1. Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
Etilbenzena atau sering juga disebut peniletana dan etilbenzol merupakan
senyawa alkylaromatik dengan rumus kimia C6H5CH2CH3 dan berat molekul 106,168.
Lebih dari 99% digunakan untuk pembuatan styrene, ethylantraquinon dan benzoic acid.
Styrene merupakan produk yang dibutuhkan industri kimia dengan skala besar, yang
mana menggunakan etilbenzena sebagai bahan baku utama. Etilbenzena diproduksi
dengan proses alkylasi benzena dan etilena.
Etilbenzena dikomersialkan pertama kali pada tahun 1930 oleh Dow Chemical
di Amerika dan BASF di Jerman. Pada tahun 1965, 10% dari produksi etilbenzena di
amerika adalah superfraksinasi campuran xylene, pada tahun 1986 sejumlah turunan
etilbenzena yang dihasilkan tidak layak untuk diproduksi karena peningkatan biaya
energi.
Prosess alkilasi aromatic hidrokarbon dengan olefin menggunakan katalis
alumuniumklorida pertama kali dikemukakan oleh M.Balshon pada tahun 1879
bagaimanapun juga Charles friedel dan James M.Chraft adalah perintis dan penemu
awal dengan katalis alumunium klorida. Beberapa tahun kemudian proses yang
dikerjakan Friedel-Chraft dengan reaksi kimia yang dominan digunakan dalam
etilbenzena.
Secara umum etilbenzena diproduksi dengan menggunakan fasa cair dengan
katalis alumunium klorida dan zeolit sedangkan pada fasa uap salah satunya dengan
menggunakan katalis zeolit. Etilbenzena digunakan sebagai bahan baku dalam industri
styrene, etil antraquinon, benzoic acid dan industri pembuatan cat (Ullmanns, 2005).
1.2. Bahan Baku dan Produk
a. Bahan Baku Utama
Benzena
Rumus molekul : C6H6
Sifat sifat fisika :
- Berat molekul
: 78,115
- Titik didih : 80,094 OC
- Titik beku
: 5,530 OC
- Densitas
: 80,094 g/cm3
- Viskositas
: 0,6010 cP
- Kemurnian
: 95 % mol
Sifat sifat Kimia
- Larutan tak berwarna
- Dapat bercampur dengan alcohol, eter, aseton, CCl4, karbon disulfit,
asam asetat
Etilena
Rumus molekul : CH2 = CH2
: 28,0536
: - 103,7 OC
: 20,27 mol/lt
: 0,161 cP
: 42.840 J/mol.OK
: 5040,8 KPa
: 9,194 OC
: 13,548 kJ/mol
1.3.
Pemasaran produk etil benzena untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri
yang tersebar di seluruh Indonesia. Berikut analisa pasar untuk mengetahui potensi
produk terhadap pasar.
Reaktan
/ Rumus
Berat
Harga
(US$ / MT)
produk
molekul
molekul
Benzena
C6H6
78,11
1391
Etilena
C2H4
28,05
1291
Etil benzena
C6H5CH2CH3
106,17
1999
Sumber : zauba.com
Reaksi:
C6H6 + C2H4 C6H5CH2CH3
EP = Produk Reaktan
=[106,17 x 1999]-[(78,11x1391)+(28,05x1291)]
= US$ 67370,27 / Ton mol C6H5CH2CH3
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa pabrik etil benzena dapat didirikan di
tahun 2019
1.4. Menentukan Kapasitas
Untuk memenuhi kebutuhan etil benzena, Indonesia masih harus mengimpor
dari Negara lain. Oleh karena itu perlu didirikan pabrik etil benzena untuk memenuhi
kebutuhan industri di Indonesia.Untuk menentukan kapasitas produksi, dengan melihat
data statistik dari BPS pada Statistik Perdagangan Luar negeri Indonesia. Data statistik
dari BPS pada Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia, kebutuhan etil benzena
dari tahun 2009 - 2014
Tabel 2. Data Impor Etil benzena
Tahun
Impor (Kg)
2009
2794.49
2010
2876.45
2011
1074.19
2012
2510.00
2013
2361.60
2014
9629.14
Rata- rata kenaikan
Kenaikan
0.029329144
-0.626557041
1.336644355
-0.059123506
3.077379743
0.751534539
Kapasitas
= impor + ekspor
= 51357,98 + 20543,19
= 71901,18 ton/tahun
Maka dalam perancangan pabrik etil benzene ini di tetapkan kapasitas 70.000 ton tiap
tahun.
1.5. Lokasi Pabrik
Letak geografi suatu pabrik memberikan pengaruh yang besar terhadap
suksesnya usaha suatu industri. Oleh karena itu, penentuan letak/lokasi pabrik harus
didasarkan atas pertimbangan pertimbangan baik secara teknis maupun ekonomis,
yang meliputi : biaya produksi, distribusi bahan baku dan produk, disamping tidak
mengabaikan kelestarian lingkungan hidup.
Lokasi pabrik etil benzena yang direncanakan akan ditempatkan di cilegon,
Banten dengan beberapa pertimbangan:
a. Bahan baku
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan etil benzena yaitu etilena dan
benzena. Etilena dibeli dari PT. Candra Asri Cilegon, Banten. Sedangkan
benzena dibeli dari PT. Pertamina UP IV Cilacap, oleh karena itu dengan lokasi
pabrik yang dekat dengan pengambilan bahan baku maka akan mempermudah
dan menghemat biaya pengiriman.
b. Pemasaran
Lokasi pemasaran sangat mempengaruhi harga produk dan biaya transportasi.
Dengan letak pasar yang sangat berdekatan dengan lokasi pabrik maka akan
mengurangi biaya transportasi dan harga produk.
c. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan dapat direkrut dari tenaga ahli dan berpengalaman
dibidangnya dan tenaga kerja local yang berasal dari lingkungan masyarakat
sekitar pabrik
d. Utilitas
Kebutuhan air proses dapat dipenuhi dari pengolahan air sungai Cidanau,
Cilegon, Banten yang memiliki debit 8000 10000 liter/detik. Sedangkan
sumber listrik dapat dipenuhi dari PLN.
e. Sarana dan prasarana
Sebagai kawasan industri yang cukup besar di Indonesia, sarana transportasi,
telekomunikasi dan prasarana penunjang lainnya, cilegon merupakan daerah
industri.
f. Karakteristik lokasi
Karakteristik lokasi yang dimaksud adalah sikap masyarakat setempat yang
sangat mendukung bagi sebuah kawasan industri krakatau di kota Cilegon,
Banten.
g. Kebijaksanaan pemerintah
pertimbangan-
Selanjutnya alkilasi etil benzena pasti kembali ke bentuk poli alkil benzena.
Kehilangan dalam yield mengakibatkan diminimalkannya recycle material ke reaktor.
karena reaksi yang terjadi menutup kesetimbangan termodinamik.
Buangan dari reaktor didinginkan dan dikeluarkan menuju settler, dimana katalis
yang fase berat dari organic fase liquid dan recycle.organik dicuci dengan air dan
kaustik untuk menghilangkan AlCl3 terlarut dan pengotor lain. Fase cair dari tahap
persiapan di netralkan dan dihilangkan sebagai larutan alumunium klorida dan endapan
alumunium hidroksida.
Benzena yang tak bereaksi dihilangkan pada kolom pertama distilasi. Kolom
kedua memisahkan produk dari komponen polialkil. Produk bawah kolom kedua
diumpankan ke kolom terakhir dimana recycle polialkibenzena di pisahkan dari yang
tidak bisa direcycle yaitu campuran residu. Residu mengandung policyclic aromatic
kemudian dibakar sebagai bahan bakar.
Pengembangan proses Monsanto dengan menggunakan BF3 sebagai katalis,
dengan kondisi operasi pada reaksi alkilasi yaitu 25 atm dan suhu rendah 100 150 OC.
Flow sheet:
d : separator asam
b : reaktor alkilasi
e : separator kaustik
c : tangki pengendap
f : separator air
(Ullmanns, 2005)
b. Proses fase vapor dengan katalis zeolit
Proses ini telah dilakukan sejak tahun 1940. Tetapi waktu itu proses ini tidak
mampu menyaingi proses fase liquid dengan katalis alumunium klorida. Proses Alkar
dikembangkan oleh UOP, berdasarkan katalis boron trifluoride. Cara tersebut berhasil
pada tahun 1960. Proses mobil badger dikembangkan pada tahun 1970an.
Proses fase vapor dengan katalis zeolit memiliki reaktor yang beroperasi pada
suhu 350-450 OC dan 35 atm. Pada suhu tersebut, >99% dari ketetapan panas proses dan
reaksi panas eksotermik dapat dijadikan sebagai steam. Tahap reaksi ini termasuk dalam
reaktor 2 pararel multibed, pemanas dan pealatan pemanfaatan panas. Kerja katalis
adalah termasuk transalkilasi dan alkilasi yang terjadi dalam single reaktor.
Katalis diaktifkan kembali dengan hasil yang berbentuk seeperti arang dan
dibutuhkan regenerasi secara periodic. Regenerasi dilakukan selama 36 jam dan
membutuhkan 6-8 minggu operasi. Katalis kurang sensitive terhadap air, sulfur dan zat
beracun lainnya seperti katalis asam.
Buangan reaktor melewati tahap pemurnian sebagai vapor panas. Aliran panas
tersebut dimanfaatkan sebagai sumber panas untuk kolom distilasi, yang mengolah
kembali benzena yang tidak bereaksi untuk recycle dalam reaktor. Proses ini dilakukan
pada kolom kedua distilasi. Produk etil benzena mempunyai kelebihan panas pada
kolom ketiga. Produk bawah dari kolom dikirimkan pada kolom terakhir, dimana
alkylbenzena dapat di recycle dan poli alkil benzena dapat dipisahkan dari residu
yangtidak dapat di recycle.
10
Reaktor alkilasi terdiri dari dua bagian yaitu destilasi berkatalis dan destilasi
standard. Benzena diumpankan pada atas reaktor alkilasi dan etilena diumpankan
sebgai vapor pada bagian bawah bagian destilasi berkatalis dengan aliran berlawanan,
aliran reaktan alkilasi dalam destilasi berkatalis membentuk kesetimbangan vapor
liquid. Etilena yang terlarut bereaksi dengan katalis memproduksi etil benzena.
Reaksi panas eksotermis dibuat sebagai uap untuk kebutuhan destilasi produk
reaksi alkilasi, etil benzena, dietil benzena dan yang dihasilkan sebagai produk
lainnya, kemudian diteruskan fraksinasi dan dikeluarkan dari destilasi berkatalis. Pada
tahap paling bawah reaktor alkilasi terjadi pada destilasi standard dan aliran bawah
berisi etil benzena, polyetil benzena, dan produk lain. Reaksi alkilasi beroperasi pada
suhu 150 200 OC dan tekanan 20 atm.
Flow sheet:
Parameter
Fase liquid
Fase campuran
1.
2.
3.
- Bahan Baku
- Ketersediaan
- Harga
Aspek Teknis
- suhu
- tekanan
- Katalis
- Korosivitas
Aspek ekonomi
- Investasi
(katalis asam
non zeolit)
Benzena dan
Etilena
Banyak
Murah
(zeolit)
(zeolit)
Benzena dan
Etilena
Banyak
Murah
Benzena dan
Etilena
Banyak
Murah
liquid- vapor
(zeolit)
Benzena dan
Etilena
Banyak
Murah
100 -150 OC
25 atm
AlCl3, BF3
Tinggi
350-450 OC
35 atm
Zeolit
Sedang
289 OC
25-30 atm
Zeolit
Sedang
150-200 OC
20 atm
Zeolit
Sedang
Besar
Besar
Besar
Sedang
Berdasarkan uraian diatas dipilih fase campuran liquid vapor dengan katalis
zeolit, karena kondisi operasi yang rendah, maka biaya produksi lebih rendah daripada
proses yang lain.
2.3. Uraian Proses
Dari seleksi proses diatas dapat disimpulkan bahwa proses campuran (liquid
vapor) lebih menguntungkan, ditinjau dari segi ekonomi dan hasil samping yang
sedikit.
a. Tahap Persiapan bahan baku
Bahan baku dalam pabrik Etil Benzena ini adalah Etilena dan Benzena. Bahan
baku etilena disimpan pada storage berbentuk sphere (F-116). Sedangkan
bahan baku Benzena pada storage berbentuk silinder dengan tutup atas dan
bawah berbentuk standard dished (F-113). Etilena dialirkan ke reaktor
menggunakan kompressor (L-116) dan dilewatkan heater (E-114) untuk
menaikkan suhu dari 30 OC menjadi 150 OC. Dan Benzena dialirkan ke reaktor
menggunakan pompa (L-112) dan dilewatkan heater untuk menaikkan suhu
dari 30 OC menjadi 150 OC.
b. Tahap reaksi
Reaksi yang terjadi pada Reaktor (R-110) adalah:
Reaksi : C2H4 + C6H6
C6H5C2H5
Reaksi : 2 C2H4+ C6H6
C10H14 (DEB)
Reaksi : 3 C2H4+ C6H6
C12H18 (TEB)
Produk atas reaktor adalah hasil reaksi sisa dilewatkan cooler (E-117) untuk
menurunkan suhu dari 180 OC menjadi 40 OC, sebelum menuju storage (F118). Sedangkan produk bottom menuju tahap pemisahan dialirkan
menggunakan
pompa(L-112)
dan
dilewatkan
cooler
(E-121)
untuk
3. Neraca Massa
Hasil perhitungan neraca massa pada Pra-Rancang Pabrik Etil Benzena dengan
kapasitas 70.000 ton/tahun sebagai berikut :
Pabrik
: Etil Benzena
Kapasitas Produksi : 70.000 ton/tahun
Waktu Operasi: 330 hari/tahun
: 24 jam/hari
Basis Operasi
: 6155,2420 kg/jam C7H6O3
4. Neraca panas
Hasil perhitungan neraca panas pada Pra-Rancang Pabrik Etil Benzena dengan
kapasitas 70.000 ton/tahun sebagai berikut :
Pabrik
: Etil Benzena
Kapasitas Produksi : 70.000 ton/tahun
Waktu Operasi: 330 hari/tahun
: 24 jam/hari
Basis Operasi
: 6155,2420 kg/jam C7H6O3
1. Heater E-114
Fungsi : Untuk memanaskan asam Etilena dari suhu 30oC ke suhu 150oC
Neraca panas total :
H1 + Q steam = H2 + Q loss
Keterangan :
H1 : Panas bahan masuk heater
H2 : Panas bahan keluar heater menuju Reaktor (R-110)
Qs
: Panas steam yang dibutuhkan
Qloss : Panas yang hilang
Neraca Panas Heater
Aliran Panas Masuk
Aliran Panas Keluar
Komponen
Energi kcal/jam
Komponen
Energi kcal/jam
H1
17275.3255
H2
813073.9991
QSteam
Total
803929.4136
821204.7391
QLoss
Total
8130.739991
821204.7391
2. Heater E-111
Fungsi : Untuk memanaskan Benzena dari suhu 30oC ke suhu 150oC
Neraca panas total :
H2 + Q steam = H3 + Q loss
H3
H4
Qs
Qloss
Keterangan :
: Panas bahan masuk heater
: Panas bahan keluar heater
: Panas steam yang dibutuhkan
: Panas yang hilang
Neraca Panas Heater
Aliran Panas Masuk
Aliran Panas Keluar
Komponen
Energi kcal/jam
Komponen
Energi kcal/jam
H2
34160.0408
H3
2376930.2623
QSteam
Total
2366539.5241
2400699.5649
QLoss
Total
23769.30262
2400699.5649
3. Reaktor R-110
Fungsi : Untuk mereaksikan Etilena dan Benzena
Neraca panas total :
H2 + H4 + Hrxn = H5 + H6 + Q loss + Q
Keterangan :
H2
: panas bahan etilena masuk reaktor
H4
: Panas bahan Benzena keluar reaktor
H5
: panas etil benzena keluar reaktor
H6
: Panas gas reaksi sisa keluar reaktor
813073.9991
H5
155849.0077
H4
2376930.2623
H6
473656.3360
Hrxn
652393.0958
Q lost
Q
64039.9560
3148852.0575
Total
3842397.3572
Total
3842397.3572
4. Cooler E-121
Fungsi : Menurunkan suhu dari 180oC menjadi 168oC
Neraca panas total :
H5 = H7 + Q pendingin + Q Loss
Keterangan :
H5
: Panas bahan masuk cooler
H6
: Panas bahan keluar cooler
Qpendingin
: Panas yang diserap air pendingin
Qloss
: Panas yang hilang
Neraca Panas Cooler
Aliran Panas Masuk
Komponen
Energi kcal/jam
H5
Total
155849.0077
155849.0077
H7
46210.7476
QPendingin
108079.7700
QLoss
Total
1558.4901
155849.0077
5. Cooler E-117
Fungsi : Menurunkan suhu dari 180oC menjadi 40oC
Neraca panas total :
H6 = H8 + Q pendingin + Q Loss
Keterangan :
H5
: Panas bahan masuk cooler
H6
: Panas bahan keluar cooler
Qpendingin
: Panas yang diserap air pendingin
Qloss
: Panas yang hilang
Neraca Panas Cooler
Aliran Panas Masuk
Aliran Panas Keluar
Komponen
Energi kcal/jam
Komponen
Energi kcal/jam
H6
473656.3360
H8
19057.9965
QPendingin
449861.7761
QLoss
4736.5634
Total
473656.3360
Total
473656.3360
6. Distilasi D-120
Fungsi : Untuk memisahkan produk utama dan produk samping
Neraca panas total :
Keterangan :
H7
H10
H11
H12
H13
H9
H14
Qloss
Qs
Qpendingin
Jumlah
H13
QR
Total
H12
QC
7978634.8003
Jumlah
Aliran Panas Reboiler
16226478.5678
H9
5353103.2716
H14
QLoss
21579581.8394
Total
4656116.2060
30691.7066
7978634.8003
18436225.3921
3035995.3436
107361.1037
21579581.8394
7. Distilasi D-130
Fungsi : Untuk memisahkan produk utama dan produk samping
Neraca panas total :
Keterangan :
H14
: Panas bahan masuk kolom distilasi
H16
: Panas vapor menuju kondensor
H17
: Panas liquid keluar kondensor pada refluks
H18
: Panas liquid keluar kondensor sebagai destilat
H15
: Panas liquid masuk reboiler
H19
: Panas vapor keluar reboiler
H20
Qloss
Qs
Qpendingin
5. Spesifikasi peralatan
NO.
1.
Nama Alat
Storage Benzena
Kode
F-113
2.
Pompa
sentrifugal
L-112
3.
Heater
E-111
4.
Storage Etilena
F-116
Spesifikasi
Bentuk = silinder dengan
tutup atas dan bawah standard
dished
V = 13631 ft3
Di = 124 in
Do = 126 in
Ph = 31 psig
Pi = 45.43 psig
ts = 10/16
Ls = 249.5 in
H = 291.7 in
Tha/b = 7/16 in
Ha/b = 21.08 in
Kapasitas = 454 ft3/jam
Daya pompa = 1 Hp
Jumlah = 1 buah
Merk = Dk Series
Type = Shell and tube 2-4
Kapasitas = 2366539.5240
Kcal/jam
Bagian shell
IDs = 13 in
B = 13 in
Pt = 1.5 in
De = 0.7 in
Bagian tube
L = 16 ft
a = 0.3 in2
a = 0.2 ft2
di = 0.6 in
Nt = 86
n = 4 in
do = 14 in
BWG = 14 in
Do = 1 in
Susunan segitiga
Spesifikasi heater di pasaran:
Merk = LRC
T = 200 OC
Bentuk = sphere
V = 106787.02 ft3
Di = 706.4714 in
Do = 706.4714 in
Ph = 16 psig
Bahan
Carbon Steel SA
grade M Type
316
Jumlah
3
Cast iron
Stainless Steel
SA 240 Grade M
Type 316
Carbon steel SA
240 Grade M
Type 316
5.
Kompressor
L-115
6.
Heater
E-114
7.
Pompa
sentrifugal
L-122
8.
Cooler
E-121
9.
Cooler
E-117
Pi = 45.43 psig
ts = 34.54 in
Ls = 706.5 in
H = 706.5 in
Power = 40.04 Kw = 54 Hp
Spek di pasaran:
Power = 40 Kw = 60 Hp
Merk = Aeromachine
Type = Shell and tube 2-4
Kapasitas = 803929 Kcal/jam
Bagian shell
IDs = 13 in
B = 13 in
Pt = 1.5 in
De = 0.7 in
Bagian tube
L = 16 ft
a = 0.3 in2
a = 0.2 ft2
di = 0.6 in
Nt = 86
n = 4 in
do = 14 in
BWG = 14 in
Do = 1 in
Susunan segitiga
Spesifikasi heater di pasaran:
Merk = LRC
T = 200 OC
Kapasitas = 403 ft3/jam
Daya pompa = 1 Hp
Jumlah = 1 buah
Merk = Dk Series
Type = Shell and tube 2-4
Kapasitas = 1158557.3283
Kcal/jam
Bagian shell
IDs = 31 in
B = 15.5 in
Pt = 1.25 in
De = 0.95 in
Bagian tube
L = 20 ft
a = 754 in2
a = 0.3 ft2
di = 0.834 in
Merk = WH
Type = Shell and tube 2-4
Kapasitas = 1049333.7904
Kcal/jam
Bagian shell
IDs = 31 in
Cast iron
Stainless
Steel
SA 240 Grade M
Type 316
Cast iron
Carbon Steel SA 1
240 grade M
Type 316
Carbon Steel SA
240 Grade M
Type 316
10.
Storage Hasil
reaksi samping
F-118
11.
Kondensor
E-123
12.
Akumulator
F-124
13.
Reboiler
E-121
B = 15.5 in
Pt = 1.25 in
De = 0.95 in
Bagian tube
L = 20 ft
a = 754 in2
a = 0.3 ft2
di = 0.834 in
Merk = WH
Bentuk = silinder dengan
tutup atas dan bawah standard
dished
V = 829.7 ft3
Di = 49.5 in
Do = 50 in
Ph = 31 psig
Pi = 45.59 psig
ts = 1/8
Ls = 115.7 in
H = 291.7 in
Tha/b = 7/16 in
Ha/b = 8.366 in
Type = Shell and tube 2-4
Kapasitas = 30692 Kcal/jam
Bagian shell
IDs = 31 in
B = 15.5 in
Pt = 1.25 in
De = 0.95 in
Bagian tube
L = 20 ft
a = 754 in2
a = 0.3 ft2
di = 0.834 in
Merk = Guanya
Bentuk = silinder horizontal
dengan tutup atas dan bawah
standard dished
V = 581.6 ft3
Di = 7.795 ft
Do = 8 ft
Pi = 3.795 psi
ts = 1/8
Ls = 11.92 in
H = 175.3 in
Tha/b = 2/16 in
Ha/b = 16.19 in
Type = Shell and tube 2-4
Kapasitas = 30692 Kcal/jam
Bagian shell
IDs = 31 in
B = 31 in
Carbon Steel SA
grade M Type
316
Carbon Steel SA
240 Grade M
Type 316
Carbon Steel Sa
240 Grade M
type 316
Carbon Steel SA
240 Grade M
Type 316
14.
Pompa
Sentrifugal
E-131
15.
Kondensor
E-132
16.
Akumulator
F-124
17.
Storage produk
utama etil
benzena
F-137
18.
Reboiler
E-134
Pt = 1.5 in
De = 0.7 in
Bagian tube
L = 16 ft
a = 0.268 in2
a = 0.1963 ft2
di = 0.62 in
Merk = Taishan
Kapasitas = 12.04 ft3/jam
Daya pompa = 1 Hp
Jumlah = 1 buah
Merk = Dk Series
Type = Shell and tube 2-4
Kapasitas = 11340 Kcal/jam
Bagian shell
IDs = 31 in
B = 15.5 in
Pt = 1.25 in
De = 0.95 in
Bagian tube
L = 20 ft
a = 754 in2
a = 0.3 ft2
di = 0.834 in
Merk = Guanya
Bentuk = silinder horizontal
dengan tutup atas dan bawah
standard dished
V = 581.6 ft3
Di = 7.795 ft
Do = 8 ft
Pi = 3.795 psi
ts = 1/8
Ls = 11.92 in
H = 175.3 in
Tha/b = 2/16 in
Ha/b = 16.19 in
Bentuk = silinder dengan
tutup atas dan bawah standard
dished
V = 42226.0795 ft3
Di = 125.75 in
Do = 127 in
Ph = 32.65 psig
Pi = 47.3508 psig
ts = 10/16 in
Ls = 251.5 in
H = 294.0035 in
Tha/b = 7/16 in
Ha/b = 21.2518 in
Type = Shell and tube 2-4
Kapasitas = 30692 Kcal/jam
Cast iron
Carbon Steel SA
240 Grade M
Type 316
Carbon Steel Sa
240 Grade M
type 316
Carbon Steel Sa
240 Grade M
type 316
Carbon Steel SA
240 Grade M
19.
Pompa
Sentrifugal
L-135
20.
Storage produk
etil benzena
F-136
Bagian shell
IDs = 31 in
B = 31 in
Pt = 1.5 in
De = 0.7 in
Bagian tube
L = 16 ft
a = 0.268 in2
a = 0.1963 ft2
di = 0.62 in
Merk = Taishan
Kapasitas = 12 ft3/jam
Daya pompa = 1 Hp
Jumlah = 1 buah
Merk = Dk Series
Bentuk = silinder dengan
tutup atas dan bawah standard
dished
V = 361.1134 ft3
Di = 37.6250 in
Do = 38 in
Ph = 19.746 psig
Pi = 34.4467 psig
ts = 3/16 in
Ls = 75.25 in
H = 87.9673 in
Tha/b = 5/16 in
Ha/b = 6.3586 in
Type 316
Cast iron
Carbon Steel Sa
240 Grade M
type 316
6.1.
Reaktor
Dirancang oleh : Reri Aringga (1314902)
Kode
: R-110
Fungsi
: Untuk mereaksikan Etilena dan Benzena
- Dimensi Reaktor
Bahan
: Stainless steel SA 240 Grade M tipe 316
Ukuran
: 4 in sch 40
Bagian Tube
Susunan pipa : triangular pitch
ID
: 4.026 in
OD
: 4.5 in
Nt
: 155 buah
Pt
: 5.625 in
C
: 1.125 in
A
: 4.83 in
Bagian Shell
Bahan
: Stainless Steel SA 240 Grade M tipe 316
Di
: 77.38 in : 6.45 ft
Do
: 78
in : 6.50 ft
Ts
: 7/16 in
Ls
: 288 in : 24 ft
L
: 322.42 in : 26.87 ft
Bagian Tutup Reaktor
Bentuk
: Standard dished head
Tha/thb
: 5/8 in
ha/hb
: 17.21114 in
- Nozzle
a. Ukuran pipa pemasukan Etilena
: 8 in
b. Ukuran pipa pemasukan Benzena
: 2.5 in
c. Ukuran pipa pengeluaran sisa reaksi
: 3.5 in
d. Ukuran pipa pengeluaran produk
: 3 in
e. Ukuran pipa pemasukan air pendingin : 8 in
f. Ukuran pipa pengeluaran air pendingin : 8 in
- Baffle
Jumlah Buffle
: 9 buah
Baffle Spacing
: 31 in
Tebal
: 3/16 in
Luas Baffle
: 45.6 in2
- Sambungan head dan flange
a. Flange
Bahan
: High Alloy SA 240 grade M tipe 316
Tebal
: 4.7 in
OD
: 84.9 in
b. Bagian Bolting
Bahan
: CS SA 261 Grade B
Ukuran
: 0.929 in
Jumlah
: 23 buah
Bolt circle diameter
: 81. 9 in
Edge distance
: 1.25 in
Minimum radial distance
: 1.75 in
c. Gasket
Bahan : flat metal, jacketed, asbestos fill
Tebal : 0.167 in
Lebar : 1.274 in
d. Lug
Lebar : 12 in
Tebal : 2.25 in
Tinggi : 19 in
e. Gusset
Lebar : 16.7 in
Tebal : 0.846 in
Tinggi : 14.5 in
f. Base Plate
Panjang
Lebar
Tebal
g. Pondasi
Luas atas
Luas bawah
Tinggi
: 18 in
: 10 in
: 10 in
: 1600 in2
: 3600 in2
: 65 in
6.2.
Destilasi
Dirancang oleh : Muchamad Muchlis (1314908)
Kode
: D-120
Fungsi
: Memisahkan produk utama Etil benzena dari produk samping
Type Kolom
: Silinder tegak dengan tutup atas dan bawah berbentuk standar
dished
Type Tray
: Sieve Tray
Susunan Lubang : Triange, segitiga
Type Kondensor : Partial
Type Reboiler
: Partial
Kondisi Dasar Rancang Alat
Tekanan Operasi
: 1 atm
Feed masuk, dengan q
: 1 (feed masuk dalam fase liquid pada titik didihnya)
Suhu feed masuk
: 145,323 oC
Bahan Dasar Rancang Alat
Bahan konstruksi
: Stainnless Steel SA 240 Grade M type 316, dengan f =
17985 (Brownell,1959. App D-4)
Jenis Pengelasan
: Double welded butt joint, dengan E = 0,8
(Brownell,1959. tabel 13-2)
Faktor korosi
: 1/16 = 0,0625
Hasil Rancang Alat
Rancang tray
Jumlah tray
: 16
Tray feed
: 10-11
Diameter tray
: 36 in
Tipe aliran : reverse flow
Jarak tray
: 15 in
Rancang shell
Tinggi shell
: 240 in
Tebal shell
: 3/16
Di shell
: 35,63 in
Do shell
: 36 in
Rancang tutup
Tebal tutup atas
: 3/16
Tinggi tutup atas
: 6,0206 in
Tebal tutup bawah
: 3/16
Tinggi tutup bawah
: 6,0206 in
Rancang Nozzle
Nozzle feed masuk
; 3 in
Nozzle refluk masuk
: 3 in
Nozzle top
: 8 in
Nozzle bottom
: 4 in
Nozzle reboiler
: 4 in
Sambungan antar tutup dan shell, memakai flange
Rancang flange
Diameter out flange
: 40 in
Tebal flange
: 1 in
Bahan
: High alloy steel SA-336 grade F8 type 304
Do gasket
: 38 in
Bahan gasket
: Solid Flat Metal Iron
Jumlah baut
: 23
Di baut
: 0,63 in
Rancang Skrit Support
Tinggi
: 24 in
Tebal
: 2,2 in
Bahan
: High Alloy Steel SA 240 Grade M type 316
Rancang Bearing Plate
Type
: External Bolting Chair
Diameter out
: 45 in
Diameter in
: 36 in
Tebal
: 0,3125 in
Jumlah Chair
:8
Bahan
: Carbon Steel SA 135 grade B
Rancang Anchor Bolt
Panjang
: 12 in
Diameter
: 4 in
Jumlah
:8
Rancang Pondasi
Luas
: 1600 in2
Luas bawah
: 3600 in2
Tinggi pondasi
: 24 in
Bahan
Nama Instrumentasi
Level Indicator (LI)
Prinsip Kerja
Mengetahui maksimal dan minimal
ketinggian fluida yang ada dalam
tangki agar tidak melebihi batas yang
telah ditentukan, dan mengetahui ada
tidaknya ketersediaan bahan dalam
tangki.
2.
3.
4.
5.
7.2.
Nama Alat
Kode Alat
Kode Instrumentasi
1.
Storage Etilena
F-113
LI
2.
Storage Benzena
F-116
LI
3.
Reaktor
R-110
TC
4.
Destilasi I
D-120
LC,FC,RC
5.
Destilasi II
D-130
LC,FC,RC
6.
F-118
LI
7.
F-137
LI
8.
F-136
LI
Keselamatan Kerja
3. Pengaturan Penerangan
a. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
b. Ruang kerja yang kurang cahaya.
4. Pemakaian Peralatan Kerja
a. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
b. Penggunaan mesin dan alat elektronik tanpa pengaman yang baik.
5. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai
a. Kerusakan alat indera dan stamina pegawai yang tidak stabil.
b. Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara
berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah,
sikap pegawai yang ceroboh dan kurang pengetahuan dalam
penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa
resiko bahaya.
Bahaya yang kemungkinan terjadi pada pabrik ethylbenzena dapat disebabkan
oleh kerusakan atau tidak normalnya peralatan, kebocoran instalasi dari bahanbahan berbahaya, kelalaian manusia dalam pengoperasian. Hal-hal tersebut dapat
mengakibatkan beberapa bahaya diantaranya :
1. Bahaya Mekanik
Bahaya ini umumnya disebabkan oleh kerusakan atau tidak normalnya
peralatan, sehingga peralatannya dapat melukai karyawan. Untuk
mencegahnya maka dibuatlah SOP (standart operations procedure) pada tiap
peralatan. Bahaya mekanik cukup sering terjadi pada peralatan berat yang
terbuka, seperti mixer, mesin press, mesin grinding, dll. Untuk mencegahnya
diharuskan ada papan tanda bahaya didekat lokasi peralatan. Sedangkan pada
pabrik ethylbenzena hanya sedikit peralatan berat yang terbuka atau hampir
tidak ada.
2. Bahaya Listrik
Bahaya ini sering terjadi disaat perbaikan peralatan atau saat pemasangan
instalasi baru, bahkan saat pengoperasian peralatan yang bertegangan tinggi.
Oleh karena itu dalam mencegahnya karyawan diharapkan mematuhi SOP
serta memakai APD (alat pelindung diri) yang benar saat melakukan
pengoperasian alat maupun saat perbaikan alat. Selain itu disaat perbaikan
peralatan harus diberi tanda sedang diperbaiki agar para pekerja tidak salah
menjalankan alat yang sedang diperbaiki.
3. Bahaya Radiasi
Bahaya ini hanya terjadi pada industri pengolahan yang memakai bahan radio
aktif. Pada pabrik ethylbenzena ini tidak memakai bahan radioaktif, sehingga
hampir tidak ada bahaya radiasi. Akan tetapi perlu diketahui dalam mencegah
bahaya ini dapat dicapai dengan memakai pakaian anti radiasi. Selain itu perlu
ada tanda peringatan dilokasi yang terdapat dampak radiasi.
4. Bahaya Kebakaran dan Peledakan
Pencegahan dari bahaya ini dapat dilakukan dengan pemasangan air hydran
dilokasi pabrik. Selain itu untuk tempat yang susah dijangkau air hydran
diberikan APAR (alat pemadam api ringan). Peralatan tersebut merupakan
upaya terakhir apabila sudah terjadi Kebakaran atau Peledakan.
Untuk mencegah terjadinya kebakaran para karyawan perlu diberi
pengetahuan tentang penyebab kebakaran. Kebakaran akan terjadi apabila
terdapat pemicunya yaitu bahan bakar, udara, dan api. Sehingga penyebab
kebakaran yang sering terjadi diakibatkan oleh:
a. kebocoran instalasi bahan yang mudah terbakar
b. kerusakan peralatan yang menyebabkan percikan api
c. kerusakan instalasi listrik yang menyebabkan percikan api
d. dan lain-lain
Dari penyebab diatas, maka karyawan perlu waspada terhadap peralatan yang
dekat dengan bahan yang mudah terbakar. Pada pabrik ethylbenzena banyak
sekali bahan baku maupun proses yang mudah terbakar. Sehingga untuk
mencegah kebakaran perlu dilakukan kontrol dari tiap peralatan serta instalasi
yang mengalami kebocoran.
5. Kesalahan Karyawan (Human Error)
Bahaya yang diakibatkan kesalahan karyawan memiliki dampak relatif, bisa
berdampak kecil bahkan sangat besar dan berdampak bagi diri sendiri bahkan
orang lain. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi kesalahan karyawan
(Human error), diantaranya:
a. Kurang fokus
b. Tidak disiplin
c. Lingkungan kurang mendukung
d. Tekanan dari orang lain
e. Dan lain-lain
Dalam mencegah kesalahan karyawan yang paling mendasar perlu diberikan
pelatihan tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), umumnya tiap
karyawan baru diberikan pelatihan ini oleh tim K3.
Pakaian kerja
Sepatu (Safety shoes)
Helm
Pelindung Telinga
Semua item diatas diberikan pada semua karyawan baik operator lapangan maupun
karyawan kantor.
Selain alat diatas ada peralatan khusus yang diberikan :
No
1
Peralatan Pengaman
Masker
Kaca mata
5
6
7
8
9
10
11
Safety Belt
8. UTILITAS
Utilitas Pabrik Etil Benzena, meliputi: unit pengadaan air (air pendingin,
air sanitasi, dan air umpan boiler), unit pengadaan steam, unit pengadaan
listrik dan unit pengadaan bahan bakar.
1. Unit pengadaan air
Unit pengadaan air bertugas memasok kebutuhan air dan mengolah air untuk
memenuhi kebutuhan air :
a. Air pendingin
b. Air umpan boiler
c. Air sanitasi
2. Unit pengadaan steam
Unit pengadaan steam bertugas memasok kebutuhan steam sebagai media
pemanas koil reaktor dan kebutuhan heat exchanger
3. Unit pengadaan listrik
Unit pengadaan listrik bertugas memasok kebutuhan listrik sebagai sumber listrik
peralatan proses, pengolahan air, peralatan elektronik, dan penerangan. Listrik di
supply dari PLN dan generator sebagai cadangan listrik apabila PLN mengalami
gangguan.
4. Unit pengadaan bahan bakar
Unit pengadaan bahan bakar bertugas memasok kebutuhan bahan bakar untuk
memenuhi kebutuhan reboiler dan generator.
8.1 Unit Pengadaan Air
Unit pengadaan air umumnya menggunakan air kawasan, air sungai, air danau,
dan air laut sebagai sumber untuk memenuhi kebutuhan air suatu industri. Dalam
perancangan pabrik Etil Benzena ini, sumber air yang digunakan berasal dari air
Sungai cidanau, Cilegon Banten yang memiliki debit 8000-10000 liter/detik.
Jenis Air
8.1.1 Air Pendingin
Air pendingin sebelum digunakan perlu diolah terlebih dahulu, baik yang berasal dari
air permukaan maupun air tanah. Kandungan bahan didalam air akan mempengaruhi
sistem air pendingin, sebab bahan-bahan yang terkandung didalamnya akan
menimbulkan masalah kerak yang menghambat perpindahan panas. Air pendingin
digunakan untuk peralatan-peralatan yang memerlukan pendingin, seperti condenser
dan cooler. Dari total air pendingin yang diperlukan, diberikan faktor keamanan
sebesar 20%. Untuk menghemat air pendingin biasanya dilakukan recycle sehingga air
pendingin yang perlu disiapkan hanya berupa make upwater yang jumlahnya
diperkirakan 20% dari total kebutuhan air pendingin. Air pendingin berfungsi sebagai
media pendingin pada alat perpindahan panas. Hal ini disebabkan karena :
Air merupakan bahan yang mudah didapat
Mudah dikendalikan dan dikerjakan
Dapat menyerap panas
Tidak mudah menyusut karena pendinginan
Tidak mudah terkondensasi
Air pendingin tersebut digunakan pada Reaktor (R-110), Cooler (E-117), Cooler (E121) dan Condenser (E-123), Condenser (E-132), sebesar 167235.0074 kg/jam.
Penggunaan air pendingindiperkirakan 20% dari total kebutuhan air pendingin.
8.1.2
sebagai media pemanas. Kebutuhan steam pada Pra Rancang Pabrik Etil Benzena ini
digunakan pada Heater (E-114), Heater (E-111), Reboiler (R-125), dan Reboiler (E134) sebesar 19284.4525 kg/jam steam.
0-150
20
80
15
1,5
5
80
1:1
5
40
50
200
50
3000-500
8,0
>400
1
2
3
0
0
2
1:1
0,01
0
0
20
15
50
9,6
Tabel 8.2. Persyaratan kandungan bahan dalam air boiler, pada beberapa tekanan
boiler
Parameter
TDS (ppm)
Alkalinity
(ppm)
Hardness
(ppm)
Silika (ppm)
Turbidity
(ppm)
Oil (ppm)
PO4 residu
(ppm)
Tekanan (psia)
601-750
751-900
2000
1500
0-300
3500
301-405
3000
451-600
2500
901-1001
1250
1001-1500
-
700
600
500
400
300
250
200
100-60
60-45
45-35
35-25
25-15
15-12
12-2
175
150
125
100
75
63
50
140
120
100
80
60
50
40
Untuk memenuhi persyaratan tersebut dan untuk mencegah kerusakan pada boiler,
maka air umpan boiler harus dikendalikan agar tidak menimbulkan masalah melalui :
1. Pengendalian priming
Priming adalah keluarnya air dengan keras bersama-sama uap secara tiba-tiba dari
boiler yang terjadi karena ketinggian air didalam boiler yang dapat merusak mesin
atau turbin. Pada dasarnya priming dapat disebabkan oleh bahan kimia yang
terkandung dalam air boiler dan masalah mekanis, yaitu :
Ketinggian air didalam boiler yang terlalu tinggi
Konsentrasi bahan kimia didalam air boiler yang terlalu tinggi
Kotoran yang dapat menaikkan tegangan muka cairan
Pembukaan valve uap yang terlalu cepat
Pencegahan priming yang disebabkan masalah mekanis, dapat dilakukan dengan cara :
dilakukan pengendalian kandungan solid yang ada di dalam air bboiler tersebut
2. Pengendalian carry over
Carry over terjadi karena zat padat yang terkandung di dalam air boiler terikut air
atau steam keluar boiler dan mengendap pada pipa-pipa uap, valve, mesin atau
turbin. Padatan dapat merusak sudut-sudut turbin dan pelumas mesin. Selain itu
akibat pemanasan, zat padat tadi akan timbul dan menempel pada metal dan adanya
pemanasan lanjut akan menyebabkan lepas sehingga akan membawa sebagian dari
besi yang ditempeli padatan tersebut. Penyebab terjadinya carry over bisa
disebabkan persoalan mekanis, bisa disebabkan oleh deficiency pada design boiler,
ketinggian air, penyalaan yang tidak benar, over loading dan perubahan kondisi
boiler yang mencolok. Untuk mencegah hal tersebut design boiler harus tepat.
Apabila terjadi masalah yang disebabkan oleh bahan kimia maka yang perlu
diperhatikan adalah pengendalian kandungan bahan padat di dalam air boiler.
3. Pengendalian kerak atau endapan
Kerak atau endapan yang melekat atau berupa lumpur didalam boiler disebabkan
karena adanya garam-garam Ca++ dan Mg++, yang dapat menyebabkan terjadinya :
Isolasi panas atau panas dari bahan bakar terhalang sehingga efisiensi panas
pembakaran rendah
Suatu saat kerak tersebut pecah sehingga air berhubungan langsung dengan
Sludge (lumpur), yaitu kerak yang tidak terlalu banyak mengganggu terhadap
kecil
4. Pengendalian korosi
Air umpan boiler dapat menyebabkan korosi pada dinding ketel karena air umpan
boiler yang masih bersifat asam atau mengandung bahan terlarut seperti bikarbonat,
bahan organik atau minyak.
Beberapa cara yang dilakukan untuk mengendalikan korosi, yaitu :
kecil. Alkalinity bisa diatur dengan penambahan soda ash (Na2CO3), caustic
b. Syarat kimia
Tabel 8.3 Syarat kimia air sanitasi
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Parameter
Zat terlarut
Zat organik (angka KMNO4)
CO2 agresif
H 2S
NH4+
NO2SO3ClSO4Mg2+
Fe2+
Mn2+
Ag2+
Pb2+
Cu2+
Zn2+
FpH
Kesadahan
c. Syarat biologi
- Tidak mengandung kuman maupun bakteri, terutama bakteri patogen yang
8.1.4
Air proses digunakan untuk keperluan pengenceran, pelarutan atau reaktan. Bahan
baku air proses biasanya berasal dari air permukaan maupun air tanah, sehingga bahan
yang terkandung dalam air bakut tersebut antara lain zat terlarut (soluble material),
suspended solid, garam-garam Ca dan Mg, silikat, asam bebas (free acid), oksida, dan
bahan organik (organic matter). Berikut ini adalah kriteria air industri :
Tabel 8.4 Kandungan bahan yang perlu diperhatikan pada berbagai air industri
No.
1
2
3
Parameter
Keasaman
Kebasaan :
OHpp.
mo.
Amonia
Boiler
+
Air Industri
Pendingin
+
Proses
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Boron
CO2
ClCl, bebas
Cr6+
Warna
Conductivity
Cu
FKesadahan
Fe
Pb
Mg
Mn
Ni
NO3NO2Minyak
DO.
Phospate
Residu
Tersaring
Terlarut
Si
Na
SO4
Sulfida
SO3Tanin dan lignin
Kekeruhan
Zn
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Air proses yang digunakan pada wash tank sebesar 11571,011 kg/jam
A. Pengolahan Air
Kebutuhan air pabrik diperoleh dari air dari Sungai Cidanau. Agar memenuhi
persyaratan maka air kawasan harus diolah terlebih dahulu.Tahapan proses
pengolahan air, sebagai berikut :
Pengolahan Air Sanitasi
Air dari bak penampung (F-212) dialirkan dengan pompa (L-213) menuju bak
klorinasi (F-241) dan ditambahkan desinfektan Clor (Cl2) sebanyak 1 ppm yang
diinjeksikan langsung ke dalam pipa. Dari bak klorinasi, air dialirkan menuju bak
air sanitasi (F-243) dengan menggunakan pompa (L-242) dan siap untuk digunakan
Pelunakan air umpan boiler yang dilakukan dengan pertukaran ion dengan proses
demineralisasi yang terdiri dari dua tangki, yaitu tangki kation exchanger (D-210
A) dan anion exchanger (D-210 B). Kation exchanger yang digunakan adalah resin
RSO3H+ dan RCH2N(CH3)3OH. Air dari bak penampung (F-212) dialirkan dengan
pompa (L-213) menuju kation exchanger (D-210 A). Dalam tangki kation
exchanger terjadi reaksi sebagai berikut :
RSO3H+ + NaCl RSO3Na+ + HCl
Ion Na+ dalam senyawa NaCl sebagai influent ditukar oleh gugus aktif resin kation
(H+) ion H+ bertemu dengan ion Cl- membentuk HCl sehingga air akan bersifat
asam ini dialirkan ke tangki anion exchanger (D-120 B) untuk dihilangkan anionanion yang mengganggu proses. Resin yang dipakai adalah RCH 2N(CH3)3OH.
Dalam tangki anion exchanger terjadi reaksi sebagai berikut :
2RCH2N(CH3)3OH + HCl 2RCH2N(CH3)3Cl + H2O
Penukaran ion di kolom anion exchanger dimana ion Cl- pada HCl akan ditukar
dengan ion OH- pada gugus aktif resin membentuk H2O dimana proses ini disebut
dengan proses penukaran dan netralisasi. (Pure Water Care, 2014).
Untuk memenuhi kebutuhan air umpan boiler, air lunak ditampung dalam bak air
lunak (F-214) yang selanjutnya dipompa (L-215) ke deaerator (F-221) untuk
menghilangkan gas-gas impurities pada air umpan boiler (Q-220) dengan pompa
(L-223). Steam yang dihasilkan boiler didistribusikan ke peralatan dan kondensat
Pada unit ini, steam yang diproduksi digunakan sebagai media pemanas pada koil
reaktor dan heat exchanger. Bahan baku pembuatan steam adalah air umpan
boiler. Direncanakan steam yang digunakan adalah saturated steam :
-
Suhu (T)
Tekanan (P)
: 250oC
: 1246,2680 psia
Zat-zat yang terkandung dalam air umpan boiler yang dapat menyebabkan
kerusakan pada boiler, yaitu :
-
Listrik yang dibutuhkan pada Pra Rancang Pabrik Etil Benzena ini adalah 2112. 4204
kWh.
Mudah didapat
Lebih ekonomis
Mudah dalam penyimpanan
9. Tata letak
9.1.
Tata Letak Pabrik (Plant Lay Out)
Lokasi yang sudah memenuhi syarat belumlah dapat menjamin pabrik tersebut
akan mengalami sukses dalam operasinya, karena masih banyak faktor lain yang
menentukan berhasilnya pabrik dalam menjalankan tugasnya. Salah satu dari faktor
tersebut adalah plant lay out. Plant lay out adalah pembagian ruangan atau luasan
pabrik untuk peletakan bangunan dan peralatan pabrik. Bangunan dan peralatan
pabrik yang dimaksud adalah storage bahan baku, ruang proses sesudah storage bahan
baku sampai bahan jadi atau produk, kantor dan ruang lainnya yang menunjang pada
kegiatan pabrik. Peletakan ruangan-ruangan tersebut dimaksudkan agar pabrik bisa
beroperasi secara efektif dan efisien. Perencanaan lay out pabrik diatur sedemikian
rupa untuk menunjang operasi yang baik, konstruksi yang ekonomis, ruang gerak bagi
karyawan yang memadai dan keselamatan kerja bagi karyawan. Beberapa masalah
khusus yang perlu diperhatikan dalam pengaturan tata letak pabrik (plant lay out)
antara lain :
-
Semua operasi perindustrian yang mengalami proses yang sama dan dari tipe yang
sama dikerjakan dalam satu lingkungan sehingga mempercepat proses dan
menghemat biaya produksi
Menciptakan
kelancaran
kerja
sehingga
mempermudah
proses
Rencana tata letak Pabrik Etilen Glikol dapat dilihat pada gambar 9.1
Keterangan Gambar
Pos Keamanan
Taman
Mushola
Laboratorium
Tempat Parkir
Aula
Kantor Pusat
Poliklinik
Kantin
Utilitas Pengolahan Air
Bengkel
Pemadam Kebakaran
Gudang Bahan Baku
LitBang Penelitian dan Pengembangan
Ruang Control
Power Plant
Ruang Engineer
Tempat Parkir Truk
Pengolahan Limbah
Area Proses Produksi
Kantor SHE
Gudang Produksi
Timbangan
Area Perluasan Pabrik
Boiler
Bahan Bakar
Luas (m2)
50
200
50
80
100
150
150
50
70
1000
200
100
500
150
80
150
150
400
500
1000
50
600
50
600
150
150
Jarak yang cukup antara satu alat dengan alat proses lainnya untuk memudahkan
melakukan pengamatan, perawatan dan menjamin keselamatan kerja bagi operator
Urutan peralatan proses sesuai dengan fungsinya agar tidak menyulitkan pengoperasian
Aliran bahan baku dan produk yang tepat dapat menunjang kelancaran dan keamanan
produksi dimana pemasangam sistem elevasi perlu memperhatikan ketinggian minimal 3
meter agar tidak mengganggu lalu lintas karyawan
Aliran udara disekitar area proses harus lancar agar tidak terjadi stagnasi udara pada
tempat yang dapat menyebabkan akumulasi bahan kimia berbahaya sehingga mengancam
keselamatan pekerja
Pencahayaan atau penerangan di seluruh area pabrik terutama daerah proses harus
memadai apabila pada tempat-tempat yang prosesnya berbahaya sangat membutuhkan
penerangan khusus
Ruang gerak pekerja harus leluasa agar dapat mencapai seluruh alat proses dengan mudah
dan cepat sehingga penanganan khusus seperti kerusakan dapat segera teratasi selain itu
pengaturan peralatan dilakukan untuk mempertimbangkan kerusakan alat (trouble
shooting)
Efektifitas dan efisiensi agar dapat menekan biaya operasi tapi sekaligus menjamin
kelancaran dan keamanan produksi pabrik, sehingga dapat menguntungkan dari segi
ekonomi
Jarak antar alat proses misalnya untuk peralatan proses bertekanan tinggi atau bersuhu
tinggi sebaiknya berjauhan dari alat yang lainnya agar bila terjadi kebakaran tidak cepat
merambat ke alat proses lainnya.
TATA LETAK PERALATAN PROSES PRODUKSI ETIL BENZENA
F113
F118
D120
F113
R110
F137
D130
F113
F136
F116
Pengolahan Bahan
Tahap Reaksi
Baku
Tahap Pemurnian
Pengolahan
Produk
Keterangan Gambar
F 113a/b/c
= Tangki Benzena
F 116
= Tangki Etilena
R 110
D 120
= Distilasi 1
D 130
= Distilasi 2
F 118
F 137
F 136
10.1.
Dasar Perusahaan
: Swasta
Modal
Dalam merencanakan dan mengelola peerusahaan agar dapat berjalan lancar dengan hasil
produksi yang berkualitas, maka harus mempertimbangkan elemen dasar. Elemen dasar ini
sebagai alat pelaksana perusahaan, yaitu:
-
Manusia (man)
Uang (money)
Bahan (material)
Mesin (machine)
Metode Proses (methode)
Pasar (market)
Element diatas menjadi faktor utama dalam menjalakan perusahaan demi mencapai tujuan
bersama untuk lebih baik.
10.2.
Bentuk Perusahaan
Pabrik etil benzena direncanakan berstatus perusahaan swasta berskala nasional yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT) bentuk ini digunakan dengan alasan:
-
Modal menjadi besar karena berasal dari beberapa orang dan pinjaman dari bank.
Dari segi badan hukum mempunyai status hukum yang lebih kuat dan lebih diakui
dibanding dengan badan hukum perusahaan lainnya sehingga mudah dalam peminjaman
uang di bank.
Konflik sebesar apapun yang terjadi tidak akan mempengaruhi kegiatan pabrik karena
masalah pribadi tidak akan mengganggu kegiatan pabrik.
10.3.
Struktur organisasi yang digunakan adalah sistem organisasi garis dan staf, alasan
pemakaian sistem ini adalah:
-
Setiap karyawan melaksanakan perintah langsung dari pimpinan dengan bebas tanpa kritik
sehingga menciptakan kondisi kerja yang harmonis.
10.4.
Dewan Komisaris
Dewan komisaris merupakan badan kekuasaan tertinggi dalam perusahaan yang
bertindak sebagai wali pemegang saham yang idangkat menurut ketentuan yang ada
dalam perjanjian dan dapat diberhentikan setiap waktu dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS), apabila melakukan tindakan yang bertentangan dengan anggaran dasar
perseroan. Tugas dewan komisaris antara lain:
Direktur Utama
Direktur utama merupakan pimpinan eksekutif tertinggi di perusahaan dimana dalam
menjalankan tugas sehari-hari dibantu oleh direktur produksi dan teknik serta direktur
administrasi dan keuangan. Tugas dan wewenang direktur utama:
- Bertanggung jawab pada direktur utama pada bidang produksi, teknik dan pemasaran.
- Mengkoordinir, mengatur serta mengawasi pelaksanaan pekerjaan kepala-kepala bagian yang
menjadi bawahannya.
5
- Bertanggung jawab kepada direktur utama dan bidang keuangan serta pelayanan umum.
- Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan kepala-kepala bagian yang menjadi
bawahannya.
6
Manager Produksi
Manager produksi bertanggung jawab atas jalannya proses produksi, mengawasi mutu
produk dan merencanakan kebutuhan bahan baku. Agar target produksi terpenuhi
Manager produksi membawahi 3 divisi yaitu:
a
Supervisor Proses
Supervisor proses bertanggung jawab kepada Manager Produksi atas kelancaran
proses. Tugas divisi proses adalah:
Supervisor Laboratorium
Supervisor laboratorium bertanggung jawab kepada Manager Produk atas
pengawasan dan pengendalian kualitas bahan baku, produk utama, produk samping
dan limbah. Tugas divisi quality control dan laboratorium adalah:
Supervisor Utilitas
Supervisor utilitas bertanggung jawab kepada Manager Produksi atas kelancaran
proses utilitas dalam proses produksi. Tugas divisi utilitas adalah:
Manager Teknik
Manager teknik bertanggung jawab kepada direktur produksi dalam bidang peralatan.
Manager teknik membawahi dua divisi yaitu:
a
Supervisor Instrument
Supervisor Instrument bertanggung jawab kepada Manager teknik atas perbaikan
alat-alat atau instrumen yang rusak, peralatan utilitas dan bangunan. Divisi bengkel
dan perawatan juga diharapkan dapat menciptakan alat-alat yang inovatif untuk
menunjang kelancaran produksi.
Manager Pemasaran
Manager pemasaran bertanggung jawab kepada direktur produksi dalam bidang bahan
baku dan pemasaran hasil produksi. KABAG pemasaran membawahi dua divisi yaitu:
a
Mengetahui harga pasaran dan mutu bahan baku serta mengatur keluar masuknya
bahan dan alat dari gudang.
10 Manager Personalia
Manager personalia bertugas untuk merencakan dan mengelola hal-hal yang bersifat
umum dan ketenaga kerjaan. Departemen ini mengatur masalah keamanan dan keselamatan,
lingkungan, logistik, dan hubungan antara perusahaan dengan pihak lain, baik dengan
masyarakat, pemerintah maupun dengan perusahaan lain. Departemen ini membawahi tiga
divisi, yaitu:
a
10.5.
Jaminan Sosial
Jaminan sosial adalah jaminan yang diterima oleh pihak karyawan jika terjadi suatu
hal yang bukan karena kesalahannya menyebabkan karyawan tidak dapat melakukan
pekerjaan. Jaminan sosial yang diberikan oleh perusahaan pada karyawan adalah:
Tunjangan
-
Tunjangan diluar gaji pokok, diberikan kepada tenaga kerja tetap berdasarkan prestasi
yang telah dilakukan dan lama pengabdiannya kepada perusahaan.
Tunjangan lembur yang diberikan kepada karyawan yang bekerja di luar jam kerja
yang telah ditetapkan.
Fasilitas
Fasilitas yang diberikan berupa seragam kerja untuk karyawan, perlengkapan
keselamatan kerja (helm, sarung tangan, sepatu boot, kacamata pelindung dan lain-lain),
antar jemput bagi karyawan, kendaraan dinas, tempat tinggal dan lain-lain.
Pengobatan
Untuk pengobatan dan perawatan pertama dapat dilakukan di poliklinik perusahaan
dan diberikan secara cuma-cuma kepada karyawan yang membutuhkan dengan
ketentuang sebagai berikut:
- Untuk pengobatan dan perawatan yang dilakukan pada rumah sakit yang telah ditunjuk akan
diberikan secara cuma-cuma.
- Karyawan yang mengalami kecelakaan atau terganggu kesehatannya dalam menjalankan
tugas perusahaan, akan mendapat penggantian ongkos pengobatan penuh.
d
Cuti
- Cuti tahunan selama 12 hari kerja dan diatur dengan mengajukan permohonan satu minggu
sebelumnya untuk dipertimbangkan ijinnya.
- Cuti sakit bagi tenaga kerja yang memerlukan istirahat total berdasarkan surat keterangan
dokter.
- Cuti hamil selama tiga bulan bagi tenaga kerja wanit
Cuti untuk keperluan dinas diatas perintah atasan berdasarkan kondisi tertentu
perusahaan.
10.6.
Pabrik Etilbenzena direncanakan akan beroperasi selama 335 hari dalam setahun dan
24 jam per hari sisa harinya digunakan untuk pembersihan serta perbaikan dan perawatan
peralatan proses produksi, atau yang dikenal dengan istilah shut down.
a
Senin Kamis
Jumat
Sabtu
Pegawai shift
Sehari bekerja 24 jam, yang terbagi dalam 3 shift karyawan shift ini termasuk
karyawan yang secara langsung menangani proses operasi pabrik misalnya, kepala shift,
operator, karyawan-karyawan shift, gudang serta keamanan dan keselamatan kerja.
Ketentuan jam kerja pegawai shift sebagai berikut:
-
Shift 1
: 07.00 15.00
Shift 2
: 15.00 23.00
Shift 3
: 23.00 07.00
Jadwal kerja dibagi dalam empat minggu dan empat kelompok (regu). Setiap
kelompok kerja akan mendapatkan libur satu kali dari tiga kali shift. Jadwal kerja
karyawan shift dapat dilihat pada tabel 10.1
Tabel 10.1
Regu
I
II
III
IV
1
P
S
M
L
3
P
L
S
M
Keterangan:
P
: Pagi
S
: Siang
4
L
P
S
M
5
M
P
S
L
Hari
6
7
M
M
P
L
L
P
S
S
8
L
M
P
S
9
S
M
P
L
10
S
M
L
P
11
S
L
M
P
12
L
S
M
P
10.7.
M
: Malam
L
: Libur
Status Karyawan dan Sistem Pengupahan
Pabrik dimetil eter ini mempunyai sistem pembagian gaji yang berbeda-beda kepada
karyawan. Hal ini berdasarkan pada kriteria sebagai berikut:
1
Tingkat pendidikan
Pengalaman kerja
Keahlian
Karyawan Reguler
Karyawan reguler adalah karyawan yang diangkat dan diberhentikan dengan surat
keputusan (SK) dan mendapat gaji bulanan berdasarkan kedudukan, keahlian dan masa
kerjanya.
Karyawan Borongan
Karyawan borongan adalah perkerja yang dipergunakan oleh pabrik bila diperlukan
saja, misalnya bongkar muat barang, dll. Pekerja ini menerima upah borongan untuk
pekerjaan tersebut
Karyawan Harian
Karyawan harian adalah pekerja yang diangkat dan diberhentikan oleh KABAG
pabrik berdasarkan nota persetujuan KABAG pabrik atas pengajuan kepala yang
membawahinya dan menerima upah harian yang dibayarkan setiap akhir pekan.
10.8.
Perhitungan rencana jumlah karyawan berdasarkan dari pembagian proses. Selain itu
dapat juga didasarkan pada struktur organisasi. Dalam perencanaan pabrik etilbenzena,
proses yang dilakukan ada beberapa tahap, yaitu:
a. Proses Utama
1. Penyediaan bahan baku dan Penanganan produk
2. Tahap Produksi (Reaksi & Pemurniaan)
b. Tahap Penunjang
1. Laboratorium
2. Utilitas, terdiri dari:
- Pengolahan Air
- Pengolahan Steam (Boiler)
- Pengolahan Limbah
- Persediaan Listrik (PLN & Genset)
3. Bengkel
Dari beberapa tahap diatas dapat dijumlah terdapat 5 kelompok yang dipekerjakan
Jumlah hari kerja dalam 1 tahun = 330 hari kerja
Kapasitas produksi (P)
Jabatan
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Direktur Produksi dan Teknik
Direktur Keuangan dan Administrasi
Staff Penelitian dan Pengembangan (LitBang)
Manager Produksi
Manager Personalia
Jumlah
4
1
2
1
4
1
1
Pendidikan Karyawan
SMA
D3
S1
1
2
1
1
S2
3
1
2
1
2
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
1
1
4
4
4
4
4
1
1
4
12
8
16
8
6
5
8
16
16
5
1
143
3
2
2
3
3
10
5
12
1
3
5
16
16
5
73
4
2
3
4
5
5
3
3
42
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
19
10.9.
Gaji Karyawan
Pada perencanaan Pabrik Etilbenzena kita membuat perincian gaji karyawan dengan
nilai upah minimum disamakan dengan di daerah Cilegon. Perincian gaji pada tiap jabatan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 10.3 Perincian Gaji Karyawan
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Jabatan
Dewan komisaris
Direktur utama
Direktur produksi dan teknik
Direktur keuangan dan administrasi
Staff Penelitian dan Pengembangan
Manager Produksi
Manager Personalia
Manager Keuangan dan Administrasi
Manager Pemasaran
Spv Proses Poduksi
Spv Laboratorium
Spv Utilitas
Spv Teknik (perawatan mesin)
Spv Instrument (perawatan listrik)
Gaji
Jumlah
tiap orang
Total
4
1
2
1
4
1
1
1
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
30.000.000
25.000.000
15.000.000
13.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
120.000.000
25.000.000
30.000.000
13.000.000
40.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
1
4
4
4
4
4
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
10.000.000
6.000.000
6.000.000
6.000.000
6.000.000
6.000.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
6.000.000
10.000.000
24.000.000
24.000.000
24.000.000
24.000.000
24.000.000
Rp
6.000.000
16
17
18
19
20
21
22
1
4
12
8
16
8
6
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
6.000.000
6.000.000
4.000.000
4.000.000
4.000.000
4.000.000
4.000.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
23
24
25
26
27
Karyawan Personalia
Karyawan Instrumen
5
8
16
16
5
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
4.000.000
4.000.000
4.000.000
4.000.000
2.500.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
1
143
Rp
5.000.000
Karyawan Keamanan
Karyawan Gudang
Karyawan Kebersihan
28 Dokter
TOTAL
Rp
Rp
6.000.000
24.000.000
48.000.000
32.000.000
64.000.000
32.000.000
20.000.000
16.000.000
32.000.000
64.000.000
64.000.000
12.500.000
Rp
5.000.000
813.500.000
STRUKTUR ORGANISASI
INDUSTRI ETHIL BENZENA
11.
Analisa Ekonomi
Dalam mendirikan suatu pabrik salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah analisa
ekonomi karena analisa ekonomi merupakan salah satu cara untuk mengetahui layak
tidaknya pabrik didirikan. Hasil perhitungan Pra Rencana Pabrik Etil Benzena
dengan kapasitas 70.000 ton/tahun adalah sebagai berikut :
a. Total Capital Investment (TCI)
= $ 4.102.612,60
b. Total Production Cost (TPC)
= $ 952.944,43
c. Penjualan dan laba
Total penjualan
= $ 1,779,194.66
Laba kotor
= $ 826,250.23
Laba bersih
= $ 578,375.16
12. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan Pra Rencana Pabrik Etil Benzena dari Etilena dan Benzena
dengan Proses Fase campuran liquid dan Vapour, dapat disimpulkan bahwa rencana
pendirian pabrik ini layak didirikan dan cukup menguntungkan dengan
memperhitungkan beberapa aspek :
1. Dari Segi Proses
Proses Fase campuran liquid dan Vapour lebih menguntungkan karena tidak
memerlukan banyak alat proses yang komplek. sehingga dilihat dari segi
keamanan akan terjamin dan dari segi perancangan alat menjadi lebih mudah.
2. Dari Segi Sosial
Perancangan Pabrik Etil Benzena tidak banyak membuang limbah, sehingga
tidak merugikan masyarakat. Dan dengan didirikannya pabrik ini akan membuka
lapangan pekerjaan baru khususnya masyarakat sekitar.
3. Pendirian pabrik ini dinilai menguntungkan, karena:
= 20 %
b. ROIAT
= 14 %
= 3.5 tahun
= 31.227 %
= 40.1 %.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2014. Data: Ekspor Menurut Komoditi 2009-2014
(ethylbenzene), diakses tanggal 20 maret 2015.
Othmer, D.F., Kirk, R.E. 1998. Encyclopedia of Chemical Tecnologi, vol 22, 4th edition,
Jhon Willey and Sons Ibc, New York.
Keyes, Industrial Chemicals, 2th edition, John Wiley and Sons Inc, New York, 1975.
Kusnarjo, Desain Alat Pemindah Panas, Surabaya, 2010.
Kusnarjo, Ekonomi Teknik, Surabaya, 2010.
Kusnarjo, Utilitas Pabrik Kimia, Surabaya, 2012.
Levenspiel,Octave, Chemical Reaction Engineeringr, 3rd Edition, John Willey &
Sons,Inc, 1999.
Patents
US
5977423
A,Mixed
Phase
Ethylation
process
for
producing
ethylbenzene,1999.
Patents US 6252126 B1,Method for producing ethylbenzene,1998.
Perry, Robert H, Perrys Chemical Engineering Handbook, 8th Edition, McGraw Hill
Company, New York, USA, 2008.
Peter S. and Timmerhause, Plant Design and Economic for Chemical Engineering,
4th edition, McGraw-Hill, Singapore, 1991.
ScienceLab.com, di akses tanggal 4 Maret 2015.
Seader, Henrey, and Roper, Separation Process principles,3rd Edition, John Willey &
Sons,Inc, 2011.
Smith,
J.M,
and Van
Ness
H.C,
Introduction
to
Chemical
Engineering