IDENTITAS PASIEN
Nama
: Nn. M
Umur
: 22 Tahun
Alamat
: Jl. Cumi-cumi, Kab Sinjai
Status
: Belum Menikah
Agama
: Islam
Tanggal masuk RS: 11 Mei 2015
RM
: 00-640-08-98
ANAMNESIS
Keluhan utama : Lemas
Anamnesis : keluhan sejak 2 tahun yang lalu, dan hilang timbul,
keluhan memberat sejak 2 hari terakhir disertai nyeri kepala dan
mual, keluhan lain timbul bercak merah kehitaman di beberapa
daerah badan sejak 6 bulan yang lalu, sebelum timbul keluhan
pasien merasakan demam dan gatal pada daerah selangkangan,
kemudian muncul bercak merah kehitaman menjalar hingga
keseluruh badan, nyeri (+).
STATUS UMUM
PEMERIKSAAN FISIS
Anemia (+), Ikterus (-), Sianosis (-)
Cor : Bj I/II Murni Reguler, Bising (-)
Thoraks : Simetris, Rhonki (-)Wheezing (-)
Ekstremitas : Edema (-)
Limfonodus : Pembesaran (-)
LABORATORIUM(22/5/2015)
DARAH RUTIN
NILAI
NILAI NORMAL
SATUAN
0,93
3,80-5,80
106/mm3
Hemoglobin*
4,3
11,5-16,0
g/dL
Hematokrit
9,8
37,0-47,0
MCV*
105
80-100
m3
MCH*
46,0
27,0-32,0
Pg
MCHC*
43,7
32,0-36,0
g/dL
RDW
20,4
11,0-16,0
Trombosit
232
150-400
109/L
PDW
15,5
11,0-18,0
PCT
0,196
0,150-0,500
MPV
8,4
6,0-11,0
m3
5,5
4,0-10,0
103/L
FUNGSI GINJAL
Ureum
Kreatinin
FUNGSI HATI
NILAI
SATUA
NORMAL
10-50
mg/dl
0,67
L(1,3)P(<1,1)
mg/dl
NILAI
NILAI
NILAI
SATUA
NORMAL
Bilirubin total
1,1
mg/dl
Bilirubin direk
0,67
0,30
mg/dl
SGOT
56
<38
U/L
SGPT
21
<41
U/L
Ket:
-- : abnormal
* : bermakna pada pasien dengan SLE
STATUS DERMATOVENEREOLOGI
Lokasi : Generalisata
Effloresensi : : Makula Hiperpigmentasi, Papul ,
Skuama, Central Healing (+)
Makula hiperpigmentasi,
skuama
Makula hiperpigmentasi,
papul, skuama
Makula hiperpigmentasi,
skuama, central healing
(+)
Makula hiperpigmentasi,
skuama
Makula hiperpigmentasi,
skuama
DIAGNOSIS
Kulit & Kelamin:
PENATALAKSANAAN
Terapi Kulit
- Ceterizine 10 mg tab/24 jam/oral (antihistamin)
- Ketokonazol 20 mg tab/24 jam/oral (malam) (antijamur)
- Griseofulfin tab 250 mg 1 x 500 (pagi) (antijamur)
DISKUSI
DEFINISI DERMATOFITOSIS
KLASIFIKASI DERMATOFITOSIS
BERDASARKAN LOKASI
Tinea kapitis
Tinea barbe
Tinea kruris
Tinea pedis et manum
Tinea unguium
Tinea korporis
DEFINISI
TINEA KORPORIS
Merupakan dermatofitosis pada kulit tubuh yang
tidak berambut (glabrous skin).
TINEA KRURIS:
Infeksi jamur dermatofita di daerah lipat paha,
genitalia dan sekitar anus yang dapat meluas ke
bokong dan perut bagian bawah
Djuanda, Adhi. Dkk.: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2004.
EPIDEMIOLOGI
Infeksi umum pada daerah dengan iklim yang
panas dan lembab
Laki-laki > wanita
Dapat menyerang semua umur
ETIOLOGI
Semua dermatofita bisa menyebabkan tinea
korporis dan kruris, penyebab yang paling
umum:
Trichophyton rubrum
Trichophyton mentagrophytes
PATOFISIOLOGI
Perlekatan dermatofita pada keratinosit
Penetrasi pada stratum korneum
Reaksi inflamasi, dipengaruhi oleh status imun
pasien dan organisme yang terlibat
GEJALA KLINIK
lesi bulat atau lonjong,
berbatas tegas, eritema,
skuama, kadang-kadang
terlihat erosi dan krusta.
Lesi-lesi pada umumnya
berupa
bercak-bercak
terpisah,
dapat
pula
terlihat sebagai lesi-lesi
dengan pinggir yang
polisiklik
James, William D. 2013. FitzPatricks
DIAGNOSIS
1.
2.
3.
4.
Anamnesa
Gambaran klinis
Sediaan langsung + lar KOH 10%
Woods light (T.kapitis, T.kruris
eritrasma, P.versicolor)
5. Biakan pada agar Sabouraud spesies
penyebabnya
Bonner, Mark W. Benson, Paul M. James, William D. 2013. FitzPatricks
Dermatology In General Medicine. 8th ed. New York : McGraw Hill
TERAPI
Sistemik:
Griseofulvin 0,5-1 gram/hari
Ketokonazol 200 mg/hari selama 10 hari-2
minggu
Topikal
Asam salisil 2-4%, asam benzoat 6-12%,
sulfur 4-6%, vioform 3%, asam undesilenat
2-5% dan zat warna (hijau brillin 1% dalam
cat Castellani)
Djuanda, Adhi. Dkk.: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universita
Indonesia. 2004.
DIAGNOSIS BANDING
Pitiriasis rosea
Kandidiasis
Psoriasis
Neurodermatitis sirkumskripta
Pitiriasis Rosea
Kandidiasis
Lesi relatif
lebih basah,
berbatas jelas
disertai lesi-lesi
satelit
Psoriasis
Neurodermatitis Sirkumskripta
hematologik,
sistem
saraf
pusat,
sistem
TERAPI
Edukasi dan Konseling
Program Rehabilitasi
Terapi Medikasi
- NSAID: menurunkan inflamasi dan rasa sakit pada otot,
sendi dan jaringan lain.
- Kortikosteroid: kunci utama dalam pengendalian lupus
- Antimalaria: mengurangi ruam tanpa meningkatkan
penipisan pembuluh darah
-Immunosupresan: menekan sistem imun tubuh.
George C. Tsokos, M.D. Systemic Lupus Erithematous. N Engl J Med 2011;
365:2110-2121
PROGNOSIS
Dengan terapi yang benar dan menjaga
kebersihan kulit, pakaian dan lingkungan.
Prognosis tinea korporis dan kruris adalah baik.
Pada pasien dengan Gangguan hematologi dan
penggunaan imunosupresan penurunan
imunitas mempermudah infeksi TINEA
Bonner, Mark W. Benson, Paul M. James, William D. 2013. FitzPatricks
Dermatology In General Medicine. 8th ed. New York : McGraw Hill
George C. Tsokos, M.D. Systemic Lupus Erithematous. N Engl J Med 2011;
365:2110-2121
TERIMA KASIH