA messenger.

RNA messenger memasuki sitoplasma dan


mengarahkan ribosom melaksanakan sintesis protein.

Protein yang baru terbentuk memproduksi efek spesifik


hormon.

Steroid Hormone Action

STEROID HORMONE ANIMATION


Figure 9.1a

Free hormone

Transport protein

2 Activated

receptor
hormone
complex alters
gene expression
Cytosol

Blood capillary
1 Lipid-soluble

hormone diffuses
into cell
Nucleus
Receptor
DNA
mRNA
Ribosome

3 Newly

Formed mRNA
directs synthesis of
specific proteins on
ribosomes

New
protein
4 New proteins

alter
cell's activity
Target cell

Hormon Hidrofilik (Hormon Non Steroid)


Urutan Kerja Hormon Nonsteroid

Kelenjar hormon mensekresikan hormon nonsteroid.

Cairan tubuh membawa hormon ke target sel.

Hormon bergabung dengan situs reseptor pada


membran dari sel target, mengaktifkan protein G.

Molekul Adenylate cyclase diaktifkan di dalam


mebran sel target.

Adenylate cyclase mengubah ATP menjadi cyclic AMP.

Cyclic AMP mengaktifkan protein kinases.

Enzim enzim ini mengaktifkan substrat protein di


dalam sel yang mengubah proses metabolik.

Perubahan selular menimbulkan efek dari hormon.


sistem second messenger yang lain : Fosfolipase C &
Kalsium Kalmodulin

Nonsteroid Hormone Action

NONSTEROID HORMONE ANIMATION


Figure 9.1b

Blood capillary

Water-soluble 1
hormone
Receptor

Binding of hormone (first messenger) to its


receptor activates G protein, which activates
adenylate
cyclase
Adenylate
cyclase

Second
messenger
2 Activated
ATP
cAMP
adenylate
cyclase
converts
Protein
6
Phosphodiester
ATP
to cAMP
kinases
ase
inactivates
cAMP
serves
as
Activated
3
cAMP
a
protein
kinases
second
messenger
4 Activated
to activate
Protein
protein
protein
kinases
kinases
ATP
phosphorylate
cellular
proteins
ADP
G protein

Protein - P

5 Millions of phosphorylated
proteins cause reactions
that
produce physiological
responses
Target cell

Kontrol terhadap Sekresi Hormon


Sistem Umpan Balik
-

Hypotalamus

Pituitari Anterior

Kelenjar endokrin perifer

Sistem Saraf

Perubahan jumlah
di dalam
plasma

Kelenjar Endokrin

Kelenjar Endokrin

Sel Target

Sel Target

Sel Target

Kerja Hormon

Kerja Hormon

Kerja Hormon

Kontrol terhadap sistem endokrin terjadi dalam 3 jalur : (a)


hipotalamus dan pituitari anterior, (b) sistem saraf secara
langsung, dan (c) kelenjar yang merespon secara langsung
terhadap perubahan di lingkungan internal. Penghambatan
Negative Feedback dilambangkan dengan .

Udara dingin
Hipotalamus
TRH
Adenohipofisis
TSH
Kelenjar Tiroid
Tiroksin
Mekanisme umpan balik negatif pengaturan sekresi hormon
tiroksin
: menghambat
: merangsang

umpan balik positif pengendalian sekresi hormon


bersifat saling menguatkan.
Terjadi ketika kerja biologis hormon di jaringan
target membutuhkan tambahan sekresi dari
hormon.
Contoh sekresi Luteinizing Hormone (LH) yang
terjadi sebagai akibat efek stimulasi estrogen ke
kelenjar hipofisis anterior sebelum ovulasi.
LH bekerja pada ovarium menstimulasi
tambahan sekresi estrogen menyebabkan lebih
banyak lagi sekresi LH.
Ketika kadar konsentrasi LH mencapai tingkat yang
cukup memadai kontrol umpan balik negatif akan
terjadi.

Umpan Balik Positif


Persalinan hormon oksitosin dihasilkan oleh
hipotalamus merangsang kontraksi uterus
merangsang serviks uteri untuk meregang.
Regangan serviks uteri ini menimbulkan impuls
yang merangsang hipotalamus untuk mensekresi
oksitosin yang lebih banyak lagi.
Demikian proses ini semakin kuat dan baru berhenti
bila bayi sudah dilahirkan.

Refleks Neuroendokrin
di dalamnya termasuk komponen saraf dan komponen
endokrin.
Tujuan menghasilkan peningkatan mendadak di
dalam sekresi hormon sebagai respons terhadap
stimulus spesifik.
Contoh, sekresi epinefrin oleh medulla adrenal secara
tunggal diatur oleh sistem saraf simpatik. Beberapa
sistem kontrol endokrin yang lain, mengandung baik
sistem umpan balik (mempertahankan jumlah basal
yang konstan dari hormon) maupun refleks
neuroendokrin (menyebabkan sekresi mendadak
sebagai respons terhadap kebutuhan yang mendadak
pula terhadap hormon). Contohnya adalah
peningkatan sekresi hormon kortisol, hormon stress,
oleh korteks adrenal sebagai respons terhadap stress.

Irama Diurnal (Sirkadian)


irama diurnal (siang-malam ; day-night)
irama sirkadian (dalam waktu/selama sehari ;
around a day)
Irama endokrin terkunci terhadap petunjuk dari
luar tubuh, seperti siklus terang dan gelap. Puncak
pasang dan surut dari siklus 24 jam sekresi hormon
diatur sesuai dengan siklus terang dan gelap.
Beberapa siklus endokrin ber-operasi pada skala
waktu selain irama sirkadian, ontoh siklus
menstruasi bulanan.

Hal-hal yang dapat menyebabkan kelainan


endokrin terjadi
Aktivitas Hormon Terlalu
Sedikit

Kelenjar endokrin terlalu


sedikit mensekresikan hormon
(hiposekresi) *
Peningkatan bersihan hormon
dari darah
Tingkat responsitifitas
jaringan yang abnormal
terhadap hormon
Kekurangan reseptor sel target
Kekurangan
enzim
yang
esensial untuk respons sel
target

Aktivitas Hormon Terlalu Banyak


endokrin
terlalu
banyak
Kelenjar
mensekresikan hormon (hipersekresi) *
Penurunan jumlah protein plasma pengikat
hormon (terlalu banyak hormon bebas yang
aktif secara biologis)
Penurunan bersihan hormon dari darah
Penurunan non-aktifasi
Penurunan eksresi

* penyebab terbanyak disfungsi endokrin

Permisifitas, Sinergisme, dan Antagonisme


Hormon seringkali mempengaruhi reseptor dari
hormon yang lain sebagai bagian dari aktivitas
fisiologis normal-nya. Sebuah hormon dapat
mempengaruhi aktivitas hormon yang lain pada sel
targetnya melalui satu dari tiga jalur berikut ini :
Permisifitas : suatu hormon harus ada dalam
jumlah yang adekuat agar efek hormon lain dapat
bekerja secara penuh. Hormon yang pertama
meningkatkan responsitifitas sel target terhadap
hormon lain. Contohnya, hormon tiroid
meningkatkan jumlah reseptor untuk epinefrin pada
sel target epinefrin, meningkatkan tingkat
efektifitas dari epinefrin itu sendiri.

Sinergisme : kerja dari beberapa hormon saling


melengkapi dan efek kombinasinya lebih besar
dibandingkan dengan gabungan jumlah dari efek
hormon-hormon itu sendiri masing-masing secara
terpisah. Contohnya adalah sinergisme kerja antara
Follicle-stimulating hormone (FSH) dengan
testosteron, yang keduanya dibutuhkan untuk
mempertahankan laju produksi normal dari sperma.
Antagonisme : satu hormon menyebabkan hilangnya
reseptor hormon yang lain, menurunkan efekitivitas
hormon yang lain itu. Contohnya, progesteron
(hormon yang disekresikan selama kehamilan yang
menurunkan kontraksi uterus) menghambat
responsitifitas uterus terhadap estrogen (hormon yang
disekresikan selama kehamilan yang meningkatkan
kontraksi uterus). Dengan menyebabkan hilangnya
reseptor estrogen pada otot polos uterus, progesteron
mencegah uterus untuk melangsungkan efeknya
selama kehamilan ,sehingga menjaga uterus sebagai
lingkungan yang tenang (tidak berkontraksi) yang
cocok untuk perkembangan fetus.

Hypothalamus and Pituitary


Gland

Copyright 2009, John Wiley & Sons,


Inc.

Hypothalamus and Pituitary


Gland
Hypothalamus is a major link
between nervous and endocrine
system
Pituitary attached to hypothalamus
by infundibulum
Anterior pituitary or adenohypophysis
Posterior pituitary or neurohypophysis

Copyright 2009, John Wiley & Sons,


Inc.

PENGATURAN SEKRESI KELENJAR HIPOFISIS OLEH


HIPOTALAMUS
Sekresi dari kelenjar hipofisis posterior diatur oleh
sinyal-sinyal saraf yang berasal dari hipotalamus
Sekresi kelenjar hipofisis anterior diatur oleh hormonhormon yang disebut hormon (atau faktor) pelepas
hipotalamus (Hypothalamic releasing hormone) dan
hormon (faktor) penghambat (Hypotalamic inhibitory
hormone)
hipotalamus pusat pengumpul informasi mengenai
kesehatan dalam tubuh mengatur sekresi hormon
hipofisis ; hipotalamus tidak dijaga oleh sawar darahotak, sehingga hipotalamus dapat dengan mudah
memantau perubahan-perubahan kimia dalam darah.
Dua faktor terpenting yang mengatur sekresi hormon
hipofisis anterior adalah (1) hormon hipotalamus
(hormon hipofisiotropik) dan (2) umpan-balik oleh
hormon organ sasaran
Dahulu : Hipofisis Anterior master gland

hipotalamus hipofisis anterior melalui jalur vaskuler khusus sistem


porta hipotalamus-hipofisis

Anterior pituitary
Release of hormones stimulated by
releasing and inhibiting hormones from
the hypothalamus
Also regulated by negative feedback
Hypothalamic hormones made by
neurosecretory cells transported by
hypophyseal portal system
Anterior pituitary hormones that act on
other endocrine systems called tropic
hormones
Copyright 2009, John Wiley & Sons,
Inc.

Infundibulum
POSTERIOR
PITUITARY

Hypothalamus

ANTERIOR
PITUITARY

Pituitary gland
Sagittal section of pituitary gland
Primary plexus of
hypophyseal portal system
HYPOTHALAMUS

Infundibulum

Median eminence
Superior hypophyseal
artery

Posterior hypophyseal
veins

Hypophyseal portal veins


Sphenoid bone

POSTERIOR
PITUITARY

ANTERIOR PITUITARY

Capillary plexus of
infundibular process

Secondary plexus of
hypophyseal portal system

Hypophyseal
fossa

Anterior hypophyseal
veins
POSTERIOR

ANTERIOR

Inferior hypophyseal artery

(a) Relationship of hypothalamus to


pituitary gland

Hypothalamic
neurosecretory
cell
Primary plexus of
hypophyseal portal
system
Hypophyseal
portal veins

(b) Path of releasing and inhibiting


hormones

Corticotroph
Somatotroph

Thyrotroph

Lactotroph
Gonadotroph

LM all about 65x

(c) Histology of anterior pituitary

1.Hormon pertumbuhan (growth hormone (GH), atau


somatotropin (STH))
mengatur pertumbuhan tubuh secara keseluruhan
dengan mempengaruhi pembentukan protein,
pembelahan sel, dan diferensiasi sel.
2.Thyroid-stimulating hormone (TSH, tirotropin)
merangsang sekresi hormon tiroksin dan triiodotironin
oleh kelenjar tiroid ; mengontrol laju kecepatan dari
sebagian besar reaksi kimia intraselular di seluruh
tubuh.
3.Hormon adrenokortikotropik (adrenocorticotropic
hormone, ACTH)
merangsang sekresi kortisol oleh korteks adrenal.
Hormon adrenokortikal mempengaruhi metabolisme
glukosa, protein dan, lemak.
4. Follicle-stimulating hormone (FSH)
Pada wanita merangsang pertumbuhan dan
perkembangan folikel ovarium serta mendorong
sekresi hormon estrogen oleh ovarium.
Pada pria, FSH produksi sperma.

5.Luteinizing hormone (LH)


Pada wanita untuk ovulasi, luteinisasi
(pembentukan korpus luteum pascaovulasi yang
menghasilkan hormon di ovarium), dan pengaturan
sekresi hormon seks wanita, estrogen dan
progesteron, oleh ovarium.
Pada pria merangsang sel interstisium Leydig di
testis untuk mengeluarkan hormon seks pria,
testosteron, sehingga hormon ini juga diberi nama
interstitial cell-stimulating hormone (ICSH).
6.Prolaktin (PRL)
meningkatkan perkembangan payudara dan
pembentukan susu pada wanita.
Fungsinya pada pria tidak diketahui

Hormones of the Anterior


Pituitary
Human growth hormone (hGH) or somatostatin
Stimulates secretion of insulin-like growth factors (IGFs)
that promote growth, protein synthesis

Thyroid-stimulating hormone (TSH) or thyrotropin


Stimulates synthesis and secretion of thyroid hormones
by thyroid

Follicle-stimulating hormone (FSH)


Ovaries initiates development of oocytes, testes
stimulates testosterone production

Luteinizing hormone (LH)


Ovaries stimulates ovulation, testes stimulates
testosterone production
Copyright 2009, John Wiley & Sons,
Inc.

Hormones of the Anterior


Pituitary
Prolactin (PRL)
Promotes milk secretion by mammary
glands

Adrenocorticotropic hormone (ACTH) or


corticotropin
Stimulates glucocorticoid secretion by
adrenal cortex

Melanocyte-stimulating Hormone (MSH)


Unknown role in humans
Copyright 2009, John Wiley & Sons,
Inc.

Human growth hormone (hGH),


also known as somatotropin

Luteinizing hormone (LH)

Ovaries

Testes

Liver (and other tissues)


Prolactin (PRL)
Thyroid-stimulating hormone
(TSH), also known as
thyrotropin

Thyroid gland
Follicle-stimulating hormone
(FSH)

Ovaries

Testes

Mammary glands
Adrenocorticotropic hormone
(ACTH), also known as
corticotropin
Adrenal
cortex
Melanocyte-stimulating hormone
(MSH)

Brain

1 Low blood glucose


(hypoglycemia)
stimulates release of

6 High blood glucose


(hyperglycemia)
stimulates release of

GHRH GHIH

7 GHIH inhibits
secretion of
hGH by
somatotrophs

2 GHRH stimulates
secretion
of hGH by
somatotrophs
hGH

Anterior
pituitary
3 hGH and IGFs speed 8
up breakdown of liver
glycogen into glucose,
which enters the blood
more rapidly

A low level of hGH and


IGFs decreases the rate
of glycogen breakdown
in the liver and glucose
enters the blood more
slowly

4 Blood glucose level 9 Blood glucose level


rises to normal
falls to normal
(about 90 mg/100 mL) (about 90 mg/100 mL)

5 If blood glucose
10
continues to increase,
hyperglycemia inhibits
release of GHRH

If blood glucose
continues to decrease,
hypoglycemia inhibits
release of GHIH

Negative Feedback
Regulation

Copyright 2009, John Wiley & Sons,


Inc.

Hypothalamus
Neurosecretory cells
Pituitary gland
HYPOTHALAMUS
Optic
chiasm

Capillary plexus
of the posterior
pituitary

Infundibulum
Axons of neurosecretory cells

Axon terminal
POSTERIOR
PITUITARY

ANTERIOR
PITUITARY

1 High blood osmotic

pressure stimulates
hypothalamic
osmoreceptors

5 Low blood osmotic


pressure inhibits
hypothalamic
osmoreceptors

Osmoreceptors
Osmoreceptors
2
6 Inhibition of
activate neurosecretory
osmoreceptors reduces or
cells that synthesize
stops ADH secretion
and release ADH
Hypothalamus

3 Nerve impulses

liberate ADH from


axon terminals in
posterior pituitary into
bloodstream
ADH

Target tissues

4 Kidneys retain Sudoriferous

more water,
(sweat) glands
which decreasesdecrease water
urine output
loss by
perspiration from
skin

Arterioles
constrict,
which increases
blood pressure

Posterior pituitary
Does not synthesize hormones
Stores and releases hormones made by
the hypothalamus
Transported along hypothalamohypophyseal
tract

Oxytocin (OT)
Antidiuretic hormone (ADH) or
vasopressin

Copyright 2009, John Wiley & Sons,


Inc.

Oxytocin (OT)

Uterus

Antidiuretic hormone (ADH) or


vasopressin

Mammary
glands

Kidneys

Sudoriferous
(sweat) glands

Arterioles

Hypothalamohypophyseal
tract

Copyright 2009, John Wiley & Sons,


Inc.

Oxytocin (OT)
During and after delivery of baby affects
uterus and breasts
Enhances smooth muscle contraction in
wall of uterus
Stimulates milk ejection from mammary
glands

Copyright 2009, John Wiley & Sons,


Inc.

Antidiuretic Hormone (ADH)


Decreases urine production by causing the
kindeys to return more water to the blood
Also decreases water lost through sweating
and constriction of arterioles which increases
blood pressure (vasopressin)

Copyright 2009, John Wiley & Sons,


Inc.

1 High blood osmotic

5 Low blood osmotic


pressure inhibits
pressure stimulates
hypothalamic
hypothalamic
osmoreceptors
osmoreceptors
Osmoreceptors
2 Osmoreceptors
activate the
6 Inhibition of osmoneurosecretory cells
receptors reduces or
that synthesize and
stops ADH secretion
release ADH
Hypothalamus

3 Nerve impulses

liberate ADH from


axon terminals in
the posterior
pituitary into
the bloodstream
ADH

Target tissues

4 Kidneys retain

Sudoriferous
Arterioles constrict,
more water,
(sweat) glands
which increases
which decreases decrease water blood pressure
urine output
loss by perspiration
from the skin

Anda mungkin juga menyukai