Anda di halaman 1dari 37

TINEA CORPORIS ET CRURIS

PADA PENDERITA SISTEMIK


LUPUS ERITEMATOUS
Disusun oleh :
Nur Ameliah Idrus (C 111 11 010)
Fahrianis Laitupa (2009-83-027)
Supervisor:
dr. Abd. Rahman B, SpKK FiNSDV
dr. H. A. M Adam, SpKK (K) FiNSDV
dr. Widyawati, SpKK

IDENTITAS PASIEN
Nama
: Nn. M
Umur
: 22 Tahun
Alamat
: Jl. Cumi-cumi, Kab Sinjai
Status
: Belum Menikah
Agama
: Islam
Tanggal masuk RS: 11 Mei 2015
RM
: 00-640-08-98

ANAMNESIS
Keluhan utama : Lemas
Anamnesis : keluhan sejak 2 tahun yang lalu, dan hilang timbul,
keluhan memberat sejak 2 hari terakhir disertai nyeri kepala dan
mual, keluhan lain timbul bercak merah kehitaman di beberapa
daerah badan sejak 6 bulan yang lalu, sebelum timbul keluhan
pasien merasakan demam dan gatal pada daerah selangkangan,
kemudian muncul bercak merah kehitaman menjalar hingga
keseluruh badan, nyeri (+).

Riwayat keluhan yang sama : disangkal


Riwayat pengobatan sebelumnya: ketokonazol (+) dari poli
kul-kel, keluhan berkurang. Kambuh kembali. Pernah
dilakukan pemeriksaan KOH 10%, tapi tidak diketahui
hasilnya.
Riwayat alergi obat dan makanan : Makanan (udang, dll)
(+)
Riwayat penyakit dahulu : Asma (+), dengan pengobatan
metilprednisolon.

STATUS UMUM

Keadaan Umum : Sakit Sedang


Kesadaran : GCS E4M5V6
Gizi : Baik
Kebersihan : Sedang
Tanda Vital :
Tensi : 100/80 mmHg
Nadi : 80X/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,5 C

PEMERIKSAAN FISIS
Anemia (+), Ikterus (-), Sianosis (-)
Cor : Bj I/II Murni Reguler, Bising (-)
Thoraks : Simetris, Rhonki (-)Wheezing (-)
Ekstremitas : Edema (-)
Limfonodus : Pembesaran (-)

LABORATORIUM(22/5/2015)
DARAH RUTIN

NILAI

NILAI NORMAL

SATUAN

Sel darah merah

0,93

3,80-5,80

106/mm3

Hemoglobin*

4,3

11,5-16,0

g/dL

Hematokrit

9,8

37,0-47,0

MCV*

105

80-100

m3

MCH*

46,0

27,0-32,0

Pg

MCHC*

43,7

32,0-36,0

g/dL

RDW

20,4

11,0-16,0

Trombosit

232

150-400

109/L

PDW

15,5

11,0-18,0

PCT

0,196

0,150-0,500

MPV

8,4

6,0-11,0

m3

Sel darah putih

5,5

4,0-10,0

103/L

FUNGSI GINJAL
Ureum
Kreatinin

FUNGSI HATI

NILAI

SATUA

NORMAL

10-50

mg/dl

0,67

L(1,3)P(<1,1)

mg/dl

NILAI

NILAI

NILAI

SATUA

NORMAL

Bilirubin total

1,1

mg/dl

Bilirubin direk

0,67

0,30

mg/dl

SGOT

56

<38

U/L

SGPT

21

<41

U/L

Ket:
-- : abnormal
* : bermakna pada pasien dengan SLE

STATUS DERMATOVENEREOLOGI
Lokasi : Generalisata
Effloresensi : : Makula Hiperpigmentasi, Papul ,
Skuama, Central Healing (+)

Makula hiperpigmentasi,
skuama

Makula hiperpigmentasi,
papul, skuama

Makula hiperpigmentasi,
skuama, central healing
(+)

Makula hiperpigmentasi,
skuama

Makula hiperpigmentasi,
skuama

DIAGNOSIS
Kulit & Kelamin:

Tinea Corporis Et Cruris


Penyakit dalam:
Sistemik Lupus Eritematous

PENATALAKSANAAN
Terapi Kulit
- Ceterizine 10 mg tab/24 jam/oral (antihistamin)
- Ketokonazol 20 mg tab/24 jam/oral (malam) (antijamur)
- Griseofulfin tab 250 mg 1 x 500 (pagi) (antijamur)

Terapi penyakit dalam


- Metilprednisolon 8 mg- 4mg- 4 mg (kortikosteroid)
- Simtomatik:
Omeprazole 4 mg/12 jam/ IV (Antisekresi asam lambung)
Domperidone tab/8 jam/oral (k/p) (antiemetik)
Sistenol tab/8 jam/oral (antipiretik)

DISKUSI

DEFINISI DERMATOFITOSIS

Penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk:


Stratum korneum epidermis kulit
Rambut
Kuku

Bonner, Mark W. Benson, Paul M. James,


William
D.
2013.
FitzPatricks
Dermatology In General Medicine. 8th ed.

KLASIFIKASI DERMATOFITOSIS
BERDASARKAN LOKASI

Tinea kapitis
Tinea barbe
Tinea kruris
Tinea pedis et manum
Tinea unguium
Tinea korporis

Bonner, Mark W. Benson, Paul M. James, William D. 2013. FitzPatricks


Dermatology In General Medicine. 8th ed. New York : McGraw Hill

DEFINISI
TINEA KORPORIS
Merupakan dermatofitosis pada kulit tubuh yang
tidak berambut (glabrous skin).
TINEA KRURIS:
Infeksi jamur dermatofita di daerah lipat paha,
genitalia dan sekitar anus yang dapat meluas ke
bokong dan perut bagian bawah
Djuanda, Adhi. Dkk.: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2004.

EPIDEMIOLOGI
Infeksi umum pada daerah dengan iklim yang
panas dan lembab
Laki-laki > wanita
Dapat menyerang semua umur

Djuanda, Adhi. Dkk.: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia. 2004.

ETIOLOGI
Semua dermatofita bisa menyebabkan tinea
korporis dan kruris, penyebab yang paling
umum:
Trichophyton rubrum
Trichophyton mentagrophytes

Djuanda, Adhi. Dkk.: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia. 2004.

PATOFISIOLOGI
Perlekatan dermatofita pada keratinosit
Penetrasi pada stratum korneum
Reaksi inflamasi, dipengaruhi oleh status imun
pasien dan organisme yang terlibat

Bonner, Mark W. Benson, Paul M. James, William D. 2013. FitzPatricks


Dermatology In General Medicine. 8th ed. New York : McGraw Hill

GEJALA KLINIK
lesi bulat atau lonjong,
berbatas tegas, eritema,
skuama, kadang-kadang
terlihat erosi dan krusta.
Lesi-lesi pada umumnya
berupa
bercak-bercak
terpisah,
dapat
pula
terlihat sebagai lesi-lesi
dengan pinggir yang
polisiklik
James, William D. 2013. FitzPatricks

Bonner, Mark W. Benson, Paul M.


Dermatology In General Medicine. 8th ed. New York : McGraw Hill

DIAGNOSIS
1.
2.
3.
4.

Anamnesa
Gambaran klinis
Sediaan langsung + lar KOH 10%
Woods light (T.kapitis, T.kruris
eritrasma, P.versicolor)
5. Biakan pada agar Sabouraud spesies
penyebabnya
Bonner, Mark W. Benson, Paul M. James, William D. 2013. FitzPatricks
Dermatology In General Medicine. 8th ed. New York : McGraw Hill

TERAPI
Sistemik:
Griseofulvin 0,5-1 gram/hari
Ketokonazol 200 mg/hari selama 10 hari-2
minggu
Topikal
Asam salisil 2-4%, asam benzoat 6-12%,
sulfur 4-6%, vioform 3%, asam undesilenat
2-5% dan zat warna (hijau brillin 1% dalam
cat Castellani)

Djuanda, Adhi. Dkk.: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universita
Indonesia. 2004.

DIAGNOSIS BANDING

Pitiriasis rosea
Kandidiasis
Psoriasis
Neurodermatitis sirkumskripta

Bonner, Mark W. Benson, Paul M. James, William D. 2013. FitzPatricks


Dermatology In General Medicine. 8th ed. New York : McGraw Hill

Pitiriasis Rosea

Gambaran makula eritematosa dengan tepi sedikit meninggi, ada


papula, skuama, diameter panjang lesi menuruti garis kulit

Kandidiasis
Lesi relatif
lebih basah,
berbatas jelas
disertai lesi-lesi
satelit

Psoriasis

Skuama lebih tebal dan berlapis-lapis

Neurodermatitis Sirkumskripta

Makula eritematosa berbatas tegas terutama pada daerah


tengkuk, lipat lutut dan lipat siku

Sistemik Lupus Eritematous


Sistemik lupus eritematosus adalah penyakit autoimun
kompleks yang dapat mengenai hampir semua sistem organ
dan memiliki manifestasi klinis yang bervariasi. Pasien dapat
memiliki keluhan pada kulit, membran mukosa, sendi, ginjal,
komponen

hematologik,

sistem

saraf

pusat,

sistem

retikuloendotelial, sistem pencernaan, jantung, dan paru.

George C. Tsokos, M.D. Systemic Lupus Erithematous. N Engl J Med 2011;


365:2110-2121

Gejala & Gambaran menurut ACR


(American Collage Of Rheumatology 1997)
KRITERIA
Butterfly Rash
Discoid Rash
Fotosensitivitas
Ulser Mulut
Arthtritis
Serositis
Kelainan Ginjal
Kelainan Saraf
Kelainan Darah
Kelainan Imunitas
Tes ANA

Butterfly Rush & Discoid Rush

TERAPI
Edukasi dan Konseling
Program Rehabilitasi
Terapi Medikasi
- NSAID: menurunkan inflamasi dan rasa sakit pada otot,
sendi dan jaringan lain.
- Kortikosteroid: kunci utama dalam pengendalian lupus
- Antimalaria: mengurangi ruam tanpa meningkatkan
penipisan pembuluh darah
-Immunosupresan: menekan sistem imun tubuh.
George C. Tsokos, M.D. Systemic Lupus Erithematous. N Engl J Med 2011;
365:2110-2121

PROGNOSIS
Dengan terapi yang benar dan menjaga
kebersihan kulit, pakaian dan lingkungan.
Prognosis tinea korporis dan kruris adalah baik.
Pada pasien dengan Gangguan hematologi dan
penggunaan imunosupresan penurunan
imunitas mempermudah infeksi TINEA
Bonner, Mark W. Benson, Paul M. James, William D. 2013. FitzPatricks
Dermatology In General Medicine. 8th ed. New York : McGraw Hill
George C. Tsokos, M.D. Systemic Lupus Erithematous. N Engl J Med 2011;
365:2110-2121

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai