Anda di halaman 1dari 5

NAMA

JURUSAN

: 1. DEVIE MAUDY SAFITRI

(08031181520023)

2. PUPUT MELATI

(08031181520022)

3. SARAH PERMATA SARI

(08031181520021)

: KIMIA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kebutuhan energi bagi penduduk dunia terus meningkat seiring dengan peningkatan
jumlah penduduk, perkembangan industri, peningkatan sarana transportasi, serta beragam
peningkatan kebutuhan terhadap kenyamanan dan gaya hidup manusia yang membutuhkan
energi.
Pemenuhan terhadap energi itu sebagian besar berasal dari energi fosil, seperti minyak
dan gas bumi serta batubara. Akibatnya, terjadi kelangkaan sumber energi tersebut, bahkan
jika pun ada sumbernya harus dibayar mahal dengan mengorbankan kepentingan fungsi dan
pelayanan lingkungan dengan investasi peralatan dan biaya operasional yang sangat mahal.
Fungsi lingkungan yang harus dikorbankan jika mengeksplorasi sumber minyak dan gas
adalah kehilangan fungsi hutan, pencemaran sungai dan laut, terganggunya mata rantai
kehidupan dan sebagainya. Pada sisi lain tapi kasus yang sama, peningkatan investasi dan
biaya operasional akan berdampak pada harga dan gas yang semakin tinggi.
Beban dan kerugian yang semakin berat dalam penyediaan energi fosil ini, telah
menyadarkan manusia untuk mengalihkan sumber energinya ke energi yang ramah terhadap
lingkungan dan dapat diperbaharui yaitu energi terbarukan. Ragam energi tersebut berasal
dari energi matahari, angin, hidro, gelombang dan arus laut, panas bumi, serta biomassa.

BAB II
PRINSIP KERJA,TEKNOLOGI DAN KOMPONEN PERALATAN
2.1 PRINSIP KERJA
Prinsip pembakaran bahan bakar sejatinya adalah reaksi kimia bahan bakar dengan
oksigen (O). Kebanyakan bahan bakar mengandung unsur Karbon (C), Hidrogen (H) dan
Belerang (S). Akan tetapi yang memiliki kontribusi yang penting terhadap energi yang
dilepaskan adalah C dan H. Masing-masing bahan bakar mempunyai kandungan unsur C
dan H yang berbeda-beda.
Proses pembakaran terdiri dari dua jenis yaitu pembakaran lengkap (complete
combustion) dan pembakaran tidak lengkap (incomplete combustion). Pembakaran
sempurna terjadi apabila seluruh unsur C yang bereaksi dengan oksigen hanya akan
menghasilkan CO2, seluruh unsur H menghasilkan H2O dan seluruh S menghasilkan SO2.
Sedangkan pembakaran tak sempurna terjadi apabila seluruh unsur C yang dikandung
dalam bahan bakar bereaksi dengan oksigen dan gas yang dihasilkan tidak seluruhnya
CO2. Keberadaan CO pada hasil pembakaran menunjukkan bahwa pembakaran
berlangsung secara tidak lengkap.
Jumlah energi yang dilepaskan pada proses pembakaran dinyatakan sebagai entalpi
pembakaran yang merupakan beda entalpi antara produk dan reaktan dari proses
pembakaran sempurna. Entalpi pembakaran ini dapat dinyatakan sebagai Higher
Heating Value (HHV) atau Lower Heating Value (LHV). HHV diperoleh ketika seluruh
air hasil pembakaran dalam wujud cair sedangkan LHV diperoleh ketika seluruh air hasil
pembakaran dalam bentuk uap.
Pada umumnya pembakaran tidak menggunakan oksigen murni melainkan
memanfaatkan oksigen yang ada di udara. Jumlah udara minimum yang diperlukan
untuk menghasilkan pembakaran lengkap disebut sebagai jumlah udara teoritis (atau
stoikiometrik). Akan tetapi pada kenyataannya untuk pembakaran lengkap udara yang
dibutuhkan melebihi jumlah udara teoritis. Kelebihan udara dari jumlah udara teoritis

disebut sebagai excess air yang umumnya dinyatakan dalam persen. Parameter yang
sering digunakan untuk mengkuantifikasi jumlah udara dan bahan bakar pada proses
pembakaran tertentu adalah rasio udara-bahan bakar. Apabila pembakaran lengkap
terjadi ketika jumlah udara sama dengan jumlah udara teoritis maka pembakaran disebut
sebagai pembakaran sempurna.
2.2 Teknologi Konversi dan Komponen Peralatan Biomassa

Teknologi Konservasi
Berdasarkan kajian Demirbas (2004), perkembangan teknologi konversi biomassa

menjadi berbagai bentuk energi dapat dicatat sebagai berikut:


1. Pembangkit listrik berbasis biomassa dengan cara pembakaran langsung;
2. Pembakaran campuran biomassa dengan batubara (Co-firing with coal);
3. Konversi biologi biomassa dan limbah;
4. Pemadatan biomassa (Biomass densification (briquetting);
5. Pemenuhan kebutuhan domestik masak-kompor dan peralatan pemanas;
6. Konservasi energi di rumah tangga dan industri;
7. Energi surya fotovoltaik dan biomassa berbasis listrik perdesaan;
8. Konversi biomassa untuk minyak pirolitik atau bio-ahan bakar untuk kendaraan;
9. Konversi biomassa menjadi metanol dan etanol untuk mesin pembakaran internal;
10. Ekstraksi biomassa untuk mendapatkan bahan diekstrak;
11. Pengolahan air limbah menggunakan biomassa;
12. Biomassa hidrolisis dan fermentasi dari produk hidrolisis;
13. Ekstraksi bahan bakar agrokimia;
14. Bio-fotolisis;
15. Konversi minyak nabati untuk bio-diesel;
16. Digester anaerobik untuk limbah lumpur dan limbah hewan;
17. Pembakaran biomassa terkendali untuk boiler;
18. Teknologi termo-konversi biomassa.

Komponen Peralatan Biomassa

Biobriket
Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber energi
biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga bentuknya
menjadi lebih teratur.
Gasifikasi
Gasifikasi merupakan salah satu alternatif dalam rangka program penghematan dan
diversifikasi energi. Selain itu gasifikasi akan membantu mengatasi masalah penanganan
dan pemanfaatan limbah pertanian, perkebunan dan kehutanan.
Pirolisa
Pirolisa adalah penguraian biomassa (lysis) karena panas (pyro) pada suhu yang lebih
dari 150oC. Pada proses pirolisa terdapat beberapa tingkatan proses, yaitu pirolisa primer
dan pirolisa sekunder.Pirolisa primer adalah pirolisa yang terjadi pada bahan baku
(umpan), sedangkan pirolisa sekunder adalah pirolisa yang terjadi atas partikel dan
gas/uap hasil pirolisa primer.
Liquification
Liquification merupakan proses perubahan wujud dari gas ke cairan dengan proses
kondensasi, biasanya melalui pendinginan, atau perubahan dari padat ke cairan dengan
peleburan, bisa juga dengan pemanasan atau penggilingan dan pencampuran dengan
cairan lain untuk memutuskan ikatan.
Biokimia
Pemanfaatan energi biomassa yang lain adalah dengan cara proses biokimia. Contoh
proses yang termasuk ke dalam proses biokimia adalah hidrolisis, fermentasi dan anaerobic digestion. An-aerobic digestion adalah penguraian bahan organik atau selulosa
menjadi CH4 dan gas lain melalui proses biokimia.

BAB III
KEUNTUNGAN
A. Biomassa
memiliki energi
potensial yang
harus
dimanfaatkan.
B. Biomassa dapat
diperoleh lagi
dan tidak akan
habis selama
manusia melaksanakan proses budidaya tanaman untuk pangan, papan, dan energi.
Kondisi ini mengakibatkan biomassa dikelompokkan sebagai bahan baku atau sumber
energi terbarukan.
C. Telah tersedia teknologi konversi biomassa menjadi bioenergi dalam bentuk gas,
padatan, dan cair dengan efisiensi yang semakin tinggi.
D. Juga telah tersedia dan dikenal secara umum teknologi pembangkit listrik dengan
menggunakan bahan baku biomassa. Teknologi itu umumnya menggunakan sistem
pembakaran langsung (direct combusting). Teknologi yang lebih maju adalah sistem
pembakaran tidak langsung melalui proses gasifikasi, pirolisa, dan termolisis.
E. Untuk menggantikan bahan bakar fosil yang telah mengalami krisis penyediaan dan

harga yang semakin mahal.

Anda mungkin juga menyukai