Anda di halaman 1dari 40

Kelenjar Endokrin Sentral

Hipotalamus & Hipofisis

Hipofisis = pituitari
Diameter 1 cm ; berat 0,5 1 gram letak di sella tursica
Hipotalamus - Hipofisis dihubungkan dengan tangkai
hipofisis / infundibulum
Dibagi 2 : Hipofisis Anterior / Adenohipofisis
Hipofisis Posterior / Neurohipofisis
diantaranya : pars intermedia manusia : rudimenter ;
binatang : menghasilkan MSH (Melanocyte-Stimulating
Hormone) u/ pigmentasi kulit
Asal embriologi berbeda hipofisis anterior : sel epiteloid
; hipofisis posterior : sel glia
Hipofisis posterior - hipotalamus melalui jalur saraf (traktus
hipotalamus-hipofisis) Hipofisis anterior - hipotalamus
melalui pembuluh darah (pembuluh porta hipotalamushipofisis).

Hipofisis Anterior
Satu macam tipe sel untuk setiap hormon mayor yang
dibentuk :

Somatotrop human Growth Hormone (hGH) (Hormon


Pertumbuhan manusia)

Kortikotrop Adrenokortikotropin (ACTH)

Tirotrop Thyroid - Stimulating Hormone (TSH)

Gonadotrop Gonadotropik hormon, termasuk


Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating
Hormone (FSH)

Laktotrop Prolaktin (PRL)

somatotropik : 30 - 40 %
kortikotropik 20 %
yang lain masing-masing 3 - 5 %

Berdasarkan reaksi pewanaan, sel-sel kelenjar


adenohipofisis dapat dibedakan dalam 2 jenis, yaitu:
1. sel khromophob (50%), agranuler dan tidak menyerap
warna, diduga menghasilkan ACTH.
2. sel khromofil :

asidofil (40%), yang menyerap pewarna asam, diduga


menghasilkanGH dan prolaktin

basofil (10%), yang menyerap pewarna basa, diduga


menghasilkan TSH, LH dan FSH.

1. Hormon pertumbuhan (growth hormone (GH), atau


somatotropin (STH))
mengatur pertumbuhan tubuh secara keseluruhan
dengan mempengaruhi pembentukan protein, pembelahan
sel, dan diferensiasi sel.
2. Thyroid-stimulating hormone (TSH, tirotropin)
merangsang sekresi hormon tiroksin dan triiodotironin oleh
kelenjar tiroid ; mengontrol laju kecepatan dari sebagian
besar reaksi kimia intraselular di seluruh tubuh.
3. Hormon adrenokortikotropik (adrenocorticotropic
hormone, ACTH)
merangsang sekresi kortisol oleh korteks adrenal.
Hormon adrenokortikal mempengaruhi metabolisme
glukosa, protein dan, lemak.
4. Follicle-stimulating hormone (FSH)
Pada wanita merangsang pertumbuhan dan
perkembangan folikel ovarium serta mendorong sekresi
hormon estrogen oleh ovarium.
Pada pria, FSH produksi sperma.

5. Luteinizing hormone (LH)


Pada wanita untuk ovulasi, luteinisasi (pembentukan
korpus luteum pascaovulasi yang menghasilkan hormon di
ovarium), dan pengaturan sekresi hormon seks wanita,
estrogen dan progesteron, oleh ovarium.
Pada pria merangsang sel interstisium Leydig di testis
untuk mengeluarkan hormon seks pria, testosteron,
sehingga hormon ini juga diberi nama interstitial cellstimulating hormone (ICSH).
6. Prolaktin (PRL)
meningkatkan perkembangan payudara dan pembentukan
susu pada wanita.
Fungsinya pada pria tidak diketahui

HORMON PROLAKTIN (PRL)


Kadar prolaktin plasma normal pada wanita maupun pria 215 ug/1, pada wanita hamil konsentrasinya jauh lebih
tinggi, kurang lebih 300 ug/1.
Pengaruh prolaktin :
terhadap laktasi,
Prolaktin merangsang proses laktasi setelah melahirkan.
terhadap sistem reproduksi
Kadar prolaktin yang tinggi dapat menghambat sekresi LH
sehingga juga menghambat ovulasi. Ini berarti
menimbulkan 'infertilitas'.
terhadap metabolisme Kalsium
Meningkatkan perubahan 25 hidroksikholekalsiferol
menjadi 1.25 dihidroksikhlolekalsiferol di ginjal, yang
berperan penting dalam metabolisme Kalsium selama
kehamilan dan laktasi.

terhadap metabolisme karbohidrat


Meningkatkan kadar gula darah, karena menurunkan
toleransi jaringan terhadap glukosa

FSH & LH : gonadotropin


GH merangsang pengeluaran hormon somatomedin oleh
hati
Prolaktin satu-satunya yang tidak merangsang sekresi
hormon lain
FSH, LH, GH juga memiliki fungsi non-tropik, berbeda
dengan TSH dan ACTH

hipotalamus hipofisis anterior melalui jalur vaskuler khusus sistem porta


hipotalamus-hipofisis

Hipofisis Posterior
Terdiri atas sel glia yang disebut pituisit
Hipotalamus dan hipofisis posterior membentuk suatu
sistem neuroendokrin yang terdiri dari populasi neuronneuron neurosekretorik yang badan selnya terletak dalam
dua kelompok di hipotalamus (nukleus paraventrikel dan
supraoptik) dan aksonnya berjalan ke bawah melalui
tangkai penghubung untuk berakhir di kapiler hipofisis
posterior
Secara fungsional dan anatomis, hipofisis posterior
hanyalah perluasan dari hipotalamus.
Hipofisis posterior menyimpan dan, setelah mendapat
rangsangan yang sesuai, mengeluarkan dua hormon
vasopresin dan oksitosin
ADH terutama dibentuk di dalam nukleus supra-optik,
sedangkan oksitosin terutama dibentuk di dalam nukleus
paraventrikel. Masing-masing nukleus ini dapat
mensintesis hormon kedua kira-kira seper-enam dari
hormon primernya.

Oksitosin
Sekresi oksiotosin akan meningkat pada :
a. Perangsangan reseptor raba yang terdapat di sekitar
papilla mammae oleh isapan mulut bayi (suckling reflex)
b. dilatasi serviks uteri saat persalinan
Sekresi oksitosin akan menurun / dihambat oleh alkohol
Efek oksitosin :
a. kontraksi sel mioepitel duktus kelenjar mammae, akan
memyebabkan ejeksi air susu dari sinus dan papilla
mammae
b. kontraksi miometrium uteri, terutama pada saat persalinan

Setelah dilatasi serviks, turunnya janin melalui jalan lahir


mencetuskan impuls di saraf-saraf aferen yang
dipancarkan ke nukleus-nukleus supraoptik dan
para-ventrikel, menyebabkan sekresi oksitosin dalam
jumlah cukup untuk mempercepat persalinan
Kepekaan otot-otot uterus terhadap oksitosin ditingkatkan
oleh estrogen dan dihambat oleh progesteron
Pada pria, oksitosin dalam darah meningkat pada waktu
ejakulasi menyebabkan peningkatan kontraktilitas otot
polos vas deferens mendorong sperma ke arah uretra.

Vasopresin (ADH)
meningkatkan retensi H2O oleh ginjal (suatu efek
antidiuretik)
menyebabkan kontraksi otot polos arteriol (efek presor
pembuluh darahvasopresor).
Pada keadaan normal, vasopresin adalah faktor endokrin
utama yang mengatur pengeluaran H2O urin dan
keseimbangan H2O keseluruhan.
osmolaritas plasma osmoreseptor hipotalamus
sekresi vasopresin
Tekanan osmotik efektif plasma : nilai normal 285 mosm/kg
Selain itu juga dari reseptor volume atrium kiri (input lebih
lemah) ; volume CES & tekanan darah arteri sekresi
vasopresin

VASOPRESIN (ADH)
Efek Vasopresin (ADH) :
1. Meningkatkan permeabilitas duktus koligens nefron ginjal
terhadap air dan urea, sehingga reabsorpsi air
meningkat. Air kemudian memasuki ruang interstisial
piramid ginjal yang hipertonik. Dengan demikian air akan
lebih banyak ditahan di dalam tubuh dan pembentukan
urin menurun, karena itu disebut ADH
2. Memperlambat aliran darah di medulla ginjal, dalam
upaya mempertahankan osmolaritas yang tinggi di
tempat ini, yang berguna dalam mekanisme 'counter
current' ginjal
3. Pada dosis tinggi ADH meningkatkan tekanan darah
arteri, karena efeknya pada otot polos arteriola
tetapi jumlah vasopresin endogen dalam peredaran
darah orang normal biasanya tidak mempengaruhi
tekanan darah.

Salah satu rangsangan yang menyebabkan sekresi ADH


(vasopresin) menjadi kuat adalah penurunan volume
darah, terutama saat volume darah turun 15 sampai 25
persen, dengan kecepatan sekresi meningkat sering
sampai 50 kali dari normal.
Reseptor regang pada atrium, terutama atrium kanan
dibangkitkan oleh kelebihan pengisian mengirimkan
sinyal ke otak untuk menghambat sekresi ADH.
Bila tidak dibangkitkan akibat tidak penuhnya pengisian,
terjadi proses yang berlawanan. Disamping reseptor
regangan atrium, penurunan regangan baroreseptor pada
daerah karotid, aortik, dan pulmonar berperan dalam
meningkatkan sekresi ADH.
Waktu paruh 18 menit

Rangsangan yang mempengaruhi sekresi Vasopresin


Sekresi Vasopresin
Meningkat
Peningkatan tekanan osmotik
efektif plasma
Penurunan volume cairan
ekstrasel
Nyeri, emosi, stress,
olahraga
Mual dan muntah
Berdiri
Morfin, nikotin, barbiturat
Klorpropamid, klofibrat,
karbamazepin
Angiotensin II

Sekresi Vasopresin Menurun


Penurunan tekanan osmotik
efektif plasma
Peningkatan volume cairan
ekstrasel
Alkohol

Reseptor Vasopresin
Terdapat paling sedikit 3 jenis reseptor vasopresin: V1A,
V1B, dan V2.
Reseptor V1A memperantarai kerja vasokonstriktor
vasopresin. Reseptor-reseptor ini ditemukan di pembuluh
darah, termasuk pembuluh ginjal, di sel mesangium glomerulus, dan di hati, serta otak.
Reseptor V1B merupakan reseptor di kelenjar hipofisis
anterior yang memperantarai peningkatan sekresi ACTH
yang diinduksi oleh vasopresin.
Efek antidiuretik vasopresin diperantarai oleh reseptor V2
yang ditemukan pada nefron di sisi darah sel tubulus di
cabang asendens Henle dan duktus pengumpul. Reseptor
V2 juga ditemukan dalam pembuluh darah, tetapi fungsinya
belum diketahui.

Defisiensi ADH Diabetes Insipidus


Diabetes insipidus
Sindrom yang terjadi apabila terdapat defisiensi vasopresin
karena proses - proses penyakit di nukleus supraoptikus
dan paraventrikel, traktus hipotalamohipofisis, atau kelenjar
hipofisis pos-terior.
30% disebabkan oleh lesi neoplastik di hipotalamus, baik
primer maupun metastatik
30% disebabkan oleh trauma
30% idiopatik
10% sisanya disebabkan oleh lesi vaskular, infeksi, atau
penyakit sistemik misalnya sarkoidosis yang
mempengaruhi hipotalamus.
DI setelah pengangkatan lobus posterior hipofisis secara
bedah bersifat temporer
Gejala-gejala : poliuria dan polidipsia (bila mekanisme haus
masih baik, bila tidak dapat dehidrasi fatal)

DI (sentral) dapat terjadi secara inheritas, acquired, atau


idiopatik
Diabetes insipidus nefrogenik
Poliuria yang terjadi karena ketidak-mampuan ginjal
berespons terhadap vasopresin, sehingga tubulus renal
gagal mengabsorpsi air
Tanpa disertai gangguan filtrasi renal
Tidak merespons terhadap vasopresin eksogen

Hipersekresi ADH SIADH, syndrome of "inappropriate"


hypersecretion of antidiuretic hormone
mengakibatkan retensi air, intoksikasi air dan hiponatremia
Dapat terjadi pada hipovolemi (misal karena perdarahan
dan dehidrasi), atau setelah pembedahan karena rasa nyeri
Biasa ditemukan pada penyakit serebral dan pulmoner

PENGATURAN SEKRESI KELENJAR HIPOFISIS OLEH


HIPOTALAMUS
Sekresi dari kelenjar hipofisis posterior diatur oleh sinyalsinyal saraf yang berasal dari hipotalamus
Sekresi kelenjar hipofisis anterior diatur oleh hormonhormon yang disebut hormon (atau faktor) pelepas
hipotalamus (Hypothalamic releasing hormone) dan
hormon (faktor) penghambat (Hypotalamic inhibitory
hormone)
hipotalamus pusat pengumpul informasi mengenai
kesehatan dalam tubuh mengatur sekresi hormon
hipofisis ; hipo-talamus tidak dijaga oleh sawar darah-otak,
sehingga hipotalamus dapat dengan mudah memantau
perubahan-perubahan kimia dalam darah.
Dua faktor terpenting yang mengatur sekresi hormon
hipofisis anterior adalah (1) hormon hipotalamus (hormon
hipofisiotropik) dan (2) umpan-balik oleh hormon organ
sasaran
Dahulu : Hipofisis Anterior master gland

Perbandingan Hubungan Hipotalamus dengan Hipofisis Anterior dan Hipofisis Posterior


Hipotalamus

Vasopresin dan Oksitosin

Hormon-hormon pelepas dan


penghambat

Sistem porta
hipotalamohipofisis
+ atau -

Hipofisis
anterior

Hormon-hormon hipofisis
anterior

Hipofisis
posterior

Sirkulasi sistemik

Vasopresin dan
Oksitosin yang
disimpan

Vasopresin dan
Oksitosin

Umpan-balik Negatif di Sistem Kontrol Hipotalamus-Hipofisis Anterior

Rangkaian tiga-hormon

hormon-hormon lain di luar rangkaian hormon tertentu juga


dapat menimbulkan pengaruh penting, baik yang bersifat
stimulatorik atau inhibitorik. Sebagai contoh, walaupun
estrogen meningkatkan sekresi prolaktin oleh hipofisis
anterior.
sekresi hormon-hormon hipofisiotropik sangat dipengaruhi
oleh emosi
co. peningkatan mencolok sekresi corticotropin-releasing
hormone (CRH) sebagai respons terhadap keadaan stres ;
Ketidakteraturan haid yang kadang-kadang dialami oleh
wanita saat emosi mereka terganggu

Anda mungkin juga menyukai