Disusun Oleh :
Latifah Jamilatun Nur 2010310001
BAB I
PENDAHULUAN
Secara klasik, air mata yang normal merupakan suatu struktur trilaminar yang terdiri
atas lapisan lipid di bagian atas, lapisan aquos di tengah dan lapisan musin yang paling
bawah. Musin yang merupakan lapisan paling dalam air mata, terdiri atas hidrasi
glikoprotein dan disekresi oleh sel-sel goblet pada konjungtiva (sumber utama) serta Kripte
Henle di daerah forniks. Musin ini penting untuk mempertahankan keseimbangan
precorneal tear film. Setiap perubahan keetidakstabilan dan kualitas air mata, dimana dapat
menimbulkan penyakit.3
Komposisi air mata yang tidak efektif dapat mengganggu stabilitas dan homeostatis
permukaan okular misalnya dry eye. Walaupun penyebab syndrom dry eye ini bersifat
multifaktorial, sebagian besar disebabkan defisiensi satu atau lebih komponen dari air mata,
yang menyebabkan abnormalitas permukaan okular dan terjadinya penyakit.3
Dry eye atau mata kering adalah permukaan mata yang terus-menerus dialiri dengan
air mta yang menjaga kebebasan mata, melindunginya dari infeksi dan membantu
penyembuhan luka. 5
Mata kering dapat menimbulkan gejala tidak nyaman, gangguan penglihatan dan
instabilitas kerusakan pada permukaan mata. Mata kering memiliki dampak besar pada
fungsi visual dan aktifitas sehari-hari.2
BAB II
LAPORAN KASUS
I;
II;
Identitas Pasien
Nama
: Ny. T
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
:53 tahun
Alamat
Pekerjaan
: IRT
Anamnesis
PKU dengan keluhan mata kanan dan kiri lengket, terasa gatal, ngeres, dan berair.
Keluhan dirasakan sejak 1 minggu sebelum periksa. Keluhan serupa pernrah
dirasakan 3 bulan yang lalu. Namun membaik dengan sendirinya. Riwayat
pengobatan sebelumnya (-). Pada tahun 1982, pasien didiagnosis matanya (-1/2)
tetapi asien tidak rutin memakai kacamata. Selama 1/2 tahun terakhir, pasien
memakai kacamata (+!) untuk membaca yang dibelinya di penjual kacamata dekat
rumah.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
Keadaan Umun
Vital Sign
: Tidak diperiksa
Kepala
Mata
Hidung
: dbn
Teling
: dbn
Mulut
: dbn
Leher
: Tidak diperiksa
Thoraks
: Tidak diperiksa
Cor
: Tidak diperiksa
Pulmo
: Tidak diperiksa
Abdomen
: Tidak diperiksa
Ekstremitas
: Tidak diperiksa
Status Opthalmologis
Pemeriksaan Subjektif
a; Visus Jauh
:-
b; Refraksi
:-
c; Koreksi
:-
d; Visus Dekat
:-
Pemeriksaan Objektif
Inspeksi
Gerakan bola mata
Palpebra Superior
OD
Normal kesegala arah
Edema (-)
OS
Normal kesegala arah
Edema (-)
Palpebra Inferior
Hiperemis (-)
Hiperemis (-)
Benjolan (-)
Hiperemmis (-)
Inj. Konjungtiva(-)
Jernih
Tidak dangkal
Pupil bulat (+)
Benjolan (-)
Hiperemis (-)
Inj. Konjungtiva(-)
Jernih
Tidak dangkal
Pupil bulat (+)
Iris
Lensa
IV;
V;
VI;
Differential Diagnosis
Blefaritis
Konjungtifitis
Diagnosis
Dry eye
Penatalaksanaan
Cendo eyefresh 4x1
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A; Konjungtiva dan Kornea
Lapisan air mata melapisi permukaan kornea dan konjungtiva tersusun dari
tiga lapisan yaitiu lapisan lipid, aquos dan musin. Ketiga lapisan ini melindungi
epitel kornea dan konjungtiva yang selalu terpapar.1
Lapisan paling superfisial dari lapisan air mata adalah lapisan lipid yang
mempunyai ketebalan 0,1 um. Lapisan ini dihasilkan oleh kelenjer Meibom
palpebral superior dan inferior, terdiri dari unsur-unsur hidrokarbon, sterol ester,
triasil gliserol, sterol bebas dan asam lemak bebas, mempunyai fungsi melicinkan
pergerakan palpebral dan sebagai barrier untuk mencegah penguapan sehingga
lapisan ini memegang peranan penting dalam menjaga stabilitas lapisan air mata.
Lapisan aquos merupakan 90% dari lapisan air mata terletak ditengah
mempunyai ketebalan 7-7 um dan dihasilkan oleh glandula lakrimalis utama dan
asesoris yaitu kelenjer Krauss dan Wolfring. Pada lapisan aquos ini selain terdapat
air sebagai penyusun utama juga didapatkan eletrolit, glukosa, oksigen dan protein
yang berupa : albumin, globulin dan lisozym. Adapun globulin yang terkandung
diproduksi oleh epitel permukaan konjungtiva dan kornea yang disebut dengan NLinked mucin, sedangkan musin yang dihasilkan oleh sel goblet disebut dengan OLinked mucin. Lapisan musin ini akan menyebabkan turunnya tegangan permukaan
bola mata sehingga lapisan aquos dapat tersebar merata diseluruh permukaan kornea
dan konjungtiva. Sehingga lapisan ini memegang peranan penting dalam
Dry eye
1; Definisi
Dry eye adalah suatu keadaan yang disebabkakn oleh defisiensi salah satu
komponen penyusun lapisan air mata. Pada kondisi yang disebut syndrome mata
kering ini, kualitas dan/atau kuantitas air mata menjadi tidak normal, sehingga
mengakibatkan kerusakan permukaan okuler, iritasi mata atau gangguan
penglihatan.5
2; Epidemologi
Kondisi mata kering ini dapat diakibatkan oleh berbagai macam etiologi .
Salah satu penyebabnya adalah usia. Dengan semakin meningkatkan usia akan
terjadi penurunan prodiksi air mata,yang biasanya mulai terjadipad usia 40 tahun
karena hipofungsi glandula lakrimalis.1
Berikut macam-macam etiologi yang memnyababkan dry eye :
Kondisi
Hipofungsi kelenjer lakrimal
Penyakit
Kongenital : Aplasia kelenjer lakrimal (alakrima kongenital),
Aplasia trigeminus, Dysplasia ectodermal.
Didapat :
amilodosis, hemokromatosis)
Infeksi (Trachoma,parotitis epidemica)
Cedera (Pengangkatan kelener lakrimal, iridasi, luka
bakar kimia)
Medikasi (Antihistamin,
antimuskarinik(atropine,
Defisiensi Lipid
Evaporasi berlebihan
Kelainan Palpebra
(Colobama, Ektropion atau entoprion, Keratinisasi
tepian palpebral, kerdipan berkurang (gangguan
neurologik, hipertiroid, lensa kontak, keratitis herpes
4; Patofisiologi
4.1; Hiperosmolaritas air mata
yang
terjadi
biasanya
merupakan
akibat
dari
Kelenjer musin
Kelainan lipid
Kekurangan lapisan lipid pada anatomi mata menyebabkan
evaporasi
yang
berlebihan.
Disfungssi
kelenjer
meibomia,
Gejala subjektif pada mata kering yang paling sering pada pasien adalah
mengeluhkan sensasi tergores (scratchy) atau berpasir (benda asing). Gejala umum
lainnya adalah mata terasa gatal, perih, fotofobia, penglihatan kabur, kemerahan,
berair dan nyeri.2
Gejala objektif yaitu sekresi mucus yang berlebihan, sukar menggerakkan
kelopak mata, mata tampak kering danterdapat erosi kornea, Pada permukaan slit
lamp, meniscus air mata pada tepi palpebral inferior menghilang atau terganggu.
Konjungtiva bulbi tampak edema, hiperemik, menebal dan kusam (tidak tampak
kilauan), kadang-kadang terdapat benang mucus kekuning-kuningan pada forniks
konjungtiva inferior.
Pada keadaan lanjut, biasa ditemukan filament (benang-benang) yang satu
ujungnya melekat di kornea sedangkan ujung lainnya bergerak maju. Pada keadaan
ini dapatditemukan neuvaskularisasi kornea.
6; Diagnosis
Test ini berguna untuk menilai fungsi sekresi kelenjer lakrimal utama
yang dilakukan dengan mengeringkan air mata dan memasukkan kertas
strip Schirmer (kertas Whatmann) ke dalam cul-de-sac konjungtiva
inferior diperbatasan antara bagian 1/3 tengan dan temporal palpebral
inferior, diukur selama 5 menit.d7
-
Hasil normal
: 6-10
Dry eye
: <6
Test Schirmer I
Test Schirmer II
Test Jones
Test ini berguna untuk mengetahui secara langsung stabilitas lapisan air
mata. Dengan test ini dapat diketahui adanya defek pada lapisan lipid
maupun musin. Caranya :
-
pertama
kali.
Pemeriksaan
ini
dilakukan
dengan
BAB III
PEMBAHASAN
Diagnosis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
ofthalmologis. Dari anamnesis didapatkan mata perih dan berair dan dari riwayat penyakit
dahulunya pasien juga pernah mengalami hal serupa. Pengobatan pada pasien ini ialah
pengobatan simptomatik yaitu untuk membasahi permukaan mata. Sedangkan untuk
pengobatan kausa perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti yang disebutkan diatas
yaitu : Test Schirmer, Test Break Up Time atau Test Flurosesin. Tetapi pada pasien tidak
dilakukan pemeriksaan tambahan.
Penyebab pasti terjadinya dry eye tidak diketahui, namun terdapat beberapa faktor
resiko yang mempengaruhi terjadinya dry eye. Salah satu penyebabnya adalah usia. Dengan
semakin meningkatkan usia akan terjadi penurunan prodiksi air mata,yang biasanya mulai
terjadipad usia 40 tahun karena hipofungsi glandula lakrimalis. Pada kasus ini pasien
berumur >40 tahun yaitu 53 tahun dan mungkin menjadi alasan pasien mengalami dyr eye.
BAB IV
KESIMPULAN
Lapisan air mata melapisi permukaan kornea dan konjungtiva tersusun dari
tiga lapisan yaitiu lapisan lipid, aquos dan musin. Ketiga lapisan ini melindungi
epitel kornea dan konjungtiva yang selalu terpapar
Dry eye adalah suatu keadaan yang disebabkakn oleh defisiensi salah satu
komponen penyusun lapisan air mata. Pada kondisi yang disebut syndrome mata
kering ini, kualitas dan/atau kuantitas air mata menjadi tidak normal, sehingga
mengakibatkan kerusakan permukaan okuler, iritasi mata atau gangguan
penglihatan.5
Diagnosis dry eye dapat ditegakkan berdasaran keluhan penderita, kelainan
yang dijumpai pada pemeriskaan status ofthalmologis dan adanya beberapa
pemeriksaan penunjang, yaitu Test Schirmer, Test Break Up Time atau Test
Flurosesin.
Dasar dari pengobatan syndrom mata kering ialah mencari penyebab dan
mengetahui jenis lapisan air mata yang memngalami defisiensi. Pengobatan
simptomatik bisa diberikan pemberian air mata buatan.
DAFTAR PUSTAKA
1; Ardiyanti, Inten. 2002. Perbandingan Efek Air Mata Buatan dann NaCL Fisiologi
terhadap Kuantitas dan Stabilitas Lapisan Air Mata pada Dry eye Usia 40 Tahun
Keatas.
2; Augustine. 2013. Correlation between Exposure Burnings Smoke and Dry eye
Syndrome.
3; Jurnal Oftalmologi Indonesia. 2010. The Profil or Tear Mucin Layer and Impression