:
:
:
:
...................................................................
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
3 / Genap
Kisah Teladan Nabi Yusuf a.s dan nabi Syuaib a.s (Pelajaran 6)
A. kisah keteladanan Nabi Yusuf a.s
B. Kisah keteladanan Nabi Syuaib
Alokasi Waktu
: ..................................................................
A. Kompetensi Inti:
KI 1
KI 2
KI 3
KI 4
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
3.11.1 Menyebutkan keteladanan dari kisah
singkat Nabi Yusuf as.
3.11.2 Menjelaskan keteladanan dari kisah
singkat Nabi Yusuf as.
3.11.3 Menjelaskan hikmah dari kisah Nabi
Yusuf as.
3.12.1 Menceritakan kisah singkat Nabi
Syuaib as.
3.12.2 Menjelaskan hikmah dari kisah Nabi
Syuaib as.
3.12.3 Menjelaskan keteladanan dari kisah
Nabi Syuaib as.
4.11.1 Menceritakan keteladanan kisah singkat
Nabi Yusuf as.
4.11.2 Menceritakan kisah singkat Nabi
Yusuf as.
4.12.1 Menceritakan keteladanan kisah singkat
Nabi Syuaib as.
4.12.2 Menceritakan kisah singkat Nabi
Syuaib as.
C. Materi Pembelajaran
I. KISAH NABI YUSUF a.s
1. Nabi Yusuf a.s. Bermimpi
Allah Swt. memberikan kedudukan yang mulia kepada Nabi Yusuf a.s.. Nabi Yusuf a.s. juga diberi ilmu berupa
tafsir mimpi. Nabi Yusuf a.s. adalah putra NabiYaqub a.s.. Yusuf mempunyai adik kandung bernama Bunyamin dan 10
saudara berbeda ibu (kakak-kakak Yusuf). Ayah Yusuf sangat dekat dengan Yusuf setelah ibu kandungnya (bernama
Rahel) meninggal dunia. Saat Rahel meninggal, Yusuf baru berusia dua tahun.
Kedekatan Yusuf dengan ayahnya menimbulkan rasa cemburu 10 saudaranya (yang tidak seibu). Mereka mulai
tidak menyukai Yusuf. Apalagi wajah Yusuf juga lebih tampan. Suatu hari Yusuf bermimpi melihat sebelas bintang,
matahari dan bulan, semuanya bersujud kepadanya. Yusuf kemudian menceritakan mimpi itu kepada ayahnya. Yaqub
lalu berkata, Jangan kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, supayamereka tidak tergoda oleh setan
dan mencelakakanmu.Dengan mimpi itu ayahnya mempunyai firasat bahwaYusuf kelak akan mendapat kedudukan
yang tinggi di dunia dan akhirat.
karung milik Bunyamin. Ketika mereka akan meninggalkan istana raja, tiba-tiba pengawal istana
mengumumkan telah terjadi pencurian piala dan mencegat semua kafilah. Saudara-saudara Yusuf bersumpah
bahwa mereka tidak datang untuk mencuri. Namun sayang, ternyata para pengawal kerajaan menemukan
piala itu di dalam karung Bunyamin. Bunyamin pun ditahan dan yang lain dipersilakan pulang. Saudarasaudara Yusuf a.s. kemudian kembali kepada ayah mereka di Palestina tanpa Bunyamin. Mereka
mengabarkan apa yang telah terjadi. Ayahnya bertambah sedih mendengar kejadian yang menimpa dan
berkata, Wahai anak-anakku. Pergilah kalian mencari berita tentang keberadaan Yusuf dan saudaranya dan
jangan kamu berputus asa.
7. Saudara-saudara Nabi Yusuf a.s. Menyadari Kesalahan
Sewaktu mengambil makanan berikutnya, Yusuf a.s. mempertemukan Bunyamin dengan
saudarasaudaranya. Yusuf berkata, Sadarkah kalian tentang perbuatan apa yang telah kalian lakukan kepada
saudara kalian sendiri, Yusuf dan Bunyamin?. Mereka sangat terkejut karena di hadapan mereka
ternyata adalah Yusuf, yaitu adik mereka yang pernah mereka buang ke dalam sumur, Apakah engkau
Yusuf?. Nabi Yusuf a.s. menjawab, Benar, aku Yusuf". Mereka mengakui kesalahan dan memohon maaf
atas perbuatannya membuang Yusuf. Nabi Yusuf a.s. berkata, Kalian tidak akan dihukum dan dipersalahkan.
Aku mohon kepada Allah Swt. ampunan dan rahmat bagi kalian dan Allah Maha Penyayang. Setelah
menanyakan keadaan ayahnya, Yusuf a.s. kemudian mengirim jubahnya supaya diusapkan ke wajah ayahnya
sembari meminta agar ayahnya segera diajak menuju istana.
8. Nabi Yusuf a.s. Bersatu Kembali dengan Keluarganya
Sebelum sampai ke rumah. Ayah mereka berkata, Bahwa sesungguhnya aku telah mencium
keberadaanYusuf yang masih hidup. Maka benarlah, ketika mereka tiba, jubah Yusuf diusapkan ke
wajahnya dan muncullah kegembiraan di hati ayah. Penglihatan ayahnya pun dengan izin Allah Swt. telah
pulih kembali. Saudara-saudara Yusuf a.s. dan ayahnya segera berangkat menuju Mesir. Nabi Yusuf a.s.
Menyambut kedatangan keluarganya, Nabi Yusuf langsung duduk di samping ayahnya. Setelah selesai
pertemuan, seluruh keluarga Yusuf diminta tinggal di istana. Kemudian Nabi Yusuf a.s. menyatakan, Inilah
mimpiku sewaktu masih kecil dulu, melihat sebelas bintang, matahari dan bulan bersujud kepadaku. Allah
Swt. mewujudkannya dengan banyak kebaikan kepadaku dan membebaskanku dari penjara serta
mempertemukan kita kembali.
II. KISAH NABI SYAUAIB a.s
1. Kesesatan Kaum Madyan
Nabi Syuaib a.s. berasal dari suku Madyan. Suku Madyan adalah orang-orang Arab yang tinggal di
sebuah daerah bernama Maan di pinggiran negeri Syam. Saat ini Syam dikenal sebagai negeri Syiria. Kaum
Madyan kebanyakan bekerja sebagai pedagang, karena kota mereka tempat persinggahan kafilah-kafilah
dagang. Kaum Madyan tidak beriman kepada Allah Swt. Mereka menyembah berhala. Selain syirik, ada
kebiasaan buruk yang suka dilakukan kaum Madyan yaitu suka berbuat curang, dengan mengurangi takaran
dan timbangan jika mereka menjual suatu barang. Allah Swt. mengutus Nabi Syuaiba.s. untuk menyeru
mereka supaya menyembah hanya kepada Allah Swt. saja, tidak menyekutukan-Nya.
2. Nabi Syuaib Melarang Kecurangan
Nabi Syuaib melarang mereka melakukan perbuatanperbuatan yang buruk serta mengajak orangorang Madyan untuk berbuat adil dan jujur dalam berjual beli. Di dalam al-Qurn surat Hud ayat 85
dijelaskan bahwa Nabi Syuaib a.s. berkata kepada kaum Madyan, Wahai kaumku! Penuhilah takaran dan
timbangan dengan adil dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan jangan kamu
membuat kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan.
Nabi Syuaib a.s. mengingatkan kaumnya pada kenikmatan yang mereka dapatkan agar mereka
bersyukur. Kaum Nabi Syuaib a.s. tetap tidak mau mengikuti ajakannya, bahkan mereka mengejeknya,
mengancam Nabi Syuaib a.s. dengan berkata, Wahai Syuaib! Kami tidak banyak mengerti tentang apa
yang engkau katakan itu, sedang kenyataannya kami memandang engkau seorang yang lemah di antara kami.
Kalau tidak karena keluargamu, tentu kami telah menganiaya engkau, sedang engkaupun bukan seorang
yang berpengaruh di lingkungan kami". Syuaib berkata,Dan wahai kaumku! Berbuatlah menurut
kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan
ditimpa azab yang menghinakan dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah! Sesungguhnya aku bersamamu
adalah orang yang menunggu".
3. Kebinasaan Kaum Madyan
Kaum Madyan benar-benar ingkar. Kebenaran telah ditolak dan mereka menantang ajakan Nabi
Syuaib a.s. sedangkan Nabi Syuaib a.s. telah bersabar. Kemudian Nabi Syuaib a.s. memohon agar Allah
Swt. membinasakan kaum Madyan. Maka Allah Swt. membinasakan kaum Madyan. Mereka disambar petir
yang sangat keras disertai dengan gempa yang sangat kuat, sehingga mati bergelimpangan. Kaum Madyan
dibinasakan dan dijauhkan dari rahmat Allah Swt. karena menolak untuk beriman kepada Allah Swt.
1. Media
a. Gambar poster siswa yang teguh hati, dan siswa yang berbuat jujur
b. Buku cerita kisah para nabi dan rasul
c. Video cerita nabi Yusuf dan Syuaib
2. Alat
a. LCD, Laptop / PC Komputer,
b. White Board, MADING KELAS,
c. Papan Pengumuman kelas
3. Sumber Belajar
a. Buku siswa kelas 3 KEMENDIKBUD
b. Buku Guru kelas 3 KEMENDIKBUD
c. LKS Al Falah
E. Langkah-langkah Pembelajaran
No.
Kegiatan
1.
Pendahuluan
2.
Waktu
No.
Kegiatan
Kejujuran dan keteguhan hati merupakan salah satu keteladanan
sifat Nabi Yusuf a.s dan nabi Syuaib a.s
Mengumpulkan data
Peserta didik mempelajari buku siswa, buku lain/literatur uang
lain tentang sifat keteladanan Nabi Syuaib, yaitu tentang
kejujurannya
Peserta didik juga mempelajari tentang sifat keteguhan hati dari
nabi Yusuf a.s dari berbagain literatur dan referensi.
Peserta didik mencari dan menyebutkan beberapa contoh
kejujuran dan keteguhan hati Nabi Yusuf a.s dan Syuaib a.s.
Peserta didik mencari kisah teladan Nabi Yusuf dan nabi
Syuaib a.s
d. Asosiasi
Memverifikasi data
Peserta didik mendiskusikan dengan teman sekelompoknya
tentang kejujuran dan keteguhan Nabi Syuaib dan nabi Yusuf
Menarik kesimpulan
Peserta didik membuat kesimpulan tentang sifat keteladanan
Nabi Yusuf a.s dan nabi Syuaib a.s
e. Komunikasi
Peserta didik (kelompok) maju menyampaikan kesimpulan
pada kelompok yang lain.
Peserta didik mendiskusikan dengan guru dari materi yang
sudah disampaikan kepada kelompok lain.
3. Penutup
F. Penilaian
1. Sikap Spiritual
a. Jenis Penilaian
b. Teknik Penilaian
c. Instrumen
: .
: ..
: ..
Waktu
2. Sikap sosial
a. Jenis Penilaian
b. Teknik Penilaian
c. Instrumen
: Non Tes
: Penilaian Diri
: Penanaman Sikap Kejujuran
Penanaman Sikap teguh hati
Contoh Rubrik Penilaian
Catatan:
Hasil penilaian diri digunakan sebagai dasar guru untuk melakukan bimbingan
dan motivasi lebih lanjut.
Untuk kalimat pada kolom uraian disesuaikan dengan kebutuhan yang diajukan
dalam tema penilaian.
a. Jenis Penilaian
b. Tehnik Penilaian
c. Instrumen
: Non Tes
: Observasi
: Sikap Kejujuran dan keteguhan hati
Contoh Rubrik Penilaian
No
Diskripsi
SL
Pegamatan
SR
KD
TP
1
Berkata benar apa adanya
2
Berbuat sesuai aturan yang ditentukan
Keterangan: > SL = 4; SR = 3; KD = 2; TP = 1
: Tes
: Tes tulis (Isian singkat)
: Kisah keteladanan Nabi Yusuf dan nabi Syuaib
Pedoman penskoran:
Jawaban benar x 2; Jawaban mengandung unsure kebenaran x 1; tidak dijawab/salah x 0
Skor maksimal 6 x 2 = 12
4. Keterampilan
a. Jenis Penilaian
b. Teknik Penilaian
c. Instrumen
d. Kegiatan
No.
: Non Tes
: Praktek/Unjuk kerja
: Menceritakan kisah keteladanan Nabi Muhammad saw
: Menceritakan kisah keteladanan Nabi Muhammad saw
Deskripsi
Skor
2
3
1. Mengucapkan salam
2. Diceritakan secara sistematis
3 Kesesuaian isi cerita
4 Suara
5 Ditutup dengan salam
Pedoman penskoran
Skor maksimal 5 x 4 = 20
Mengetahui
Kepala SDN
Malang
Guru PAI dan Budi Pekerti
..
NIP.
.
NIP. ..