PENDAHULUAN
Gonore adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae. Bakteri
kokus gram negatif yang berbentuk ginjal dan tersusun berpasangan (diplokokus), hidup
intraseluler. Gonokokus membutuhkan medium khusus untuk dapat hidup. Neisseria
gonorrhoeae berkoloni-koloni dan menyerang epitel traktus genitourinarius yang bisa
menyebabkan proses inflamasi lokal pada permukaan mukosa traktus genitourinarius.1,,2, 3
Infeksi umumnya terjadi karena aktifitas seksual. Pada laki-laki umumnya
menyebabkan uretritis akut (kira-kira 90 %) tetapi dapat menyebar ke prostat dan
epididimis. Pada perempuan bisa menyebabkan servisitis. Infeksi pada mata jarang terjadi
pada orang dewasa. Pada laki-laki homoseksual dapat menyebabkan infeksi rektal. Pada
kasus yang jarang diobati bisa menyebabkan disseminated gonococcal infection (DGI),
ditandai dengan arthritis dan atau tanpa lesi-lesi kulit, dimana komplikasi yang lanjut bisa
menyerang otak, jantung dan sendi-sendi.1, 4, 5, 6
Gonore diterapi dengan antibiotik, tetapi oleh karena peningkatan resistensi antibioik
maka penisilin yang dulunya dipakai untuk terapi gonore sekarang sudah tergeser
pengunaannya oleh sefalosforin generasi ketiga misalnya seftriakson.3, 7, 8
II.
EPIDEMIOLOGI
Ditemukan 62 juta infeksi gonore baru setiap tahun, paling sering terkena pada
negara-negara berkembang, sehingga hal ini masih menjadi masalah kesehatan di seluruh
dunia termasuk di negara berkembang. Gonore paling sering menginfeksi para remaja dan
dewasa muda (15-25 tahun). Di Amerika, hampir seluruh kasus gonore yang dilaporkan
ditemukan pada usia 15 29 tahun. Gonore paling sering menginfeksi umur 15-19 tahun
pada wanita dan 20-24 tahun pada laki-laki.4, 5, 8
Neisseria gonorrheae dapat ditemukan di konjungtiva, orofaring, uretra, vagina,
endoserviks, dan rektum. Lebih dari 50 % infeksi pada wanita asimptomatik, terutama
infeksi pada faring lebih dari 90% dan adanya infeksi rektal. Infeksi gonokokus 1,5 kali
lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Komplikasi yang lebih berbahaya
terjadi pada wanita yaitu pelvic inflamatory disease (PID) yang kemungkinan dapat
menyebabkan kehamilan ektopik atau infertilitas. Infeksi pada anak cenderung disebabkan
oleh karena penyalahgunaan seksual (sexual abuse).3, 4, 5
III. ETIOPATOGENESIS.
Neisseria gonorrhoeae adalah bakteri diplokokus gram negatif yang berbentuk ginjal
dan hidup intraseluler. Bakteri ini menyebabkan infeksi gonore, suatu penyakit yang
biasanya terjadi karena kontak seksual. Secara morfologis gonokokus terdiri atas empat
tipe yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili dan bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang
tidak mempunyai pili dan bersifat nonvirulen. Pili akan melekat pada mukosa epitel,
opacity (opa) protein pada membran ikut memfasilitasi proses invasi. Organisme kemudian
difagositosis dan melewati membran mukosa. Proliferasi terjadi kemudian menimbulkan
polimorfonuklear netrofil (PMN) yang memproduksi eksudat. Daerah yang paling mudah
terinfeksi ialah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum
berkembang (immatur), yaitu pada vagina wanita sebelum pubertas.1, 6, 7, 8
IV.
GAMBARAN KLINIS
Masa tunas gonore sangat singkat, pada pria umumnya bervariasi 2-5 hari. Pada
wanita, masa tunas sulit ditentukan karena umumnya asimtomatis.7, 8, 9
Tempat masuk kuman pada pria di uretra menimbulkan uretritis. Yang paling sering
adalah uretritis anterior akut dan dapat menjalar sehingga terjadi komplikasi. Komplikasi
bisa berupa tysonitis, parauretritis, littritis, dan cowperitis; prostatitis, vesikulitis,
funikulitis, epididimitis, trigonitis.6, 7, 8, 9
Keluhan subyektif berupa rasa gatal, panas di bagian distal uretra di sekitar orifisium
uretra eksternum, disuria, polakisuria, keluar duh tubuh dari ujung uretra yang kadang
disertai darah, perasaan nyeri saat ereksi. Pada pemeriksaan tampak orifisium uretra
eksternum merah, edema, dan ektropion. Tampak duh tubuh mukopurulen dan dapat terjadi
pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral atau bilateral. 1, 6, 9, 10
obyektif. Infeksi pada mulanya hanya mengenai serviks uteri. Dapat asimtomatik, kadangkadang keluhan berupa rasa nyeri pada pinggul bawah. Pada pemeriksaan, serviks tampak
merah dengan erosi dan secret mukopurulen. Duh tubuh akan terlihat lebih banyak bila
terjadi servisitis akut atau disertai vaginitis yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis. 3,
6, 4, 10
V.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Prosedur standar untuk mendiagnosa gonore adalah dengan pewarnaan gram dan
kultur bakteri, namun ada juga beberapa metode yang dapat menunjang penegakan
diagnosis. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis
gonore adalah sebagai berikut :5, 6, 12, 13
a. Pewarnaan Gram
Pada sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan diplokokus gram
negatif, intraseluler, dan ekstraseluler, leukosit PMN. Bahan duh tubuh pada pria
diambil dari daerah setelah fosa nafikularis, sedangkan pada wanita diambil dari
serviks, uretra, muara kelenjar bartolin, dan rektum. Pewarnaan gram merupakan tes
yang cepat dan tidak mahal. Tes ini kurang bermanfaat pada infeksi faring sebab pada
orofaring mungkin saja telah ada koloni neisseria lain yang dapat membawa tes positf
palsu. 1, 6, 12, 13
c. Tes Defenitif
- Test Oksidasi
Semua neisseria memberi reaksi positif dengan perubahan warna koloni yang
semula bening berubah menjadi merah muda sampai merah lembayung.3, 5, 6
- Tes Fermentasi
Tes oksidasi positif dilanjukan dengan fermentasi memakai glukosa, maltosa, dan
sukrosa. Kuman gonokokus hanya meragikan glukosa 3, 5, 6
d. Tes Beta Laktamase
Hasil tes positif ditunjukkan dengan perubahan warna kuning menjadi merah apabila
kuman mengandung enzim beta-laktamase. Bila terjadi perubahan warna dari kuning
menjadi merah berarti kuman mengandung enzim beta-laktamase 3, 5, 6
e. Tes Yodometri.
Positif bila warna lugol hilang dalam waktu 10 menit, negatif bila lugol tetap
berwarna biru 3, 5, 6
f.
Tes Thompson.
Dengan menampung urin pagi dalam dua gelas, tes ini digunakan untuk mengetahui
sampai dimana infeksi sudah berlangsung. 3, 5, 6
g. Tes Imunoflurensi
Identifikasi bakteri dengan menggunakan konjugasi fluoresensi, hanya dapat
dilakukan di laboratorium. Harus menggunakan konjugasi yang sangat spesifik untuk
menghindari reaksi silang dengan N. meningitidis. 1, 12, 13
VI.
DIAGNOSIS BANDING
Gonore didiagnosis banding dengan uretritis non-gonore (infeksi karena Chlamydia
trachomatis), trikomoniasis, kandidosis vaginalis, vaginosis bakterial.5, 6, 14, 15
Uretritis non-gonore
Biasanya disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Masa inkubasi pada pria 1-3
minggu atau lebih lama. Pada wanita sulit diketahui mungkin 1-4 minggu. Gejala
klinis pada pria berupa duh tubuh uretra, mukoid, atau mukopurulen, dapat disertai
eritema meatus. Pada wanita duh tubuh serviks mukopurulen, ektopiaserviks,
serviks mudah berdarah. Komplikasi pada pria adalah epididimitis yang bisa
menyebabkan infertilitas, pada wanita terjadi adneksitis yang bisa menyebabkan
kehamilan ektopik dan infertilitas. 6, 14, 15
Trikomoniasis
Suatu penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Trichomonas
vaginalis. Masa inkubasinya beberapa hari sampai 4 minggu. Gejala klinis bisa
berupa duh tubuh vagina homogen, banyak, purulen, kadang-kadang berbusa,
mukosa vagina eritema, berbau seperti ikan busuk, pH vagina 5,0. Pada wanita
hamil bisa menyebabkan partus prematur, bayi berat badan lahir rendah. 5, 14, 15
Kandidosis Vaginalis
Suatu infeksi yang disebabkan oleh Candida albicans. Gejala klinisnya berupa
pruritus vulva, inflamasi pada introitus dan labia, disertai udema atau fisura, duh
tubuh vagina bergumpal, putih, kadang-kadang bisa kental atau kekuningan, pH
vagina 4,5. 6, 14, 15
10
Vaginosis Bakterial
Suatu infeksi yang disebabkan oleh Gardnerella vaginalis. Masa inkubasinya
beberapa hari sampai 4 minggu. Gejala klinisnya berupa vagina berbau amis
terutama setelah senggama, duh tubuh vagina tidak terlalu banyak, homogen, putih
keabu-abuan, melekat pada dinding vagina, tidak ada tanda inflamasi. pH vagina
4,7 ; tes amin (+). Pada wanita hamil bisa menyebabkan ketuban pecah dini,
kelahiran prematur, bayi berat badan lahir rendah.
VII. DIAGNOSIS
11
6, 14, 15
Ya
Tidak
Keterangan :
GND : Gram Negative Diplococci
NGU : Nongonococcal Urethritis
GO
: Gonorrhea
GC
: N. Gonorrhoeae
CT
: Clamydia Trachomatis
Dikutip dari kepustakaan 3
VIII. KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi pada laki-laki adalah epididimitis dan biasanya
unilateral. Epididimitis akut biasanya disertai dengan vas deferenitis. Keadaan yang
mempermudah timbulnya epididimitis adalah trauma pada uretra posterior yang
disebabkan salah pengelolaan pengobatan atau kesalahan pasien sendiri. Epididimis dan
13
tali spermatika membengkak dan teraba panas, juga testis sehingga menyerupai hidrokel
sekunder. Pada penekanan terasa nyeri sekali. Bila mengenai kedua epididimis bisa
meyebabkan sterilitas. Komplikasi lain yang bias terjadi antara lain : abses kelenjar Tyson
dan littre, abses periuretra, infeksi pada kelenjar Cowper, prostat, vesikulus seminalis, dan
striktur uretra. Infeksi ascenden dari uretra posterior dapat mengenai trigonum vesika
urinaria dengan gejala berupa poliuria, disuria terminal, dan hematuria.. 1, 2, 3
Komplikasi yang paling sering pada perempuan adalah salpingitis. Infeksi langsung
terjadi dari serviks melalui tuba fallopi ke daerah salping dan ovum sehingga dapat
menyebabkan pelvic inflammatory disease (PID). Gejalanya terasa nyeri di daerah
abdomen bawah, duh tubuh vagina, disuria, dan menstruasi yang tidak teratur atau
abnormal. PID yang simtomatik maupun asimtomatik dapat menyebabkan jaringan parut
pada tuba sehingga dapat mengakibatkan infertilitas dan kehamilan ektopik. Pada wanita
hamil dengan gonore kemungkinan menyebabkan kelahiran prematur, infeksi pada
neonatal dan keguguran. Setelah salfingitis, abses kelenjar bartolini adalah komplikasi
yang sering terjadi. Kelenjar bartolini dan labium mayor pada sisi yang terkena
membengkak, merah, dan nyeri tekan , terasa nyeri sekali bila pasien berjalan dan pasien
sukar duduk. Abses dapat timbul dan pecah melalui mukosa atau kulit. Bila tidak diobati
dapat rekurens atau menjadi kista. 2, 5, 17, 18
Gonore yang tidak diobati dapat menyebar melalui darah ke sendi sehingga
menyebabkan inflamasi yang serius pada sendi namun hal ini jarang terjadi, orang yang
terinfeksi gonore memiliki peluang terjangkit HIV lebih tinggi.18
IX.
Penatalaksanaan
14
Sebagian besar gonokokus yang berhasil diisolasi pada saat ini telah resisten terhadap
penisilin, tetrasiklin, dan antimikroba terdahulu lainnya, sehingga obat-obat ini tidak bisa
lagi digunakan untuk pengobatan gonore. 5, 6, 19, 20
1. Pengobatan Uretritis.
Pengobatan uretritis gonore
Pengobatan Uretritis non-gonore
Tanpa komplikasi
Dengan komplikasi
Plihlah salah satu dari beberapa cara pengobatan yang dianjurkan di bawah ini
- Tiamfenikol 3,5 gram
- Tiamfenikol 3,5 gram
- Doksisiklin 100 mg peroral 2 kali
peroral dosis tunggal
peroral sekali sehari atau
sehari selama 7 hari atau
atau
- Ofloksasin 400 mg
- Azitromisin 1 gr peroral dosis
- Ofloksasin 400 mg
peroral atau sekali sehari
tunggal
peroral dosis tunggal
atau
atau
-Kanamisin 2 gram
- Kanamisin 2 gram
intramuskuler sekali sehari
intramuskuler, dosis
atau
tunggal atau
- Spektinomisin 2 gram
-Spektinomisin 2 gram
intramuscular sekali
intramuscular dosis
sehari.
tunggal.
- Siprofloksasin 500 mg
peroral dosis tunggal
atau
- Seftriakson 250 mg
intramuskuler dosis
tunggal atau
- Sefixime 400 mg peroral
dosis tunggal.
Neonatus
Pencegahan oftalmia
neonatorum
15
-Spektinomisin 2 gram
intramuscular dosis tunggal.
- Siprofloksasin 500 mg peroral
dosis tunggal atau
- Ofloksasin 400 mg peroral
dosis tunggal atau
Pilihan pengobatan lain
- Kanamisin 25 mg per kgBB - Kanamisin 25 mg per
intramuskular
dosis
kgBB intramuskular dosis
tunggal dosis maksimum
tunggal dosis maksimum
75 mg.atau
75 mg.atau
- Spektinomisin 25 mg per - Spektinomisin 25 mg per
kgBB intramuskular dosis
kgBB intramuskular dosis
tunggal dosis maksimal 75
tunggal dosis maksimal
mg
75 mg
Dikutip dari kepustakaan 20
Strain gonokokus dengan penurunan kerentanan terhadap ciprofloksasin telah
didapatkan di Amerika, dan strain yang resisten terhadap kuinolon juga dilaporkan dari
Hongkong dan Australia. Tetrasiklin dan kuinolon kontraindikasi untuk wanita hamil dan
anak-anak.14, 19, 20
16
NGPP
Diplokok (-)
Leuko < 5
Terapi Alternatif
NGPP
Leuko > 5
Sembuh
7 hari
Terapi Alternatif
Non PPNG
17
3 hari
Diplokok (-)
Sembuh
Diplokok (+)
Leuko < 5
Sesuai Resistensi
Sembuh
Leuko > 5
Terapi NGU
18
6. Gonorrhea. 2006 March 16 [cited 2006 March 19]; [18 screens]. Available from URL:
http://www.emedicine.com/emerg/topic.220html.
7. Morse Stephen A. Neisseria, Moraxella, Kingella and Eikenella. Biochemical
Farmacology 2006 March 20; p. 201-214.
8. Ross Ronald, Alfa Michelle. Microbiology of the Genitourinary System 2006 March 20;
p. 97-115.
9. Champion RH, Burton JL, Burns DA, Breathnach SM. Gonococcal infection. Bacterial
infection. Rook/Wilkinson/Ebling textbook of dermatology. 6th ed. New York: Blackwell
Science, 1998: 990-992.
10. Brown JT, Yen-Moore Angela, Tyring Stephen K. An Overview of sexually transmitted
diseases 2006 March 16; 41 (4): 1-25.
11. Thomas A, Forster G. National guideline for the management of suspected sexually
transmitted infections in children and young people 2006 March 16; 78: 324-331.
12. Gonorrhoea. 2006 March 16 [cited 2006 March 19]; [5 screens]. Available from URL:
http://www.urologychannel.com/std/gonorrhea.
13. Habif Thomas, MD. Gonorrhea. Clinical Dermatology. 4 th ed. New York: Mosby, 2004:
330-335.
14. Talhari S, Benzaquen Adele, Tereza Ana. Diseases presenting as uretritis/vaginitis:
gonorhoea, chlamydia, trichomoniasis, candidiasis, bacterial vaginosis 2006 March 16.
15. Feingold DS, Mansur CP. Gonorrhea. In: Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF,
Goldsmith LA, Katz SI, Eds. Fitzatricks dermatology in general medicine. 6th ed. New
York: McGraw-Hill, 1999: 2205-2209
19
16. Gonorrhoea ( Neisseria gonorrhoea ). 2006 March 16 [cited 2006 March 19]: [3 screens].
Available from URL: http://www.healthatoz.com/healthatoz/atoz/ency/gonorrhea.html.
17. Moschella SL, Hurley HJ. Gonorrhea. Nontreponemal and nonvenereal diseases of the
male and female genitalia. Dermatology. 3 th ed. Philadelhia: WB Saunders Co., 1992:
870-875.
18. Gonorrhoea. 2006 March 16 [cited 2006 March 19]; [5 screens]. Available from URL:
http://www.niaid.nih.gov.
19. Workowski KA, Levine William. Diseases characterized by urethritismand cervicitis.
CDC. Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines 2002. Virginia: International
Medical Publishing. 2002: 37-42.
20. Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan. Pengobatan
Spesifik
Infeksi
Menular
Seksual.
Infeksi
Menular
20
Seksual.
Jakarta