Anda di halaman 1dari 5

TERAPI

1. Perawatan di rumah Sakit


Indikasi jelas untuk perawatan di rumah sakit adalah perlunya prosedur
diagnostik, risiko bunuh diri atau membunuh, dan penurunan kemampuan pasien
dalam mendapatkan makanan atau tempat berlindung. Riwayat gejala yang
berkembang dengan cepat dan hancurnya sistem pendukung pasien juga
merupakan indikasi untuk perawatan di rumah sakit.
Depresi ringan atau hipomanik dapat secara aman diobati di tempat
praktik jika dokter memeriksa pasien secara sering. Tanda klinis gangguan
pertimbangan, penurunan berat badan, atau insomnia harus minimal. Sistem
pendukung pasien harus kuat, tidak terlibat terlalu banyak maupun tidak menjauhi
pasien. Pasien dengan gangguan mood sering kali tidak bisa ke rumah sakit secara
sukarela, sedangkan pasien depresif berat sering kali tidak mampu mengambil
keputusan karena pikiran mereka yang melambat, pandangan kata yang negatif,
dan putus asa.
2. Terapi psikososial
Secara spesifik, beberapa data menyatakan bahwa farmakoterapi maupun
psikoterapi saja tidak efektif, sekurangnya pada pasien dengan episode depresif
berat yang ringan, dan bahwa penggunaan teratur terapi kombinasi menambah
biaya terapi dan memaparkan pasien dengan efek samping yang tidak diperlukan.
Tiga jenis terapi psikososial jangka pendek terapi kognitif, terapi interpersonal,
dan terapi perilaku- telah diteliti tentang manfaatnya di dalam pengobatan
gangguan depresif berat. Terapi kognitif bertujuan menghilangkan episode
depresif dan mencegah rekurennya dengan membantu pasien mengidentifikasi dan
uji kognitif negatif; mengembangkan cara berpikir alternatif, fleksibel, positif,
melatih kembali respon kognitif dan perilaku yang baru.
Terapi interpersonal adalah efektif di dalam pengobatan gangguan
depresif berat dan mungkin, tidak mengejutkan, secara spesifik membantu
menjawab masalah interpersonal. Pada terapi perilaku, dengan memusatkan pada
perilaku maladaptif di dalam terapi, pasien belajar untuk berfungsi di dunia
dengan cara tertentu dimana merek mendapatkan dorongan positif.

Sementara itu, terapi keluarga dapat dilakukan dengan indikasi jika


gangguan membahayakan perkawinan atau fungsi keluarga pasien atau jika
gangguan mood dikembangkan atau dipertahankan oleh situasi keluarga.
3. Farmakoterapi
Pengobatan yang efektif dan spesifik (sebagai contoh, obat trisiklik) telah
tersedia untuk pengobatan gangguan depresif berat selama 40 tahun.penggunaan
farmakoterapi spesifik kira-kira menggandakan kemungkinan bahwa seorang
pasien yang terdepresi akan pulih dalam satu bulan. Beberapa masalah ada di
dalam pengobatan gangguan depresif berat; beberapa pasien tidak berespon
terhadap pengobatan pertama; semua antidepresan yang tersedia sekarang ini
memerlukan waktu tiga sampai empat minggu untuk menunjukkan efek terapeutik
yang bermakna, walaupun mungkin dapat mulai menunjukkan efeknya lebih awal
dan lama, semua antidepresan yang tersedia adalah toksik pada overdosis dan
memiliki efek merugikan.
Tetapi sekarang, diperkenalkannya bupropion dan serotonin-specific
reuptake inhibitors (SSRIs) sebagai contoh, fluoxetine, paroxetine (paxil), dan
setraline (Zoloft)-memberikan klinisi obat yang jauh lebih baik ditoleransi
daripada obat yang sebelumnya tetapi sama efektifnya. Indikasi utama untuk
antidepresan adalah episode depresif berat. Gejala pertama yang membaik adalah
pola tidur dan makan yang terganggu, walaupun mungkin hal tersebut mungkin
kurang benar jika SSRIs digunakan dibandingkan digunakan obat trisiklik.
Agitasi, kecemasan, episode depresif, dan keputusasaan adalah gejala selanjutnya
yang membaik. Gejala sasaran lainnya adalah energi yang rendah, konsentrasi
yang buruk, ketidakberdayaan, dan penurunan libido. Terapi elektrokonvulsif
(ECT) biasanya digunakan jika (1) pasien tidak responsif terhadap farmakoterapi,
(2) pasien tidak dapat menoleransi farmakoterapi, atau (3) situasi klinis adalah
sangat parah sehingga diperlukan perbaikan cepat yang terlihat pada ECT.
PROGNOSIS
Gangguan depresif berat bukan merupakan gangguan yang ringan.
Keadaan ini merupakan gangguan kronis, dan pasien cenderung mengalami
relaps. Pasien yang dirawat di rumah sakit untuk episode pertama gangguan

depresif berat memiliki kemungkinan 50 persen untuk pulih di dalam tahun


pertama. Persentasi pasien yang sembuh setelah perawatan di rumah sakit
menurun dengan berjalannya waktu, dan pada waktu lima tahun pasca perawatan
di rumah sakit, 10 sampai 15 persen pasien tidak pulih. Banyak pasien yang tidak
sembuh tetap menderita gangguan distimik. Rekurensi episode depresif berat juga
sering. Kira-kira 25 persen pasien mengalami suatu rekurensi dalam enam bulan
pertama setelah pulang dari rumah sakit, kira-kira 30 sampai 50 persen dalam dua
tahun pertama, dan kira-kira 50 sampai 75 persen dalam lima tahun.
Insidensi relaps adalah jauh lebih rendah daripada angka tersebut pada
pasien yang meneruskan terapi psikofarmakologis profilaksis dan pada pasien
yang hanya mengalami satu atau dua episode depresif. Pada umumnya, saat pasien
mengalami lebih banyak episode depresif, waktu antara episode memendek, dan
keparahan masing-masing episode meningkat. Episode ringan, tidak adanya gejala
psikotik, dan tinggal di rumah sakit dalam waktu yang singkat adalah indikator
prognostik baik. Indikator psikososial perjalanan penyakit yang baik adalah
riwayat persahabatan yang erat selama remaja, fungsi keluarga yang stabil, dan
fungsi sosial yang biasanya kokoh selama lima tahun sebelum penyakit.
Tanda prognostik baik tambahan adalah tidak adanya gangguan psikiatrik
komorbid, tidak adanya gangguan kepribadian, tidak lebih dari satu kali
perawatan di rumah sakit sebelumnya untuk gangguan depresif berat, dan usia
onset yang lanjut. Kemungkinana prognosis buruk meningkat oleh adanya
penyerta gangguan distimik, penyalahgunaan alkohol dan zat lain, gejala
gangguan kecemasan, dan riwayat lebih dari satu episode depresif sebelumnya.
Laki-laki lebih mungkin mengalami perjalanan penyakit yang secara kronis
mengganggu dibandingkan wanita.
Episode depresif yang tidak diobati berlangsung 6 sampai 13 bulan;
sebagian besar episode yang diobati berlangsung kira-kira 3 bulan. Menghentikan
antidepresan sebelum 3 bulan hampir selalu menyebabkan kembalinya gejala.
Saat perjalanan penyakit berkembang, pasien cenderung menderita episode
depresif yang lebih sering dan berlangsung lama.

Kira-kira 5 sampai 10 persen pasien dengan diagnosis awal gangguan


depresif berat menderita suatu episode manik 6 sampai 10 tahun setelah episode
depresif awal.
Usia rata-rata untuk pergantian tersebut adalah 32 tahun, dan keadaan ini
sering terjadi setelah dua sampai empat episode depresif.
DIAGNOSIS BANDING
GANGGUAN MEDIS
Jika suatu kondisi medis nonpsikiatrik menyebabkan suatu gangguan
mood, diagnosis DSM-IV adalah gangguan mood karena kondisi medis umum.
Jika suatu zat menyebabkan gangguan mood, diagnosis DSM-IV adalah gangguan
mood akibat zat. Sebagian besar penyebab organik gangguan depresif dapat
dideteksi dengan riwayat medis yang lengkap, pemeriksaan fisik dan neurologis
yang lengkap, dan tes darah dan urine rutin. Pada gangguan mood akibat
penggunaan zat, aturan penting yang beralasan adalah bahwa tiap obat yang
digunakan pasien depresi harus dianggap sebagai faktor potensial di dalam
hipertensi, sedatif, hipnotik, antipsikotik, antiepileptik, obat antiparkinson,
analgesik, antibakteri, dan antineoplastik semuanya sering disertai gejala depresif.
KONDISI NEUROLOGIS
Masalah neurologis yang paling umum bermanifestasi sebagai gejala
depresif adalah penyakit parkinson, penyakit yang menimbulkan demensia
(termasuk demensia tipe Alzheimer), epilepsi, penyakit serebrovaskuler, dan
tumor. Gejala depresif sering kali berespon terhadap obat antidepresan dan terapi
elektrokonvulsif (ECT)
PSEUDODEMENSIA
Klinisi biasanya dapat membedakan pseudodemensia gangguan depresif
berat dari demensia suatu penyakit, serta demensia tipe Alzheimer, atas dasar
klinis. Gejala kognitif pada gangguan depresif berat memiliki onset yang tiba-tiba,
dan gejala lain dari gangguan depresif berat, seperti menyalahkan diri sendiri,
sering ditemukan. Pasien terdepresi dengan gangguan kognitif sering kali
mencoba menjawab pertanyaan (saya tidak tahu), sedangkan pasien demensia
sering kali berkonfabulasi. Pada pasien terdepresi, daya ingat belum lama adalah
lebih terganggu daripada daya ingat jauh dan pasien terdepresi sering kali dapat

dilatih dan didorong selama wawancara untuk mengingat, suatu kemampuan yang
tidak dimiliki oleh pasien demensia.

Anda mungkin juga menyukai