Anda di halaman 1dari 29

BAB 3 HASIL BAGI

DIFFERENSIAL

3.1 Jika fungsi y f (x ) kontinyu pada x = c, maka turunan fungsi f pada x = c ditulis dengan
TURUNAN c atau f(c) didefinisikan sebagai berikut :

f (c h ) f (c )
(1)
h 0
h
3.1.1 Jika limitnya ada, dikatakan fungsi y f (x ) differensiabel pada x = c.
Definisi Jika fungsi y f (x ) kontinyu pada sebarang interval I maka turunan fungsi y f (x ) se
Turunan didefinisikan
f ( x h) f ( x )
f ' ( x) lim
(2)
h 0
h
Suatu fungsi y f (x ) dikatakan differensiabel pada suatu interval I jika fungsi tersebut
pada setiap titik x pada I.
Turunan fungsi disebut juga sebagai hasil bagi differensial fungsi y f (x ) terhadap x d
f ' (c) lim

dy df

.
dx dx
f ( x h) f ( h) f y adalah perubahan f atau y setelah x berubah sebesar h x d
x h x x .
Sehingga turunan fungsi y f (x ) dapat juga ditulis sebagai berikut :
dy
y
df
f
lim
lim
atau
(3)
dx x 0 x
dx x 0 x

disimbulkan dengan

Selain menggunakan simbol di atas turunan fungsi y f (x ) juga digunakan simbol lain
Contoh 1
Diberikan fungsi y 3 x 2 12
Tentukan D x f pada x = 2
Penyelesaian
a. Dengan menggunakan rumus (1),substitusi langsung
f ( 2 h ) f ( 2)
D x ( f (2)) f ' ( 2) lim
h0
h
2
3(2 h) 12 (3.2 2 12)
lim
h 0
h
2
3(2 2.2.h h 2 ) 12 (3.2 2 12)
lim
h 0
h
3(4 4h h 2 ) 12 12 12
lim
h 0
h
1

12h h 2
h 0
h

lim

lim12 h 2 12
h 0

b. Dengan menggunakan rumus (2) turunan secara umum


Selain dengan menggunakan cara langsung seperti di
atas, bisa juga menggunakan cara mencari turunan
fungsi y f (x ) secara umum untuk sebarang nilai x,
yaitu :
f ( x h) f ( x )
D x f lim
h 0
h
3( x h) 2 12 (3x 2 12)
lim
h 0
h
2
3( x 2 xh h 2 ) 12 3 x 2 12
lim
h 0
h
3 x 2 6 xh 3h 2 12 3 x 2 12
h 0
h
2
6 xh 3h
lim
lim 6 x 3h 6 x
h 0
h 0
h
lim

Jadi turunan dari fungsi y 3x 2 12 secara umum adalah y= 6x.


Sedangkan untuk mencara f(2) tinggal mensubstitusikan x = 2 ke f(x) = 6x , yaitu f(2)

3.1.2 Dari gambar 3.1.1 jika Q bergerak menuju P maka :


Interpretasi
1. PR = h akan menuju 0
Geometris
2. Tali busur PQ akan berubah menjadi garis singgung l kurva y f (x ) di x = c
3. Sudut QPR akan menjadi sudut yaitu sudut antara garis singgung l dengan sumb
yang disebut sebagai sudut arah.
4. Tangen sudut QPR
QR f (c h) f (c)
m pq

PR
h
5. Tangen disebut sebagai tangen arah, koeffisien arah, slope, atau gradien, dan ber
di atas tangen diberikan sebagai :
f (c h ) f (c )
tg lim
f ' (c )
(5)
h 0
h
dengan syarat limitnya ada.
6. Jika garis singgungnya merupakan garis sejajar sumbu Y yaitu x = c maka tangen
f ( c h ) f (c )
tg lim

l
h 0
h
berarti limitnya tidak ada.
f(c+h)
Q
Contoh 1
Tentukan persamaan garis singgung kurva y x 2 4 x 3 pada titik (5,8).
f(c)
P(c,f(c))
R

Penyelesaian
Kita cari dulu gradien m garis singgung kurva di titik (5,8) dengan cara mencari turunann
2

(5,8), yaitu
f (5 h) (5 h) 2 4(5 h) 3

25 10h h 2 20 4h 3 h 2 6h 8
f(5) 5 2 4.5 3 25 20 3 8

c
c+h
Gambar
3.1.1

sehingga diperoleh

f (5 h) f
m f '(5) lim
h
h 0

h 2 6h 8 8
h 0
h
h 2 6h
lim
h 0
h
lim

lim h 6 6
h 0

Kita gunakan persamaan garis melalui sebuah titik (a,b) dengan gradian m dengan rumus
a). Karena titik P(5,8) dan gradien m = 6 maka akan diperoleh persamaan garis singgun
y 8 = 6(x 5)
y 8 = 6x 30
y = 6x 22

Garis normal suatu kurva adalah garis yang tegak lurus garis singgung kurva di suatu titik
Jika l merupakan garis singgung kurva di titik P dengan gradien m1 dan n merupakan gar
titik P dengan gradien m2 maka l tegak lurus dengan n. Dengan demikian m1 m2 1 .
Contoh 2
Tentuk persamaan garis normal kurva

x 3 yang

sejajar dengan garis 6x + 3y 4 =

Penyelesaian
Jika garis singgung kurva tersebut adalah garis l dan mempunyai gradien m1 , maka grad
singgung diperoleh dari turunan fungsi
x h3 x 3
h 0
h
( x h 3 x 3 )( x h 3
lim
h 0
h( x h 3 x 3 )
( x h 3) ( x 3)
lim
h 0 h ( x h 3
x 3)
h
lim
h 0 h( x h 3
x 3)

m1 lim

3.1.3 Garis
Normal

x 3)

lim

l
n

xh3
1

x3 x3
1

2 x 3
h 0

x3

Sedangkan garis 6x + 3y 4 = 0 dinyatakan dalam bentuk eksplisit menjadi y 2 x


P

Dengan demikian garis tersebut mempunyai gradien m2 2 .


Karena garis normal n tegak lurus dengan garis singgung l maka berlaku m1 m2 1 . In
1
(2) 1 atau
2 x 3

Gambar
3.1.2

4
3

1
1 atau
x3

x 3 1

Sehingga diperoleh x - 3 = 1 atau x = 4.


Jadi absis titik singgungnya adalah x = 4.
Untuk mecari ordinatnya diperoleh dengan mensubstitusikan x = 4 pada kurva
y 4 3 1 1.
Jadi titik singgungnya P(4,1).
Dengan demikian persamaan garis normalnya adalah
y 1 = -2(x 4) atau 3x + y 9 = 0.

SOAL 3.1.1
Dengan definisi cari turunan fungsi pada soal berikut :
2 x
3 x
1
2. y
x2

1. y

8
di titik (4,-4)
x
4. Tentukan slope kurva y 3 5 x di titik (-3,2)

3. Tentukan slope kurva y

5. Tentukan persamaan garis singgung kurva y 3 x 2 4 yang sejajar dengan garis


3x y 4

6. Tentukan persamaan garis normal kurva y x 3 3 x yang sejajar dengan garis


2 x 18 y 9 0

7. Tentukan persamaan garis singgung kurva


garis x 2 y 11 0

4 x 3 1 yang

tegak lurus dengan

3.2 HUBUNGAN Jika suatu fungsi y f (x ) differensiabel pada x = c,


DIFFERENSIABILITA apakah fungsi tersebut kontinyu pada x = c ?
S DAN KONTINUITAS Pertanyaan itu sama saja dengan jika
FUNGSI
f (c h ) f (c )
f ( x ) f (c ) ?
f ' (c) lim
ada, apakah lim
x c
h 0
h
Jawaban

( f (c h) f (c))
h f " (c).0 0
h 0
h

lim( f (c h) f (c)) lim


h 0

f ( c h) f ( c ) .
berarti lim
h0

f (c h) lim f ( x) sehingga diperoleh


Padahal lim
h 0
x c
lim f ( x) f (c) . Jadi f(x) kontinyu pada x = c.
x c

Sehingga diperoleh teorema sebagai berikut :


5

3.2.1 Teorema

Jika f(x) differensiabel pada titik x = c , maka f(x) kontinyu


pada titik x = c
Teorema tersebut tidak berlaku jika dibalik yaitu jika f(x)
kontinyu pada titik x = c, maka f(x) differensiabel pada titik
x = c.
Walaupun lim f (c h) f (c) 0 belum dapat diambil
h 0

kesimpulan pasti f(c) ada.


Contoh 3.2.1
Selidiki differensiabilitas

y = -x

y x

di titik x = 0

Penyelesaian.
Fungsi y x seperti tampak pada gambar 3.2.1

y=x

x, jika x 0
maka diperoleh
x, jika x 0

Berdasarkan definisi x

Gambar 3.2.1

gradien kurva y x untuk x 0 adalah gradien garis


y x yaitu 1.
Ini berarti
f ( 0 h ) f ( 0)
tg lim
1 Sedangkan gradien kurva
h 0
h
y x untuk x 0 adalah gradien garis y x yaitu -1.
Ini berarti
f (0 h) f (0)
tg lim
1 .
h0
h
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa limit kanan
kurva y x untuk x 0 tidak sama dengan limit kirinya,
sehingga gradien kurva untuk x 0
f ( 0 h ) f ( 0)
tg lim
tidak ada.
h0
h
Jadi tidak diferensiabel.
Padahal fungsi tersebut kontinyu pada x = 0, yaitu
lim f ( x) lim f ( x) 0
h 0

h 0

SOAL 3.2
1. Selidikan differenssiabilitas fungsi

f ( x) x 2

pada x = 2
6

x, jika x 1
pada x = 1
2
x , jika x 1

2. Selidikan differenssiabilitas fungsi f ( x)

x 2, jika x 4
pada x = -4

x 6, jika x 4

3. Selidikan differenssiabilitas fungsi f ( x)

3.3 TEOREMA- Mencari turunan fungsi dengan menggunakan definisi


TEOREMA TURUNAN kadang-kadang akan terasa sangat panjang dan sulit, apalagi
untuk fungsi-fungsi transenden. Diperlukan aturan-aturan,
teorema-teorema atau rumus-rumus yang bisa digunakan
untuk menyelesaikan soal turunan secara efektif dan efisien.
Berikut disajika beberapa teorema dan rumus-rumus yang
lazim digunakan untuk menyelesaikan soal turunan.
3.3.1 Teorema

Jika c konstanta dan f(x) = c untuk setiap x, maka f(c) = 0


atau D x (c ) 0
Bukti :
f ( x h) f ( x )
cc
f ' ( x) lim
lim
lim 0 0
h0
h 0
h 0
h
h
Jadi D x (c) 0

3.3.2Teorema

Jika n bilangan bulat positip dan jika f ( x) x n , maka


n
n 1
f ' ( x ) nx n 1 atau D x ( x ) nx
Bukti :

f ( x h) f ( x )
h
( x h) n x n
lim
h0
h
n(n 1) n 2 2
x n nx n 1 h
x h ...... nxh n 1 h n x n
2
!
lim
h 0
h
n
(
n

1
)
nx n 1 h
x n 2 h 2 ...... nxh n 1 h n
2!
lim
h 0
h
n
(
n

1
)
lim nx n 1
x n 2 h ...... nxh n 2 h n h n 1
h 0
2!
nx n 1
n
n 1
Jadi D x ( x ) nx
f ' ( x) lim
h0

Sebagai contoh jika y x 7 , maka y ' 7 x 6


Jika f dan g fungsi dan F fungsi yang didefinisikan sebagai
7

3.3.3Teorema

F ( x ) f ( x ) g ( x ) , maka F ' ( x) f ' ( x ) g ' ( x ) atau


D x [ f ( x ) g ( x )] D x [ f ( x)]g ( x) f ( x) D x [ g ( x )]

Bukti :
Metode 1

f ( x h) g ( x h) ( f ( x ) g ( x ))
h 0
h
f ( x h) f ( x ) g ( x h) g ( x )
lim
h0
h
f ( x h) f ( x)
g ( x h) g ( x )
lim
lim
h 0
h 0
h
h

F ' ( x ) lim

f ' ( x) g ' ( x)
F ' ( x ) f ' ( x) g ' ( x )

Metode 2
h f g
h h ( f f ) ( g g ) ( f g ) (f g )

Oleh karena itu h f g .


Dengan membagi x diperoleh
h f g f g

x
x
x x

Sehingga

h
g
f
lim

0
x
x x
f
g
lim
lim
f ' ( x) g ' ( x)
x 0 x
x 0 x

h' ( x) lim

x 0

Jadi D x [ f ( x) g ( x)] D x [ f ( x )] D x [ g ( x)]


Dengan cara yang sama dapat dibuktikan juga teorema
berikut
Jika f dan g fungsi dan h fungsi yang didefinisikan sebagai
F ( x) f ( x ) g ( x) , maka F ' ( x ) f ' ( x ) g ' ( x) atau
D x [ f ( x) g ( x)] D x [ f ( x)] D x [ g ( x)]

3.3.4 Teorema
Jika f dan g fungsi dan h fungsi yang didefinisikan sebagai
F ( x ) f ( x ).g ( x ) , maka
3.3.5Teorema

F ' ( x ) f ( x ).g ' ( x ) f ' ( x ).g ( x )


atau D x [ f ( x) g ( x)] f ( x ) D x [ g ( x)] D x [ f ( x)]g ( x)

Bukti :
Metode 1
8

f ( x h) g ( x h) f ( x) g ( x)
x 0
h
dengan mengurangkan dan menambahkan f ( x h) g ( x)
pada pembilang diperoleh F ' ( x )
F ' ( x ) lim

lim

f ( x h) g ( x h) f ( x h) g ( x ) f ( x h) g ( x ) f ( x ) g ( x )
h

lim

f ( x h)[ g ( x h) g ( x )] [ f ( x h) f ( x )]g ( x )
h

h 0

h0

lim f ( x h)
h 0

[ g ( x h) g ( x )]
[ f ( x h) f ( x)]
lim
g ( x)
h 0
h
h
[ g ( x h) g ( x )]
[ f ( x h) f ( x )]
lim
lim g ( x)
h 0
h0
h 0
h
h

lim f ( x h) lim
h 0

F ' ( x ) f ( x) g ' ( x ) f ' ( x ) g ( x)

Metode 2
F fg

F F ( f f )( g g ) fg fg fg fg

Oleh karena itu F fg fg fg .


Dengan membagi x diperoleh

F
fg fg fg
g f
fg

g
x
x
x x
x

Sehingga

F
g f
fg

lim f

0
x
x x
x

g
f
fg
lim f
lim
g lim
x 0
x 0 x
x x 0 x
g
f
f lim
lim
g 0
x 0 x
x 0 x
F ' ( x) lim

x 0

f .g ' f '.g

Jadi

D x f ( x ).g ( x ) f ( x ).D x g ( x ) D x f ( x ).g ( x )

Jika f dan g fungsi dan F fungsi yang didefinisikan sebagai


F ( x)

f ( x)
dengan g ( x ) 0 , maka :
g ( x)

3.3.6 Teorema

f ' ( x ).g ( x) f ( x ).g ' ( x )


atau
[ g ( x )] 2

F ' ( x)

D f ( x).g ( x) f ( x).D x g ( x)
f ( x)
x

[ g ( x)] 2
g ( x)

Dx

Bukti :
Metode 1 :
F ( x)

f ( x)
dimana g ( x) 0 , maka jika f ' ( x) dan
g ( x)

g ' ( x ) ada,

f ( x h) f ( x )

F ( x h) F ( x )
g ( x h) g ( x)
F ' ( x ) lim
lim
h 0
h0
h
h
f x h .g ( x) f ( x).g ( x h)
F ' ( x) lim
h 0
h.g ( x h).g ( x)

dengan mengurangkan dan menambahkan f ( x ).g ( x) pada


pembilang diperoleh F ' ( x )

f x h .g ( x) f ( x).g ( x) f ( x).g ( x h) f ( x ).g ( x )


h 0
h.g ( x h).g ( x )
[ f x h f ( x)] g ( x) f ( x)[ g ( x h) g ( x)]
lim
h 0
h.g ( x h).g ( x)
lim

[ f x h f ( x)]
[ g ( x h) g ( x)]
g ( x) f ( x)
h
h
lim
h0
g ( x h).g ( x)

[ f x h f ( x)]
g ( x h) g ( x )
g ( x) f ( x) lim
h 0
h0
h
h

lim g ( x h).g ( x)
lim

h0

f ' ( x ).g ( x ) f ( x ).g ' ( x )

g ( x ).g ( x )

f ' ( x ).g ( x ) f ( x).g ' ( x )


[ g ( x)]2

Metode 2
F

f
g

F F

( f f )
( g g )

Oleh karena itu

10

( f f ) f

( g g ) g
( f f ).g f .( g g )

( g g ).g
( f .g f .g ) ( f .g f .g )

( g g ).g
f .g f .g f .g f .g
F
( g g ).g
f .g f .g

( g g ).g
Dengan membagi x diperoleh
f .g f .g
F
x

x
( g g ).g
F

Sehingga

F
x
f .g f .g
x
lim
x 0 ( g g ).g
F ' ( x) lim

x 0

f .g f .g
x 0
x

lim ( g g ).g
lim

x 0

f
g
g f lim
x 0 x
x 0 x

g .g
lim

f '.g f .g '
g2

F ' ( x)

f ' ( x ).g ( x) f ( x ).g ' ( x )


[ g ( x )] 2

Jadi
D f ( x).g ( x) f ( x).D x g ( x)
f ( x)
x

[ g ( x)] 2
g ( x)

Dx

Berdasarkan teorema tersebut diperoleh :

kDx g ( x)
k

[ g ( x)] 2
g ( x)

Dx

Soal :
Carilah turunan fungsi h(x) berikut :
1. h( x) (2 x 3 4 x 2 )(3x 5 x 2 )
11

2x3 4
2. h( x) 2
x 4x 1

3.4. TURUNAN
Jika suatu partikel bergerak sepanjang garis lurus
SEBAGAI RATA-RATA maka gerak tersebut dinamakan gerak lurus. Jika dipilih
PERUBAHAN salah satu arah sebagai arah positip maka arah yang
berlawanan disebut arah negatip. Biasanya untuk
mempermudah arah yang digunakan adalah arah horizontal
dengan arah kekanan sebagai arah positip dan arah kekiri
sebagai arah negatip, menyesuaikan dengan garis bilangan
riil, dan dipilih suatu titik sebagai titik pusat dilambangkan
dengan O sebagai titik awal suatu gerakan.
Suatu lintasan s (satuan panjang) menggambarkan
jarak gerak partikel dalam arah tertentu dimulai dari titik O
selama periode waktu t (satuan waktu). Lintasan s
merupakan fungsi dari waktu t yang dinyatakan dalam
rumus fungsi
s f (t )

Sebagai contoh, suatu lintasan s dinyatakan sebagai fungsi


s t 2 2t 3

dengan s dalam cm dan t dalam detik.


Pada saat t = 0 partikel berada pada lintasan s = 0+2.0-3 =
-3. Pada saat t = 1 partikel berada pada lintasan s = 1 +2.1
3 = 0 dan pada saat t = 3 partikel berada pada lintasan s =
9+ 6 3 = 12
Selama periode waktu 1 sampai 3 detik partikel menempuh
jarak 12 cm. Sehingga rata rata-rata gerak partikel adalah
12
6 cm/detik
2

Pada umumnya kecepatan gerak partikel dalam


periode waktu tertentu tidak tetap. Misalnya dalam mobil
dalam periode 3 jam pertama kecepatannya 60 km/jam,
kemudian pada periode 3 jam kedua menambah kecepatan
sehingga menjadi 80 km/jam dan pada periode 3 jam ketiga
kecepatannya menjadi 100 km/jam Jika penambahan
kecepatan tersebut konstan dalam periode waktu tertentu
maka geraknya disebut sebagai gerak lurus berubah
beraturuan, dan jika kecepatannya konstan geraknya disebut
sebagai gerak lurus beraturan.
Jika s (cm) menyatakan lintasan partikel dari O
selama t (detik), dan ketika pada saat t t1 detik s s1 cm
maka perubahan jaraknya adalah s s1 cm dan perubahan
waktu t t1 detik. Sehinga rata-rata kecepatannya
s s1
dilambangkan dengan v dinyatakan v
dank arena s
t t1
12

merupan fungsi waktu yaitu s = f(t) maka kecepatan dapat


f (t ) f (t1 )
juga dinyatakan sebagai v
t t1
3.4.1. Kecepatan Sesaat.

Permasalahannya sekarang jika suatu partikel


bergerak dengan kecepatan yang berubah-ubah, bagaimana
kecepatan partikel pada saat t ? Untuk itu digunakan konsep
rata-rata kecepatan pada suatu interval waktu tertentu,
misalkan dalam rentangan waktu dari t sampai dengan
t t . Jika lintasan partikel tersebut dinyatakan dalam
fungsi waktu s f (t ) maka perubahan lintasannya adalah
f (t t ) f (t ) sehingga kecepatan partikel dalam interval
f (t t ) f (t )
waktu t tersebut adalah
t
Kecepatan pada saat t yang ditulis sebagai fungsi waktu
v (t ) didefinisikan sebagai berikut :
f (t t ) f (t )
v(t ) lim
f ' (t )
t 0
t
jika

f " (t ) ada.

Contoh :
1. Suatu partikel bergerak sepanjang garis horizontal
dengan rumus lintasan
s 2t 3 4t 2 2t 1

Tentukan interval waktu kapan partikel bergerak


kekanan dan kapan bergerak
kekiri?
2. Suatu bola dilempar vertikal ke atas dari permukaan
tanah dengan kecepatan awal
64 ft/dt. Jika arah positip merupakan arah ke atas maka
persamaan geraknya adalah
s 16t 2 64t

a. Tentukan kecepatan bola pada saat t = 1detik?


b. Tentukan kecepatan bola pada saat 3 detik?
c. Diperlukan waktu berapa detik agar bola mencapai
puncak tertingginya?
d. Sampai ketinggian berapa bola terlempar?
e. Dengan kecepatan berapa bola menyentuh tanah?

3.5 TURUNAN FUNGSI


KOMPOSISI

Anggaplah y merupakan fungsi dari u ditulis

y f (u ) , sedangkan u sendiri merupakan fungsi dari x


ditulis u g (x) , maka y f (u ) f ( g ( x)) ( f g )( x)

disebut sebagai fungsi komposisi, fungsi bersusun, atau


13

fungsi rantai dengan domain himpunan yang memuat x dan


daerah hasil himpunan y.
Sebagai contoh
Jika y f (u ) u 10 dan u 2 x 3 5 x 2 4 , maka
y (2 x 3 5 x 2 4)10

Untuk mencari turunan fungsi y kita gunakan aturan rantai


sebagai berikut
Jika y merupakan fungsi dari u yang ditentukan dengan
y f (u ) , dan Du y ada , sedangkan u merupakan fungsi
3.5.1 Teorema
dari x yang ditentukan oleh u g (x) , dan D x u ada.
Maka D x y Du y.D x u atau
y f ' (u ).u '

dy dy du

.
atau
dx du dx

Bukti :
Karena y f (u ) dan u g (x) , maka jika x bertambah
sebesar x maka u akan bertambah sebesar u dan y
juga akan bertambah sebesar y

y y u

.
jika x 0
x u x
y
y
u
lim
. lim
dengan demikian lim
. Ini berarti
x o x
u o u x o x
dy dy du

.
atu juga ditulis D x y Du y.D x u .
dx du dx

Dari contoh di atas


y (2 x 3 5 x 2 4)10 dengan u 2 x 3 5 x 2 4 dan
y u 10
dy
du
10u 9 dan
u ' 6 x 2 10 x
du
dx
y ' 10u 9 .u ' 10( 2 x 3 5 x 2 4) 9 (6 x 2 10 x )

Contoh
2x 1
Tentukan f ' ( x) , jika f ( x)

3x 1

Penyelesaian
2x 1
f ' ( x ) 4

3x 1

2(3 x 1) ( 2 x 1).3
4( 2 x 1) 3 (5)
20( 2 x

2
5

(
3
x

1
)
(
3
x

1
)
(3 x 1)

3.6. TURUNAN FUNGSI


Jika Fungsi y f (x ) kontinyu maka fungsi
INVERS inversnya x f 1 ( y ) juga kontinyu.
Untuk penambahan x sebesar x maka y akan bertambah
sebesar y begitu juga sebaliknya.
14

y
1

x .
Sehingga diperoleh x
y

y
1
1
lim

x atau
Dengan demikian x 0 x x 0 x
lim

0
y
y
dy
1

dx
dx
dy
1
Jadi D y x
Dx y
lim

(1)
Contoh 1

, dimana x 0, y 0 . Fungsi tersebut adalah


fungsi bijeksi karena itu f 1 ada dan ditentukan oleh
y f ( x)

x f

( y) y 2

1
atau
Dx y
1
1
1
Dx y

Dy x 2 y 2 x

Sehingga D y x 2 y

3.7 TURUNAN FUNGSI Ada enam macam fungsi trigonometri, yaitu fungis sinus
TRIGONOMETRI (sin), cosinus (cos), tangent (tan), cotangent (cot), secant
(sec), dan cosecant (csc). Pada uraian berikut tidak
dibicarkan tentang definisi masing-masing fungsi
trigonometri, tetapi langsung mencari rumus-rumus untuk
turunannya, seperti teorema berikut :
1. Fungsi sinus.
Jika f ( x ) sin x maka f ' ( x) cos x
Bukti :
Metode 1.
Dari definisi diperoleh turunan fungsi f(x) adalah
f ( x h) f ( x )
sin( x h) sin x
f ' ( x) lim
lim
h 0
h 0
h
h
Dengan menggunakan rumus
sin(a b) sin a cos b cos as sin b diperoleh
f ' ( x) lim
h 0

sin x cosh cos x sinh sin x


h

15

sin x(cosh 1) cos x sinh


h 0
h
sin x(cosh 1)
cos x sinh
lim
lim
h 0
h

0
h
h
(cosh 1)
cos x sinh
lim
sin x lim
h 0
h 0
h
h
(cosh 1)
sinh
lim
lim sin x cos x lim
h0
h

0
h

0
h
h
lim

Padahal
lim
h 0

(cosh 1)
(cosh 1)(cosh 1)
lim
x 0
h
(1 cosh)
2
cos h 1)
lim
h 0 h(cosh 1)
sin 2 h
lim
h 0 h(cosh 1)
sinh sinh
h(cosh 1)
sinh
sinh
lim
lim
1.0 0
h 0
h h0 (cosh 1)
lim
h 0

lim sin x sin x


h 0

sinh
1
h0
h

lim

Maka diperoleh

f ' ( x) 0. sin x cos x.1 cos x

Meode 2.
Dari definisi diperoleh turunan fungsi f(x) adalah
f ( x h) f ( x )
f ' ( x) lim
h0
h
sin( x h) sin x
lim
h0
h
Digunakan rumus trigonometri

sin a sin b 2 cos 12 (a b) sin 12 (a b)

sehingga diperoleh

2(cos x 12 h) sin 12 h
f ' ( x) lim
h 0
h

sin 12 h
lim(cos x h) lim 1
h0
h0
2h
1
2

cos x.1 cos x

16

Jadi D x (sin x) cos x


(1)
Berdasarkan teorema 3.5.1 turunan fungsi komposisi ,
secara umum diperoleh teorema sebagai berikut :
3.7.1 Teorema Jika u merupakan fungsi yang differensiabel terhadap x,
dan y sin u , maka D x (sin u ) cos u.D x u
(2)
2. Fungsi cosinus
Jika y cos x maka f ' ( x ) sin x
Bukti :
Metode 1

cos( x h) cos x
h0
h
(cos x cosh sin x sinh cos x
f ' ( x) lim
h 0
h
cos x (cosh 1) sin x sinh
lim
h0
h
cos x (cosh 1)
sin x sinh
lim
lim
h 0
h

0
h
h
cosh 1
sinh
lim cos x lim
lim sin x lim
h 0
h 0
h 0
h 0
h
h
lim cos x.0 sin x.1 sin x

f ' ( x) lim

h 0

Metode 2
Digunakan rumus fungsi trigonometri cos x sin( 12 x)
sehingga diperoleh f ( x ) cos x sin( 12 x )

f ' ( x) cos( 12 x).(1) sin x


Jadi D x cos x sin x

(3)

Berdasarkan teorema 3.5.1 turunan fungsi komposisi ,


secara umum diperoleh teorema sebagai berikut :
3.7.2 Teorema Jika u merupakan fungsi yang differensiabel terhadap x,
dan y sin u , maka D x (cos u ) sin u.D x u
(4)
3. Fungsi tangent
Jika y tan x , maka f ' ( x)

1
cos 2 x

17

Bukti :

sin x D x (sin x)(cos x) sin xD x (cos x)

cos x
[cos x] 2
sin x cos x. cos x sin x( sin x)

cos x
[cos x]2

D x tgx

cos 2 x. sin 2 x
1

2
cos x
cos 2 x
1
sec 2 x
Jadi D x (tan x)
(5)
2
cos x
Berdasarkan teorema 3.5.1 turunan fungsi komposisi ,
secara umum diperoleh teorema sebagai berikut :

3.7.3 Teorema Jika u merupakan fungsi yang differensiabel terhadap x,


dan y tan u , maka
1
D x (tan u )
.D x u sec 2 u.D x u
cos 2 u
(6)
Bisa dibuktikan sendiri Teorema-teorema berikut yang
digunakan sebagai rumus-rumus turunan fungsi
trigonometri yang lain :
4. Fungsi cotangent
1
csc 2 x
2
sin x
Secara umum dituangkan dalam teorema berikut

Jika y cot x , maka y '

fungsi yang differensiabel terhadap x,


3.7.4 Teorema Jika uy merupakan

cot
u
dan
, maka
1
D x (cot u )
.D x u csc 2 u.D x u
sin 2 u
5. Fungsi secant
sin x
sec x tan x
Jika y sec x , maka y '
cos 2 x
Secara umum dituangkan dalam teorema berikut

3.7.5 Teorema Jika u merupakan fungsi yang differensiabel terhadap x,


dan y sec u , maka
sin u
D x (sec u )
.D x u sec u. tan u.D x u
cos 2 u
18

6. Fungsi cosecant.

cos x
csc x cot x
Jika y csc x , maka y '
sin 2 x
Secara umum dituangkan dalam teorema berikut

Jika u merupakan fungsi yang differensiabel terhadap x,


3.7.6 Teorema dan y sec u , maka
cos u
D x (csc u )
.D x u csc u cot u.D x u
sin 2 u
Contoh :
1. Diberikan y x 2 sin x . Tentukan turunan y.
Dengan menggunakan teorema perkalian dan turunan
fungsi sinus diperoleh :
y ' x 2 D x (sin x) D x ( x 2 ) sin x x 2 cos x 2 x sin x

2. y

sin x
dy
. Tentuka
1 2 cos x
dx

dy D x (sin x )(1 2 cos x) sin xD x (1 2 cos x) cos x)(1 2 cos x) sin

dx
(1 2 cos x) 2
(1 2 cos x) 2

cos x(1 2 cos x) sin x.2 sin x cos x 2 cos 2 x 2 sin 2 x

(1 2 cos x) 2
(1 2 cos x ) 2

cos x 2(cos 2 x sin 2 x)


cos x 2

2
(1 2 cos x )
(1 2 cos x ) 2

3.8 TURUNAN INVERS


Invers Fungsi Trigonometri disebut juga sebagai
FUNGSI fungsi Cyclometri. Ada enam macam fungsi cyclometri
TRIGONOMETRI sebagai berikut :
1. Fungsi y sin 1 x
Fungsi tersebut merupakan invers dari fungsi x sin y
Pada interval 12 y 12 fungsi x sin y continyu dan
monoton naik, sehingga fungsi inversnya y sin 1 x juga
continyu dan monoton naik pada interval 1 x 1 , oleh
karenanya fungsi tersebut mempunyai turunan. Untuk
mencari rumus turunannya digunakan aturan fungsi invers
sebagai berikut
19

dx

dy

Karena x sin y , maka dy cos y atau dx cos y


Berdasarkan identitas trigonometri sin 2 y cos 2 y 1 ,
diperoleh cos 2 y 1 sin 2 y 1 x 2 atau cos y 1 x 2 .
dy

Dengan demikian dx cos y


1 x2
Jadi

D x (sin 1 x)

1
1 x2

(1)
Domain turunannya merupakan interval terbuka (-1,1).
Secara umum dituangkan dalam teorema berikut
Teorema 3.4.4.1 Jika u fungsi yang differensiabel dari x, maka
D x sin 1 u

1 u2

Dx u

(2)

2. Fungsi y cos 1 x
Fungsi tersebut menunjukkan bahwa x cos y
Pada interval 0 y fungsi x cos y continyu dan
monoton turun, sehingga fungsi inversnya y cos 1 x juga
continyu dan monoton turun pada interval 1 x 1 , oleh
karenanya fungsi tersebut juga mempunyai turunan. Untuk
mencari rumus turunannya digunakan turunan fungsi invers
sebagai berikut

x cos y , sehingga diperoleh dx sin y atau


dy

dy
1

.
dx
sin y
sin 2 y 1 cos 2 y 1 x 2 atau sin y 1 x 2 . Dengan

dy

demikian jika y cos 1 x maka dx sin y


1 x2
1
Jadi D x (cos x)

1
1 x2

Atau dengan cara yang lebih singkat

x cos y sin( 12 y )
1
2

y sin 1 x ,

sehingga diperoleh
y cos 1 x 12 sin 1 x
1
dy d (cos 1 x) d ( 12 sin x )
d (sin 1 x)
1

dx
dx
dx
dx
1 x2

20

Domain turunannya merupakan interval terbuka (-1,1).


Secara umum dituangkan dalam teorema berikut
Jika u fungsi yang differensiabel dari x, ,aka
D x cos 1 u

1
1 u2

3. Fungsi y tan 1 x
Teorema Fungsi ini berarti bahwa x tan y berlaku dalam interval
12 y 12 dan x pada himpunan bilangan riil. Pada
interval tersebut fungsi x tan y merupakan fungsi yang
kontinyu dan monoton naik, sehingga turunannya ada.
Turunannya adalah
dx
1
dy

cos 2 y
atau
dy cos 2 y
dx

Dengan menggunakan identitas trigonometri


sec 2 y 1 tan 2 y akan diperoleh sec 2 y 1 x 2 .
Dengan demikian
dy
1
1
cos 2 y

2
dx
sec y 1 x 2

Domain dari turunan fungsi y tan 1 x yaitu


adalah himpunan seluruh bilangan riil.

dy
1

dx 1 x 2

Secara umum dituangkan dalam teorema berikut


Jika u fungsi yang differensiabel dari x, maka
1
D x tan 1 u
1 u2
Teorema

4. Fungsi y cot 1 x
Fungsi ini berarti bahwa x cot y berlaku dalam interval
0 y dan x pada himpunan bilangan riil. Pada interval
tersebut fungsi x cot y merupakan fungsi yang kontinyu
dan monoton turun, sehingga turunannya ada.
Turunannya adalah
dx
1
dy

sin 2 y
atau
dy
sin 2 y
dx

Dengan menggunakan identitas trigonometri


csc 2 y 1 cot 2 y akan diperoleh csc 2 y 1 x 2 .
Dengan demikian
dy
1
1
sin 2 y

2
dx
csc y
1 x2

21

Domain dari turunan fungsi y cot 1 x yaitu


dy
1

dx
1 x2
adalah himpunan seluruh bilangan riil.
Secara umum dituangkan dalam teorema berikut
Jika u fungsi yang differensiabel dari x, maka
1
D x cot 1 u
Dx u
1 u2
5. Fungsi y sec 1 x

Teorema

1
, untuk setiap
x

sec 1 x cos 1

x 1

Turunan sec 1 x adalah


1

d (sec x)

dx

dx

x
1

1
)
x

d (cos 1

x2

x2 x2 1
x2

x
x

x2 1
1

x2 1

Oleh karena itu


D x (sec 1 x )

dimana

1
x

x2 1

x 1

Secara umum dituangkan dalam teorema berikut


Jika u fungsi yang differensiabel dari x, maka
D x (sec 1 u )

1
u

u 2 1

Dx u

22

6. Fungsi y csc 1 x
1
1 1
12 cos untuk
x
x

1
Berdasar pada sin

Teorema

1
1
maka csc x 12 sec x untuk
turunannya
1
d (csc 1 x) d ( 12 sec x)

dx
dx

dimana

x 1.

x 1,

Sehingga

1
x

x2 1

x 1.

Secara umum dituangkan dalam teorema berikut


Jika u fungsi yang differensiabel dari x, maka
D x (csc 1 u )

1
u

u2 1

Dx u

Teorema
3.4.4. Turunan Fungsi Fungsi logaritma merupakan invers fungsi eksponen, yaitu
Logaritmik dan Eksponen jika f ( x) a x , maka fungsi inversnya adalah
f 1 ( x ) a log x , untuk x 0 . Sehingga memenuhi sifat
fungsi invers f f 1 f 1 f I merupakan fungsi
identitas.
Untuk x 0 berlaku
(f

f )( x) f

( f ( x)) a log(a x ) x a log a x.1 x

Merupakan fungsi identitas . Demikian juga sebaliknya


( f f 1 )( x) f ( f 1 ( x)) a log x x juga fungsi identitas.
Untuk menentukan turunan fungsi logaritma dimulai
dengan mencari turunan fungsi y ln x .
a

1. Turunan Fungsi y ln x , dimana x 0


23

Menggunakan definisi turunan diperoleh


xh
ln
ln( x h) ln x
x lim 1 ln(1 h )
D x y lim
lim
h 0
h0
h0 h
h
h
x
x 1
1
h .
1
1
1
ln lim(1 ) h x ln e x ln e .1
h 0
x
x
x
x
1
untuk x 0
x

Jadi D x (ln x)

Dengan menggunakan aturan rantai, jika y ln u dan


u f (x )

D x y D x (ln u )

1
.u ' untuk u 0
u

1
.u ' untuk u 0
u

Jadi D x (ln u )

2. Turunan Fungsi y a log x , dimana x 0


Untuk mencari turunan fungsi y a log x ,fungsi tersebut
diubah menjadi fungsi logaritma bilangan pokok e , yaitu

log x
1
1 1
1
ln x
D x
D x (ln x)
.

ln a
ln a x x ln a
ln a
log a
1
a
Jadi D x ( log x )
x ln a
D x ( a log x ) D x

1. Turunan fungsi y e x
Digunakan invers fungsi y e x yaitu x ln y . Turunan
dari fungsi x ln y adalah
dx
1
dy
, sehinga
y ex .
dy
y
dx
x
x
Jadi D x (e ) e

2. Turunan Fungsi y a x
Fungsi y a x diubah menjadi y e ln a e x ln a
Digunakan dalil turunan fungsi komposisi, yaitu jika y e u
maka y ' e u u ' .
Sehingga turunan fungsi y e x ln a adalah
y ' e u .u ' e x ln a . ln a e ln a . ln a a x ln a .
Jadi D x (a x ) a x ln a
x

24

3.4.6. Turunan Fungsi


Rumus fungsi seperti yang biasa digunakan yaitu
Implisit dalam bentuk y f (x ) merupakan bentuk eksplisit.
Bentuk lain yaitu fungsi yang dinyatakan dalam rumus
f ( x, y ) 0 dinamakan bentuk implisit. Untuk menentukan
turunannya dengan menggunakan teorema-teorema yang
ada fungsi dalam bentuk implisit harus diubah dalam
bentuk eksplisit. Tetapi tidak selalu suatu fungsi implisit
dapat atau mudah dinyatakan dalam bentuk eksplisit.
Misalkan fungsi dalam bentuk implisit
x 2 y 3 3x 3 y 2 y x 5 0

kita akan kesulitan menjadikan bentuk eksplisit.


Dalam keadaan demikian dibiarkan fungsinya dalam
bentuknya yang implisit.
Prosedur mencari turunan fungsi implisit dilakukan dengan
mencari turunan terhadap x masing-masing suku, baik yang
terdiri dari salah satu variabel x atau y atau gabungan
keduanya. Tetapi dalam hal ini perlu diingat bahwa variabel
y merupakan fungsi dalam x, sehingga menencari turunan
betuk yang mengandung variabel y harus menggunakan
aturuan fungsi bersusun atau fungsi rantai, yaitu setelah
mencari turunan terhadap y kemudian dikalikan dengan
dy
sebagi berikut:
dx
d ( g ( y ))
dy
g ' ( y)
dx
dx

(1)
Contoh 1.
1. Hitunglah turunan dari x 2 y 2 r 2 , dimana r konstanta.
Penyelesaian :
x 2 y 2 r 2 diubah menjadi bentuk implisit sehingga
menjadi x 2 y 2 r 2 0 . Kemudian dicari turunan dari
masing-masing suku sebagai berikut
d ( x 2 ) d ( y 2 ) d (r 2 )

0
dx
dx
dx
dy
2x 2 y
0 0
dx
dy
2y
2 x
dx
dy
2x
x

dx
2y
y

25

2. Tentukan

dy
dari persamaan x 2 y 3 3 x 3 y 2 y x 5 0
dx

d ( x 2 y 3 ) d (3 x 3 y ) d (2 y ) d ( x 5 )

0
dx
dx
dx
dx
d (x 2 ) 3
d(y3)
d (3 x 3 )
dy
dy
y x2
)(
y 3x 3 ) 2
5x 4 0
dx
dx
dx
dx
dx
dy
dy
dy
(2 xy 3 x 2 .3 y 2
) (9 x 2 y 3 x 3
)2
5x 4 0
dx
dx
dx
dy
dy
dy
3x 2 y 2
3x 3
2
2 xy 3 9 x 2 y 5 x 4
dx
dx
dx
dy
2 2
3
(3 x y 3 x 2)
2 xy 3 9 x 2 y 5 x 4
dx
(

dy 2 xy 3 9 x 2 y 5 x 4

dx
3x 2 y 2 3x 3 2

3.4.7. Mencari Turunan


Mencari turunan fungsi dalam bentuk perkalian,
Secara Logaritmik pembagian atau pangkat dari fungsi-fungsi dengan cara
biasa kita harus mengubah fungsi tersebut menjadi
polinom. Namun cara ini tidak mudah atau bahkan tidak
dapat dilakukan, apalagi jika faktor-faktornya memuat
fungsi eksponen dengan pangkat yang tinggi. Untuk
mencari turunannya akan menjadi lebih mudah dan
sederhana jika fungsinya diubah menjadi fungsi logaritma
natural (ln).
f 1 ( x ). f 2 ( x ). f 3 ( x ).............. f n ( x )
1. Fungsi y
g1 ( x ).g 2 ( x ).g 3 ( x )..............g k ( x )
Fungsi tersebut diubah menjadi fungsi logaritma natural
dengan melogaritmakan kedua ruas, kiri dan kanan,
sehingga diperoleh
f ( x). f 2 ( x). f 3 ( x).............. f n ( x)

ln y ln 1
g 1 ( x).g 2 ( x).g 3 ( x)..............g k ( x )
ln f 1 ( x) ..... ln f n ( x) ln g 1 ( x) ..... ln g k ( x)

Dengan menurunkan masing-masing suku diperoleh


f ' ( x) g 1 ' ( x)
g ' ( x)
y ' f1 ' ( x)

... n

... k
y
f 1 ( x)
f n ( x)
g1 ( x)
g k ( x)
2. Fungsi y f ( x) g ( x )
Dengan melogaritmakan natural kedua ruas, menjadi
ln y ln f ( x) g ( x ) g ( x) ln f ( x)

Kemudian masing-masing ruas dicari turunannya, sehingga


26

diperoleh
d (ln y ) d ( g ( x) ln f ( x))

dx
dx
1 dy
d ln f ( x) dg ( x )
g ( x)

ln f ( x)
y dx
dx
dx
1
f ' ( x)
y ' g ( x)
g ' ( x ) ln f ( x )
y
f ( x)

Dengan mengalikan y masing-masing ruas diperoleh


y ' [ g ( x ).

f ' ( x)
g ' ( x ) ln f ( x)] y
f ( x)

3. Jika y x n , maka turunannya y ' nx n 1 berlaku


untuk setiap n bilangan riil.
Pada teorema 3.3 dinyatakan

dx n
nx n 1 yang
dx

keberlakuannya hanya pada bilangan bulat positip. Dengan


menggunakan turunan logaritma bahwa beberlakuan rumus
tersebut tidak terbatas pada bilangan bulat positip saja
tetapi juga berlaku pada bilangan riil.
Dibuktikan sebagai berikut.
y x n e n ln x

Turunannya adalah
dy de n ln x
n
n

e n ln x . x n . x n 1
dx
dx
x
x

Ini berlaku untuk segala macam bilangan riil.


Contoh 1
dy
(2 x 1)( x 2 3)( x 2) 5
dari fungsi y
dx
( x 2)
dimana x 0

1. Carilah

Penyelesaian
( 2 x 1)( x 2 3)( x 2) 5
( x 2)
log y log(2 x 1) log( x 2 3) log( x 2) 5 log( x 2)
log y log

Dengan menggunakan rumus fungsi logaritma diperoleh:


d (2 x 1) d ( x 2 3) d ( x 2) 5
d ( x 2)
)
1 dy
dx
dx
dx
dx

2
5
y dx
2x 1
( x 2)
x 3
( x 2)
1 dy
2
2x
5( x 2) 4
1

5
y dx 2 x 1 x 3 ( x 2)
( x 2)
dy
2
2x
5( x 2) 4
1
(
2

)y
5
dx
2 x 1 x 3 ( x 2)
( x 2)

27

.
3.9 TURUNAN FUNGSI
Suatu fungsi disebut fungsi parameter adalah jika
PARAMETER dari masing-masing variabel bebas x dan terikat y
merupakan fungsi dari variabel ketiga misalnya t, yaitu
x f (t )
y g (t )

dimana keduanya kontinyu pada suatu interval tertentu.


Maka akan berlaku
y
y
t
x
x
t
Jika t 0 , maka x 0 dan y 0

Sehingga

y
y
lim t
lim
x 0 x
t 0 x
t

y
lim
t 0 t
x
lim
t 0 t

Ini berarti
dy
dy
dx

dt
dx

(1)

dt

3.9 TURUNAN FUNGSI


DALAM KOORDINAT
KUTUP

28

29

Anda mungkin juga menyukai

  • Kelompok 2
    Kelompok 2
    Dokumen35 halaman
    Kelompok 2
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Limit Dan Kontinyuitas
    Limit Dan Kontinyuitas
    Dokumen17 halaman
    Limit Dan Kontinyuitas
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Mikroskop
    Mikroskop
    Dokumen4 halaman
    Mikroskop
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Teori Atom Dalton
    Teori Atom Dalton
    Dokumen15 halaman
    Teori Atom Dalton
    Deni Eka Sobirin
    100% (1)
  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Dokumen40 halaman
    Kelompok 3
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktium Fisika Dasar I
    Laporan Praktium Fisika Dasar I
    Dokumen2 halaman
    Laporan Praktium Fisika Dasar I
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Dme - 2. Bab II Hal 4
    Dme - 2. Bab II Hal 4
    Dokumen4 halaman
    Dme - 2. Bab II Hal 4
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Abstrak Gabungan
    Abstrak Gabungan
    Dokumen4 halaman
    Abstrak Gabungan
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 1
    Kelompok 1
    Dokumen24 halaman
    Kelompok 1
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Dan 2
    Bab 1 Dan 2
    Dokumen253 halaman
    Bab 1 Dan 2
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Riset For Eksport
    Riset For Eksport
    Dokumen9 halaman
    Riset For Eksport
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • BAB VIII Utilitas
    BAB VIII Utilitas
    Dokumen13 halaman
    BAB VIII Utilitas
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Flowchart
    Flowchart
    Dokumen1 halaman
    Flowchart
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Dme - 9. Bab Ix Hal 2
    Dme - 9. Bab Ix Hal 2
    Dokumen5 halaman
    Dme - 9. Bab Ix Hal 2
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Bab Xii Eb
    Bab Xii Eb
    Dokumen2 halaman
    Bab Xii Eb
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Proposal Fix4
    Proposal Fix4
    Dokumen22 halaman
    Proposal Fix4
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Dme - 1. Bab I Hal 2&7
    Dme - 1. Bab I Hal 2&7
    Dokumen6 halaman
    Dme - 1. Bab I Hal 2&7
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Cover Etilbenzena
    Cover Etilbenzena
    Dokumen10 halaman
    Cover Etilbenzena
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Format Biasa
    Format Biasa
    Dokumen67 halaman
    Format Biasa
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Makalah Baru
    Makalah Baru
    Dokumen67 halaman
    Makalah Baru
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Bab Xi Ekotek
    Bab Xi Ekotek
    Dokumen11 halaman
    Bab Xi Ekotek
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Bab X So
    Bab X So
    Dokumen13 halaman
    Bab X So
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Eb
    Daftar Pustaka Eb
    Dokumen58 halaman
    Daftar Pustaka Eb
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Util Baru Print
    Util Baru Print
    Dokumen1 halaman
    Util Baru Print
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Bab Ix Tata Laetak
    Bab Ix Tata Laetak
    Dokumen6 halaman
    Bab Ix Tata Laetak
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen8 halaman
    Bab Iv
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen3 halaman
    Bab Iii
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Bab I.ebdocx
    Bab I.ebdocx
    Dokumen11 halaman
    Bab I.ebdocx
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Eb
    Bab Ii Eb
    Dokumen9 halaman
    Bab Ii Eb
    Deni Eka Sobirin
    Belum ada peringkat