hidung. Demam umunya timbul pada anak-anak (sampai usia 8 tahun) daripada
dewasa dengan infeksi saluran pernapasan atas, dan biasanya hilang dalam 1
sampai 2 hari. Infeksi biasanya berlangsung selama 5 sampai 10 hari, dengan
gejala memuncak pada hari ke 3-5.8 Kurang dari 10% anak dengan pilek memiliki
gejala selama lebih dari 10 hari, dan kebanyakan dari mereka memiliki perbaikan
gejala hari ke-10.9 Penelitian tahun 1996 anak-anak dengan gejala pernapasan,
hanya 6,5% memiliki gejala yang belum mulai mereda setelah 10 hari.2
Presentasi sinusitis bakteri akut sesuai dengan salah satu dari tiga pola. 10
Paling sering, anak-anak muncul dengan gejala infeksi saluran pernapasan atas
sampai kongesti hidung (atau rinorea), batuk, atau keduanya yang telah
berlangsung selama lebih dari 10 hari, tetapi kurang dari 30 hari tanpa mereda.
Rinorea mungkin dari berbagai kualitas (kental atau cair, berair, mukoid, atau
purulen). Batuk berdahak atau kering terjadi pada siang hari tapi seringkali
memburuk pada malam hari; batuk yang terjadi hanya pada malam hari lebih
menunjukkan post nasal drip atau penyakit saluran napas reaktif. Karena infeksi
saluran pernapasan akibat virus umumnya mulai mereda dalam waktu 10 hari, jika
gejala persisten tanpa perbaikan, merupakan ciri khas sinusitis bakterial akut.
Pada pemeriksaan fisik, anak mungkin terlihat hanya sakit ringan. Jika ada demam
hanya derajat rendah. Mukosa eritema dan sekret dapat terlihat pada konka
hidung.
KATA KUNCI
Sinusitis Bakterial akut pada Anak
Dalam kebanyakan kasus, sinusitis bakterial akut pada anak diawali oleh
infeksi saluran pernapasan bagian atas akibat virus.
Sinusitis pada anak memiliki tiga pola prediksi: Persisten, berat, dan
perburukan gejala.
Diagnosis sinusitis bakterial akut dapat ditegakkan berdasarkan riwayat
perjalanan penyakit, umumnya tanpa menggunakan pemeriksaan radiologi.
Haemophilus influenzae tampaknya telah menjadi penyebab terbanyak dan
Streptococcus pneumoniae lebih sedikit ditemukan sebagai penyebab
sinusitis bakterial akut pada anak.
Produksi beta-laktamase pada H. influenzae telah meningkat di banyak
wilayah geografis.
Studi penggunaan agen antimikroba masih memiliki hasil yang bertentangan,
tapi temuan beberapa antimikroba umumnya mampu mendukung dalam
pengobatan.
Amoksisilin-klavulanat harus dipertimbangkan sebagai pengobatan lini
pertama pada kasus sinusitis pada anak.
Karakteristik dari pola kedua ditandai dengan gejala berat di awal. Anakanak dengan suhu tinggi ( 38.5 C) minimal 3 sampai 4 hari dengan durasi 11
lebih panjang dari 1 sampai 2 hari, merupakan gejala yang khas dari infeksi
saluran pernapasan bagian atas yang disebabkan oleh virus. Demam disertai
dengan rinorrea yang purulen (tebal, berwarna, dan opak).
Karakteristik dari pola ketiga ditandai dengan perburukan gejala setelah
terdapat perbaikan awal (yaitu, penyakit biphasik).12 Gejala-gejala semakin
memburuk, yang biasanya menjadi nyata sekitar seminggu setelah timbulnya
penyakit, termasuk demam yang kembali muncul dan peningkatan sekret dari
hidung, sering batuk, atau keduanya.
Komplikasi sinusitis jarang terjadi, tetapi komplikasi mungkin saja sebagai
hasil dari letak anatomi yang berdekatan dari sinus paranasal ke otak dan orbit.
Komplikasi ekstrakranial mungkin saja terjadi, termasuk edema periorbital, abses
subperiosteal, selulitis orbita, abses orbital, dan tumor Potts puffy (abses
subperiosteal dari tulang frontal), atau intrakranial, termasuk empiema subdural,
epidural atau abses otak, meningitis, dan trombosis sinus venosus. 13 Penggunaan 3
macam kombinasi terapi antibiotik belum cukup kuat untuk menilai apakah
pengobatan dengan agen antimikroba dapat mengurangi tingkat komplikasi yang
terjadi.
Patogenesis dari sinusitis melibatkan tiga komponen: obstruksi sinus
ostium, penurunan klirens dari mukosiliar, dan sekret yang semakin kental.
Karena mukosa sinus secara langsung berlanjut dengan mukosa rongga hidung,
inflamsi dari mukosa sinus dapat terjadi saat infeksi saluran pernapasan atas yang
disebabkan oleh virus. Pada kebanyakan pasien respon inflamasi ini dapat sembuh
secara spontan, tapi kadang-kadang, obstruksi sinus ostium, kekentalan sekret,
atau gangguan dari aparatus mukosiliar dapat terjadi, kondisi ini
mendukung untuk terjadi pertumbuhan bakteri.
sangat
pada sinus
paranasal ditemukan lebih dari 80% pasien. Pemeriksaan radiologi tidak bisa
membedakan peradangan yang disebabkan oleh virus atau bakteri.
Tabel 1. Kriteria klinis diagnosis sinusitis bakterial akut
Gejala persisten
Kongesti nasal, rinorea, batuk
Durasi 10 hari tanpa perbaikan
Gejala berat
Suhu 38,50C selama 3-4 hari
Rinorea purulen selama 3-4 hari
Perburukan gejala
Kembalinya gejala setelah penyembuhan awal
Demam muncul kembali, rinorea dan batuk yang semakin parah
streptococcus).
Virus
saluran
pernapasan,
termasuk
saluran
pernafasan
tersedia
dalam
formulasi
cair)
harus
Daerah Ketidakpastian
Peran yang tepat dari infeksi virus pada pathogenesis sinusitis bakterial
akut (kejadian yang mendahului pasien terkena infeksi bakteri atau infeksi yang
bersamaan) masih belum jelas. Sedangkan episode tersering dari sinusitis
bakterial akut dipercaya didahului oleh infeksi virus pada traktus respiratori atas.
Dari penelitian ditemukan adanya virus pada kurang dari 10% pasien. 25,26
Bagaimanapun, pada penelitian terbanyak, sampel telah diperoleh terlambat pada
perjalanan penyakit (714 hari setelah onset gejala), ketika jumlah virus akan
menurun, dan teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi virus telah jauh
kurang sensitive dibandingkan pengerasan asam nukleat.
Tidak pasti apakah Staphylococcus aureus menjadi salah satu penyebab
sinusitis akut. Meskipun S. aureus teridentifikasi pada kultur yang diperoleh dari
endoskopi pada anak, itu belum pulih dari kultur yang diperoleh dengan cara
aspirasi sinus.24,25 Perbedaan ini mungkin dapat dijelaskan dengan kontaminasi
kultur yang diperoleh dari endoskopi tersebut dengan flora nasal. Namun, S.
aureus teridentifikasi sebagai pathogen pada komplikasi sinusitis pada anak-anak.
Meskipun data sendiri kita mendukung penggunaan antibiotik pada
pengobatan sinusitis bakterial akut,2,14 data dari percobaan acak terapi antibiotik
adalah tidak konsisten dan terbatas. Sebagai tambahan, durasi yang paling efektif
dari pengobatan sinusitis bacterial akut pada anak belum diselidiki secara
sistematis.
Tabel 2. Agent antimikroba yang digunakan pada pengobatan sinusitis pada anak
Obat
Dosis
Efek samping
Keterangan
Amoxicillin
40-90 mg/kgBB/hari, dalam
Diare, ruam
Dosis tinggi
dua dosis
seharusnya
digunakan ketika
berisiko resisten
pneumococcus
Amoxicillin40-90 mg Amoxicillin/kg/hari,
Diare, ruam
Dosis tinggi
clavulanatel
dalam dua dosis
seharusnya
digunakan ketika
berisiko resisten
pneumococcus
Cefdinir
14 mg/kg/hari, dalam satu atau Diare, ruam
dua dosis
Cefixime
8 mg/kg/hari, dalam satu dosis
Diare, ruam
Cefpodoxime
10 mg/kg/hari, dalam dua dosis Diare, ruam
Cefuroxim
axetil
Clindamycin
(dengan
cefixime)
Levofloxacin
Diare, ruam
Diare
Palabilitas kurang
pada anak-anak
Ketidaknyamanan
muskuloskeletal
Linezolid
(dengan
cefixime)
Sindrom serotonin,
myelosupresi,
ruam, asidosis
laktat, neuropati
Resisten dapat
berkembang cepat,
tidak disetujui oleh
FDA untuk indikasi
ini
Interaksi dengan
inhibitor serotonin
selektif dan
makanan yang
mengandung
tiramin tinggi, tidak
disetujui oleh FDA
untuk indikasi ini
PEDOMAN
The Infectious Disease Society of America (IDSA) baru-baru ini telah
rekomendasi penanganan sinusitis bacterial akut. rekomendasi dalam artikel ini
secara umum ditetapkan berdasarkan guidelines. Pengobatan yang dianjurkan
untuk anak-anak disarankan berdasarkan criteria sinusitis bacterial akut (tabel 1).
Dosis tinggi amoxicillin clavulanat (90 mg perkg BB per hari, dibagi dalam dua
dosis) direkomendasikan sebagai terapi lini pertama untuk anak-anak pada daerahdaerah yang endemik dan angka resistensinya 10% atau lebih yang mana
penicillin tidak dapat digunakan untuk strain S. pneumoni, orang-orang di tempat
penitipan, usia kurang dari 2 tahun, dan mereka yang telah dirawat di rumah sakit
atau diobati dengan antibiotik dalam satu bulan terakhir. Jika faktor-faktor risiko
ini tidak ada, dianjurkan diberikan dosis standar amoksisilin klavulanat (40 mg
per kilogram per hari, diberikan dalam dua dosis). Makrolida dan trimetoprimsulfamethoxazol tidak dianjurkan karena tingginya tingkat resistensi di Amerika
Serikat. Levofloxacin dianjurkan untuk anak-anak dengan riwayat reaksi
hipersensitivitas
tipe
terhadap
penisilin.
Durasi
pengobatan
yang
berdasarkan kriteria
klinis, rontgen tidak harus dilakukan. Meskipun kriteria klinis dalam waktu 10
hari atau lebih itu tidak merupakan gejala mutlak (dan jarang ditemukan kasuskasus infeksi virus saluran pernapasan atas), di sebagian besar anak-anak dengan
infeksi virus, gejala akan sembuh atau berkurang. Bukti yang diberikan, meskipun
tidak konsisten, bahwa terapi antimikroba untuk sinusitis bakterial akut secara
signifikan meningkatkan kemungkinan penyembuhan dalam waktu 10 hari, kami
akan merekomendasikan terapi antibiotik untuk anak, amoksisilin klavulanat
akan menjadi pilihan pertama dan ditetapkan berdasarkan pedoman IDSA.
Meskipun durasi optimal terapi tidak diketahui, namun cukup membaik 10 sampai
14 hari pada kebanyakan pasien. Gejala gastrointestinal adalah efek samping yang
umum tetapi biasanya ringan dan terbatas. Tidak dianjurkan menggunakan
antihistamin atau dekongestan karena keduanya tidak memiliki manfaat dan
mungkin memiliki efek samping.
Journal Reading
Oleh:
Ardilla Usman
Dhiya Ul Azka
Farida
Frida Septiani Tavia
Nadya Fatma Rosalin
Oktri Yetta Wimarti
Siti Handayani
Widuri